DISUSUN OLEH:
Kelas G
Kelompok 6
FAKULTAS PSIKOLOGI
MAKASSAR
2020/2021
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah ini dapat terselesaikan namun
dalam bentuk sederhana.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan pernyataan
penghargaan kepada semua yang terlibat, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Ucapan terima kasih dan pernyataan penghargaan tersebut, penulis
peruntukkan kepada :
1. Ibu Dian Novita Siswanti, S. Psi., M. Si., M. Psi., Psikolog. Selaku, Dosen
Pengampu Mata Kuliah Perkembangan Dewasa dan Lansia
2. Ibu Tri Sugiarti, S. Psi., M. Psi., Psikolog. Juga selaku, Dosen Pengampu
kedua Mata Kuliah Perkembangan Dewasa dan Lansia
3. Orang Tua, yang berperan banyak dalam penyelesaian makalah ini
4. Kepada semua pihak yang telah menanamkan andilnya kepada penulis
dalam upaya penyelesian makalah ini.
Penulis
3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan...........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................6
B. Definisi Religiusitas......................................................................................6
C. Aspek Religiusitas.........................................................................................7
A. Kesimpulan.................................................................................................19
B. Saran............................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu tahap perkembangan yang menjadi masa-masa penting dari bagian
hidup seorang individu adalah pada fase dewasa. Pada fase ini perkembangan
individu terus berlanjut dan tugas-tugas perkembangannya semakin kompleks dari
waktu ke waktu. Pengalaman dari fase- fase sebelumnya menjadi pertimbangan
dalam menghadapi segala krisis, peluang, dan beberapa pilihan yang dihadapkan
pada individu. Autonomi dan kebebasan dalam memilih jenis lingkungan apa
yang ingin ditempati, dorongan untuk berkomitmen dalam sebuah hubungan yang
diresmikan dengan pernikahan turut menjadi ciri khas dari fase ini.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Dewasa atau adulthood merupakan bentuk lampau dari kata adultus yang
berarti telah tumbuh menjadi kekuatan atau ukuran yang sempurna.
Perkembangan masa dewasa dibagi menjadi tiga bagian yaitu dewasa muda
(young adulthood) dengan usia sekitar 18 sampai 40 tahun, dimana disini terjadi
saat-saat perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya
kemampuan reproduktif, dewasa tengan (middle adulthood) dari usia sekitar 40
sampai 60 tahun terjadi penurunan fisik dan psikologis yang jelas nampak pada
setiap orang, dan dewasa akhir (late adulthood) pada usia mulai 60 tahun ke atas.
Pada waktu ini kemampuan fisik maupun psikologis cepat menurun drastis
(Hurlock, 2011)
D. Definisi Religiusitas
Secara etimologis, religiusitas berasal dari kata ‘religi’ yang berasal dari
bahasa latin religio yang berarti mengikat. Mengikat dalam hal ini berarti aturan
atau kewajiban yang harus dilaksanakan oleh seorang individu maupun kelompok
dalam hubungan spiritualitas dengan tuhan, sesame manusia, dan alam semesta.
E. Aspek Religiusitas
dengan ajaran agama, misalnya menolong orang lain atau rela memberikan
hartanya bagi kepentingan agamanya.
a. Faktor Internal
1. Tingkat usia.
Berbagai penelitian psikologi agama menunjukkan adanya hubungan
tingkat usia dengan kesadaran beragama, meskipun tingkat usia bukan
satu-satunya factor penentu dalam kesadaran beragama seseorang. Yang
jelas, kenyataan ini dapat dilihat dari adanya perbedaan pemahaman
agama pada tingkat usia yang berbeda.
2. Kepribadian.
Unsur pertama (bawaan) merupakan faktor internal yang memberikan ciri
khas pada diri seseorang. Dalam kaitan ini, kepribadian sering disebut
sebagai identitas diri (jati diri) seseorang yang sedikit banyaknya
menampilkan ciri-ciri pembeda dari indivdu lain di luar dirinya. Dalam
kondisi normal, memang secara individu manusia memiliki perbedaan
9
b. Faktor eksternal
1. Lingkungan keluarga.
Keluarga merupakan satuan sosial yang paling sederhana dalam kehidupan
manusia. Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama kali yang
dikenal setiap individu. Dengan demikian, kehidupan keluarga merupakan
fase sosialisasi awal.
