Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH KEPERAWATAN ROHANI ISLAM

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Perawatan Rohani Islam

Dosen pengampu : Asriyanti Rosmalina, M.Ag

Disusun oleh :

1. Azzah Yumna Syahidah (1708306072)


2. Eva Zulfauza. (1708306078)
3. Sri Komalasari (1708306043)

BKI/5 B

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam
semoga dilimpahkan-Nya kepada Nabi Muhammad SAW yang diutus sebagai rahmat
bagi sekalian alam, beserta keluarga dan para sahabatnya serta para pengikutnya yang
setia sampai hari kemudian.

Makalah ini kami buat dengan maksud untuk menunaikan tugas kami
mengenai Sejarah Keperawatan Rohani Islam. Semoga usaha penyusunan ini
memberi banyak manfaat dan memperluas ilmu pengetahuan.

Hanya kepada Allah SWT kami memohon semoga usaha ini merupakan
usaha yang murni bagi-Nya dan berguna bagi kita sekalian sampai hari kemudian.
Dan tak lain yang kami harapkan adalah syafaat, berkah darimu ya Muhammad.
Semoga kita selalu dalam lindungan Illahi Rabbil Izzati, dan mampu meneladani
kemulian akhlakmu yang teruntai didalam sunnah nabawiyahmu. Amin Ya Rabbal
Alamin.

Cirebon, September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG....................................................................................... 1

B. RUMUSAN MASALAH................................................................................... 1

C. TUJUAN MASALAH....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN ISLAM........................... 3

B. KEPERAWATAN MASA KINI DAN MASA MENDATANG...................... 4

C. TOKOH KEPERAWATAN ISLAM..................................................................6

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN.............................................................................................. 12

B. SARAN............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam menetapkan tujuan pokok kehadirannya untuk memelihara agama, jiwa,


akal, jasmani, harta, dan keturunannya. Setidaknya tiga dari yang disebut di atas
berkaitan dengan kesehatan. Tidak heran jika ditemukan bahwa islam amat kaya
tentang tuntunan kesehatan. Kesehatan merupakan unsur yang penting di dalam
kehidupan, islam pun memberikan penjelasan-penjelasan lewat Al-Quran maupun
hadits yang berkaitan tentang pentingnya kesehatan. Firman Allah berkaitan tentang
menjaga kesehatan:

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai


orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222)

Keperawatan merupakan salah satu profesi yang memberikan pelayanan


kesehatan. Berkaitan dengan hal tersebut kami membuat sebuah makalah yang
berjudul “Paradigma Keperawatan Dalam Islam”.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana Sejarah Perkembangan Keperawatan Islam?
2. Bagaimana Keperawatan Masa Kini dan Masa Mendatang?
3. Siapa saja Tokoh Keperawatan Islam?

1
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Keperawatan Islam
2. Untuk Mengetahui Keperawatan Masa Kini dan Masa Mendatang
3. Untuk Mengetahui Tokoh Keperawatan Islam

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Keperawatan Islam


1. Masa penyebaran Islam / The Islamic Period (570 – 632 M)
Dokumen tentang keperawatan sebelum-islam (pre-islamic period)
sebelum 570 M sangat sedikit ditemukan. Perkembangan keperawatan di
masa ini, sejalan dengan perang kaum muslimin/jihad (holy wars),
memberikan gambaran tentang keperawatan dimasa ini. Sistem
kedokteran masa lalu yang lebih menjelaskan pengobatan dilakukan oleh
dokter ke rumah pasien dengan memberikan resep, lebih dominan. Hanya
sedikit sekali lilature tentang perawat, namun dalam periode ini dikenal
seorang perawat yang bersama Nabi Muhammad SAW telah melakukan
peran keperawatan yaitu Rufaidah binti Sa’ad/Rufaidah Al-Asamiya
(Tumulty 2001, Al Osimy, 1994)

