SKRIPSI
Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Dakwah dan Komunikasi
Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam
Oleh:
Nama : Saada Afrianti
Nim : 1655200099
i
HALAMAN PENGESAHAN
TIM PENGUJI
Ketua Sekretaris
Penguji I Penguji I
ii
LEMBAR PERNYATAAN
Materai
Saada Afrianti
NIM. 1655200099
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
(PM)
PERSEMBAHAN
Skirpsi ini kupersembahkan kepada
Ayah dan ibu ku yang tercinta dan tersayang, ayah Basri terimakasi
atas doa dan kasih sayang yang selalu walapun dibatas jarak dan
dan ibu.
iv
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tiada terhingga
kepada :
1. Yth. Ibu Prof. Dr. Nyayu Khodijah, S.Ag., M.Si, selaku Rektor UIN
Raden Fatah Palembang.
v
2. Yth. Bapak Dr. Achmad Syarifudin, S.Ag., M.A, selaku Dekan
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang.
3. Yth. Ibu Manah Rasmanah, M.Si dan Yth. Ibu Suryati, M.Pd selaku
Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi Bimbingan
Penyuluhan Islam yang selalu memberikan motivasi, pengarahan, dan
nasihat selama ini kepada penulis.
4. Yth. Bapak Ainur Ropik, S.Sos.I,M.Si selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama
perkuliahan ini.
5. Yth. Bapak Dr. Abdur Razzaq, MA selaku dosen pembimbing I yang
senantiasa memberikan ilmu, bimbingan dan arahan dalam penyusunan
skripsi penulis.
6. Yth. Ibu Manah Rasmanah, M.Si selaku dosen pembimbing II yang
senantiasa memberikan ilmu, waktu, bimbingan, dan bantuan dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
7. Yth. Bapak Mgs Memet Ahmmad SE terimakasih banyak telah
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Kedua orang tuaku, kakakku yang telah memberikan semangat,
motivasi serta menghibur untuk cepat menyelesaikan skripsi ini. Kalian
adalah alasan terbesar bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku sekaligus saudaraku Rokaya Juliani, Seti Juniati,
Sarah Julia terimakasih banyak atas bahagia dan sedihnya serta
bantuan-bantuan baiknya semoga Allah memudahkan urusan kalian dan
membalas kabaikan kalian dengan yang lebih banyak.
10. Tema-temanku sekaligus sahabatku Serly Putri Sagita, dan Siti
Rohaya, terimakasih banyak atas bantuan dan semangat dari kalian.
11. Sahabat-sahabat terbaik selama SD, SMP, SMA, Magang, PPL, dan
KKN yang tidak bisa disebutkan satu-persatu. Terima kasih atas
segalanya, semoga Allah membalas kalian dengan kebaikan yang lebih
banyak.
vi
12. Sahabat-sahabat BPI D Angkatan 2016. Terima kasih sudah
membersamai selama ini, terima kasih telah sedia mengenalku. Aku
bahagia mengenal kalian dalam suka dan duka. Semoga Allah
membalas kebaikan-kebaikan kalian dengan kebaikan yang lebih
banyak. Sukses semuanya.
13. Almamater UIN Raden Fatah Palembang kebanggaanku
14. Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penyusunan
skripsi ini, semoga segala amal dan kebaikan yang telah diberikan dapat
bernilai pahala disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, Aamiin.
Selanjutnya, penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan
skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Hal ini
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis
miliki, untuk itu penulis berharap agar pembaca berkenan memberikan
saran yang sifatnya membangun. Akhirnya, semoga karya ilmiah ini
dapat menjadi reverensi,dan motivasi kepada mahasiswa dan juga
semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin
Allahuma Aamiin.
Palembang, 2021
Penulis
Saada Afrianti
Nim. 1655200099
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 4.3 Hasil Wawancara Dengan 4 Subjek Untuk Mengetahui Peran Kebiasaan
xi
DAFTAR BAGAN
xii
DAFTAR GAMBAR
xiii
ABSTRAK
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
Islam untuk tidak melakukan ziarah kubur dikarenakan untuk menjaga akidah
umat Islam, di mana Rasullalah SAW khawatir jika ziarah kubur disalah
Kubur. Seiring waktu berjalan wawasan umat Islam sudah cukup luas dan
akidah umat Islam kuat dan bisa membedakan mana perbuatan syirik dan
mengingat kan akan kematiannya. 1 Tujuan dari ziarah kubur iaitu untuk
tempat orang soleh atau wali untuk mendoakan mereka ada pun sebagaian dari
masyarakat awam memohon doa kepada rauh yang dianggap keramat yang
diri masyarakat bahawa makhluk Allah SWT yang shalih memiliki hubungan
1
Ubudiyah, tradisi ziarah kubur, https://islam.nu.or.id/post/read/8187/tradisi-ziarah-kubur
Diakses tanggal 14-maret 2020.
2
Munzir al- musawa, kenaliilah aqidahmu, (Jakarta: Majelis Rasulullah, 2007), h.65.
1
2
yang bisa mengabulkan permintaan tanpa mengingat atas izin Allah SWT.
akhir dalam perjalanan manusia bukan meyembang kepada ahli kubur. Umat
telah menjelaskan didalam kitab suci Al-Qur’an pada surat At Taubah ayat 84
Artinya:
“Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah)
seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri
(mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir
kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan
fasik.”
(Q. S. At Taubah 9:8)3
3
Departemen Agama RI, Al-Hikmah Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung:diponegoro,2010), h.
188. Lihat Razzaq, A., & Haryono, A. (2007). Analisis Metode Tafsir Muhammad Ash-Shabuni
dalam kitab rawaiu’ al-Bayan. Wardah, 18(1), 48-59.
https://doi.org/https://doi.org/10.19109/wardah.v18i1. 1432
3
Kebiasaan ziarah kubur ini terjadi bukan di Indonesia saja tetapi di kota
makam seorang kiai atau wali. Ada salah satu makam seorang kiai bagi
mendoakan Kiai, berniat dan meminta restu. Masyarakat yang datang tidak
hanya orang asli Palembang tetapi ada juga orang daerah Batu raja, Empat
lawan dan Prabumulih bahkan menjadi objek wisata religi bagi luar kota
lainnya. Hingga saat ini masih ramai dikunjungi orang setiap hari yang paling
ramai pada hari Jumaat dan minggu kalangan yang datang baik dari orang
iaitu Masagus Haji Abdul Hamid bin Mahmud Alas Cek Kanang, lahir di
kampung Karang Berahi pada fajar hari tahun 122 H atau tahun 1811 M, dari
seorang wanita Siam (Cina) bernama Verawati. Masagus Abdul Hamid atau
Kiai Marogan ini mempunyai seorang saudara laki-laki, yang bernama Kiai
4
Observasi awal di sekitara makam Kiai Merogan Kecamatan Kertapati Palembang, 29
Januari 2020.
