TUGAS KELOMPOK
ANGGOTA :
Hanafilah 201801500654
2019
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Greenhaus (1987: 5) yang dikutip oleh Irianto (2001: 93), Karir adalah
sebagai pola pengalaman berdasarkan pekerjaan (work-related experiences) yang merentang
sepanjang perjalanan pekerjaan yang dialami oleh setiap individu/pegawai dan secara luas dapat
dirinci ke dalam obyective events. Menurut Gibson dkk. (1995: 305) Karir adalah rangkaian
sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu
kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan.
Dalam pendidikan bimbingan dan konseling, layanan yang diberikan salah satunya
yaitu bimbingan karier. Guru BK atau Konselor yang akan melaksanakan bimbingan dan
koseling karier tertunya harus memiliki pemahaman secara teoritis mengenai karier. Maka dari
itu penulis tertarik untuk membahas teori-teori karier. Dalam makalah ini penulis membahas tiga
teori psikologi perkembangan karir Teori Blustein.
Teori Blustein menggabungkan sudut pandang konstruksionis yang menyatakan
bahwa pekerjaan berfungsi untuk membangun identitas individu dewasa melalui pribadi dan
sosial yang ditengahi konstruksi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Psikologi Pekerjaan Blustein?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep Psikologi Pekerjaan Blustein
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
D. Sistematika Penulisan
BAB IV PENUTUP
I. Kesimpulan
II. Rekomendasi untuk Bimbingan dan Konseling
BAB 2
Teori Blustein
Berawal dari keinginan agar Amerika Serikat yang terbebas dari rasisme dan
diskriminasi, serta menjadi negara yang semua menjamin bahwa semua warganya mendapatkan
kesempatan yang sama di segala bidang. Namun hingga saat itu belum sepenuhnya tercapai,
masih banyak warga minoritas yang tidak mendapatkan haknya dengan layak, termasuk dalam
hal mendapatkan pekerjaan, bahkan para aktivis di awal gerakan vokasional juga
memperjuangkan kemerdekaan kaum minoritas atas persamaan haknya dalam bidang ekonomi.
Masalah keadilan sosial lain yang terjadi di AS, yaitu:
Pilihan pekerjaan yang bisa diakses oleh warga kulit hitam hanya 1/3 dari kesempatan yang
dimiliki oleh orang kulit putih
Kaum homoseksual belum mendapatkan hak yang sama dalam bidang pekerjaan
PHK massal dan Outsourcing
Menyikapi sejumlah masalah di atas, Blustein dkk (2005) (Arjanto, 2011) menyarankan
perlu adanya redefinisi terhadap konsep teori dan praktek perkembangan karir di AS. Asumsi
lama bahwa perkembangan karir itu harus linear logic, objective truth, dan menekankan pada
bukti-bukti empiris, harus diganti dengan pendekatan recursive thinking, relativisme, dan
subjective reality of posmodernisme. Praktek perkembangan karir dengan menggunakan
pendekatan lama dianggap bebas nilai individu dan berpihak pada penguasa, serta tidak
memperhatikan faktor-faktor yang mengarah ke penekanan, diskriminasi, dan marginalisasi.
Pendekatan lama dianggap tidak mampu menyelesaikan masalah ketidakrataan distribusi
kekuasaan dan uang di AS, dan tidak berpihak pada kaum minoritas, seperti orang miskin, kaum
dari ras yang berbeda, dan orang-orang cacat.
Kemudian Blustein menyarankan pendekatan Emancipatory Communitarianism, yaitu
sebuah konstruk yang memfokuskan praktek perkembangan karir baik pada individu maupun
sistem yang berlaku, pendekatan ini menghargai nilai-nilai keadilan sosial dan keberagaman
manusia. Blustein dkk menyarankan penggunaan emancipatory communitarianism ini
digabungkan dengan teori-teori yang sudah ada sehingga yang akan menghasilkan sebuah
pendekatan yang mampu menyiapkan individu untuk mengambil pilihan-pilihan karir yang tepat.
Menurut Blustein seorang konselor karir bisa menggunakan teori dari bidang ilmu lain dalam
prakteknya, seperti dari bidang psikologi massa, teori perkembangan dan perubahan organisasi,
dan teori-teori lain yang berhubungan dengan proses perubahan. Yang terpenting dari seorang
konselor karir adalah kesediaannya untuk membuka cakrawala pengetahuannya dan belajar dari
dari bidang ilmu lain, karena keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang konselor karir
kemampuannya untuk mengadakan konseling karir baik secara individu maupun kelompok,
mampu melaksanakan pelatihan karir, merencanakan karir dan pendidikan, melakukan
assessment, dan membuat program-program layanan yang bisa memenuhi semua kebutuhan
semua konseli, termasuk di dalamnya siswa berkebutuhan khusus, orang cacat, dan juga para
korban PHK. Yang tidak kalah penting untuk dikuasai oleh seorang konselor karir adalah dia
harus menguasai hukum dan perundangan yang berlaku di suatu negara.
A. Career Diamond
Perhatian Blustein kepada pekerja yang memiliki sedikit pilihan dalam pekerjaan yang
mereka lakukan dan tidak bisa membayangkan karir mereka dengan posisi berturut-turut
merupakan ilustrasi oleh diamond terbalik. Model Diamond terbalik dengan faktor-faktor
eksternal yang beralih dari bagian bawah gambar ke atas, menunjukkan kebutuhan eksternal
mendominasi atas kriteria yang berkaitan dengan diri sendiri. Blustein berpendapat bahwa
ekspresi diri melalui pekerjaan terbatas hanya pada beberapa orang. Tujuan dalam konseling
mungkin untuk membalikkan pembalikan dari karir berlian. Minimal, konselor dapat
menggunakan berlian terbalik untuk membantu konseli melihat bahwa meskipun kontrol
eksternal arus pilihan karir, rencana untuk masa depan dapat membalik berlian sehingga dapat
mendapatkan kontrol dan meningkatkan kemungkinan untuk implementasi karir diri.
External Factors
Self
Andersen, P., & Vandehey, M. (2011). Career Counseling and Development in Global
Economic. USA: Bonks/Cole.
Arjanto, P. (2011, Juni 24). Pengantar Informasi Karir, Konseling Karir, & Perkembangan
Karir. Retrieved September 23, 2013, from Blogspot.com: http://paul-
arjanto.blogspot.com/2011/06/pengantar-informasi-karir-konseling.html
Imaddudin, Aam. 2012. THEORIES FOCUSING ON PROCESS Teori-teori Konseling Karir
yang Fokus pada Proses. [online]. Tersedia:
http://wwwhouseofcounseling.blogspot.com/2012/02/isu-kontemporer-dalam-
konseling-karir.html [22 September 2013]
Gani, R. A. (2012). Bimbingan Karier. Bandung: Angkasa.