Disusun Oleh :
Nadia Maulita (11906004)
Harapa saya terhadap makalah yang saya buat ini, semoga bisa menambah wawasan
pengetahuan, pengalama, serta menginspirasi para pembaca. Saya akui bahwa makalah yang
saya buat ini masih sangat kurang dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu saya harapkan
bagi para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang membangun makalah ini,
sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah sehingga kedepanya bisa lebih
baik lagi.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
C. Tujuan ........................................................................................................................ 1
A. Kesimpulan ................................................................................................................ 9
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konseling merupakan salah satu teknik layanan dalam bimbingan, tetapi karena
peranannya yang sangat penting, konseling disejajarkan dengan bimbingan. Konseling
merupakan teknik bimbingan yang bersifat terapeutik karena sasarannya bukan sekedar
perubahan tingkah laku, melainkan hal yang lebih mendasar yaitu adanya perubahan sikap.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II. PEMBAHASAN
Anwar Sutoyo dalam jurnal (Rohman, 2016) menjelaskan bahwa layanan bimbingan
dan konseling Islami adalah Upaya membantu individu belajar mengembangkan fitrah dan atau
kembali kepada fitrah dengan cara memberdayakan (empowering) iman, akal, dan kemauan
yang dikaruniakan oleh Allah kepadanya untuk mempelajari tuntunan Allah dan Rasulnya, agar
fitrah yang ada pada individu berkembang dengan benar dan kokoh sesuai dengan tuntunan
Allah SWT (Rohman, 2016).
Hakekat bimbingan dan konseling Islami pada dasarnya adalah upaya membantu
individu belajar mengembangkan fitrah-iman dan atau kembali kepada fitrah-iman, dengan
cara memberdayakan (enpowering) fitrah-fitrah (jasmani, rohani, nafs, dan iman) mempelajari
dan melaksanakan tuntunan Allah dan rasul-Nya, agar fitrahfitrah yang ada pada individu
berkembang dan berfungsi dengan baik dan benar. Pada akhirnya diharapkan agar individu
selamat dan memperoleh kebahagiaan yang sejati di dunia dan akhirat. (Gudnanto , 2015)
Landasan utama bimbingan dan konseling Islam adalah Alquran dan hadits. karena
keduanya merupakan sumber dari segala pedoman untuk umat Islam. Diterangkan pada surat
Al-isra’ ayat 82, tentang begitu pentingnya Al-quran dalam kehidupan manusia, sehingga
beberapa bidang ilmu menjadikan Al-quran sebagai rujukan dan tuntunan. Dalam Al-quran
tidak hanya dijelaskan tentang mengatur urusan ibadah saja, akan tetapi dalam Al-quran juga
berisi tentang ayat-ayat yang berhubungan dengan penyelesaian pada segala suatu
permasalahan yang ada dalam kehidupan manusia. Diantaranya ayat Al-quran yang me ilmu
pengetahuan seperti ilmu bimbingan dan konseling Islam sebagai metode bantuan dalam
penyelesaian masalahmasalah yang sedang dialami dalam kehidupan manusia. Firman Allah
SWT yang diterangkan dalam Al-quran surat Al-Isra’: 82. (Kuliyatun, 2020)
Bimbingan dan Konseling Islam memiliki dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus, tujuan tersebut adalah :
2
dan mengembangkan situasi dan kondisi yang baik atau yang tidak baik, sehingga tidak
akan menjadi sumber masalah bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain.
a. Fungsi preventif yaitu membantu individu mencega atau menjaga akan timbulnya suatu
masalah bagi dirinya.
b. Fungsi kuratif atau korektif yaitu membantu individu memecahkan masalah yang
sedang dihadapi atau dialaminya seseorang.
c. Fungsi preservative yaitu membantu individu menjaga agar situasi dan kondisi yang
semula tidak baik atau yang mengandung masalah menjadi baik lagi.
d. Fungsi developmental atau pengembangan yaitu membantu individu memelihara dan
mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik agar tetap baik atau menjadi lebih
baik lagi, sehingga tidak akan menjadi penyebab munculnya masalah baginya.
