Anda di halaman 1dari 21

Assesmen Pemahaman Individu

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK
yang dibina oleh Bapak Djoko Budi Santoso

Disusun oleh :
1. Ghazy zhafrany aldiansyah ; 180521629036
2. Maharani Firjatullah Qutratu'ain ; 180521629074
3. Melisatun Ramadani ; 180521629027
4. Muhammad Ulinuha Jauhari ; 180513626517
5. Rio Nata Handika ; 180513626584

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
2019

i
Daftar Isi
Halaman Sampul ................................................................................................................ i
Daftar Isi ............................................................................................................................. ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................... 2
C. TUJUAN PENULISAN MASALAH ................................................................... 2
BAB II ................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 3
A. Pengertian Individu Peserta Didik ................................................................ 3
1. Naluri mempertahankan kelangsungan hidup ..................................................... 4
2. Naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan .................... 5
3. Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan ............................................................. 5
B. Pengertian Memahami individu.................................................................... 6
C. Memahami Individu Dengan Teknik Non Tes ............................................. 7
1. Wawancara.......................................................................................................... 7
2. Observasi............................................................................................................. 8
3. Angket ................................................................................................................. 9
4. Sosiometri ......................................................................................................... 10
5. Catatan anekdot ................................................................................................. 11
6. Inventori ............................................................................................................ 11
7. Biografi atau autobiografi ................................................................................. 12
D. Memahami Individu Dengan Teknik Tes ....................................................... 13
1. Tes intelegensi umum ....................................................................................... 13
2. Tes bakat ........................................................................................................... 14
3. Tes kepribadian ................................................................................................. 14
4. Tes hasil belajar ................................................................................................ 14
E. Permasalahan Yang Timbul Pada Peserta Didik

BAB III............................................................................................................................. 17
KESIMPULAN ............................................................................................................... 17
DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................................... 18

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Persoalan dan problematika peserta didik akan selalu hidup dan berkembang
sejalan dengan perubahan beberapa faktor yang melatarbelakangi keseharian para
pesera didik. Pemahaman terhadap peserta didik sangat diperlukan demi tercapainya
tujuan pendidikan secara maksimal dan proporsional dan diharapkan
dapat menghantarkan peserta didik pada tingkat keberhasilan yang maksimal. Untuk
itulah sangat diperlukan kehadiran dan peranan bimbingan konseling baik dari para
pendidik secara keseluruhan untuk lebih memaksimalkan peran bimbingan
konselingnya, dan terkhusus bagi guru BK yang memang guru BK lebih memiliki
kompetensi dan potensi lebih dalam hal bimbingan konseling.
Dalam usaha pembimbingan peserta didik, ada salah satu hal yang terpenting yang
menyebabkan adanya perbedaan keberhasilan pendidik dalam mendidik para pelajar/
perserta didiknya, kemungkinan besar disebabkan oleh adanya perbedaan
pengetahuan diantara para pendidik tersebut mengenai beberapa aspek yang ada pada
diri anak didik.
Pemahaman kondisi serta potensi peserta didik menjadi sangat urgent bagi
pendidik, disebabkan dengan memahami potensi dan kondisi peserta didik pendidik
akan dengan mudah menentukan dan memilih beberapa alternative pendekatan maupun
metode-metode yang diterapkan dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Sehingga
peserta didik dapat dengan mudah beradaptasi dengan situasi proses belajar mengajar
serta sangat terbantu dalam pemahaman pelajaran. Hal ini desebabkan peoses
pendidikan benar-benar dapat dilaksankan secara proporsional dan sesuai dengan
kondisi psikologis peserta didik.
Pemimbingan terhadap peserta didik oelh pendidik juga sangat diperlukan sebab
tujuan bimbingan adalah membantu siswa dalam memahami dirinya dan
lingkungannya, dalam pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarah kegiatan-

1
kegiatan yang menuju pada karir dan cara hidup yang memberikan rasa kepuasan
karena sesuai, serasi dan seimbang dengan dirinya dan lingkunganya.
Permasalahan yang dialami oleh individu peserta didik terus berkembang seiring
perkembangan waktu dan perkembangan lingkungan yang ada di sekitar peserta didik/
siswa.Problem peserta didik dapat berupa problem dalam memahami pelajaran, konflik
antar teman, kesalahan bergaul hingga problem-problem yang bersifat multi
kasus.Berawal dari persioalan individu kemudian lazimnya meningkta kepada problem
keluarga dan lingkungan.Nah, hal inilah yang selalu memaksa seorang individu peserta
didik untuk segera menyelesaikan, karena secara naluriah setiap individu selalu
memiliki dorongan keinginan untuk terlepas dari problem yang mendera dirinya.

