Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MASA DEWASA DINI

Di susun oleh :

Nama : Munif Sulaiman

Nim : 18862011028

Mata kuliah : psikologi perkembangan II

BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KRGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA AL GHAZALI CILACAP 2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa dewasa dini dimulai pada umur 18 tahun sampai kira kira umur 40 tahun.
Saat perubahan perubahan fisik dan psikologisyang menyertai berkurangnya
kemampuan repoduktif.
Masa dewasa dini sering di sebut juga masa pengaturan yang telah di katakana
bahwa masa anak anak dan priode merupakan priode pertumbuhan,dan masa dewasa
merupakan masa pengaturan.pada generasi-generasi terdahulu berbeda pandangan
bahwa jika anak laki-laki dan wanita mencapai usia dewasa secara syah, hari hari
mereka telah berakhirdan saatnya telah tiba untuk menerima tanggung jawab sebagai
orang dewasa.berarti ini bahwa pria muda mulai membentuk bidang pekerjaan yang
akan di tangani sebagai kariernya ,sedangkan wanita muda di harapkan menerima
tanggung jawab sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
Masa dewasa dini jugadi sebut sebagai usia reproduksi merupakan salah satu
peran yang sangat penting dalam hidup orang dewasa . orang yang kawin berperan
sebagai orang tua pada saat ia berusia duapupuhan atau pada awal umur tiga puluhan
beberapa sudah menjadi kakek nenek sebelum masa dewasa dini berakhir.
Masa dewasa dini merupakan masa bermasalah, di awal tahun –tahun awal
masa dewasa banyak masalah baru yang hharus di hadapi ileh seorang masalah dari segi
baru ini bisanya dari segi utamanya berbeda dengan yang sudsh pernah di alami
sebelumnya. Dengan menurunya tingkat usia kedewasaan secara hokum menjadi 18
tahun. Pada tahun 1970 an anak anak muda telah di hadapkan pada banyak masalah
yan telah di hadapi dan mereka tidak siap mengatasinya. Meskipun mereka saat
sekarang dapat memberikan suaranya, memiliki harta benda, kawin tanpa persetujuan
orang tua, serta dapat melakukan berbagai halyang tidak dapat di lakukan orang dewasa
secara hokum masih berumur 21 tahun,jelas kebebasa baru ini menimbulkan masakah
baru yang tidak bisa di tamalkan oleeh orang – orang yang masih muda itu sendiri
maupun oleh kedua orang tuanya.
B. IDENTIFIKASI MASALAH

1. Masa dewasa dini sebagai penyesuuaian pekerjaan.


2. Masa dewasa dini sebagai penyesuaian perkawinan.
3. Masa dewasa dini sebagai penyesuaian diri terhadap masa keorangtuaan
4. Masa dewasa dini sebagai penilaian terhadap penyesuaian perkawinan

