Anda di halaman 1dari 12

PERANAN KESEHATAN MENTAL DALAM LINGKUNGAN

KELUARGA, SEKOLAH, MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN KERJA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kesehatan Mental

Dosen Pengampu: Dr. Titik Haryati, M.Pd

Disusun Oleh:

Zulfah Aulia Rahmah 1901015023


Diniyah Nurifah 1901015011
Rizka Alvi Maulida 1901015081

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin, rasa syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha


Esa karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga
makalah ini dapat selesai pada waktunya. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih juga kepada
dosen Mata Kuliah Kesehatan Mental, Ibu Dr. Titik Haryati, M.Pd yang telah memberikan ilmu
dan membimbing kami demi kelancaran pembuatan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan
rekan-rekan mahasiswa pada khususnya dan para pembaca umumnya tentang “Peranan
Kesehatan mental dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan kerja”.
Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Jakarta, 03 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................ii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................................3
A. Peranan Keseehatan Mental dalam Lingkup Keluarga.................................................................3
B. Peranan Kesehatan Mental dalam Lingkungan Sekolah...............................................................4
C. Peranan Kesehatan Mental dalam Lingkungan Masyarakat.........................................................6
D. Peranan Kesehatan Mental dalam Lingkungan Kerja...................................................................7
BAB III.......................................................................................................................................................8
PENUTUP..................................................................................................................................................8
Kesimpulan................................................................................................................................................8
DAFTAR PUSRAKA................................................................................................................................9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kesehatan mental merupakan suatu isu yang menjadi perhatian bagi masyarakat
dewasa ini (Bukhori, 2012; Iswanto, 2014; Nursalam & Dian, 2007). Fenomena demikian
berkaitan dengan adanya modernisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi menimbulkan
berbagai masalah psikologis dan sosial (Ameliola & Nugraha, 2013; Suneki, 2012;
Waluya, 2007) di lingkungan sekolah dan keluarga.

Kesehatan mental di sekolah menjadi isu baru. Di negara maju seperti Amerika
Serikat diperkirakan pertahunnya 20 - 25% anak dan remaja mengalami masalah
kesehatan mental, dan 40% diantaranya memenuhi kriteria diagnostik untuk berbagai
jenis gangguan mental (Kessler et al., 2012; Merikangas et al., 2010; Nastasi, 2004)
belum termasuk anak dan remaja yang berisiko dan belum terdiagnosa namun kondisinya
mempengaruhi keberfungsian dan well-being (kesejahteraan) sehari-hari (Nastasi, 2004).
Penelitian epidemiologi di AS menunjukkan 1 dari 10 anak menunjukkan symptom
depresi sebelum usia 14 tahun, dan 20% anak usia 16-17 tahun mengalami gangguan
cemas, mood, dan gangguan perilaku serta penggunaan zat-zat terlarang (adiktif) (Keyes,
2006.).

Kesehatan mental menjadi kajian yang perlu diperhatikan keterkaitan dengan


permasalahan yang dialami oleh anak-anak, remaja, orang dewasa dan lansia akhir-akhir
ini. Kesehatan mental meliputi tiga komponen yaitu: pikiran, emosional dan spiritual
(Hapsari, Sari, & Pradono, 2009). Anak-anak yang memiliki kesehatan mental yang baik
dicirikan mampu membangun dan mengembangkan resiliensi (daya tahan) dalam
menghadapi tekanan dalam hidup (Nur, 2013). Kemampuan resiliensi ini perlu
dikembangkan melalui kehidupan keluarga dan lingkungan sekolah (Aprilia, 2013; I. Ifdil
& Taufik, 2016).

1
Kesehatan mental merupakan sebuah kondisi dimana individu terbebas dari segala

bentuk gejala-gejala gangguan mental. Individu yang sehat secara mental dapat berfungsi

secara normal dalam menjalankan hidupnya khususnya saat menyesuaikan diri untuk

menghadapi masalah-masalah yang akan ditemui sepanjang hidup seseorang dengan

menggunakan kemampuan pengolahan stres.