2. Masa Setelah Nabi / Post Prophetic Era (632 – 1000 M)


Sejarah tentang keperawatan setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW
jarang sekali (Al Simy, 1994). Dokumen yang ada lebih didominasi oleh
kedokteran dimasa itu. Dr Al-Razi yang digambarkan sebagai seorang
pendidik, dan menjadi pedoman yang juga menyediakan pelayanan
keperawatan. Dia menulis dua karangan tentang “The Reason Why Some
Persons and the Common People Leave a Physician Even if He Is Clever”
dan “A Clever Physician Does Not Have the Power to Heal All Diseases,
for That is Not Within the Realm of Possibility.” Di masa ini ada perawat
diberi nama “Al Asiyah” dari kata Aasa yang berarti mengobati luka,

3
dengan tugas utama memberikan makanan, memberikan obat, dan
rehidrasi.

3. Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M)


Dimasa ini negara-negara Arab membangun RS dengan baik, dan
mengenalkan perawatan orang sakit. Ada gambaran unik di RS yang
tersebar dalam peradaban Islam dan banyak dianut RS modern saat ini
hingga sekarang, yaitu pemisahan anatar ruang pasien laki-laki dan
wanita, serta perawat wanita merawat pasien wanita dan perawat laki-laki,
hanya merawat pasien laki-laki (Donahue, 1985, Al Osimy, 2004)

4. Masa Modern (1500 – sekarang) Early Leaders in Nursing’s Development


Masa ini ditandai dengan banyaknya ekspatriat asing (perawat asing
dari Eropa, Amerika dan Australia, India, Philipina) yang masuk dan
bekerja di RS di negara-negara Timur Tengah. Bahkan dokumen tentang
keperawatan di Arab, sampai tahun 1950 jarang sekali, namun di tahun
1890 seorang misionaris Amerika, dokter dan perawat dari Amerika telah
masuk Bahrain dan Riyadh untuk merawat Raja Saudi King Saud.
(Amreding, 2003)
Di masa ini ada seorang perawat Timur Tengah bernama Lutfiyyah
Al-Khateeb, seorang perawat bidan Saudi pertama yang mendapatkan
Diploma Keperawatan di Kairo dan kembali ke negaranya, dan di tahun
1960 dia membangun Institusi Keperawatan di Arab Saudi.

B. Keperawatan Islam Masa Kini dan Mendatang


Dr. H Afif Muhammad dalam seminar perawat rohani Islam di Akper
Aisyiyah, Bandung 31/8/2004 mengatakan, masalah sehat dan sakit adalah
alami sebagai ujian dari Allah SWT, hingga manusia tidak akan bisa terbebas

4
dari sakit. “Sehat kerap membuat orang lupa dan lalai baik dalam
melaksanakan perintah-perintah Allah maupun mensyukuri nikmat sehatnya.
Kita sering menyebut kondisi yang tidak menyenangkan seperti sakit sebagai
musibah yang terkesan negatif, padahal musibah berkonotasi positif,”
jelasnya.
Tugas seorang perawat, menurut H. Afif, menekankan pasien agar
tidak berputus asa apalagi menyatakan kepada pasiennya tidak memiliki
harapan hidup lagi. “Pernyataan tidak memiliki harapan hidup untuk seorang
muslim tidak dapat dibenarkan. Meski secara medis tidak lagi bisa
menanganinya, tapi kalau Allah bisa saja menyembuhkannya dengan
mengabaikan hukum sebab akibat,” katanya. Perawat juga memandu
pasiennya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga kondisinya
semakin saleh yang bisa mendatangkan “manjurnya” doa)
Dr. Ahmad Khan (lulusan suma cumlaude dari Duke University) yang
menemukan Ayat-ayat Al Quran dalam DNA (Deoxy Nucletida Acid)
berpesan semoga penerbitan buku saya “Alquran dan Genetik”, semakin
menyadarkan umat Islam, bahwa Islam adalah jalan hidup yang lengkap. Kita
tidak bisa lagi memisahkan agama dari ilmu politik, pendidikan atau seni.
Semoga muslim menyadari bahwa tidak ada gunanya mempertentangkan
ilmu dengan agama. Demikian juga dengan ilmu-ilmu keperawatan penulis
berharap akan datang suatu generasi yang mendalami prinsip-prinsip ilmu
keperawatan yang digali dari agama Islam. Hal ini dapat dimulai dari niat
baik para pemegang kebijakan (decission maker) yang beragama Islam baik
di institusi pendidikan atau pada level pemerintah)
Di negara-negara timur tengah, konteks keperawatan sendiri banyak
dipengaruhi oleh sejarah keperawatan dalam Islam, budaya dan kepercayaan
di Arab, keyakinan akan kesehatan dari sudut pandang islam (Islamic health
belief), dan nilai-nilai profesional yang diperoleh dari pendidikan