4
Masagus Haji Abdul Aziz atau disebut juga Kiai muda, dijuluki Kiai muda
Kiai Marogan adalah salah satu ulama besar di kota Palembang pada saat
mempermudah umat Islam untuk beribadah. Beliau juga salah satu seorang
wali, yaitu satu tingkat dari seorang Kiai akan tetapi para wali ini biasanya
dianugerahi Allah SWT dengan berbagai “Karomah” yang tidak bisa diterima
dan banyak masyarakat mengunjungi makam Kiai marogan lebih dari sekali
sudah menjadi rutinitas pokok yang harus masyarakat lakukan. Pada dasarnya
ziarah kubur iaitu sebagai Syiah Islam karena dapat mengingat kan seseorang
tentang kematian dan agar umat islam meningktkan ibadah dan ketakwaan
untuk akhirat.
dzahiriyah mahupun bathiniyah agar menjadi Insan al- Kamiil. Untuk itu,
perlu pemahaman lebih spesifik dan mendalam. Jika seseorang itu mengakui
5
Mgs. H. Memet Ahmad, Buku Sejarah, (Palembang: Dinas Kebudaya &
Pariwisata2007), h. 1
6
Ibid , h. 8.
5
Didalam Islam, umat manusia harus memiliki mawas diri agar mengingat
suci Al-Qur’an pada surat Al –Hasyr ayat 18. Allah Subhanahu wa Ta’ala
ْ ُّ َ َ َ ۡ َ َ َ َ ٞ ۡ َ ۡ ُّ َ ۡ َ َ َ ْ ُّ َ ْ ُّ َ َ َ َ َ ُّ َ ََٰٓ
يأيها ٱل ِذين ءامنوا ٱتقوا ٱلل ولتنظر نفس ما قدمت ل ِغدٖۖ وٱتقوا
ََ ٱ
لل
ه
َ ُّ َ ُّ لل َخب
٨١ ير ُۢ ب ِ َما ت ۡع َملون َ َ إ َن ٱ
ِ ِ
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.
(Q.S. Al-Hasyr 59: 18).7
Salah satu tujuan berziarah yaitu mengingat kematian setiap umat Islam
harus mengingat kematian, semua makhluk hidup akan mati dan kematian
akan datang cepat atau lambat dengan mengingat akan kematian manusia
akan merasakan takut kepada Allah SWT, atas dosa serta tidak berani
7
Departemen Agama RI, Al-Hikmah Al-Qur’an dan Terjemahnya,
(Bandung:diponegoro,2010), h. 548.
6
sama seperti itu suatu saat nanti.8 Jadi manusia mampu bersikap mawas diri
dalam kehidupan sebagai cermin pribadi seorang muslim sejati dan melihat
bertanpa penting pula sebagai umat muslim untuk menambah keimanan dan
Selain itu, melalui proses ini seseorang situasi rutin yang penuh dominasi
eksternal dan berlaku secara otomatis menjadi kesadaran yang tidak otomatis,
dengan ini dapat diartikan bahwa dengan mawas diri, seorang akan menjadi
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, peneliti ini ingin
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, agar skripsi ini lebih terarah
permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah korelasi antara kebiasaan
8
Dwi Murdaningsih, Ziarah Kubur, Sarana Mengingat Kematian,
https://inilah.com/mozaik/2452086/ziarah-kubur-sarana-mengingat-kematian. Dakses pada tanggal
14 maret 2020
9
Wiwien dinar, Konsep Mawas Diri Suryomentaram Dengan Regulasi Emosi,
http://journals.ums.ac.id/index.php/humaniora/article/viewFile/911/626, Diakses 14 maret 2020
7
ziarah kubur dengan perilaku mawas diri yang dilakukan masyarakat Kota
C. Rumusan Masalah
permasalahan yang perlu dibahas lebih dalam, adapun rumusan masalah yang
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, maka penelitian menarik
1. Tujuan Umum
serta peran kebiasaan ziarah kubur dengan perilaku mawas diri pada
2. Tujuan Khusus
Palembang?
E. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan dengan permasalahan yang diteliti, maka hasil penelitian ini
1. Kegunaan Teoritis
informasi tentang korelasi antara ziarah kubur dengan perilaku mawas diri
pada peziarah makam Kiai Marogan serta memperluas kajian bagi dunia
akademik pada bidang ilmu bimbingan konseling Islam, ilmu psikologi, ilmu
2. Kegunaan Praktis
korelasi antara ziarah kubur dengan perilaku mawas diri pada peziarah
BAB II Landasan teori bab ini berisi konsep dan teori-teori yang
mendukung dan berkaitan dengan topik yang diteliti, meliputi korelasi antara
BAB III Metode penelitian, bab ini berisi tentang metode apa yang
digunakan dalam penelitian ini, meliputi jenis penelitian, subjek dan objek
penelitian, jenis data dan sumber data, teknik pengumpulan data, lokasi
BAB V Penutupan, bab ini meliputi kesimpulan dan saran dari uraian pada
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
pustaka merupakan kajian singkat tentang hasil penelitian, baik yang dibuat
nurpiah merupakan salah satu tempat mustajabah untuk berdoa bagi para
peziarah mulai dari mendoakan ahli kubur sampai berdoa secara khusus untuk
diri sendiri seperti meminta untuk dimudahkan rezeki, jodoh , kecerdasan dan
kualitatif.
10
Memori Tutian, Fenomena Ziarah Makam Keramat Mbah Nurpiah Dan Pengaruhnya
Terhadap Aqida
h Islam, Skripsi, (Lampung: Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Intan,2017 ).
10
11
barokah serta mengingat tentang kematian dan akhirat. Dalam penelitian ini
Demak mempunyai tujuan untuk mendoakan arwah para sultan dan mohon
doa pribadi pada Allah SWT. Agar diberikan ketenangan dan ketentraman
hidup, diberikan berkat rezeki dan juga ampunan atas dosa-dosa yang
11
Hana Nurrahman, Tradisi Ziarah Kubur Studi Kasus Perilaku Masyarakat Muslim
Karawang Yang Mempertahankan Tradisi Ziarah Pada Makam Syeh Quro Di Kampung Pulobata
Kaeawang, skripsi, (Jakarta: Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2014).
Erliana Ayu Pratiwi (2010) yang berjudul “Karakteristik Wisatawan Ziarah Di Obyek
12
Wisata Masjid Agung Demak”. Skripsi, (Semarang: Ilmu Sosial Universitas negeri semarang
,2010).