B. Rumusan Masalah

1. Apa peran Kesehatan Mental dalam lingkungan keluarga ?


2. Apa peran Kesehatan Mental dalam lingkungan sekolah ?
3. Apa peran Kesehatan Mental dalam lingkungan masyarakat ?
4. Apa peran Kesehatan Mental dalam lingkungan kerja ?

C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui peran Kesehatan Mental dalam lingkungan keluarga


2. Mengetahui peran Kesehatan Mental dalam lingkungan sekolah
3. Mengetahui peran Kesehatan Mental dalam lingkungan masyarakat
4. Mengetahui peran Kesehatan Mental dalam lingkungan kerja

2
BAB II
A. Peranan Keseehatan Mental dalam Lingkup Keluarga
Keluarga merupakan suatu sistem sosial untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan
anggotanya. Sebagai suatu sistem sosial, kelompok-kelompok keluarga memenuhi kebutuhan
para anggotanya dengan memberikan kenyamanan, keselamatan, kesejahteraan psikologis,
fisik, emosional dan kebutuhan spiritual.
Keluarga merupakan tempat pertumbuhan dan perkembangan seseorang, kebutuhan-
kebutuhan fisik dan psikis mula-mula terpenuhi dari lingkungan keluarga. Sehingga keluarga
termasuk kelompok yang terdekat dengan individu. Keluarga memiliki peran atau fungsi
yang sangat besar bagi seseorang. Misalnya; sebagai tempat keluh kesah atas permasalahan
yang tengah dihadapi, tempat untuk menceritakan segala pengalaman yang telah dialami,
tempat untuk yang dapat dijadikan sebagai tumpuan serta harapan, tempat yang mungkin
tidak akan ditemukan oleh seseorang di luar sana.
Keluarga sebagai wadah antara individu dan kelompok yang menjadi tempat pertama dan
utama untuk sosialisasi anak, ibu, ayah, saudara,dan keluarga yang lain adalah orang yang
pertama bagi anak untuk mengadakan kontak dan tempat pembelajaran, sehingga keluarga
mempunyai peranan yang penting, yaitu :
a. Keluarga merupakan kelompok kecil yang anggota-anggotanya berinteraksi face to face
tetap. Dalam kelompok yang demikian, perkembangan anak dapat diikuti dengan
seksama oleh orang tua nya sebagai penyesuai secara pribadi dalam hubungan social agar
lebih mudah terjadi nantinya.
b. Orang tua mempunyai motivasi yang kuat untuk dapat mendidik anak karena anak
merupakan buah cinta kasih hubungan suami istri. Dari motivasi yang kuat tersebut
melahirkan hubungan emosional antara orang tua dengan anak.
c. Karena dari hubungan keluarga yang relative tetap, maka dari situlah orang tua
memainkan peranan yang sangat penting terhadap proses pendidikan anak. Anak
merupakan anugerah, karunia, dan amanat Allah SWT. Sebagaihasil dari pernikahan
yang dijaga, dibina, dan dibimbing. Ia adalah buah hati dan belahan jiwa, serta generasi
penerus sebagai harapan dan anaknya dalam kondisi apapun juga. Peran orang tua
terhadap anak adalah sebagai berikut:

3
1. Mengurus Keperluan Material Anak-Anak
Tugas ini merupakan tugas pertama dimana orang tua harus memberi makanan, tempat
perlindungan dan pakaian kepada anak-anaknya.Anak-anak sepenuhnya tergantung
kepada orang tuanya karena anak belum mampu mencukupi kebutuhannya sendiri.
2. Menciptakan Suasana “Home” Bagi Anak-Anaknya.
“Home” di sini berarti bahwa di dalam keluarga anak-anak dapat berkembang dengan
baik, merasakan kemesraan, kasih sayang, keramah-tamahan merasa aman, terlindungi,
dan lain-lain. Di rumahlah anak merasa tenteram, tidak kesepian dan selalu gembira.
3. Tugas Pendidikan
Tugas mendidik merupakan tugas terpenting dari orang tua, terhadap anak-anaknya.
Karena orangtua lah yang memberikan pendidikan pertama kali pada anak.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa peranan orangtua di dalam
keluarga sangat berpengaruh besar terutama terhadap perkembangan mental anak.Selain
itu orangtua dalam keluarga juga dapat berperan memberikan pendidikan sejak dini,
sebab keluarga dianggap sebagai tempat yang sempurna sifat dan wujudnya dalam
pembentukan cita-cita orang tua. Orang tua mempunyai tanggung jawab penuh terhadap
perkembangan mental anak.Selain itu orangtua dalam keluarga juga dapat berperan
memberikan pendidikan sejak dini, sebab keluarga dianggap sebagai tempat yang
sempurna sifat dan wujudnya dalam pembentukan pribadi yang utuh dan orang tua
sebagai penuntun, pengajar, dan pemberi contoh. Keluarga juga mempunyai peranan
dalam pengasuhan anak yaitu mengetahui tahap-tahap perkembangan anak untuk
mengasuhnya sesuai dengan bakat dan keinginan anak.Namun, pola pengasuhanayah dan
ibu mempunyai perbedaan dan hal ini tidak membuat orangtua menjadi sulit dalam
mengasuh anak, melainkan menjadi suatu haluntuk mengelangkapi kekurangan masing-
masing dalam mengasuh anak menjadi lebih fleksibel dan efektif. Jadi, peranan keluarga
sangatlah penting, karena dapat mempengaruhi dan membentuk kepribadian serta karkter
remaja.

