Disusun Oleh:
Hari Bukhori Muslim 19201011042
Sari Tati 19201011011
Zay Jayyinul Haq 19201011039
Puji dan syukur kehadirat Allah Swt yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul.
“Perkembangan Keberagamaan Individu pada Usia 30-50 Tahun dan 50 Tahun ke
Atas” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Kelompok Mata Kuliah Psikologi Agama. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan mengenai perkembangan keberagamaan Individu pada
usia 30-50 tahun dan 50 tahun ke atas bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Elis Trisnawati, S.Si., M.Pd
selaku Dosen Mata Kuliah Psikologi Agama yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang penulis tekuni.
Penulis menyadari, makalah yang penulis tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan penulis
nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................iii
BAB I PENDAHLUAN...........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah............................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
A. Pengertian Dewasa dan Ciri-ciri Kedewasaan..........................................3
B. Karakteristik Sikap Keberagamaan Pada Masa Dewasa...........................5
C. Masalah-masalah Keberagamaan Pada Masa Dewasa..............................6
D. Perkembangan Agama Pada Masa Dewasa...............................................6
BAB III PENUTUP.................................................................................................8
A. Kesimpulan................................................................................................8
B. Saran..........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................9
iii
BAB I PENDAHLUAN
1
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1. Apa pengertian dewasa dan ciri-ciri kedewasaan?
2. Apa karakteristik sikap keberagamaan pada masa dewasa?
3. Apa saja masalah-masalah keberagamaan pada masa dewasa?
4. Bagaimana perkembangan agama pada masa dewasa?
C. Tujuan
Adapuntujuandaripembuatanmakalahiniyaitu:
1. Mengetahui pengertian dewasa dan ciri-ciri kedewasaan.
2. Mengetahui karakteristik sikap keberagamaan pada masa dewasa.
3. Mengetahui masalah-masalah keberagamaan pada masa dewasa.
4. Mengetahui perkembangan agama pada masa dewasa.
2
BAB II PEMBAHASAN
1
Surawan, Majrur, Psikologi Perkembangan Agama: Sebuah Tahapan Perkembangan Agama
Manusia (Yogyakarta: K-Media: 2020), Hal 67.
3
1. Masa dewasa awal (masa dewasa dini/young adult)
Masa dewasa awal adalah masa pencaharian kemantapan dan masa
reproduktif yaitu suatu masa yang penuh dengan masalah dan
ketegangan emosional, priode isolasi social, priode komitmen dan
masa ketergantungan, perubahan nilai-nilai, kreativitas dan
penyesuaian diri pada pola hidup yang baru. Kisaran umurnya antara
21 tahun sampai 40 tahun.
2. Masa dewasa madya (middle adulthood)
Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh
sampai enam puluh tahun. Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan
social antara lain; masa dewasa madya merupakan masa transisi,
dimana pria dan wanita meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku
masa dewasanya dan memasuki suatu priode dalam kehidupan dengan
ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru. Perhatian terhadap agama lebih
besar dibandingkan dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang
minat dan perhatiannya terhadap agama ini dilandasi kebutuhan
pribadi dan sosial.
3. Masa usia lanjut (masa tua/older adult)
Usia lanjut adalah periode penutup dalam rentang hidup seseorang.
Masa ini dimulai dari umur enam puluh tahun sampai mati, yang
ditandai dengan adanya perubahan yang bersifat fisik dan psikologis
yang semakin menurun. Adapun ciri-ciri yang berkaitan dengan
penyesuaian pribadi dan sosialnya adalah sebagai berikut; perubahan
yang menyangkut kemampuan motorik, peruban kekuatan fisik,
perubahan dalam fungsi psikologis, perubahan dalam system syaraf,
perubahan penampilan.2
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa seseorang dapat disebut
dewasa apabila telah sempurna pertumbuhan fisiknya dan mencapai
kematangan psikologis sehingga mampu hidup dan berperan bersama-
2
Sururin, Ilmu Jiwa Agama (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 83.
4
sama orang dewasa lainnya. Umumnya psikolog menetapkan sekitar
usia 20 tahun sebagai awal masa dewasa dan berlangsung sampai
sekitar usia 40-45 tahun, dan pertengahan masa dewasa berlangsung
dari sekitar usia 40-45 sampai sekitar usia 65 tahun, serta masa dewasa
lanjut atau masa tua berlangsung dari sekitar usia 65 tahun sampai
meninggal.