B. RUMUSAN MASALAH
Dalam pembahasan makalah dirumuskan rumusan maslah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian individu
2. Apakah pengertian pemahaman individu?
3. Bagaimanakah carapemahaman individu dengan teknik non tes?
4. Bagaimanakah cara pemahaman individu dengan teknik tes?

C. TUJUAN PENULISAN MASALAH


Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian individu.
2. Untuk mengetahui pengertian pemahaman individu.
3. Untuk mengetahui cara pemahaman individu dengan teknik non tes.
4. Untuk mengetahui cara pemahaman individu dengan teknik tes.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Individu Peserta Didik


Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat.Dalam ilmu sosial,
individu berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat
dipisah lagi menjadi bagian yang lebih kecil.Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari
ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang
sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil.
Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak
terbagi”.Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan
jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan hidup manusia.Individu
merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan bukan sebagai
manusia keseluruhan.Maka dapat disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang
memiliki peranan khas atau spesifik dalam kepribadiannya.Dan terdapat tiga aspek
dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek
sosial.Dimana aspek aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka
akan merusak aspek lainnya. Apabila pola tingkah lakunya hampir identik dengan
tingkah laku massa yang bersangkutan. Proses yang meningkatakan ciri-ciri
individualitas pada seseorang sampai pada dirinya sendiri, disebut proses
individualisasi atau aktualisasi diri. Dalam proses ini maka individu terbebani berbagai
peranan yang berasal dari kondisi kebersamaan hidup, yang akhirnya muncul suatu
kelompok yang akan menentukan kemantapan satu masayarakat. Individu dalam
tingkah laku menurut pola pribadinya ada tiga kemungkinan: pertama menyimpang
dari norma kolektif kehilangan individualitasnya. Kedua takluk terhadap kolektif, dan
ketiga mempengaruhi masyarakat. (Hartomo, 2004: 64). Dengan demikian manusia
merupakan mahluk individual tidak hanya dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapi
merupakan pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya dan kecakapannya.
Menurut para ahli diantaranya Viniagustia menjelaskan bahwa individu
merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyataan suatu kesatuan yang
paling kecil dan terbatas.Menurut Marthen LuterIndividu berasal dari kata individum

3
(Latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat dibagi lagi.Individu menurut konsep
Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri.Individu sebagai mahkluk ciptaan
tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga,
rasa, rasio, dan rukun.
Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan
antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.
Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-
benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan
Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri,
mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat
untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
Individu juga dapat difahami sebagai orang seorang; pribadi orang (terpisah
dari orang lain). organisme yang hidupnya berdiri sendiri, secara fisiologi bersifat
bebas (tidak mempunyai hubungan organik dengan sesamanya).
Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling
bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan
memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.
Setiap individu mempunyai ciri khas yang berbeda dengan individu lainnya,
seperti bentuk fisik, kecerdasan, bakat, keinginan, perasaan dan memiliki tingkat
pemahaman/arti tersendiri terhadap suatu objek.Jadi individu adalah kondisi internal
dari seorang manusia yang berfungsi sebagai subjek. Manusia selaku individu
mempunyai 3 naluri, yaitu:
1. Naluri mempertahankan kelangsungan hidup
Naluri mempertahankan kelangsungan hidup telah menimbulkan berbagai
kebutuhan.Salah satu kebutuhan yang paling mendasar adalah kebutuhan fisiologis
yang terdiri dari makan, minum dan perlindungan.Semua kebutuhan tersebut
didapat dari lingkungan dimana manusia tinggal, dan dalam memanfaatkan
lingkungan tersebut membutuhkan teknologi.Teknologi dapat diartikan sebagai
cara-cara/alat yang dipergunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.Jadi teknologi tidak hanya mencakup perlatan modern/mesin saja. Panah
unutk berburu, bertani berpindah-pindah dan alat/cara sederhana lain termasuk ke