B. Peranan Kesehatan Mental dalam Lingkungan Sekolah


Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang secara terstruktur dan
sistematik melaksanakan sebuah program pembelajaran, pengajaran, bimbingan serta latihan
dalam upayanya untuk membantu peserta didik agar dapat mengeksplorasi serta
mengembangkan potensinya secara maksimal, baik kemampuan yang berkaitan dengan aspek
moral-spiritual, aspek intelektual, aspek emosional, ataupun aspek sosialnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, dapat diketahui jika sekolah memiliki peranan yang sangat
penting dalam kaitannya mengembangkan kepribadian sang anak, sekolah merupakan salah
satu faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak (peserta didik); baik itu meliputi
cara berpikir, bersikap, maupun cara mereka berperilaku. Sekolah berperan sebagai substitusi
keluarga, dan guru substitusi orang tua.
Sekolah mempunyai peranan atau tanggung jawab penting dalam membantu para siswa
mencapai tugas perkembangannya. Sehubungan dengan hal ini, sekolah seyogyanya
4
berupaya untuk menciptakan iklim yang kondusif, atau kondisi yang dapat memfasilitasi
siswa (yang berusia remaja) untuk mencapai tugas perkembangannya.
Bentuk-bentuk gejala gangguan mental di sekolah antara lain sebagai berikut (Surya,
1982:95-97): (1) masalah kesulitan belajar. Salah satu segi dari kesulitan belajar merupakan
gejala gangguan kesehatan mental, baik sebagai sebab maupun akibat. Dikatakan sebagai
salah satu segi, karena kesulitan belajar itu dapat pula dilihat dari segi lain. Sebagai masalah
kesehatan mental, kesulitan belajar merupakan salah satu gejalanya. Artinya, anak yang
mengalami gangguan mental seperti adanya pertentangan batin, konflik dengan orang tua,
merasa rendah diri, akan menimbulkan adanya gangguan kesehatan mentalnya; (2) masalah
kenakalan remaja. Masalah kenakalan anak-anak khususnya kenakalan remaja sudah
merupakan masalah yang besar dalam dunia pendidikan, khususnya di kota-kota besar.
Dalam timbulnya masalah kenakalan anak ini sekolah tidak dapat terlepaskan, artinya
sekolah mempunyai tanggungjawab yang cukup besar. Gejala kenakalan tampak dalam
berbagai bentuk tingkah laku seperti: sikap agresif, mengganggu, pergaulan bebas,
perkelahian, pembentukan gank, membuat coretan-coretan yang tidak senonoh, merusak
sekolah, dan sebagainya. Anak yang melakukan gejala kenakalan dapat diperkirakan
mengalami gangguan kesehatan mentalnya.
Dari beberapa studi kasus nampak bahwa pada umumnya mereka yang melanggar
disiplin sekolah disebabkan karena adanya gangguan mental dalam dirinya seperti rasa
tertekan, rasa takut, dan rasa cemas; (4) masalah gangguan mental. Adanya gejala gangguan
mental pada anak didik di sekolah juga merupakan masalah kesehatan mental. Di sekolah
sering nampak adanya gejala gangguan mental yang cukup kuat seperti nampak dalam
bentuk bersikap dingin, murung, selalu cemas, pesimis yang berlebihan, bertingkahlaku
histeris, gejala pemakaian narkotik, sering pingsan, acuh, mudah tersinggung, dan
sebagainya.
Peran sekolah dalam menumbuhkan budi pekerti dan juga ahlak menjadi pondasi
mencetak generasi yang tidak hanya hebat dalam prestasi, namun juga mampu mencetak
generasi sehat, kuat dan handal dalam mentalnya. Berikut ini akan dijelaskan mengenai peran
sekolah dalam kesehatan mental anak didik yang dapat diketahui :
1. Peran Sekolah Dalam Memberikan Konselling Atau Guru Bimbingan
Wujud aktif sebuah sekolah kepada muridnya dapat dilakukan dengan cara memberikan
bimbingan berupa konselling atau pengarahan bagi siswa bermasalah khususnya. Contoh
pada saat siswa mengalami masalah kenakalan remaja seperti membolos, tawuran dan lain
sebagainya yang bersifat negatif. Peran seorang guru pembimbing adalah memberikan satu
pencerahan berupa dorongan, pencari solusi, penggerak mental positif dan sebagainya. Hal
ini betujuan agar siswa merasa dirinya masih diperhatikan, didukung dan juga dimengerti.
Manfaat dan juga contoh landasan psikologi dalam bimbingan konselling.
2. Sekolah Melakukan Kegiatan Rohani Bagi Siswa
Contoh kedua peran sekolah dalam kesehatan mental adalah dengan menggiatkan anak
didiknya dalam kegiatan keagamaan. Contoh dengan megadakan acara rohani, seperti doa
bersama, ceramah agama, lomba bidang agama dan sebagainya. Pentingnya peranan agama
5
dalam lingkungan sekolah juga membantu siswa memiliki pondasi hidup mengenai kebaikan
dan juga keburukan, dan mencegah sikap radikal yang dapat menjerumuskan anak didik.
3. Memberikan Ekstra Kulikuler Yang Mendidik dan Membangun Mental
Ekstra kulikuler yang diselenggarakan di sekolah memiliki tujuan agar siswa berperan aktif
dalam bidang yang diminati. Bisa dalam bidang olahraga, ketrampilan, bela diri dan masih
banyak lagi lainnya, hal ini untuk membentuk karakter siswa dan mengarahkan potensi diri
dan membuka minat siswa untuk kegiatan yang positif. Kegiatan ini juga mampu
mengeluarkan emosi siswa dengan tindakan yang terarah an bermanfaat. Salah satu dampak
dan pengaruh pendidikan karakter terhadap jiwa anak dan perkembangannya.
4. Sekolah Memfasilitasi Siswa Mengembangkan Minat dan Bakat
Selain sekolah memiliki peran sekolah dalam kesehatan mental juga mampu mendorong
muridnya menjadi generasi sehat fisik dan juga mental. Dengan sekolah membantu siswa
menyalurkan bakat, minat dan juga hobi kedalam lembaga yang lebih besar lagi tentu
memberikan jalan siswa memiliki prestasi gemilang dan membanggakan. Dengan media ini
siswa dapat menyalurkan pikiran, emosi, dan juga perasaannya untuk meraih prestasi dalam
hal yang positif. Secara secara langsung membentuk generasi yang bertanggungjawab,
disiplin dan juga mandiri. Apa saja contoh manfaat dan juga peranan bakat dalam proses
belajar psikologi endidikan.
5. Sekolah Menekankan Aspek Disiplin dan Tanggungjawab.
Salah satu hal yang dapat dilakukan sekolah dalam mencetak generasi bermental kuat dan
handal yaitu dengan cara mendidik secara disiplin, bertanggungjawab dan juga bermoral
tinggi. Dengan cara memberikan sangsi, teguran, apresiasi dan juga tugas mental kepada
siswa untuk lebih kuat dan sehat. Contoh dengan melatih siswa datang tepat waktu, memakai
seragam dengan rapi, dilarang merokok di lingkungan sekolah, dan sangsi tegas bagi siswa
yang ikut tawuran atau narkoba.
6. Pentingnya Pendidikan Moral Melalui Tindakan dan Bukti Nyata.
Sekolah tidak hanya mencetak murid menjadi generasi yang handal, cerdas, bermanfaat dan
juga bertanggungjawab. Akan tetapi ada hal yang lebih penting yaitu bagaimana seorang
pengajar dan juga anggota sekolah mampu dijadikan teladan, serta contoh inspirasi kepada
siswanya. Apabila pengajar mampu menjadi teladan dalam segala hal, maka jiwa seorang
murid akan merasa sosok pengajar memang patut untuk ditiru dan dijadikan orangtua kedua
selain orangtua sendiri.
Demikianlah beberapa contoh peran sekolah dalam kesehatan mental, dunia pendidikan
saat ini sepatutnya mampu menjadikan sekolah sebagai pencetak generasi yang bermental
santun, cerdas, berkarakter dan mampu menjadi manfaat baik bagi orang.