12
budi pekerti Masyarakat Jawa mawas diri dengan Logo Terapi” 13 . Hasil
penelitian ini mengatakan bahwa Penanaman sikap mawas diri haruslah ada
pada diri sendiri serta dukung oleh lingkungan dimana dukungan ini akan
Panca cara temuan makna dimana kehidupan harus memiliki makna agar
dapat berhasil maka akan tercapai kebahagiaan yang hakiki yang membawa
dengan regulasi emosi persamaannya terletak pada tujuan akhir, peran dan
terletak pada penggunaan istilah dengan tahapan yang terjadi. Penelitian ini
13
Dwi Astuti Wulandari, Menumbuhkan nilai budi pekerti Masyarakat Jawa mawas diri
dengan Logo Terapi, Jurnal Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Vol.2, No 1, 2018,
h.155.
14
Wiwien Dinar Pratisi, konsep mawas diri Suryomentaram dengan regulasi emosi,
Jurnal fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, Vol.13, No.1,
2012, h.16.
15
Istiana Kuswardani, Ngamuk Dan Psikoterapi Mawas Diri Suryomentaram, Jurnal,
Fakultas psikokogi Universitas Setia Budi Surakarta, Jawa Tengah, Vol.14, No.1, h. 5.
13
banyak muncul di Jawa, dipahami oleh orang Jawa hanya muncul di Jawa
(dan beberapa daerah maupun Asia) karena pengaruh budaya Jawa, maka
terletak pada objek maupun ruang lingkup kajian metode penelitian yang
B. Landasan Teori
1. Kebiasaan Ziarah Kubur
a. Pengertian kebiasaan
Menurut Joko (2008:24) mengatakan kebiasaan merupakan
merupakan rutinitas yang harus selalu hadir di dalam cara berpikir kita,
Setiap kebaikan akan dibentuk oleh satu atau dua pertanyaan yang
sendiri, ada berapa orang yang bisa mengingat semua kebiasaan itu
dan beberapa orang hanya mengingat satu atau dua buah, namun
kebiasaan itu penting dan akan muncul pada setiap tahap berfikir.16
merasa nyaman.
Kubur” terdiri dari 2 kata, yaitu ziarah dan kubur. Ziarah berasal dari
berkirim doa. Secara harfiah, kata ini berarti kunjungan, baik kepada
orang yang masih hidup atau yang sudah meninggal. Sedangkan secara
16
Edward de Bono, Revolusi Berfikri (London, kalifa PT Mizan Pusataka, 2007), h. 171
15
ziarah artinya datang untuk bertemu dan kubur artinya tempat untuk
pelajaran (ibrah) bagi peziarah bahwa tidak lama lagi juga akan
seperti yang sering dilakukan oleh jamaah haji. Maka yang menjadi
lingkungannya, yaitu:
17
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op. cit., h. 766
18
M. Hanif Muslih, Kesahihan Dalil Ziarah Kubur, ( Semarang : ArRidha, 1998), h. 7
16
a.) Para Nabi dan pemimpin agama, mereka yang telah menyebarkan
b.) Para Wali, ulama dan ilmuan besar yang memberikan ilmu
semasa hidupnya.19
kubur bukan pula sekadar tahu dan mengerti di mana ia di kubur, atau
yang di kubur muslim dan mengirim pahala untuknya atas bacaan ayat-
wali.
19
Syaikih Ja’far Subhani, Tawasul Tabarruk Ziarah Kubur Karomah Wali, (Jakarta:
Pustaka Hidayah, 2001), Cet Ke-2, h. 55
17
yang telah mempunyai akidah Islam yang kuat dan mengetahui hukum
ziarah dan tujuannya. Jika para peziarah itu belum mempunyai akidah
munafik.
dapat melakukan kontrol diri dan bisa sadarkan diri sendiri bahwa
20
Syaiful Khoir Ziarah kubur dalam Konteks TuidUluhiah Perspektif ibnu taimiyah,
( Surabaya, konsentrasi Pemikiran Islam, 2005), h.3
18
sudah mati itu adalah bermaksud orang yang saleh. Hal itu
yang saleh. Hal itu dikarenakan keadaan masyarakat di saat itu masih
senantiasa mereka ingat akan mati dan ingat adanya hari kiamat.22
21
Muhammad Sholikin, Ritual dan Tradisi Islam jawa, (Yogyakarta:Narasi, 2010), h.338
22
Ibid, h. 389.
19
umat Islam yang tidak bisa dihilangkan dengan berbagai nilai Islam,
Islam dan Islam yang bercita rasa lokal, melalui perpaduan yang
sebagainya.
Kegiatan ziarah kubur sudah ada sejak masa pra-Islam. Hal ini
23
Syaikh Ja’far Subhani. Trawasul Tabarruk Ziarah Kubur Karamah Wali,
(Jakarta:Pustaka Hidayah, 1999), Cet. Ke-5, h.50.
24
HR. Ahmad (III/38), al-Hakim (I/374-375), dan al-Baihaqy (IV/77). Al-Hakim berkata:
“Hadits Shahih sesuai dengan syarat Muslim dan disepakati oleh adz-Dzahabi.”
20
dan arwah leluhur mempunyai kendali atas kehidupan mereka dan juga
leluhur sudah menjadi sebuah tradisi yang mengakar kuat bagi mereka
di masa jahiliyah.25
memiliki landasan normatif dan hukum dalam Islam. Lawan dari islam
25
M. Misbahul Mujib, Tradisi Ziarah Dalam Masyarakat Jawa: Kontestasi Kesalehan,
Identitas Keagamaan dan Komersial,( Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, Vol. 14, No. 2, Desember
2016), h.208.
26
Arifuddin Ismail, Ziarah Ke Makam Wali: Fenomena Tradisional di Zaman Modern,
(Semarang: Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang, 2013), h.149
21
yang biasa dilakukan oleh umat Islam di seluruh penjuru dunia. Pada
bila yang mati itu adalah termasuk orang-orang yang saleh. Namun,
dan syair‟at menganjur kan umat Islam untuk berziarah kubur agar
kematian yang pasti dan akan segera menjemput, sehingga hal tersebut
27
Syifaul Khoir, Ziarah Kubur Dalam Konteks Tauhid Ubudiyah (Perspektif Ibnu
Taimiyah), (Surabaya: Pasca Sarjana IAIN Surabaya, Konsentrasi Pemikiran Islam, 2005), h.3.