C. RUMUSAN MASALAH

MASA DEWASA DINI SEBAGAI PENYESUAIAN PEKERJAAN DAN KELUARGA


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. PENYESUAIN PEKERJAAN
A. Pemilihan pekerjaan
Pemilihan penyesuaian pertama yang di anggap cocok adalah
memilih bidang yang cocok dengan bakat dan minat dan factor
psikologi lainya yang secara hakiki sulit untuk di pungkiri bahwa agar
kesehatan mental dan fisiknya sebagai seorang dewasa dapat terjaga.
Karena banyak kasus memilih pekerjaan yang tidak cocok dengan
bakat dan minatnya tetapi di pilih karena besarnya pengaruh social
yang ada, justru menimbulka ketidak puasa terhadap hasil karyanya,
tidak dapat mencapai tugasnya dan akhirnya prestasi kerja sangat
menurun. Sehubungan dengan itu maka orang dewasa telah
menentukan pilihan jauh jauh hari sebelum mereka bekerja, sehinggs
berjsuh-jsuh hari melatih diri sesuai dengan peralatan yang di
perlukan untuk jenis pekerjaan yang mereka anggap cocok dengan
minat bakatnya.sebaliknya , masih banyak juga orang dewasa yang
bingung tentang apa yang iya kerjakan dalam hhidupnya setelah
selesai dari pendidikan tinggi SLTA,akademi bahkan yang teramat dari
perguruan tinggi. Ada beberapa factor yang menyulitkan pekerjaan
yaitu :
1. Jumlah dan jenis pekerjaan yang berbeda yang akan di
pilihnya terus bertambah.
2. Tuntutan perubahan kebutuhan yang lebih cepat akan
keterampilan dan pengetahuan yang di perlukan untuk
memegang suatu pekerjaan yang mengarah ke system kerja
otomatis.
3. Tingkat feksibilitas waktu kerja yang rendah menjadikan
wanita sulit untuk menyesuaikan diri dengan jadwal pekerjaan
kantor dan tugas-tugas rumah.
4. Perlu waktu yang lama dan memakan biaya yang banyak
untuk membentuk karier sehingga sulit sekali bagi seseorang
untuk menukar karirnya.
5. Untuk jabatan dan tugas tertentu di pandang sebagai
pekerjaan khusus untuk wanita ( perawat atau guru )
sedangkan tugas kegintaraan dan rekayasa di anggap sebagai
tugas pria.
6. Ada juga jenis pekerjaan yang di anggap tidak menyenangkan,
seperti pekerjaan yang bersifat pelayanan dan perbaikan.
7. Ada banyak pekerjaan yang di sukai, yaitu tugas yang dapat
memberikan kesempatan untuk mengidentifikasi diri dari
pada tugas yang membuat perasaan seseorang sibuk terus,
seperti petugas bagian penggerak mesin-mesin raksaksa.
8. Tugas yang kurang jaminan keanananya, terutama pekerjaan
musiman di mana wanita memperoleh kesempatan yang lebih
banyakdari pada pria.
9. Kemempuan seseorang untuk lalai karena pengalaman yang
pernah di perolehnya sangat minim, bisa jugakarena petunjuk
yng pernah di terima dalam memilih bidang pekerjaan yang
tidak sesuai kurang trpat dan relative kecil.
10. Pendidikan dan pengetahuan yang di peroleh tidak sesuai
dengan syarat yang di perlukan untuk memegang pekerjaan
yang masih lowong.
11. Sasaran penjurussan yang di peroleh sejak masa kanak-kanak
hingga masa dewasa tidak realistic.
12. Njlai dan harapan yang tidak realistis, khususnya yang
berkenan dengan prestisedan otonomi tugas tugas.
B. Stabilitas pekerjaan
Penyesuaian kedua yang di anggap penting bagi orang
dewasa muda adalah pemilihan jurusan yang harus di lakukan
dengan mantap. Cara ini tidak selalu dapat di lakukan dengan baik
oleh pria maupun wanita untuk dapat berpindah pekerjaan
berharap bekerja selama usia duapuluhan bahkan usia
tigapuluhan. Bagaimanapun juga kalau jenis pekerjaan sebagai
karier di lakukan pada saat seseorang menjelang akhir usia tiga
puluhan. Ini merupakan bukti bahwa karier khusus memerlukan
pelatihan khusus.oleh karena itu seseorang perlu secara khusus
mengikuti pelatihan dengan cara meningkatkan tugasnya untuk
sementara.
c. penyesuaian diri dengan pekerjaan

bentuk penyesuaian ke tiga yang perlu di lakukan adalah


penyesuaian diri terhadap pekerjaan yang tellah di pilihnya.
Selama pemilihan pekerjaan orang dewasa,dengan sendirinya
perlu menyesuaikan diri dengan sifat dan macam pekerjaan
tersebut yang antara lain ,meliputi pekerjaan setiap hari dan
setiap minggunya, penyesuaian terhadap teman sejawat dan para
pimpinan,dengan lingkungan tempat ia bekerja, dan penyesusian
dengan peraturan serta batasan yang berlaku selama waktu kerja.

Bagi sebagian besar orang dewasa muda, terutama mereka


yang tidak mempunyai pengalaman kerja dan bagi yang belum
pernah bekerjaselama masih sekolah sering mendapatkan
kesulitandalam menyesuaikan diri dengan pekerjaan yang di
embanya. Contohnya, seseorang mahasiswa yang pernah
berhenti kuliah selama masa belajarnya, pada waktu ia terasa
tertidur akhirnya dia bangun untuk mengikuti tugas-tugas pada
hari berikutnya yang di tentukan,maka dari kasus tersebut ia
merasa sulit mengikuti dan merasa frustasi.

B. PENYESUAIAN PERKAWINAN

1. Penyesuaian Dengan Pasangan

Masalah yang paling pokok yang pertama kali di hadapi


oleh keluarga baru adalah penyesuaian terhadap pasanganya (istri
atau suaminya).