4
dalam teknologi. Kebutuhan manusia sangat beragam dan kebutuhan ini lebih
mudah dipenuhi kalau individu hidup berkelompok dengan individu lainnya.
2. Naluri untuk mempertahankan kelanjutan penghidupan keturunan
Naluri untuk mempertahankan keturunan, menuntut adanya kebutuhan akan rasa
aman (safety need) baik dari gangguan cuaca yang tidak nyaman, binatang
liar/manusia lain. Pakaian yang dibuat dari berbagai jenis bahan dan model
disesuaikan dengan kondisi cuaca.Perumahan dengan bermacam-macam bahan dan
juga bentuk, pada dasarnya adalah usaha untuk memperoleh rasa aman dari
berbagai gangguan.Adapun keanekaragaman bahan dan model yang dipergunakan
sangat tergantung pada lingkungan.Seperti rumah di daerah tropis umumya dibuat
dari kayu/bamboo dengan model atap segitiga/kerucut dan sering kali dibawahnya
tidak langsung menyentuh tanah, tapi bertonggak/berkolong.Di iklim sedang
rumah banyak dibangun dari bata/tanah, atapnya rata/datar, sedangkan di daerah
dingin orang Eskimo membuat rumah dari es dengan bentuknya yang bukat
saja.Semua itu tergantung pada cuaca dan bahan mentah yang ada di
lingkungannya. Perkawinan selain untuk memenuhi kebutuhan biologis manusia,
juga merupakan cerminan dari adanya ketergantungan individu terhadap individu
lain dan adanya naluri untuk meneruskan keturunan.

3. Naluri ingin tahu dan mencari kepuasan


Setiap manusia mempunyai naluri untuk ingin tahu tentang sesuatu yang ada di
sekitarnya, baik itu lingkungan alam maupun lingkungan manusia lainnya. Adanya
perbedaan alam seperti daratan, perbukitan, pegunungan; perbedaan penyebaran
tumbuhan dan hewan; perbedaan fisik manusia seperti ada yang berkulit hitam,
putih, sawo matang, berbadan jangkung, pendek dan sebagainya; perbedaan budaya
manusia seperti dalam hal cara makan ada yang makan pakai tangan, sendok,
sendok garpu dan pisau; perbedaan dalam berpakaian, mata pencaharian, bentuk
rumah dan sebagainya. Semua itu telah mendorong manusia untuk mencari
tahu.Pertanyaan ”apa, mengapa, bagaimana dan siapa” telah melahirkan sistem
pengetahuan, yang kemudian disusun menjadi sistematis melalui aturan-aturan
tertentu sehingga melahirkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan ini pada

5
dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan spiritual/batin manusia. Sedangkan
penerapan ilmu dalam bentuk cara dan alat untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia disebut teknologi. Jadi teknologi adalah berbagai cara/alat untuk
memenuhi kebutuhan material manusia.

B. Pengertian Memahami individu


Pemahaman individu merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh konselor
berupa pengumpulan data, analisis data, penafsiran hasil analisis, dan penarikan
keimpulan tentang diri individu untuk kepentingan layanan Bimbingan dan Konseling.
Pengertian lain pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami,
menilai, atau menaksir karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah (gangguan)
yang ada pada individu atau sekelompok individu. Di dalam bimbingan dan konseling,
kita tidak mungkin dapat memberikan pertolongan kepada seseorang sebelum kita
kenal atau paham dengan orang tersebut.
Salah satu hal yang penting dalam bimbingan dan konseling ialah memahami
individu secara keseluruhan baik masalah yang dihadapi maupun latar belakangnya.
Dengan demikian individu akan memperoleh bantuan yang tepat dan terarah. Dengan
kata lain perlunya pemahaman individu dalam layanan bimbingan dan konseling
adalah agar individu memperoleh bantuan yang sesuai dengan kemampuan dan
potensinya agar apa yang diharapkannya dapat tercapai (artinya individu dapat
mencapai penyesuaian diri dengan dirinya sendiri, lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat).
Cara-cara yang digunakan untuk memahami individu tersebut mencakup
observasi, interview, skala psikologis, daftar cek, inventory, tes proyeksi, dan beberapa
macam tes.Pemahaman atau penilaian itu dimaksudkan untuk kepentingan pemberian
bantuan bagi pengembangan potensi yang ada padanya (developmental) dan atau
penyelesaian masalah-masalah yang dihadapinya (klinis). Dalam melakukan asesmen
itu, lazim digunakan berbagai instrumen yang bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu
dengan cara tes dan non-tes.Aspek – aspek individu yang perlu menjadi objek sasaran
pemahan individu yaitu:

6
1. Aspek Pribadi; terkait dengan individu sebagai pribadi, individu sebagai
masyarakat sosial, individu sebagai peserta didik. Dalam hal pembahasan
individu sebagai pribadi, sasaran pemahaman indivudu adalah kebutuhan konseli
dan/atau permasalahan klien.
2. Aspek Rohani; meliputi aspek kognitif (IQ, bakat) dan aspek nonkognitif (SQ,
EQ, sikap, minat).
3. Aspek Sosial; terkait dengan keadaan lingkungan, keluarga (status keluarga,
status ekonomi keluarga).
4. Aspek masalah; terkait dengan faktor penyebab masalah, gejala masalah,
karakteristik masalah.