28
Zafwiyanur Safitri, persepsi Masyarakat terhadap Praktik Ziarah Kubur pada Makam
Ulama Di Samalang, Skripsi, (Aceh, fakultas Ushuluddin dan Filasafat Universita Islam Negeri
Ar-Raniry Darussalam, 2017), h.25
22
nabi yang telah berjasa bagi perkembangan agama Islam. Ziarah bisa
jum'at, menjelang hari raya Idul Fitri dan pada bulan-bulan tertentu
kubur bagi wanita, para ulama masih berselisih pendapat dalam hal
29
Syaikh Ja‟far. Shubhani, Tawassul, Tabarruk, Ziarah Kubur, Karamah Wali Termasuk
Ajaran Islam (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1989), h.59.
30
M. Misbahul Mujib, Tradisi Ziarah Dalam Masyarakat Jawa: Kontestasi Kesalehan,
Identitas Keagamaan dan Komersial,( Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, Vol. 14, No. 2, Desember
2016),h. 207.
23
berbagai bentuk tata cara ziarah kubur yang sesuai dengan tuntutan
31
Ibnu Hajar Al-Asqani, Fath Al-bari bisyihi Shahih Al-Bukhari,(Jakarta: Pustaka
Azzam, jilid I, 2005), h.149.
25
seperti terdapat dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah,
Dan kami Insya Allah akan segera menyusul kalian. Kami memohon
sekalian”.
32
Ibid, h.151
26
Nasrani dan pelaku bid‟ah yang menjadikan kubur para nabi, orang
33
Ibnu Taimiyah, Majmu’ul Fatawa, (Jakarta: Pustaka Azzam,jilid 24, 2008), h.334-335
27
sebelumnya adalah orang Islam, maka dia telah murtad, keluar dari
Islam.
untuk berhala, salib, Musa, Isa alaihissalam, atau untuk ka‟bah dan
Islam
‘alaihi wa sallam dan para sahabat adalah sunnah secara mutlak baik
34
bagi laki-laki maupun perempuan. Para ulama sepakat atas
orang soleh itu juga sunnah bagi laki-laki dan perempuan dengan
syarat tertentu.
34
http://www.fatihsyuhud.net/ziarah-kubur-2-pendapat-mazhab-empat/, diakses pada
tanggal 23 januari 2021, jam 21.00.
30
perempuan apabila mereka hendak ziarah kubur apabila hal itu untuk
dalam tradisi mereka maka tidak boleh ziarah; maka di sini kaitannya
berkah) dengan berziarah pada kuburan orang soleh maka tidak apa-
apa apabila wanita tua. Dan makruhnya hadir dalam shalat berjemaah
di masjid.”
pendapat yang paling sahih dari mazhab Hanafi, yaitu pendapat Al-
Kharki dan lainnya, bahwa bolehnya ziarah kubur itu berlaku bagi
berjemaah.
perempuan tua dan haram bagi yang masih muda yang dikuatirkab
terjadi fitnah.
“mengatakan tentang ziarah kubur bagi wanita ada tiga pendapat: 1.)
dilarang, 2.) boleh dengan syarat yang sudah dimaklumi oleh syariah
zaman ini, 3.) perbedaan antara perempuan tua dan muda. Dengan
boleh ziarah kubur dan haram bagi perempuan muda yang dikuatirkan
sunnah bagi laki-laki karena ada hadis riwayat Muslim “Aku dulu
hal ini dikaitkan apabila ziarah itu digunakan untuk mengais dan
makruf bagi perempuan karena mereka kurang sabar dan mudah sedih.
berdasarkan pada hukum asal. Dengan demikian maka hadis ini dalam
Muhadzab.35
35
Qolyubi Dan Umairoh, Hasyiyah Qolyubi wa Umairoh, (Kairo: Musthofa Al-Babi Al-
Halabi, 2013), h.441.
34
makruf bagi wanita itu ada dua pendapat. Tidak ada perbedaan ulama
pada sunnahnya ziarah kubur bagi laki-laki. Adapun bagi wanita ada
dua riwayat. Pertama, makruf karena hadis riwayat muttafaq alaih dari
perempuan yang ziarah kubur” hadis ini khusus bagi wanita. Adapun
bagi laki-laki dan wanita. Namun bisa saja khusus bagi laki-laki.
antara haram dan boleh, yaitu makruf. Selain itu, perempuan kurang
kebudayaan dan tradisi, baik itu tradisi yang ada sebelum pra Islam
sampai saat ini adalah pemujaan pemitosan roh nenek moyang yang
seluruh Indonesia.
yaitu melalui budaya Jawa yang disusupi dengan Islam. Jadi dalam hal
ini istilah-istilah dalam budaya Jawa masih dipakai tetapi nilai yang
adalah sebuah hal yang tidak bisa dihindari dari adanya pertemuan satu
budaya ke budaya yang lain dan akan menimbulkan budaya baru yang
ziarah. Kegiatan ziarah yang dibawa dan diajarkan Islam dari luar
Perubahan pokok yang ada adalah pada tataran niat dan tujuan dari
tersebut.
makam para wali, kiai, raja atau mereka yang memiliki pengaruh kuat
untuk berziarah kubur, yaitu hari Jumat, menjelang hari raya, dan hari-
hari besar lainnya. Hal ini hanyalah sebagai sebuah tradisi yang
tuntunan Islam dan mana yang merupakan tradisi nenek moyang yang
kegiatan ini dilakukan pada bulan Sya'ban, bulan ke-8 tahun Hijriah
tuju. Ziarah ke makam para wali dan para tokoh bangsa tidak hanya
sebagai ziarah biasa. Hal ini menjadi semacam wisata ruhani atau
seperti halnya haji, hijrah, dan rihlah. Fenomena ziarah sendiri menjadi
Selain datang secara individu, tidak jarang peziarah datang dengan cara
juga sebuah tradisi keagamaan yang sudah hidup dan berakar lama di
sebagai berikut:
sekalipun dengan tujuan meminta syafaat, sebab tidak ada kubur yang
Untuk mayit. Adapun doa yang dapat dibaca seperti surat Yasin, ayat
38
Abbas Hasab, Pendoman Penyelamatan Jenazah Cet ke-3 (Jakarta:Harmonis, 2002)h.93
42
Hadis riwayat Ibnu ‘Adi dari Abu Bakar ini masih diperselisihkan
Ikhlash dan at-Takatsur dan lalu berdoa ’Aku jadikan pahala kalam-
Hal berlebihan lainnya saat ziarah kubur adalah mencium batu nisan
44
bicara hal yang bathil atau buruk. Rangkaian doa ziarah kubur yang
kembali oleh Allah S.w.t. untuk menerima keadilan dan balasan atas
yang baik (saleh) yang dibalas dengan pahala, maupun amal yang
buruk (jelek) yang akan dibalas dengan siksa (neraka), semuanya akan
40
Imam Nawawi, Riyadhus Shalihin : Perjalanan Menuju Taman Surga, diterjemahkan
dari Riyadhus Shalihin oleh Zenal Mutaqin dkk, (Surabaya : Jabal, 2013), Cet. 6, h. 231-235
46
infaq dan zakatkan tersebut itulah harta yang hakiki dan abadi, yang
akan dapat diambil manfaatnya kelak di akhirat, sedang harta selai itu
tidak seorang pun yang mengetahui kecuali Allah Swt. Oleh karena
seseorang menyiapkan sejak dini bekal yang akan dibawa bila ajal
kita bisa tersadar bahwa kematian itu bisa datang kapan saja.