5
keperawatan. Tidak seperti pandangan keperawatan di negara barat,
keyakinan akan spiritual islam tercermin dalam budaya mereka.
Di Indonesia mungkin hal serupa juga terjadi, tinggal bagaimana
keperawatan dan islam dapat berkembang sejalan dalam harmoni percepatan
tuntutan asuhan keperawatan, kompleksitas penyakit, perkembangan
tehnologi kesehatan dan informatika kesehatan. Agar tetap mengenang dan
menteladani sejarah perkembangan keperawatan yang di mulai oleh Rufaida
binti Sa’ad.

C. Tokoh Keperawatan Islam


Siti Rufaidah adalah perawat profesional Islam pertama dalam sejarah
Islam. Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al
Bani Aslam Al Khazraj, yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan
termasuk kaum Ansar (golongan yang pertama kali menganut Islam di
Madinah). Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan
saat bekerja membantu ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang,
Rufaidah mengabdikan diri merawat kaum muslim yang sakit, dan
membangun tenda di luar Masjid Nabawi saat damai.
Saat perang Badar, Uhud, Khandaq dan Perang Khaibar dia menjadi
sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dan mendirikan
Rumah sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan Nabi Muhammad
SAW sendiri memerintahkan korban yang terluka dirawat olehnya. Pernah
digambarkan saat perang Ghazwat al Khandaq, Sa’ad bin Ma’adh yang
terluka dan tertancap panah di tangannya, dirawat leh Rufaidah hingga
stabil/homeostatis. (Omar Hassan, 1998).
Rufaidah melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi
perawat, dan dalam perang Khaibar mereka meminta ijin Nabi Muhammad
SAW, untuk ikut di garis belakang pertempuran untuk merawat mereka yang
terluka, dan Nabi mengijinkannya. Tugas ini digambarkan mulia untuk
6
Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk pekerjaaannya di bidang
keperawatan dan medis.
Banyak perawat-perawat muslim tidak mengenal Rufaidah binti Sa’
ad, banyak dari mereka yang hanya mengenal tokoh keperawatan yang berasal
dari dunia barat yaitu Florence Nighttingale seorang tokoh keperawatan yang
berasal dari Inggris. Sesungguhnya apabila kita pingin menelaah lebih jauh
lagi ke belakang jauh sebelum agama Islam menyentuh dunia barat, dunia
barat saat itu mengalami masa kegelapan dan kebodohan di karenakan pada
waktu itu kebijakan dari pihak gereja yang lebih banyak menguntungkan
mereka, tapi disisi lain di belahan dunia lainnya yaitu Jazirah Arab dimana
Islam telah di ajarkan oleh Rasulullah ilmu pengetahuan mengalami kemajuan
terutama dlm dunia keperawatan. Bukan berarti rasul menjadi seorang tabib
tapi dalam ajaran Islam yang beliau sampaikan mengandung  ajaran dan nilai-
nilai kesehatan seperti: perilaku hidup bersih dan sehat, pentingnya menjaga
kebersihan diri (Personal Hygiene), menjaga kebersihan makanan, mencuci
tangan, ibadah puasa, berwudhu dan lain sebagainya.
Menurut Prof. Dr. Omar Hasan Kasule, Sr, 1998 dalam studi Paper
Presented at the 3rd International Nursing Conference “Empowerment and
Health : An Agenda for Nurses in the 21st Century” yang diselenggarakan di
Brunei Darussalam 1-4 Nopember 1998, menggambarkan Rufaidah adalah
perawat profesional pertama dimasa sejarah islam. Beliau hidup di masa Nabi
Muhammad SAW di abad pertama Hijriah /abad ke-8 Sesudah Masehi, dan