C. Memahami Individu Dengan Teknik Non Tes


Dalam memahami Individu atau klien atau konseli dengan menggunakan teknik
non tes, atau tanpa menggunakan tes dapat menggunakan beberapa cara antara lain:

1. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan
mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan
dengan dialog (tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung.
Wawancara bisa dilakukan dengan peserta didik yang bersangkutan atau dengan
guru, wali kelas, orang tua maupun teman-temannya bila hal ini diperlukan.
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan dalam wawancara,
yaitu:Pewawancara harus mendengar, mengamati, menyelidiki, menanggapi, dan
mencatat apa yang sumber data berikan. Kadang-kadang ia seperti seorang
penginterogasi, kadang-kadang secara tajam ia menyerang dengan menunjukkan
kesalahan-kesalahan orang yang diwawancarai, kadang-kadang ia
mengklarifikasi, kadang-kadang pula ia seperti pasif atau menjadi pendengar
yang baik. Suksesnya suatu wawancara tergantung pada kemampuan melakukan
kombinasi berbagai keterampilan sesuai dengan tuntutan situasi dan orang yang
diwawancarai.

7
Dalam proses wawancara, pewawancara harus meredam egonya dan
melakukan pengendalian tersembunyi. Pewawancara memantau semua yang
diucapkan oleh dan bahasa tubuh orang yang diwawancarai, sambil berusaha
menciptakan suasana santai yakni suasana yang konduksif bagi berlangsungnya
wawancara.Dalam prakteknya, berbagai pikiran muncul dibenak pewawancara
ketika wawancara sedang berlangsung.Seperti : Apa yang harus saya tanyakan
lagi? Bagaimana nada bicara orang yang diwawancarai ini? Dari gerak tubuh dan
nada suaranya, apakah ia terlihat bicara jujur atau mencoba menyembunyikan
sesuatu?
Terdapat kelebihan dan kekurangan dalam teknik wawancara. Untuk
kelebihannya yaitu Flexibility, Nonverbal Behavior, Question Order, Respondent
alone can answer, dan Completeness. Adapun kelemahanya yaitu:
a) Memerlukan banyak waktu dan tenaga dan juga mungkin biaya.
b) Kesalahan bertanya dan kesalahan dalam menafsirkan jawaban, masih bisa
terjadi.
c) Keberhasilan wawancara sangat tergantung dari kepandaian pewawancara
dalam melakukan hubungan antar manusia (human relation).
d) Wawancara tidak selalu tepat pada kondisi-kondisi tempat tertentu, misalnya di
lokasi-lokasi ribut dan ramai.
e) Sangat tergantung pada kesediaan, kemampuan dan keadaan sementara dari
subyek wawancara, yang mungkin menghambat ketelitian hasil wawancara.

2. Observasi
Observasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan jalan pengamatan
yang bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah sehingga
diperoleh suatu pemahaman dan dilakukan secara langsung, seksama dan
sistematis. Sehingga pengamatan memungkinkan untuk melihat dan mengamati
sendiri kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan
sebenarnya. Observasi yang intensif bisa dilakukan baik di dalam maupun di luar
kelas.Pengamat mencatat hal-hal yang berhubungan dengan perilaku siswa,
terutama dalam mengikuti pelajaran maupun dengan teman-temannya.