41
Muhammad Tholhah Hasan, op.cit, h.237-238.
47
ziarah kubur.
salah satu dari sekian banyak amalan sunnah yang mudah untuk
kedua belah pihak, baik yang berziarah atau kepada mayat yang
diziarahi.42
42
Firman Afrifandi, op.cit .h. 13
48
dan mengoreksi kesalahan diri sendiri secara terbuka dan jujur agar di
dirinya secara mandiri dan terbebas dari karep. Seseorang akan merasa
43
Wiwien Dinar Pratisi, konsep mawas diri Suryomentaram dengan regulasi emosi,
Jurnal fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, Vol.13, No.1,
2012, h.18
49
sendiri, secara sadar diri dan tanpa melalui paksaan dari orang lain
dan kebiasaan hidup kita secara tidak langsung juga akan berdampak
tidak mungkin hal tersebut dapat merugikan orang lain. Maka dari itu,
kata, dan perbuatan kita. Sikap mawas diri merupakan naluri dasar
harus dilatih setahap demi setahap. Kualitas mawas diri seseorang akan
tinggi.
50
masyarakat.
dilakukan. Baik dan buruk suatu tindakan, hanya dapat dinilai dari
51
dilakukan.
emosional)
seorang individu terdiri dari tiga aspek yaitu pengetahuan yang dimiliki
a.) pengetahuan
dimiliki individu merupakan apa yang individu ada satu daftar julukan
44
Index. Mawas diri dalam kerja, http://ciputrauceo.net/blog/2016/5/16/mawas-diri-
dalam-bekerja, diakses pada tanggal 20-februari 2021
53
membandingkan diri sendiri dengan orang lain maka julukan yang tepat
b.) Harapan
c.) Penilaian
tentang keadaannya saat ini dengan apa yang menurutnya dapar dan
terjadi pada diirnya sendiri dan dengan menilai hal ini merupakan
individu menjadi satu struktur yang positif, utuh, dan efektif. Pada tiap
mendapat pengakan atas tingkah laku tersebut dari orang lain kekuatan
inidividu dari orang lain dan adanya kualitas atas pendapat diutaraka
perhatian, afeksi dan ekspresi cinta yang diterima oleh seseorang dari
mengikuti standar moral dan etika serta agama dimana individu akan
55
laku yang dizinkan oleh moral,etika dan agama seseorang yang taat
terhadap nilai moral, etika dan agama dianggap memiliki sikap yang
sendiri, dan persepsi tentang orang lain terhadap diri individu itu
juga dengan kesadaran diri pribadi dan kesadaran diri publik. Dalam
a.) Perkerjaan
c.) Politik
1.) Pikiran
peristiwa atau item. Berpikir adalah melatih ide-ide dengan cara yang
tepat dan seksama yang dimulai dengan adanya masalah pikiran sendiri
2.) Perasaan
mengenainya.
57
3.) Motivasi
tertentu.
4.) Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati
5.) Pengetahuan
baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang
6.) Lingkungan
terwujud secara baik dan optimal. Hal itulah yang akan membawa
sabar, jika sabar telah tumbuh dalam diri seorang muslim, maka ia
Artinya :
45
Nthony Dio Martin, Emotional Quality Management, Refleksi, Revisi dan Revitalisasi
Hidup melalui Kekuatan Emosi, Penerbit Arga, Jakarta, 2003, h. 190
46
Departemen Agama RI, Al-Hikmah Al-Qur’an dan Terjemahnya,
(Bandung:diponegoro,2010), h. 23.
60
47
Anthony Dio Martin, Emotional Quality Management, Refleksi, Revisi dan Revitalisasi
Hidup melalui Kekuatan Emosi, h. 193
61
sejahtera.
kebutuhan hidupnya.
A. Metodologi Penelitian
untuk menjaring data, menganalisis data secara induktif, menyusun teori dari
48
Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), h. 122.
64
65
melihat keadaan yang ada di lapangan untuk memperoleh suatu data yang
1. Data
Berdasarkan penelitian ini ada jenis data yang digunakan yaitu jenis
2. Sumber Data
Adapun sumber data pada penelitian ini terbagai menjadi dua bagaian
a. Sumber primer
oleh peneliti dan bentuk wawacara pada peziarah makam Kiai Merogan.
b. Sumber sekunder
49
Lexy J. Moleong, “Metode Penelitian Kualitatif Edisi Revis”i, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 8.
66
penelitian ini didapat dari juru kunci, pengurus, tokoh masyarakat dan
berikut:
1. Teknik Observasi
kesimpulan atau diagnosisi, pelaku yang tampak dan adanya tujuan yang ingin
kolerasi antar kebiasan ziarah kubur dengan prilaku mawas diri pada peziarah
Pada penelitian ini instrumen observasi yang digunakan berupa tabel check
50
Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), Cet.3, h. 131.
67
Tabel 3.1
Pedoman Observasi
NO PERILAKU YA TIDAK
4 Bersikap positif
2. Teknik Wawancara
informasi yang lebih mendalam. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan
berkaitan dengan kebiasaan ziarah kubur dengan perilaku mawas diri pada
51
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2008), cet, IV, h. 231.
68
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Wawancara
3. Teknik Dokumentasi
beberapa dokumen yaitu peninggalan dan karya Kiai Merogan , serta silisah
Kiai Merogan. Jadwal kegiatan yang dilakukan dan foto-foto kegiatan yang
berkaitan dengan kebiasan ziarah kubur dengan sikap mawas diri . Hal ini
untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan sejarah tentang makam Kiai
D. Lokasi Penelitian
bangunan 2.500 m2 dan luas tanah 2.374 m2. Alasan pemilih lokasi ini yaitu:
1. Secara Umum
Makam Kiai Merogan merupakan tempat wisata religi dari seluruh dunia
berziarah yang datang di makam Kiai Merogan ingin mendoakan Kiai dan
2. Secara Khusus
penelitinya.
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang diredukasi akan
52
Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan : Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D,
(Bandung: Alfabeta, 2010), h.336.