diilustrasikan sebagai perawat teladan, baik dan bersifat empati. Rufaidah
seorang pemimpin, organisatoris, mampu memobilisasi dan memotivasi orang
lain. Dan digambarkan pula memiliki pengalaman klinik yang dapat
ditularkan kepada perawat lain, yang dilatih dan bekerja dengannya. Dia tidak
hanya melaksanakan peran perawat dalam aspek klinikal semata, namun juga
melaksanakan peran komunitas dan memecahkan masalah sosial yang dapat
mengakibatkan timbulnya berbagai macam penyakit. Rufaidah adalah public
7
health nurse dan social worker, yang menjadi inspirasi bagi profesi perawat di
dunia Islam.
Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al
Bani Aslam Al-Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan
termasuk kaum Ansar yaitu suatu golongan yang pertama kali menganut Islam
di Madinah. Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan
saat membantu ayahnya. Dansaat kota Madinah berkembang Rufaidah
mengabdikan dirinya merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun
tenda di luar Mesjid Nabawi saat dalam keadaan damai. Dan saat perang
Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi sukarelawan dan merawat korban yang
terluka akibat perang. Dia juga mendirikan rumah sakit lapangan sehingga
terkenal saat perang dan Rasulullah SAW pun memerintahkan agar para
korban yang terluka di bantu oleh dia.
Konstribusi Rufaidah tidak hanya merawat mereka yang terluka akibat
perang. Namun juga terlibat dalam aktifitas sosial di komuniti. Dia
memberikan perhatian kepada setiap muslim, miskin, anak yatim, atau
penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal
pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan
empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada
pasiennya dengan baik pula. Sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang
penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi tehnologi dan sisi
kemanusiaan (human touch) mesti seimbang. Rufaidah juga digambarkan
sebagai pemimpin dan pencetus Sekolah Keperawatan pertama di dunia
Isalam, meskipun lokasinya tidak dapat dilaporkan (Jan, 1996), dia juga
merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit (preventif care) dan
menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan (health education).
Dalam beberapa literature sejarah islam mencatat beberapa nama
yang bekerja bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu
Ayman, Safiyat, Ummu Sulaiman, dan Hindun.
8
Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai perawat
adalah : Ku’ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari, Ummu Atiyah Al
Ansariyat, dan Nusaibat binti Ka’ab Al Maziniyat.
Ummu Ammara dikenal juga sebagai Nusaibat binti Ka’ab bin
Maziniyat. Dia adalah ibu dari Abdullah dan Habi, anak dari Bani Zayd bin
Asim. Nusaibat dibantu suami dan anaknya dalam bidang keperawatan. Dia
berpartisipasi dalam Perjanjian Aqabat dan Perjanjian Ridhwan juga andil
dalam Perang Uhud dan perang melawan Musailamah di Yamamah bersama
anak dan suaminya. Dia terluka 12 kali, tangannya terputus dan dia meninggal
dengan luka-lukanya. Dia juga terlibat dalam Perang Uhud, merawat korban
yang terluka dan menyuplai air juga digambarkan berperang menggunakan
pedang untuk membela Nabi.
Dalam bidang lain, tersebutlah nama Asy-Syifa’ binti Al-Harits. Asy-