8
Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui keseharian peserta didik yang diduga
mengalami kesulitan belajar.
Teknik observasi ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan.Diantaranya :
Kelebihan :
a) Data yang dikumpulkan melalui observasi cenderung mempunyai keandalan
yang tinggi. Kadang observasi dilakukan untuk mengecek validitas dari data yang
telah diperoleh sebelumnya dari individu-individu.
b) Dapat melihat langsung apa yang sedang dikerjakan, aktivitas yang rumit
kadang-kadang sulit untuk diterangkan.
c) Dapat menggambarkan lingkungan fisik dari kegiatan-kegiatan, misalnya tata
letak fisik peralatan, penerangan, gangguan suara dan lain-lain.
d) Dapat mengukur tingkat suatu pekerjaan, dalam hal waktu yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan satu unit pekerjaaan tertentu.
Kekurangan:
a) Umumnya orang yang diamati merasa terganggu atau tidak nyaman, sehingga
akan melakukan pekerjaannya dengan tidak semestinya.
b) Dapat mengganggu proses yang sedang diamati.
c) Orang yang diamati cenderung melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari
biasanya dan sering menutup-nutupi kejelekan-kejelekannya.
3. Angket
Angket (Questioner) adalah alat pengumpul data melalui komunikasi tidak
langsung, yaitu melalui tulisan.Angket ini berisi daftar pertanyaan yang ditujukan
kepada responden untuk dijawabnya, dimana peneliti tidak langsung bertanya
jawab dengan responden, yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang
berbagai hal yang berkaitan dengan responden.Karena angket dijawab atau diisi
oleh responden dan peneliti tidak selalu bertemu langsung dengan responden, maka
dalam penyusuna angket perlu diperhatikan beberapa hal.Pertama, sebelum butir-
butir pertanyaan atau pernyataan ada pengantar atau petunjuk pengisian.Kedua,
butir-butir pertanyaan dirumuskan secara jelas menggunakan kata-kata yang lazim
digunakan (popular), kalimat tidak terlalu panjang. Dan Ketiga, untuk setiap

9
pertanyaan atau pernyataan terbuka dan berstruktur disediakan kolom untuk
menuliskan jawaban atau respon dari responden secukupnya.
Berikut kelebihan menggunakan angket.Bila lokasi responden jaraknya cukup jauh,
metode pengumpulan data yang paling mudah adalah dengan angket.
a) Pertanyaan-pertanyan yang sudah disiapkan adalah merupakan waktu yang
efisien untuk menjangkau responden dalam jumlah banyak.
b) Dengan angket akan memberi kesempatan mudah pada responden untuk
mendiskusikan dengan temannya apabila menemui pertanyaan yang sukar dijawab.
c) Responden dapat lebih leluasa menjawabnya dimana saja, kapan saja, tanpa
terkesan terpaksa.

Kelemahan dari angket :


a) Apabila penelitian membutuhkan reaksi yang sifatnya spontan dengan metode ini
adalah kurang tepat.
b) Metode ini kurang fleksibel, kejadiannya hanya terpancang pada pertanyaan yang
ada.
c) Jawaban yang diberikan oleh responden akan terpengaruh oleh keadaan global
dari pertanyaan. Sangat mungkin jawaban yang sudah diberikan di atas secara
spontan dapat berubah setelah melihat pertanyaan di lain nomor.
d) Ada kemungkinan terjadi respons yang salah dari responden. Hal ini terjadi
karena kurang kejelasan pertanyaan atau karena keragu-raguan responden
menjawab.
4. Sosiometri
Sosiometri adalah suatu teknik untuk mengumpulkan data tentang
hubungan sosial seorang individu dengan individu lain, struktur hubungan
individu dan arah hubungan sosialnya dalam suatu kelompok. Sosiometri dapat
juga dikatakan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data
tentang dinamika kelompok dan juga dipergunakan untuk mengetahui popularitas
seseorang dalam kelompoknya serta untuk meneliti kesulitan hubungan
seseorang terhadap teman-temannya dalam kelompok, baik dalam kegiatan

10
belajar, bermain, bekerja, dan kegiatan-kegiatan kelompok lainnya.Kegunaan
lebih lanjut dari teknik sosiometri ini adalah untuk:
a) Memperbaiki hubungan insani (human relationship);
b) Menentukan kelompok kerja tertentu;
c) Meneliti kemampuan memimpin seseorang dalam kelompok pada suatu
kegiatan tertentu;
d) Mengatur tempat duduk dalam kelas; serta
e) Mengetahui kekompakan dan perpecahan anggota kelompok.
Metode ini biasanya digunakan pada kelompok-kelompok kecil (misalnya 10
sampai 100 orang). Apabila terlalu banyak jumlahnya, penentuan hubungan
sosial antarindividu akan menjadi kabur dan akan mengalami kesulitan
5. Catatan anekdot
Catatan anekdot alat yang digunakan untuk mengumpulkan informasi bagi
individu yang berupa catatan catatan tingkah laku yang dihasilkan dapat
mempermudah guru pembimbing memahami kepribadian siswa.tujuan dari teknik
ini yaitu mengumpulkan informasi yang relevan tentang kepribadian siswa melalui
pencatatan fakta yang diamati dilingkungan sekolah. Namun satu anekdota belum
cukup menyajikan informasi yang relevan, dibutuhkan beberapa anekdota yang
ditulis beberapa pengamat (guru pembimbing, guru mapel). Lalu anekdota dari
beberapa pengamat itu dikumpulkan dan dipelajari dalam satu urutan kronologis
yang kemudian diinterpretasi menyeluruh untuk menggamabarkan satu-dua aspek
kepribadian siswa.
6. Inventori
Inventori adalah suatu metode untuk mengumpulkan data yang berupa suatu
pernyataan (statemen) tentang sifat, keadaan, kegiatan tertentu dan sejenisnya.Dari
daftar pertanyaan tersebut individu diminta untuk memilih mana pernyataan yang
cocok dengan dirinya.Inventory adalah metode untuk memahami individu dengan
memberikan sejumlah daftar pernyataan yang harus dijawab/dipilih responden
sesuai dengan keadaan dirinya.Pernyataan tersebut menyangkut tentang sifat,
keadaan, kegiatan tertentu.Jawaban responden tersebut selanjutnya ditafsirkan oleh
pengumpul data tentang keadaan responden dan responden memahami