74
pola hubungan, sehingga akan mudah dipahami. Bentuk yang sering dari model
dikemukakan pada tahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal. Kesimpulan dari penelitian ini
diharapkan temuan baru yang sebelumnya belum ada. Temuan dapat berupa
deskripsi atau gambaran suatu objek yang sebelumnya belum jelas sehingga
53
Ibid.,h. 341.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBASAN
Mas Agus Hamid bin Mahmud Alias Cek Kanang. Beliau lahir di
Beliau lahir di fajar hari tahun 1227 H atau 1811 M, dari seorang
ayah bernama Mas Agus Majmud alias Cek Kanang ibunda Mas Agus
Mas Agus Abdul Hamid atau Kiai Marogan ini mempunyai seorang
saudara laki-laki, yang bernama Kiai Mudo karena lebih mudah dari
54
Mgs. H.Memet Ahmad, buku sejarah Masagus Haji Abdul Hamid Kiai Muara Ogan,
(Palembang: dinas kebudayaan& pariwisata, 2012), h. 1
75
76
Ayah kita Kiai Muara Ogan yang bernama Mas Agus Haji
juga seorang ulama, beliau adalah keturunan Ning rat atau rahja-raja
Palembang. Kiai Mas Agus Haji Abdul Hamid Alias Kiai Muara Ogan
wafat pada hari Selasa malam Rabu tanggal 17 Rajab tahun 1319 H,
Palembang.
Songo melalui (Sunan Giri Ainul Yaqin). Wali Songo merupakan anak
rakyat. Kiai Mas Agus Abdul Hamid sebagi seorang yang lahir dengan
Pada masa remaja beliau, keadaan pada waktu itu cukup sulit dan
lamanya oleh Belanda selaku pihak yang menang perang pada tahun
1823. Ketika usia beliau baru mencapai 9 tahun ayahnya tanah suci
ayah Kiai Marogan ini, kapal tidak mau bergerak dan selalu mengarah
ke Indonesia.55
Mungkin karena rajin, jujur dan selalu ingin menuntut Ilmu terutama
ilmu agama Islam, maka usaha yang dirintis oleh Kiai Muara Ogan ini
55
Ibid, h.3
78
Selain giat berusaha beliau juga giat belajar agama Islam beliau
juga menekuni tarekat Samaniyah dari ayahnya sendiri Mas Agus Haji
ilmu-ilmu agama lain seperti, ilmu Tasawuf, ilmu Falak, ilmu Fiqih,
ilmu Hadis. Hal ini dapat diketehaui dari isnad-isnad yang diterbitkan
oleh Shekh Yasin padang (Muhammad Yasin bin Muhammad Isa Al-
keponakannya.
Istri Kiai Muara Ogan ada dua Orang yang pertama bernama
Nyayu Muznah dan mempunyai duan orang anak, yaitu Mas Agus
Haji Muhammad Abumansur dan Mas Agus Hajjah Zahra. Istri yang
kedua bernama Raden Ayu Salmah dan mempunyai satu orang anak
Istri pertama yang bernama Nyayu Hajjah Muznah dan dua orang
anaknya, yaitu Mas Agus Haji Abumansur dan Masayu Hajjah Zahrah
makam Kiai Muara Ogan. Guru-guru Kiai Muara Ogan antara lain:
1.) Ayahnya, Masagus Haji Mahmud alias Cek Kanang bin Masagus
agama Islam bukanlah pekerjaan ringan, baik itu tenaga maupun harta
56
Ibid, h.4
80
Ada dua masjid yang dapat kita saksikan saat ini yang merupakan
peninggalan Kiai Muara Ogan yang sangat elok dan indah yaitu”
Masagus Haji Abdul Hamid bin Mahmud alias Kiai Muara Ogan.
Kedua masjid ini dibagaikan anak yatim pada tanggal 6 Syawal 1310
Agama Islam, yaitu sebuah surat yang berjudul “Nazar Munjaz, Wakaf
yang menduga bahwa Kiai Muara Ogan ini adalah tipe ulama yang
fakir miskin, sampai-sampai dahulu ada pameo Kiai Muara Ogan itu
Kharismatis ini.
disewa oleh pemerintah Saudi Arabia yang sampai saat ini diurus oleh
ahli waris Kiai Muara Ogan yang berdomisili di Mekkah Saudi Arabia,
sebagai berikut:
Kiai Mas Agus haji Abdul Hamid bin Mahmud Alias Kiai Muara
Ogan yang meninggal dunia pada tanggal 31 Oktober 1901 (dalam usia
menggusur makam dan masjidnya itu, padahal kalau dilihat dari sudut
ekonomi jelas tanjung tempat makam dan masjid Kiai Marogan ini
sangat strategis untuk stasiun kereta api. Ada juga masyarakat wong
Manggis.
diziarahi orang setiap hari, lebih-lebih pada hari Jum’at dan hari
wafat maupun sewaktu beliau masih hidup. Menurut cerita orang tua-
tua Palembang beliau ini termasuk seorang wali, yaitu satu tingkatan
dari seorang Kiai akan tetapi para wali ini biasanya dianugerahi Allah
57
Ibid, h.8
84
Jawa (wali sembilan) yang bisa membuat tiang masjid dari tatal kayu
(pecahan kayu). Begitupun dengan Kiai Muara Ogan ini dianatara lain
Kiai Muara Ogan yang wafat pada tanggal 17 Rajab tahun 1319 H.
oleh A.Mujib Ali, bahwa makam Kiai Muara Ogan secara arkeologis
yakin ditandai oleh dua buah nisa dari batu andesit berwarna hitam,
58
Ibdi h.14
85
sangat sayang kepada anak cucunya. “Ingatlah perkata saya ini bahwa
ke makam Kiai Muara Ogan samapai saat ini lebih-lebih pada hari
Mekkah Saudi Arabia. Itulah salah satu karomah (keramat) Kiai Muara
Ogan yang tidak saja ketika beliau masih hidup tetapi setelah wafatpu
masjid tersebut merupakan salah satu objek wisata air karena berada di
tepi Sungai Musi dalam hal ini sebgai objek wisata Rohani, harus kita
59
Ibdi, h.16
86
Foto kopi peta sisilah Kiai Masagus Haji Abdul Hamid bin
Mahmud (Kiai Muara Ogan) dimulai dari Maulana Malik Ibrahim dan
B. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Subjek
terhadap 4 orang subjek yaitu juru kunci (yang masih keturunan Kiai
berziarah.