C. Peranan Kesehatan Mental dalam Lingkungan Masyarakat


Berbicara mengenai kesehatan mental, WHO menetapkan faktor-faktor yang menjadi
determinan kesehatan mental, yaitu: kemiskinan, gender, usia, konflik, bencana penyakit
berat, keluarga dan lingkungan social. Berbagai faktor determinan tersebut dipandang akan
menimbulkan gangguan kejiwaan dan bahkan dapat menimbulkan penyakit kejiwaan bagi
6
mereka yang berada didalamnya. Dengan demikian, kesehatan mental tidak bisa
dilepaskan dengan aspek-aspek kehidupan lainnya dalam diri manusia, termasuk berbagai
sarana dan prasarana pendukung kehidupan manusia di dalam kehidupan bermasyarakat.
Namun sayangnya Indonesia tidak mempunyai kebijakan khusus terkait penanganan
kesehatan mental.
Padahal apabila kita perhatikan, kebutuhan akan perlindungan dan pelayanan publik
yang mendorong terciptanya kesehatan mental bagi warga Negara Indonesia sangat
diperlukan. Dewasa ini banyak orang tidak mampu mengendalikan dan menyesuaikan diri
dengan perkembangan jaman, cenderung terbawa dampak negatif dari arus globalisasi,
budaya materialis yang membuat manusia tidak pernah merasa cukup. Berbagai situasi
tersebut berujung pada gangguan kejiwaan dan bahkan penyakit kejiwaan seperti stress,
hidup dalam kecemasan dan ketakutan menjadi situasi yang tidak dapat terelakkan. Apabila
situasi ini tidak dapat diatasi, maka setiap orang akan menuju ke arah masyarakat yang
‘sakit’
Berbagai tuntutan yang berasal dari lingkungan tempat manusia hidup turut
mempengaruhi secara timbal balik terhadap apa yang dipikirkan dan dirasakannya. Hal ini
tentunya berkaitan dengan keadaan dunia yang semakin maju, ilmu pengetahuan yang
terus berkembang dan teknologi yang semakin canggih dan modern, maka semakin banyak
dan kompleks pulalah permasalahan hidup yang dihadapi oleh manusia. Artinya,
semakin banyak manusia yang mengalami gangguan kejiwaan ataupun gangguan
kesehatan mental akibat ketidakmampuan mereka dalam memegang nilai-nilai
sosiobudayanya sendiri yang memang seharusnya dipertahankan sebagai fondasi
kehidupan bermasyarakat ataupun karena ketidakmampuan mereka dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.