(Mubarok, 2002)
B. Psikoterapi Islam
Psikoterapi Islam menurut (Wulur, 2015) memiliki peran yang sama dengan psikoterapi
pada umumnya, yaitu membantu seseorang dengan menggunakan metode perawatan terhadap
gangguan psikis melalui pendekatan psikologis, perbedaannya terletak pada konsep
pemahaman agama yang berdasarkan pada al-Quran dan Sunnah. Dari artikel (Psikoterapi
3
dalam Perspektif Islam) mengutip dari (Amin, 2010) mengungkapkan fungsi psikoterapi Islam
antara lain:
4
yang bersifat terapeutik karena sasarannya bukan sekedar perubahan tingkah laku, melainkan
hal yang lebih mendasar yaitu adanya perubahan sikap.
Praktek pengobatan yang ada dalam Al-Qur’an, yaitu dengan praktik fisik dan psikis.
Tapi pada tahap penyembuhan penyakit yang paling utama adalah psikis dalam kejiwaan.
Pasalnya, jika kejiwaan dalam diri manusia terganggu, maka mengakibatkan penyakit spiritual
dan berakibat pula pada penyakit fisik. ( Al-Ghazali, 1994: 60). Jiwa merupakan hal yang
penting bagi manusia karena jiwa dapat mempengaruhi tingkat spritual kita. Bila jiwa kita
bersih, maka kita akan lebih dekat dengan Allah. Sedang bila jiwanya lemah maka kita harus
melakukan penyucian jiwa melalui metode yang telah diajarkan dalam tasawuf.
Adapun persamaan antara Bimbingan Konseling Islam dan Psikoterapi Islam yang saya
temukan adalah :
1. Sama-sama berlandaskan pada Al-Quran dan Hadits serta syari’at islam lainnya
2. Sama-sama bertujuan untuk membantu klien dalam menyelesaikan permasalahan yang
tengah dihadapi oleh klien/konseli
3. Sama-sama membahas tentang mental dari klien/konseli
Maka dari beberapa persamaan diatas, dapat saya simpulkan bahwa Bimbingan dan
Konseling Islam juga menggunakan teori dan teknik-teknik dari Psikoterapi Islam dalam
proses konseling nya terutama yang berkenaan dengan kesehatan mental dan jiwa dari klien.
Konselor juga bisa bekerja sama dengan psikolog dalam upaya membantu menyelesaikan
permasalahan konseli.
5
Terdapat dua istilah yang sering digunakan konselor dalam memberikan penyembuhan
atau treatment terhadap klien, yaitu terapi (therapy) dan psikoterapi (psychotherapy). Menurut
Andi Mappiare, terapi (therapy) adalah suatu proses korektif atau kuratif, atau penyembuhan,
lazim dipakai dalam bidang medikal (kedokteran), istilah terapi kerap digunakan secara
bergantian dengan konseling (counseling) dan psikoterapi (psychotherapy). Sedangkan
psikoterapi (psychotherapy) berasal dari dua suku kata yaitu psycho dan therapy. Psycho berarti
jiwa, dan therapy berarti penyembuhan. Dengan demikian, psikoterapi (psychotheapy) adalah
penyembuhan jiwa. Psikoterapi juga dapat diartikan sebagai pengobatan, yaitu pengobatan dan
perawatan gangguan psikis melalui metode psikologis.
Terapi atau psikoterapi tidak bisa terlepaskan dari bimbingan konseling, karena pada
dasarnya manusia tidak bisa luput dari permasalahan, baik permasalahan itu kecil dan
sederhana di mana seseorang bisa mengatasinya dengan kekuatan mental dan agama yang ia
yakini, maupun masalah yang besar, sulit dan rumit, di mana seseorang tidak bisa keluar dari
tanpa bantuan, arahan, dan bimbingan orang lain, dalam hal ini termasuk peranan konselor
yang profesional.
1. Terapi Psikoanalitik. Tokoh utama terapi ini adalah Freud, Carl Jung, Adler, Sullivan,
Rank, Horney dan Erikson. Terapi psikoanalitik adalah suatu teori kepribadian, sistem
filsafat dan metode psikoterapi.
2. Terapi Eksistensial Humanistik. Tokoh utama terapi ini adalah May, Maslow, Frankl
dan Jourard. Pendekatan ini dikembangkan sebagai reaksi melawan psikoanalisis dan
Behaviorisme yang dianggap tidak adil dalam mempelajari manusia.