Hubungan interpersonal memainkan peran yang penting


dalam perkawinan yang pentingnya sama dengan hubungan
persahabatan dan hubungan bisnis. Dalam kasus perkawinan
hubungan interpersonal jauh lebih sulit untuk ddi sesuaikan dari
pada dalam kehidupan bisnis, sebab dalam perkawinan terdapat
keruwetan oleh berbagai factor yang tidak bisa timbul dalam
bidang kehidupan individual.
Factor yang mempengaruhi penyesuaian terhadap
pasangan sebagai berikut :

1. konsep pasangan yang ideal


2. pemenuhan kebutuhan
3. kesamaan latar belakang
4. minat dan kepentingan bersama
5. keserupaan nilai
6. konsep peran
7. perubahan dalam pola hidup

2. Penyesuaian Seksual

Masalah penyesuaian yang ke dua dalam perkawinan adalah


penyesuaian seksual. Masalah ini merupakan suatu masalah yang
paling sulit dalam perkawinan dan salah satu penyebab dalam
pertengkaran dan ketidak bahagiaan perkawinan apabila
kesepakatan ini tidak dapat di capai dengan memuaskan. Biasanya
pasangan tersebut belum cukup mempunyai pengalaman awal,
yang berhubungan dengan penyesusian ini dari pada orang-orang
lain dan mereka mungkin tidak mampu meengendalikan emosi
mereka.

Factor yang mempengaruhi penyesusian seksual sebagai


berikut :

1. Prilaku terhadap seks


2. Pengalaman seks masa lalu
3. Dorongan seksual
4. Pengalaman seks marital awal
5. Sikap terhadap penggunaan alat kontra sepsi
6. Efek vasektomi.

3. Penyesuaian Keuangan

Masalah penyesuaian ketiga dalam hidup perkawinan


adalah keuangan. Uang dan kurangnya uang mempunyai pengaruh
yang kuat terhadap penyesusisn diri orang dewasa deengan
perkawinan. Dewasa ini, sebagai akibat dari pengalaman
premarital,banyak istri tersinggung karena tidak dapat
mengendalikan uang yang di pergunakan untuk melangsungkan
keluarga, dan mereka merasa sulit untuk menyesuaikan diri
dengan pendapatan suaminya setelah terbiasa membelanjakan
uang sesuka hatinya.

Banyak juga suami yang merasa sulit untuk menyesuaikan


diri dengan keuangan, khususnya kalau istrinya bekerja setelah
mereka menikah dan kemudian mereka berhenti dengan lahirnya
anak pertama.bukan hanya pendapatan mereka berkurang
melainkan pendapatan suami harus memenuhi semua bidang
pengeluaran.

4. Penyesuaian Dengan Pihak Keluarga


Masalah penting yang keempat dalam hidup perkawinan
adalah penyesuaian diri dengan keluarga dan anggota keluarga
pasangan.dengan perkawian,seorang dewasa secara otomatis
akan memperoleh sekelompok keluarga.mereka itu adalah
anggota keluarga pasangan dengan usia yang berbeda mulai dari
bayi sampai kakek/nenek, yang kerap mempunyai nilai yang
berbeda dan sering kali sangat berbeda dari segi pendidikan,
budaya, dan latar belakang sosialnya.
Factor yang mempengaruhi penyesuaian diri dengan pihak
keluarga pasangan sebagai berikut :
1. Setereotipe tradisional
2. Keinginan untuk mandiri
3. Keluarrgaisme
4. Mobilitas social
5. Anggota keluarga berusia lanjut
6. Bantuan keuangan untuk keluarga pasangan

C. PENYESUAIAN DIRI TERHADAP MASA KEORANGTUAAN


Seperti yang telah di jelaskan bahwa masa orang tua
merupakan masa kerteria terpenting dalam pengalihan dan
tanggung jawab individual ke tanggung jawab kedewasaan.
Setatus orang tua tidak dapat di ragukan lagi tentu di lakukan
dengan bantak mengorbankan kebahagiaan dan kepuasan
sehingga di artikan sebagai “ masa krisis ”karena banyak
mengeluarkan banyak oerubahan prilaku, nilai dan peranan.
Dengan lahirnya seorang anak orang tua kadang bingung
dan semua anggota keluarga juga mengalami setres dalam variasi
tingkat yang berbeda. Walaupun kehadiran anak dalam keluarga
merupakan situasi krisis, tetapi yang paling mengecewakan adalah
saat lahirnya anak pertama, Karena beberapa hal kedua orang tua
anak belum mampu berperan sebagai orangtua.
Factor yang mempengaruhi peenyesuaian diri dengan
masa orangtua adalah sebagai berikut :
1. Sikap terhadap kehamilan
2. Sikap terhadap masa orang tua
3. Usia orang tua
4. Jenis kelamin anak
5. Jumlah anak
6. Harapan orang tua
7. Perasaan keseimbangan tugas orang tua
8. Sikap terhadap perubahan peran
9. Watak anak