D. Peranan Kesehatan Mental dalam Lingkungan Kerja


Lingkungan kerja yang penuh tekanan akan membuat pekerja tidak memiliki
kesejahteraan psikologis yang optimal. Hal ini tentunya dapat menyebabkan pekerja
mengalami stres yang tinggi dan burnout (Johson et al., 2020). Tingkat stres yang tinggi
dikhawatirkan dapat memengaruhi kesejahteraan keluarga, yang ujung-ujungnya
mempengaruhi ketahanan keluarga pekerja.
Sebaliknya, ketika seorang pekerja mengalami tekanan karena masalah keluarga,
keuangan maupun kesehatan, kesejahteraan mental dan fisik mereka dapat terganggu
(Mavridis, et al., 2019). Ujung-ujungnya, produktivitas mereka juga akan menurun sebagai
efek dari memburuknya kondisi kesejahteraan psikologis.
Kesehatan mental di tempat kerja sangat penting untuk mendukung keberhasilan
perusahaan. Apabila seorang karyawan merasa bahagia, hal tersebut akan mendukung
kesejahteraan dan meningkatkan produktivitas kerja. Namun, gangguan kesehatan mental di
tempat kerja seringkali tidak bisa dihindari. Kondisi ini bisa diawali dari luka emosional yang
terjadi akibat tekanan pekerjaan dan atasan, kegagalan yang berulang, dan lain sebagainya.

7
Jika kondisi seperti itu dibiarkan, maka luka akan berkembang menjadi stres dan
mengganggu kinerja karyawan. Cara mengatasi agar kondisi seperti itu tidak berlarut adalah
dengan mengurangi tingkat stres. Salah satu teknik yang paling mudah adalah dengan
membiasakan praktik perilaku mental positif (Positive Mental Attitude).
Sebagai tempat di mana banyak individu menghabiskan sebagian besar waktunya,
perusahaan/organisasi perlu memperhatikan kondisi lingkungan kerja yang akan mendukung
kesejahteraan psikologis seseorang.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Kehidupan manusia bersifat dinamis dan dari kedinamisan tersebut dapat dipastikan
menimbulkan berbagai masalah dan bahkan juga solusi bagi kehidupan manusia itu sendiri, baik
bagi diri perorangan ataupun bagi masyarakat sebagai satuan kumpulan individu. Sebagai
makhluk yang memiliki aspek bio-psiko-sosio-spiritual dalam dirinya, manusia merupakan
makhluk yang mengusung nilai, sehingga tidak dapat mengenyampingkan nilai-nilai
sebagai pegangan dan pedoman dalam kehidupannya. Kedinamisan hidup dan keberadaan nilai-
nilai saling mempengaruhi satu sama lain dalam diri manusia, sayangnya yang terjadi adalah
dengan semakin dinamisnya kehidupan manusia, justru semakin rendah pemahaman manusia
terhadap nilai dan semakin pudarnya nilai-nilai yang dianut dan dimiliki oleh manusia, sehingga
menjadi pemicu munculnya berbagai macam masalah kesehatan mental di masyarakat.

8
DAFTAR PUSRAKA

Kesehatan jiwa, well-being dan literasi kesehatan mental. Diana Setiyawati. Center for
Public Mental Health. Materi presentasi.

Adisty Wismani Putri, Budhi Wibhawa, Kesehatan Mental Masyarakat Indonesia

(Pengetahuan dan Keterbukaan Masyaraakat dalam Gangguan Kesehatan

Mental), Vol.2 No.2.

http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_ppb_030014_chapter1.pdf

https://dosenpsikologi.com/peran-sekolah-dalam-kesehatan-mental/amp
https://www.researchgate.net/publication/319649547_KESEHATAN_MENTAL_DALA
M_PERSPEKTIF_PEKERJAAN_SOSIAL

Anda mungkin juga menyukai