Syifa’ termasuk wanita cerdas yang dikenal sebagai guru dalam membaca dan
menulis serta ahli ruqyah (pengobatan) sebelum datangnya Islam. Sesudah
memeluk Islam, dia tetap memberikan pengajaran kepada kaum perempuan.
Oleh karena itu, dia disebut sebagai guru (ulama) wanita pertama dalam
Islam. Di antara muridnya bernama Hafshah binti Umar bin Khattab.
Kesibukan mengurus suami dan mendidik seorang anak tidak membuat Asy-
Syifa’ lupa untuk menuntut ilmu hadis kepada Rasulullah, kemudian
menyebarkannya sembari menyelipkan nasehat-nasehat bagi umat Islam.
Bahkan, Khalifah Umar bin Khattab sering meminta pendapat Asy-Syifa’
tentang urusan agama dan dunia.
Lain Asy-Syifa’ lain Ummu Hani’. Selain pandai berdiplomasi,
Ummu Hani’ binti Abi Thalib Al-Hasyimiyyah kesohor sebagai penunggang
unta yang hebat, periwayat dan pengajar hadis hingga akhir hidupnya. Ummu
Hani’ mengerti betul tugasnya selaku istri yang mengagungkan hak-hak suami
dan mengasuh keempat anaknya. Baginya, mengurus mereka membutuhkan
perhatian yang menyita waktu banyak. Karena itu, dia tak ingin menyia-
9
nyiakan satu pun dari keduanya, hingga dia mendapatkan pujian yang begitu
mulia dari Rasulullah sebagai perempuan penyayang keluarga. Pada saat yang
sama, Ummu Hani’ pun tidak lupa berperan di tengah masyarakat.
Jasa Hafshah binti Umar bin Khattab juga tidak boleh diremehkan.
Dia memiliki keberanian, kepribadian kuat dan ucapannya tegas. Kelebihan
lainnya berupa kepandaian dalam membaca dan menulis, padahal ketika itu
kemampuan tersebut belum lazim dimiliki kaum perempuan. Bahkan, dia
satu-satunya istri Rasulullah yang pandai membaca dan menulis. Atas dasar
hal tersebut, Hafshah sebagai orang yang pertama kali diperintahkan oleh
khalifah Abu Bakar Siddiq untuk mengumpulkan tulisan ayat-ayat Al-Quran
yang masih berserakan di banyak tempat pada lembaran kulit, tulang dan
pelepah kurma sekaligus menyimpan dan memeliharanya. Mushaf asli Al-
Quran itu berada di rumah Hafshah hingga dia meninggal dunia.
Ketika Rasulullah mengalami rintangan dan gangguan dari kaum kafir
Quraisy, maka Khadijah Binti Khuwailid selalu berada di sampingnya untuk
menenangkan sekaligus menyenangkan hatinya yang gundah. Khadijah juga
mendukung perjuangan suaminya dengan sepenuh jiwa raga dan menyerahkan
seluruh harta benda yang dimilikinya. Sebagai pebisnis muslimah sukses yang
dermawan, wanita terbaik di dunia ini memang setia, taat dan sayang kepada
suami dan anak-anaknya. Khadijah selalu menyiapkan makanan, minuman
dan segala keperluan Rasulullah serta mendidik putra putrinya dengan teladan
dan penuh kesadaran.
Kisah lebih heroik terjadi pada Ummu ‘Umarah. Ummu ‘Umarah
bersama suami dan kedua putranya ikut dalam Perang Uhud yang berlangsung
dahsyat. Ketika pasukan kaum muslimin tercerai berai, Ummu ‘Umarah justru
mendekati Rasulullah, bermaksud melindungi di depannya dengan
menggunakan pedang. Namun, Ummu ‘Umarah beberapa kali terkena sabetan
pedang yaang ditebarkan pasukan musuh. Luka yang paling besar terdapat di
pundaknya, karena ditikam Ibnu Qami’ah, hingga dia harus mengobati luka
10
itu setahun lamanya. Pada masa khalifah Abu Bakar Siddiq, Ummu ‘Umarah
juga ikut memerangi Musailamah Al-Kadzdzab yang mengaku nabi. Di
sinilah Ummu ‘Umarah terpotong tangannya dan kehilangan seorang putranya
yang terbunuh.