2. Lingkungan institusional.
Melalui kurikulum, yang berisi materi pengajaran, sikap dan keteladanan
guru sebagai pendidik serta pergaulan antar teman di sekolah dinilai
berperan penting dalam menanamkan kebiasaan yang baik. Pembiasaan
yang baik merupakan bagiandari pembentukan moral yang erat kaitannya
dengan perkembangan jiwa keagamaan seseorang.
3. Lingkungan masyarakat.
Sepintas, lingkungan masyarakat bukan merupakan lingkungan yang
mengandung unsur tanggung jawab, melainkan hanya merupakan unsur
pengaruh belaka. Tetapi norma dan tata nilai yang ada terkadang
pengaruhnya lebih besar dalam perkembangan jiwa keagamaan, baik
10
Saat telah menginjak usia dewasa terlihat adanya kematangan jiwa mereka hal
tersebut merupakan sebuah gambaran bahwa di usia dewasa orang sudah memiliki
tanggung jawab serta sudah menyadari makna hidup. Orang dewasa sudah
memiliki identitas yang jelas dan kepribadian yang mantap. Kemantapan jiwa
orang dewasa ini setidaknya memberikan gambaran tentang bagaimana sikap
keberagamaan pada orang dewasa. Berikut merupakan bentuk dari sikap
religiusitas pada masa dewasa;
Tentunya, masa ini sedang mencari bahkan sedang masa awal mendekatkan
diri dengan keagamaan. Pada umumnya, orang dewasa awal mempunyai minat
terhadap agama, walaupun tahun-tahun pertama kedewasaannya minat tersebut
masih kecil.
Dengan pikirannya yang kritis, mereka sudah dapat membedakan antara agama
sebagai ajaran dengan manusia sebagai penganutnya, dimana beberapa di
antaranya ada yang shaleh dan ada yang tidak. Di usia seperti inilah sangat
dimungkinkan seseorang memilki kemantapan dan kesadaran beragama yang
cukup dewasa. Namun tercapainya kematangan kesadaran beragama bergantung
pada banyak hal, diantaranya ialah;
a. Tidak intelegensinya
b. Kematangan emosinya
c. Pengalaman hidup dan keadaan lingkungan sosialnya.
12
1. Jenis kelamin
Dimana setiap gender, kebetuhan akan keterlibatan agama pada usia dewasa
awal memiliki kecenderungan perbedaan. Dalam artian fitrah perempuan dan
laki-laki yang berbeda.
2. Status social
Bagaimana hubungan dengan kelompok-kelompok lain di dalam
kelompok tersebut harus membuat individu tersebut mengikuti dan memiliki
dorongan dalam hal keterkitan agama.
3. Tempat tinggal
Tempat tinggal seseorang sangatlah berpengaruh dalam keterlibatan agama.
Bagaimana hal ini ada sangkut pautnya dengan lingkungan juga sebagai
bentuk dimana kita berkembang dengan orang sekitar kita.
4. Latar belakang keluarga
Bagaimana latar belakang keluarga menjadi landasan utama kita. Hal ini
biasanya sebagai bentuk awal pola asuh kita apakah kita dibimbing dalam
kelekatan religiusitas kita atau tidak dan bagaimana keluarga kita sebagai
orang yang akan mendukung kita dan memberikan motivasi untuk lebih sadar
terhadap ke religiusitas kita.
5. Lingkungan
13
Dari delapan faktor tersebut dapat diidentifikasi sifat keagamaan usia dewasa
awal secara umum
Usia dewasa madya (tengah) dibagi menjadi 2 sub bagian, yaitu usia madya
dini dari sekitar 35-50 tahun dan usia madya lanjut dari 50-60 tahun. Usia madya
ini adalah periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia. Pada usia
madya biasanya terjadi perubahan-perubahan fisik dan psikis menjadi lebih
kelihatan. Seperti, pada fungsi motorik yang sebelumnya memiliki kecepatan
respon yang baik, tetapi diakhir usia dewasa madya kecepatan respon mengalami
penurunan. Kemudian pada fungsi psikomotorik yang awalnya mampu berjalan
dan meloncat dengan baik, diakhir usia madya kemampuan kaki mulai mengalami
keterbatasan. Lalu keterampilan dalam bahasa yang sebelumnya berbahasa lebih
sopan, sekarang agak bijak dan lebih dewasa. Selanjutnya dalam kemampuan
Intelegensi mereka berfikir masih realistis. Dari segi stabilitas emosional sudah
14
Jika seseorang memilih nilai agama untuk dijadikan pandangan hidup, maka
sikap keberagamaan akan terlihat pada pola kehidupannya. Sikap keberagamaan
itu akan dipertahankan sebagai identitas dan kepribadian mereka. Sikap
kebergamaan ini membawa mereka untuk secara mantap menjalankan ajaran
agama yang mereka anut. Sehingga tidak jarang sikap keberagamaan dapat
menimbulkan ketaatan yang berlebihan dan menjurus ke sikap fanatisme. Karena
itu sikap keberagamaan orang dewasa Sikap keberagamaan orang dewasa
cenderung berdasarkan atas pemilihan terhadap ajaran agama yang dapat
memberikan kepuasan batin atas pertimbangan akal sehatnya.