60
Ibid, h.21
88
Nama : MH
Umur : 65 Tahun
Pendidikan : S1
Nama : MS
Umur : 56 tahun
Pendidikan : S1
c. Subjek 3
Nama : AS
Umur : 28 tahun
Pendidikan : SMA
d. Subjek 4
Nama :S
Umur : 45 tahun
Alamat : jl inklaring
Pendidikan : SMP
89
berikut.61
Tabel 4.1
61
“MA”,”MS”, AS & “S”, subjek 1.2,3,4, wawancara tanggal 16 juli 2021
90
peziarah
makam kiai itu
sudah
mengetahui
adab itu.
3 Selain di Biasanya ada Ada Ado tempat Ado dek
tempat ini dek, di 9 ilir karenakan lain seperti makam
adakah di itu ada disini bukan makam keluarga galak
tempat lain makam- makam Kiai keluarga. di ziarahke
berziarahnya? makam juga Merogan aja jugo.
sama makam tapi masih
seperti Kiai banyak sunah-
besar pada sunah dan Kiai
zamananya, lainnya yang
biasaanya sering
pada ziarah masyarakat
kubro itu kunjungke.
sudah dari
sana langsung
ke sini tiap-
tiap tahunnya.
4 Berapa sering Ada Ada juga Kalu saya Saya itu
anda pengunjung setiap hari pribadi sekitaran 1
melakukan setiap hari jumat dan biasaanya 2 bulan 3 kali
ziarah pada jumat sering minggu kali seminggu lah kesini.
tempat ini? kesini sudah biasanya berkunjung
habis sholat pengunjung di makam Kiai
jumat itu datang satu Merogan.
berziarah di kali 1 dan ada
makam Kiai.62 2 kali.
5 Doa apa saja Biasanya Biasanya doa Tergantung saya biasanya
yang anda disini ada doa selamat ada dengan berdoa surat
bacakan pada selamat yang dari saya yang kondisi saya Al-fatihah
saat ditempel fotocoy saya jika saya mau biar lebih enak
berziarah? dinding d suruh baca mintak aja jika mau
dekat makam tapi ada juga bantuan lebih khusyu
Kiai. mereka mau dengan pejaga lagi mintak
doa dri pribadi makam ada bantuan sama
mereka. juga doa dari pejaga makam
pribadi saya dek biasanya
bisa Al- saya.
fatihah saja.
62
“ MA”, subjek 1, wawancara tanggal 16 juli 2021
92
63
“MS”, subjek 2, wawancara tanggal 16 juli 2021
93
Kebiasaan ini diperkuat oleh juru kunci dan pejaga makam yang
Kegiatan berziarah ini sudah terjadi sejak lama dan menjadi suatu
yang berziarah itu 3 kali dalam sebulan dan ada juga setiap hari jumat
mereka ziarah dan sholat jumat di salah satu masjid peninggal Kiai
batu nisan.
sejarahnya atau pun hanya sekedar refreshing semata semua itu bahwa
64
“MA”, Juru Kunci, wawancara tanggal 29 Juli2021
95
Tabel: 4.2
65
“MS”, Pejaga Makam, wawancara tanggal 30 Juli 021
66
MA”,”MS”, AS & “S”, subjek 1.2,3,4, wawancara tanggal 1baik6 Juli 2021
96
2 Bagimana Coba lagi Coba aja lagi Kalu dalam Dalam hidup
jika kamu dek, jangan karena diriku ya di pasti ada
menyikapi menyerah kegagalan itu coba ajasuatu
suatu dengan akan membuat sampai 2 kalikegagalan ya
kegagalan kegagalan, kita lebih jika masihbagaimana
dalam kandang bersemnagat gagal diri kita
hidupmu? muncul lagi untuk mungkin sendiri
perasaan mengcapai bukan menghadapi
seperti itu kesuksesan. jalannya. nya apakah
tapi biasanya dengan
masih kalah kehati-hatian
sama rasa biar tidak
ingin ingin terlarut
tahu dalam suatu
bercampur kecewan
nekat,acuh yang
tak acuh. mendalam.
3 Bagaimana Dengan cara Dengan cara Ya hati-hati Ya hati-hati
cara kamu berhati-hati mawas diri dalam dalam
bertindak dalam sendiri setiap melangkah. jalanke
kehidupan memilih harinya dan hidup di
sehari-hari? langkah yang kedepannya dunia ini.
baik atau mau seperti
buruk semua apa langkah
ada pada diri selanjutnya.
sendiri
perjalan
hidup harus
mengetahui
diri sendiri.
4 Bagimana Setiap orang Ya harus Ya hati-hati Dengan cara
cara kamu memiliki mengahargai dalam hati-hati
bersikap sikap yang satu sama lain berbicara karena setiap
didepan berbeda-beda jangan salah kepada orang orang
orang dek ada yang dalam yang lebih tua berbeda-
banyak? sopan dan perkataan dari kita. beda prinsip
ada yang karena akan atau sifat dan
tidak dalam merusak diri paling
bentuk kita yang di penting
berkata yang anngap tidak berkata yang
paling utama sopan. sopan aja.
berhati-hati
dalam perkata
97
yang keluar
dari mulut
kita kan akan
timbul
perdoasa.
memiliki sikap mawas diri karena itu sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari apa lagi dengan kita berziarah di salah satu makam itu harus
memiliki sikap mawas diri bagi diri kita mawas diri merupakan introprksi
mereka sendiri sebatas mana mereka mampu dalam mawas diri. Dari segi
konsep diri. Proses mengahargai diri sendiri dan identitas diri individu
67
MA”,”MS”, AS & “S”, subjek 1.2,3,4, wawancara tanggal 13 september 2021
100
Tabel: 4.3
68
MA”,”MS”, AS & “S”, subjek 1.2,3,4, wawancara tanggal 1baik6 Juli 2021
69
“AS”, subjek 3, wawancara tanggal 18 Juli 2021
101
70
“S”, subjek 4, wawancara tanggal 6 agustus 2021
102
yang melakukan ziarah kubur menyadari dirinya sudah cukup atau belum
dalam amal kebaikan yang mereka bawa saat nanti meraka sama seperti
kubur ada yang mengatakan dilihat dari sisi adab dan tata cara saat
Dari ini juga bisa menyadari diri akan kematian dalam hidupan itu
tidak ada yang abadi kematian akan datang kapan pun besok, minggu ini
dan bulan depan kita tidak tau kapan itu datang kepada setiap manusia
yang hidup. Kita harus siap jika itu datang kepada kita dari situ kita yang
Dari peran ini bisa memiliki padang hidup di dunia hingga di akhirat
menyadari diri pada perilaku mawas diri yang dimiliki masyarkat tersebut.
71
“As” subjek 3, wawancara tanggal 13 agustus 2021.