11
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Sejarah Perkembangan Keperawatan Islam terjadi sejak:

1. Masa penyebaran Islam / The Islamic Period (570 – 632 M)

2. Masa Setelah Nabi / Post Prophetic Era (632 – 1000 M)

3. Masa Late to Middle Ages (1000 – 1500 M)

4. Masa Modern (1500 – sekarang) Early Leaders in Nursing’s Development

Siti Rufaidah adalah perawat profesional Islam pertama dalam sejarah Islam.


Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani Aslam
Al Khazraj, yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk kaum
Ansar (golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah). Ayahnya
seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat bekerja membantu
ayahnya. Dan saat kota Madinah berkembang, Rufaidah mengabdikan diri
merawat kaum muslim yang sakit, dan membangun tenda di luar Masjid Nabawi
saat damai.

Rufaidah binti Sa’ad memiliki nama lengkap Rufaidah binti Sa’ad Al Bani
Aslam Al-Khazraj yang tinggal di Madinah, dia lahir di Yathrib dan termasuk
kaum Ansar yaitu suatu golongan yang pertama kali menganut Islam di Madinah.
Ayahnya seorang dokter dan dia mempelajari ilmu keperawatan saat membantu
ayahnya. Dansaat kota Madinah berkembang Rufaidah mengabdikan dirinya
merawat kaum muslimin yang sakit dan membangun tenda di luar Mesjid Nabawi
saat dalam keadaan damai. Dan saat perang Badar, Uhud, Khandaq, dia menjadi

12
sukarelawan dan merawat korban yang terluka akibat perang. Dia juga
mendirikan rumah sakit lapangan sehingga terkenal saat perang dan Rasulullah
SAW pun memerintahkan agar para korban yang terluka di bantu oleh dia.

Dalam beberapa literature sejarah islam mencatat beberapa nama yang bekerja
bersama Rufaidah seperti : Ummu Ammara, Aminah, Ummu Ayman, Safiyat,
Ummu Sulaiman, dan Hindun. Beberapa wanita muslim yang terkenal sebagai
perawat adalah : Ku’ayibat, Aminah binti Abi Qays Al Ghifari, Ummu Atiyah Al
Ansariyat, dan Nusaibat binti Ka’ab Al Maziniyat.

B. Saran

Dalam makalah ini kami mengakui masih banyak kekurangan dalam hal
penyusunan makalah serta pemahaman isi materi, kami masih dalam proses
belajar. Untuk itu kami menerima kritik yang membangun dari pembaca agar
dapat meningkatkan sebagaimana mestinya.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sanusi M. 2012. Terapi Kesehatan Warisan Kedokteran Islam Klasik. Yogyakarta :


Najah

Quthb, Muhammad Ali. 2010. 36 Perempuan Mulia di Sekitar Rasulullah saw..


Bandung: PT. Mizan Pustaka

Husin, Ma’rifin. 2001. Keperawatan Islam. Jakarta: UMJ Press

Ahmad Syauqi al-Fanjari .Rufaidah : Kisah Perawat Wanita Pertama dalam Sejarah
Islam.2010.Navila

https://www.google.com/amp/s/nurdiansyah89.wordpress.com/2009/12/02/keperawat
an-islam/amp/

https://keperawatanreligioniratuti.wordpress.com/2013/04/17/sejarah-keperawatan-
islam/

14

Anda mungkin juga menyukai