5
8. Terlihat adanya hubungan antar sikap keberagamaan dengan
kehidupan social, sehingga perhatian terhadap kepentingan organisasi
sosial keagamaan sudah berkembang.3
6
Pekerjaan, ideologi, kegiatan sosial, biasanya akan dikaitkan dengan
tuntunan agama. Kualitas ibadah saat ini akan terlihat secara jelas.
Sedangkan yang nilai agamanya kurang disebabkan pendidikan dasar
agama yang diperoleh sebelumnya rendah, dan akan mewujudkan tingkah
laku agama yang rendah pula. Orang dewasa dini lebih memperhatikan
hal-hal keagamaan jika tetangga-tetangga dan teman-temannya aktif dalam
organisasi-organisasi keagamaan. Dan pada masa ini kegagalan-kegagalan
hidup mulai diatasi dengan bantuan agama, sekalipun dia selama hidupnya
kurang mengamalkan agama atau kurang keyakinannya.
Orang-orang dewasa yang cemas akan kematian atau mereka yang
sangat memikirkan hal kematian cenderung lebih memperhatikan agama
daripada orang yang bersikap lebih realistic. Semakin otoriter pola
kepribadian seseorang, semakin banyak perhatiannya pada agama dan
semakin kaku sikapnya terhadap agama-agama lainnya. Sebaliknya, orang
yang memiliki pribadi yang berpandangan seimbang lebih luwes terhadap
agama-agama lain dan biasanya lebih aktif dalam kegiatan agamanya.
(Tumanggor,2001:72;Hurlock,1980:258)
Pada masa dewasa madya adalah masa keinginan yang sangat
tinggi untuk beribadah. Banyak orang berusia madya (laki-laki dan
perempuan) yang tertarik kepada tempat ibadah (seperti: masjid) dan
kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan daripada yang pernah
mereka kerjakan pada waktu masih muda. Walaupun keinginannya ini
mungkin bukan karena alasan keagamaan. Contohnya banyak orang usia
madya, terutama wanita menganggap bahwa kegiatan keagamaan atau
sosial dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhannya. Keinginannya
untuk lebih terlibat dengan kegiatan keagamaan akan semakin besar
setelah seseorang kehilangan anggota keluarga atau teman dekatnya.5
5
Wahyu Eka Nur Tati, Sari Restu Pamuji, Perkembangan Keberagamaan Individu pada Usia 30-
50 (2019), Hal 4-5.
7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara sederhana dapat dikatakan bahwa seseorang dapat disebut
dewasa apabila telah sempurna pertumbuhan fisiknya dan mencapai
kematangan psikologis sehingga mampu hidup dan berperan bersama-
sama orang dewasa lainnya. Dari segi Ilmu Jiwa Agama, dapat dikatakan
bahwa perubahan keyakinan atau perubahan jiwa agama pada orang
dewasa bukanlah suatu hal yang terjadi secara kebetulan saja, dan tidak
pula merupakan pertumbuhan yang wajar, akan tetapi adalah suatu
kejadian yang didahului oleh berbagai proses dan kondisi yang dapat
diteliti dan dipelajari.
Beragama bagi orang dewasa dan lanjut usia sudah merupakan
sikap hidup dan bukan sekedar ikut-ikutan oleh karena itu, kemampuan
orang dewasa dan lanjut usia mengenali atau memahami nilai ajaran
agama terletak pada nilai-nilai luhur yang hakiki sehingga menjadikan
nilai-nilai tersebut dalam bersikap dan bertingkah laku merupakan ciri dari
kematangan beragama. Dengan demikian kematangan beragama terlihat
dari kemampuan seseorang untuk memahami, menghayati serta
mengaplikasikan nilai-nilai luhur ajaran agama dalam kehidupan sehari-
hari tidak hanya sebatas kehidupan dunia tetapi kehidupan yang lebih
abadi itulah kehidupan ukhrawi.
B. Saran
Dalam penulisan tulisan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa
tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu berbagai saran
dan kritik dari pembaca yang bersifat konstruktif sangat diharapkan sekali,
guna untuk kesempurnaan tulisan ini, atas saran dan kritik yang bersifat
membagun dari pembaca diucapkan terima kasih. Akhirnya hanya kepada
Allah yang maha sempurna, kita berserah diri, semoga semua aktivitas
8
yang kita lakukan bernilai ibadah di sisi-Nya dan memperoleh pahala dan
amal saleh hendaknya Amiien Yarabbal A’lamin.
9
DAFTAR PUSTAKA
10