103
C. Pembahasan
kebudayaan dan tradisi, baik itu tradisi yang ada sebelum pra Islam
maupun sesudahnya. Salah satu tradisi Islam yang masih melekat sampai
saat ini adalah pemujaan pemitosan roh nenek moyang yang mendorong
bukan hanya didorong oleh motif sejarah, melainkan juga karena ada
masyarakatnya.
ibadah dan kemuliaan akhlaq. Haji mukim ini setelah pulang ke tanah air
72
Simuh, Sufisme Jawa: Transformasi Tasawuf Islam Kemistik Jawa (Yogyakarta:
Bintang Budaya, 1989),h. 111.
104
dalam sehari dihabiskan untuk melayani umat yang ingin bertanya ataupun
Merogan sebagai ulama umat Islam yang bisa di contoh dan hingga Kiai
saat bagi masyarakt sekitaranya. Namun demikian. Pada hari jumat pagi
73
”MS” Pejaga Makam , wawancara tanggal 6 Agustus 2021
74
MS” Pejaga Makam wawancara tanggal 6 Agustus 2021
105
peziarah yang berdomisili dekat dengan makam Kiai Merogan, ada dengan
kepada Kiai Merogan dan ada juga yang ingin mencari ketenangan jiwa.
dalam sebelum itu dilihat dari catatan buku tamu kunjungan ada dalam
satu bulan 3 kali ada juga 1 minggu 1 kali di sini menelitian melihat 2
orang dari pengujung yang berziarah dalam sebelum ada 3 kali dan juga
melihat cara berziarah, adab ziarah, beberapa kali berziarah, dan doa apa
saja yang di doakan kepada ahli kubur Semua itu berbeda-beda setiapa
individu.
Dalam hal adab berziarah ada yang berwuduh sebelum ziarah, ada
75
berlebihan, dan hindari berkata tidak sopan. Itu sering dilakukan
masyarkat yang ingin berziarah dan di bantu oleh juru kunci dan pejaga
makam Kiai Merogan, tetapi ada juga ada yang tidak patuh akan adab
ziarah kubur tapi mejaga makam mengingatkan peziarah tidak ada yang
merasakan tersinggung satu sama lain, malah yang terjadi adalah mengikut
adalah mengingat akan ada adab ziarah kubur seperti berwuduh atau
yang ada pada peziarahan makam Kiai Merogan, mawas diri merupakan
tindakan yang akan dilakukan. Hal ini sejalan dengan ziarah kubur yang
75
Eneng Reni Nuraisyah jamil, https://www.ayocirebon.com/read/2021/05/14/11012/tata-
cara-dan-bacaan-doa-ziarah-kubur-yang-benar di akses pada tanggal 23 mei 2021 pukul 20.00 WIB
107
dirinya dan ada juga saya lihat dari pengamatan dan hasil wawancara saya
gambaran diri mereka masing-masing, akan tetapi perilaku mawas diri itu
sendiri tentu sangat berbeda-beda dengan satu sama lain. Dalam peroses
menghargai diri sendiri dalam menyikapi emosi yang keluar di dalam diri
dan juga identitas diri individu yang berbeda-beda dalam suatu keyakinan
akan cara berziarah miliki keyakinan yang begitu berbeda satu sama soal
keyakinan ada yang mengikut aturan yang ada pada saat ziarah kubur
seperti adabnya.
bahagia yang dirasakan oleh orang lain.76 Maka dari menjelaskan bahwa
manusia memiliki perilaku mawas diri yang tidak di sadari dan perilaku itu
menjadi salah satu dari peran yang lain dalam membentuk perilaku mawas
apa dan amal apa yang di bawah nanti bilang nanti sama seperti makam
mawas diri seperti hikmah dan motivasi dalam ziarah kubur antara lain:
kembali oleh Allah S.w.t. untuk menerima keadilan dan balasan atas
yang baik (saleh) yang dibalas dengan pahala, maupun amal yang
76
Wiwien Dinar Pratisi, konsep mawas diri Suryomentaram dengan regulasi emosi,
Jurnal fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, Vol.13, No.1,
2012, h.18
109
buruk (jelek) yang akan dibalas dengan siksa (neraka), semuanya akan
infaq dan zakatkan tersebut itulah harta yang hakiki dan abadi, yang
akan dapat diambil manfaatnya kelak di akhirat, sedang harta selai itu
seseorang menyiapkan sejak dini bekal yang akan dibawa bila ajal
d. Mendoakan kebaikan
77
Muhammad Tholhah Hasan, op.cit, h.237-238.
110
Aisyah tentang reaksi doanya. Hal ini tentunya bisa menjadi motivasi
salah satu dari sekian banyak amalan sunnah yang mudah untuk
belah pihak, baik yang berziarah atau kepada mayat yang diziarahi.78
makam Kiai Merogan dilihat dari beberapa hikmah dan motivasi ziarah
Kiai Merogan di kecamtan kertapati sesuai dengan adab ziarah dan hadist
78
Firman Afrifandi, op.cit .h. 13
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
perilaku mawas diri pada peziarah makam Kiai Merogan masyarakat kota
yang dari dalu hingga sekarang ini masyarakat yang rutin berziarah
beda. Semua itu terbentuk dalam perilaku mawas diri yang ada
111
112
kepada Allah dan mendoakan ahli kubur dan berdoa untuk diri
B. Saran
yang dapat penulis berikan untuk membatu menjadi bahan referensi atau
sama.
kepada perziarah.
kubur menyadari diri sendiri bahwa kita akan mati tidak tau
Asqani Al hajar Ibnu Hajar Al-Asqani, Fath Al-bari bisyihi Shahih Al-
Bukhari,(Jakarta: Pustaka Azzam, jilid I, 2005).
Hana Nurrahman, Tradisi Ziarah Kubur Studi Kasus Perilaku Masyarakat Muslim
Karawang Yang Mempertahankan Tradisi Ziarah Pada Makam Syeh Quro
Di Kampung Pulobata Kaeawang, skripsi, (Jakarta: Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah, 2014).
115
http://www.fatihsyuhud.net/ziarah-kubur-2-pendapat-mazhab-empat/,diakses pada
tanggal 23 januari 2021, jam 21.00.
Subhani ja’far Syaikih, Tawasul Tabarruk Ziarah Kubur Karomah Wali, (Jakarta:
Pustaka Hidayah, 2001), Cet Ke-2.
Syifaul Khoir, Ziarah Kubur Dalam Konteks Tauhid Ubudiyah (Perspektif Ibnu
Taimiyah), (Surabaya: Pasca Sarjana IAIN Surabaya, Konsentrasi
Pemikiran Islam, 2005).
Wiwien Dinar Pratisi, konsep mawas diri Suryomentaram dengan regulasi emosi,
Jurnal fakultas psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa
Tengah, Vol.13, No.1, 2012.