3. Terapi Client Centered. Tokoh utama terapi ini adalah Carl Roger’s. Terapi Client
Centered menaruh kepercayaan dan meminta tanggung jawab yang lebih besar kepada
klien dalam menangani berbagai permasalahan. Dengan kata lain, terapi ini lebih
dipusatkan kepada klien untuk mencari jalan keluar dari setiap persoalan yang dihadapi
klien, konselor hanya sebagai mediator dan motivator, sedangkan pemilihan dan
penentuan jenis terapi diserahkan sepenuhnya kepada klien.
6
4. Terapi Gestalt. Tokoh utama atau pendiri terapi ini adalah Fritz Perls. Terapi ini
merupakan eksperimental yang menekankan kesadaran dan integrasi, yang muncul
sebagai reaksi melawan terapi analitik, serta mengintegrasikan fungsi jiwa dan badan.
5. Terapi Transaksional. Tokoh utama terapi ini adalah Eric Berne. Terapi ini cenderung
ke arah aspek-aspek kognitif dan behavioral, dan dirancang untuk membantu
orangorang dalam mengevaluasi putusan-putusan yang telah dibuatnya menurut
kelayakan sekarang.
6. Terapi Tingkah laku. Tokoh utama dari terapi ini adalah Wolpe, Eysenck, Lazarus dan
Salter. Terapi ini merupakan penerapan prinsip-prinsip belajar pada penyelesaian
gangguang-gangguan tingkah laku yang spesifik. Hasil-hasilnya merupakan bahan bagi
eksperimentasi lebih lanjut. Terapi tingkah laku secara sinambung berada dalam proses
penyempurnaan.
7. Terapi Emosional Emotif. Tokoh utama terapi ini adalah Albert Ellis. Suatu model yang
amat didaktik, berorientasi kognitif tindakan, serta menekankan peran pemikiran dan
sistem-sistem kepercayaan sebagai akar masalah-masalah pribadi.
8. Terapi Realitas. Tokoh utama terapi ini adalah William Glasser. Suatu model terapi
yang dikembangkan sebagai reaksi melawan terapi konvensional. Terapi realitas adalah
terapi jangka pendek yang berfokus pada saat sekarang, menekankan kekuatan pribadi,
dan pada dasarnya merupakan jalan di mana para klien bisa belajar tingkah laku yang
lebih realistik dan karenanya bisa mencapai keberhasilan.
Para konselor dapat memilih jenis terapi yang diberikan kepada klien sesuai dengan
jenis masalah atau penyakit yang diderita klien, dengan diketahuinya jenis serta model
konseling dan psikoterapi ini. Sehingga klien yang mempunyai masalah dapat tertolong dan
keluar dari masalah yang dihadapinya.
Menurut (Lahmuddin, 2012) Psikoterapi atau terapi kejiwaan yang paling ampuh dalam
perspektif Bimbingan Konseling Islami adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. dengan
melakukan berbagai macam ibadah dan menjauhi dari segala larangan-Nya. Seseorang yang
dekat kepada Allah, hatinya semakin tenang dan tenteram, jiwanya semakin lapang, pikirannya
7
semakin jernih dan fisiknya semakin sehat. Ketika kepribadian/kejiwaan klien telah sampai ke
tahap ini, maka berbagai penyakit fisik dan psikis akan terhindar darinya. Kemudian beliau
juga menjelaskan bahwa tujuan akhir dari Bimbingan Konseling Islami atau psikoterapi Islami
adalah agar klien terhindar dari berbagai masalah, apakah masalah tersebut berkaitan dengan
gejala penyakit mental (neurose dan psychose), sosial dan spiritual, atau dengan kata lain agar
masing-masing individu memiliki mental yang sehat. (Lahmuddin, 2012)
8
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
9
DAFTAR PUSTAKA
Mayasari, R. (2013). Islam dan Psikoterapi. Islam dan Psikoterapi, 6(2), 245-254.
Mubarok, A. (2002). Al-Irsyad dan Nafsiy Konseling Agama Teori dan Kasus. Jakarta: PT.
Bina Rena Pariwara.
Mubasyaroh. (2017). Pendekatan Psikoterapi Islam dan Konseling Sufistik Dalam Menangani
Masalah Kejiwaan. KONSELING RELIGI: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, 8(1),
193-210.
10