11
diri.Inventory tergolong metode laporan diri (self-repport) atau diskripsi diri (self-
deskripsi). Personality inventory mengungkap ciri/aspek kepribadian bentuknya
pernyataan dgn jawaban singkat. Contoh: (iniventory kepribadian, inventory minat,
tingkat nilai religius, bisa juga untuk mengungkap sistem nilai pada suatu mausia.
Teknik inventori ini digunakan untuk:
a) Pemahaman pribadi secara umum: Minat, Sikap, Kebiasaan belajar, Tempramen,
Karakter, Jenis masalah
b) Pemahaman terhadap lingkungan social
c) Pemahaman perkembangan individu yang meliputi : Landasan religious, Perilaku
etis, Kematangan emosi, Kematangan intelektual, Kesadaran tanggung jawab,
Peran sosial (wanita dan pria), Penerimaan diri dan pengembangan, Kemandirian
dan perilaku ekonomis, Persiapan karir, dan Hubungan dengan teman sebaya

7. Biografi atau autobiografi


Alat pengumpul data melalui catatan yang ditulis sendiri maupun orang lain.
Biografi ditulis oleh orang lain yang berisi riwayat hidup seseorang. Autobiografi
adalah alat pengumpul data yang ditulis sendiri oleh orang itu hingga akhir
hidupnya. Objek yang dipahami dalam penulisan biografi adalah:
a) Keterangan tentang diri
b) Saya dan keluarga
c) Riwayat kesehatan
d) Riwayat pendidikan
e) Rekreasi pengisian waktu luang
f) Pribadi saya
Konselor dapat membantu peserta didik membuat autobiografi dengan
memberikan suatu daftar yang dicantumkan
a) Cita-cita
b) Pengalaman yang paling mengesankan
c) Keadaan orang tua
d) Riwayat pendidikan
e) Riwayat kesehatan

12
f) Kegiatan untuk mengisi waktu luang
g) Hubungan dengan teman-teman
h) Masa depan pendidikan
8. Daftar Cek Masalah
Daftar cek masalah merupakan alat atau instrumen yang berupa daftar cek yang
khusus disusun untuk merangsang/memancing pengutaraan masalah-masalah atau
problem-problem yang pernah atau sedang dialami seseorang.Dafar cek masalah
berguna untuk mengetahui data pribadi siswa yang mencerminkan tingkah laku
siswa beserta masalah-masalah yang sudah dan pernah dialami oleh siswa yang
tidak dapat diungkapkan secara lisan.

D. Memahami Individu Dengan Teknik Tes


Selain dengan menggunakan teknik non tes, dalam upaya memahami individu
juga dapat menggunakan tes psikologi.Terkadang lembaga pendidikan
menyyelenggarakan tes psikologi ini di awal tahun masuk siswa baru yang tujuanya
adalah untuk mengelompokan ataupun membaca potensi siswa. Ada beberapa macam
tes psikologi antara lain:
1. Tes intelegensi umum
Tes Intelegensi IQ pertama kali ditemukan oleh Binet yaitu ketika dia bersama
teman-temanya melakukan penelitian mengenai cara-cara mengukur
intelegensi.Banyak prosedur yang dicoba oleh binet seperti pengukuran kepala, raut
muka, bentuk tangan dan analisis tulisan tangan.Namun hasilnya menurut Binet
yang paling memberikan harapan adalah tes intelegensi walaupun hanya
merupakan pertimbangan kasar.Pada mulanya binet hanya ingin melaksanakan
proyek kementerian Pendidikan untuk mengelempokan anak yang memiliki
kebutuhan khusus agar dapat dibina secara intensif.Akhirnya Binet dan Simon
menemukan skala yang terkenal dengan skala Binet dan Simon yang pertama kali
ditemukan tahun 1905. Setelah mengalami beberapa revisi akhirnya pada tahun
1960 skala binet telah mendapat kesepakan dari para psikolog dan hasilnya