Kematangan dam beragama memerlukan sedikit banyak waktu karena hal ini
merupakan suatu perkembangan individu yang tidak terjadi secara tiba-tiba. Ada
dua factor yang menghambat keberagamaan seseorang:
Masa dewasa akhir di sebut juga masa usia lanjut. Disebut dewasa akhir
karena merupakan periode penutup dalam rentang hidup seseorang. Masa ini
dimulai dari usia 65 tahun hingga mati yang ditandai dengan adanya perubahan
yang bersifat fisik dan psikologis yang semakin menurun. Seiring perubahan yang
dialami oleh para lansia, tidak semuanya bersifat negatif atau penurunan,
sebaliknya ada beberapa hal yang justru meningkat atau bertambah seiring dengan
bertambahnya usia. Salah satu hal yang sering ditemui pada para lansia adalah
meningkatnya aktivitas yang berkaitan dengan agama. Beberapa ahli
mengemukakan bahwa perhatian terhadap agama semakin meningkat sejalan
dengan bertambahnya usia.
Ketika religiusitas pada lansia muncul, maka para lansia akan merasakan efek
yang sangat positif seperti dapat menerima keadaan dirinya dan masa lalu yang
dilewati dengan apa adanya tanpa ada rasa penyesalan, dan dapat bergaul dengan
lingkungan disekitar, dan mampu menjadi pribadi yang mandiri sehingga tidak
selalu meminta perhatian terus menerus dari orang sekitarnya dan adanya
kepuasan hidup, memiliki tujuan dan juga makna hidup, sehingga terlihat jelas
bahwa ketika seseorang memiliki sikap religiusitas, maka ia akan mendapatkan
kualitas hidup yang lebih baik dan mendapatkan kesejahteraan psikologis
Usia keagamaan yang luar biasa biasa terjadipada saat seseorang mencapai
usia tua, pada saat gejolak seksual sudah berakhir. Kehidupan beragama
mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai kesejahteraan
psikologis. Seseorang yang sangat mensyukuri nikmat umurnya maka akan
memelihara dan mengisi sisa usianya tersebut dengan hal-hal baik dan berguna.
Maka hal-hal tersebut akan membuat lanjut usia mencapai kesejahteraan
psikologis dan terhindar dari berbagai permasalahan yang dihadapi.
Dapat disimpulkan bahwa lanjut usia yang memiliki religiusitas adalah lanjut
usia yang mampu mendengarkan suara Tuhannya yang selalu mendorong dan
memberikan kekuatan pada mereka untuk tetap melakukan berbagai kebaikan
dalam rangka pengabdiannya pada Tuhan dan mampu mempertahankan
hubungannya dengan sesame manusia dengan baik tanpa memberatkan orang lain.
Religiusitas membantu lanjut usia dalam bersikap, menghadapi dan mengatasi
berbagai perubahan dan penurunan yang terjadi akibat proses penuaan secara
positif.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahannya. Penulis banyak berharap para pembaca yang sudi memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini,
20
DAFTAR PUSTAKA
Iswati, I. (2019). Karakteristik Ideal Sikap Religiusitas Pada Masa Dewasa. At-
Tajdid: Jurnal Pendidikan Dan Pemikiran Islam, 2(01).
Zakiyah, Z., & Hasan, I. (2017). Kondisi Intensitas Pengajian dan Peningkatan
Religiusitas pada Lansia Aisyiyah Daerah Banyumas. Islamadina: Jurnal
Pemikiran Islam, 93-109.