D. PENILAIAN TERHADAP PENYESUAIAN PERKAWINAN


1. Usia penyesuaian diri terbaik
Pada periode tertentu akan lebih mudah selama
hidup perkawinan dari pada masa-masa lainya . paris dan
lucky mengatakan bahwa “ ada periode-periode yang
dapat di identifikasi dari kebanyakan orang yang menikah,
yang mungkin kurang bahagia dari pada periode-periode
lainya.” Periode yang paling gampang di identifikasi adalah
tahun-tahun awal perkawinan ketika kedua pasangan
harus menyesusikan diri dengan peranan baru sehingga
dapat di ketahui bahwa periode tertentu di anggap
mereka sebagai pasangan suami istri dan sebagai orang
tua; periode ketika anak-anak mencapai “ usia belasan
yang menyusahkan “ dan cenderung memberontak
terhadap otoritas orangtua; dan periode “sarang kosong “
yang memerluakan penyesuaian diri kembali dengan
rumah anak dan selesainya peran orang tua.
Factor yang mempengaruhi kriteria keberhasilan
adalah sebagai berikut :
1. Kebahagiaan suami istri
2. Hubungan yang baik antara anak dan orang tua
3. Penyesuaian yang baik dari anak-anak
4. Kenampuan untuk memperoleh kepuasan dari
perbedaan pendapat
5. Kebersamaan
6. Penyesuaian yang baik dalam masalah
keuangan
7. Penyesuaian yang baik dari pihak keluarga
pasangan
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Penesuaian keluarga dan pekerjaan khususnya masa dewasa dini sangat sulit
karena kebanyakan orang dewasa muda membatasi dasar dasar denganya ia
membangun penyesuaian karena pembeharuan peran yang di tuntut penesuaian diri.

Masalah dalam penyesuaian pekerjaan pada masa dewasa muda meliputi


pemilihan pekerjaan, mencapai stabilitas dalam pilihan, dan pilihan dalam situasi kerja.
jumlah pola keluarga yang terus meningkat menjadikan penyesuaian perkawinan
menjadi sulit, terutama kebutuhan yang sesuai dengan kebutuhan individual berbeda
dengan yang berlaku dalam kelompok social. Dari sekian banyak jumlah kondisi yang
mendorong sulitnya perkawinan, kondisi yang paling umum adalah persiapan
pernikahan yang terbatas, pernikahan terlalu dini, konsep perkawinan yang tidak
realistis dan romantic, perkawinwn campuran, perkenalan yang terlalu singkat, kurang
saling mengenal pada masa pacaran, dan perubahan peran yang nyata.

Dari sekian banyak permasalahan penyesusisn perkawinan yang umum,


penyesuaian pasangan hidup,penyesuaian seksual, penyesuaian keuangan, dan
penyesuaian keluarga pihak pasangan, merupakan masalah yang sering di temui dan
paling sulit di pecahkan. Dari banyaknya factor yang mempengaruhi penyesuaian
dengan masa orang tua yang paling penting adalah sikap kehamilan dan fungsi sebagai
orangtua, umur orangtua, jenis kelamin anak, harapan orangtua, merasa menjadi orang
tua yang baik, sikap terhadap perubahan yang di perlukan pada masa orangtua, dan
trampamen anak.

Ada tujuh yang dapat di gunakan untuk menilai penyesuaian perkawinan:


kebahagiaan suami istri, hubungan yang baik antara orangtua dan anak, penyesuaian
yang baik dari anak-anak, kemampuan untuk menghadapi ketidak setujuan dengan
memuaskan, “ kebersamaan” penyesuaian kebersamaan yang baik dengan pihak
keluarga pasangan.
DAFTAR PUSTAKA

B. Hurlock, Elisaabeth. 1994. psikologi perkembangan: Satu Pendekatan dalam


Satu Rentan Kehidupan.Jakarta:Erlangga

Anda mungkin juga menyukai