13
diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, dan dikenal dengan istilah skala
Satanford – Binet, mengingat revisi skala binet adalah merupakan perpaduan dari
skala binet dan kesepakatan-kesepakan pasa ahli psikologi yang diskusinya
dilaksanakan di Universitas Stanford.
2. Tes bakat
Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan dalam aspek-aspek khusus, seperti
aspek verbal (kemampuan berbahasa), aspek numerik (kemampuan menggunakan
angka-angka).
3. Tes kepribadian
Tes kepribadian digunakan untuk mengukur sifat-sifat atau karakteristik primer dan
skunder, seperti sifat-sifat stabilitas emosi, rasa humor, seksual dan sebagainya
4. Tes hasil belajar
Jenis tes yang paling popular dalam dunia pendidikan adalah tes hasil belajar.Tes
ini ada yang distandarisasikan dan ada pula tes buatan guru.Tujuan utama tes hasil
belajar adalah mengukur dan menilai terhadap pengaruh suatu usaha pembelajaran
di sekolah. Tes hasil belajar digunakan untuk mengukur kemampuan individu
setelah ia menempuh proses belajar-mengajar di sekolah sekaligus mengetahui
pencapaian tujuan belajar anak didik. Bentuk tes hasil belajar yang paling dikenal
ialah tes bentuk subjektif (tes essay). Namun adapula bentuk lain seperti tes
objektif yang berupa pilihan ganda, tes benar-salah dan sebagainya.

E. Permasalahan Yang Timbul Pada Peserta Didik

Laju proses perkembangan perilaku dan pribadi itu dipengaruhi oleh tiga
faktor, yaitu faktor bawaan, kematangan, dan lingkungan. Ketiga faktor dominan
utama itu senantiasa bervariasi yang mungkin dapat menguntungkan, membatasi,
ataupun menghambat lajunya proses perkembangan tersebut. Oleh karena garis
lintasan perpindahan dari awal sampai akhir masa remaja itu tidaklah selalu
berjalan secara lurus dan mulus, tetapi mungkin sebaliknya berliku-liku yang
bergantung atas variasi salah satu atau beberapa dari ketiga faktor dominan
tersebut.

14
Pada masa remaja mereka akan mencari jati diri mereka masing-masing sehingga
perubahan jiwanya akan muncul. Dalam pencarian jati diri ini, seorang remaja
kadang melakukan suatu perbuatan yang tidak seharusnya mereka lakukan yang
perbuatan tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan juga orang lain, perilaku
tersebut dapat dikatakan sebagai perilaku yang menyimpang.

Bentuk – bentuk penyimpangan yang sering dilakukan oleh remaja yaitu meliputi,
perbuatan awal pencurian (berbohong), perkelahian antar siswa (tawuran),
mengganggu teman, berkata kasar dan tidak menghormati orang tua, merokok,
menonton pornografi, corat-coret tembok sekolah, kurang hormat kepada guru dan
karyawan, kurang disiplin terhadap waktu dan tidak mengindahkan peraturan,
kurang memelihara keindahan dan kebersihan lingkungan, dan berbuat asusila.

Solusi Dari Permasalahan-Permasalahan Peserta Didik

Dalam permasalahan yang timbul pada peserta didik bisa berimplikasi bagi
pendidikan.Misalnya peserta didik jadi tidak jarang sekolah, malas belajar,
menganggap pendidikan sebagai suatu hal yang tidak penting, banyak melanggar
peraturan, dll. Untuk mengurangi kemungkinan tumbuhnya permasalahan yang
timbul pada peserta didik khususnya pada masa remaja, dilakukan usaha-usaha
pembinaan yang perlu di perhatikan, sekurang-kurangnya pendidik umumnya dan
para guru khususnya:

1. Hendaknya seorang guru mengadakan program dan perlakuan layanan khusus


bagi siswa remaja pria dan siswa remaja wanita (misalnya dalam pelajaran
anatomi, fisiologi dan pendidikan olahraga) yang diberikan pula oleh para guru
yang dapat menyelenggarakan penjelasannya dengan baik. Tujuan dari usaha
tersebut adalah untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang
mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fisik dan psikomotorik remaja.
2. Memperhitungkan segala aspek selengkap mungkin dengan data atau informasi
secermat mungkin yang menyangkut kemampuan dasar intelektual (IQ), bakat
khusus (aptitudes), disamping aspirasi atau keinginan orangtuanya dan siswa
yang bersangkutan. Terutama pada masa penjurusan atau pemilihan dan
penentuan program studi. Upaya tersebut bertujuan untuk memahami dan

15
mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan
perkembangan bahasadan perilaku kognitif.
3. Seharusnya seorang guru bisa mengaktifkan dan mengkaitkan hubungan rumah
dengan sekolah (parent teacher association) untuk saling mendekatkan dan
menyelaraskan system nilai yang dikembangkan dan cara pendekatan terhadap
siswa remaja serta sikap dan tindakan perlakuan layanan yangdiberikan dalam
pembinaannya. Tujuannya adalah untuk memahami dan mengurangi masalah-
masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan perilaku
sosial,moralitas dan kesadaran hidup atau penghayatan keagamaan.
4. Seorang guru atau pendidik untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah
yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fungsi-fungsi kogntif,
afektif dan kepribadiannya.

16
BAB III

KESIMPULAN

1. Individu berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”.
Secara terminologis individu berarti manusia yang memiliki peranan khas atau
spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek
organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial.
2. Pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai, atau menaksir
karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah (gangguan) yang ada pada
individu atau sekelompok individu.
3. Pemahaman terhadap individu dilakukan dengan mengumpulkan data dari tiap –
tiap individu yang bersangkutan. Data – data tersebut dapat diambil langsung dari
individu yang bersangkutan, dapat juga diambil dari orang lain.
4. Aspek – aspek tersebut dapat dipahami dengan mengumpulkan data – data tentang
individu yang bersangkutan, bisa dengan teknik tes, bisa juga dengan teknik nontes.
Terdapat berbagai macam teknik untuk mengumpulkan data peserta didik dengan
teknik tes dan nontes. Teknik – teknik tersebut dipilih sesuai dengan kebutuhan
data yang diperlukan. Masing – masing teknik mempunyai kelebihan, kekurangan,
serta kegunaan masing – masing. Terdapat hal yang membedakan antara teknik tes
dan nontes, dalam teknik tes kita memiliki instrument tes yang hanya dapat
membandingkan persamaan dan perbedaan. Tetapi, dengan teknik nontes, kita
tidak dapat mengambil data tentang kehidupan batin individu (pikiran, emosi, dan
minat) serta ciri – ciri yang Nampak secara umum yaitu karakteristik dan
kemampuan sosialnya.

17
DAFTAR RUJUKAN
Musdalifah Dachrud, “Psikologi Pendidikan”, 2013, Manado, STAIN Manado Press
Dewa Ketut Sukardi, “Bimbingan Karir di Sekolah-sekolah”, 1987, Jakarta Timur, Ghalia
Indonesia
Lamora Lumongga Lubis, Memahami Dasar-dasar konseling dalam Teori dan Praktik”,
2011, Jakarta, Kencana Prenanda Media Group
Aliya, septa. 2013. Hand out Mata Kuliah Pemahaman Individu (Teknik Tes).
[Online].Diakses dari http://septaaliya.blogspot.com/2013/03/hand-out-mata-kuliah-
pemahaman-individu.htmldiakses tanggal 28 Maret 2016 pukul 13.00.
Herni, Suti. 2012. Bimbingan dan Konseling: Pemahaman Individu. [Online]. Diakses dari
http://suti-bee-bk.blogspot.com/2012/11/pemahaman-individu.html
Jayuz, Hisyam. 2013. Teknik Nontes untuk Memahami Peserta Didik.[Online].Diakses
dari http://hisyamjayuz.blogspot.com/2013/12/teknik-nontes-untuk-memahami-
peserta_8.htmldiakses tanggal 28 Maret 2016 pukul 13.00.
Ki fudyartanta, “Pengantar Psokodiagnostik”, 2005, Jogjakarta, pustaka pelajar
Sumadi Suryabrata, “Pengembangan Alat Ukur Psikologis”, 2005, Jogyakarta, CV Andi
Offset

18

Anda mungkin juga menyukai