Anda di halaman 1dari 11

TEORI PERKEMBANGAN DAN PEMILIHAN KARIR BLUSTEINS

TUGAS KELOMPOK

Bimbingan dan Konseling Karir

M.Hadiyat, Drs., M.Pd.

ANGGOTA :

Silmi Rosidah 201801500607

Yolla Purniawati 201801500617

Chintya Lourent 201801500628

Hanafilah 201801500654

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

BIMBINGAN DAN KONSELING

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2019
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Greenhaus (1987: 5) yang dikutip oleh Irianto (2001: 93), Karir adalah
sebagai pola pengalaman berdasarkan pekerjaan (work-related experiences) yang merentang
sepanjang perjalanan pekerjaan yang dialami oleh setiap individu/pegawai dan secara luas dapat
dirinci ke dalam obyective events. Menurut Gibson dkk. (1995: 305) Karir adalah rangkaian
sikap dan perilaku yang berkaitan dengan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu
kehidupan seseorang dan rangkaian aktivitas kerja yang terus berkelanjutan.
Dalam pendidikan bimbingan dan konseling, layanan yang diberikan salah satunya
yaitu bimbingan karier. Guru BK atau Konselor yang akan melaksanakan bimbingan dan
koseling karier tertunya harus memiliki pemahaman secara teoritis mengenai karier. Maka dari
itu penulis tertarik untuk membahas teori-teori karier. Dalam makalah ini penulis membahas tiga
teori psikologi perkembangan karir Teori Blustein.
Teori Blustein menggabungkan sudut pandang konstruksionis yang menyatakan
bahwa pekerjaan berfungsi untuk membangun identitas individu dewasa melalui pribadi dan
sosial yang ditengahi konstruksi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Psikologi Pekerjaan Blustein?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami konsep Psikologi Pekerjaan Blustein

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
D. Sistematika Penulisan

BAB II TEORI PERKEMBANGAN KARIR BLUSTEIN


Psikologi Pekerjaan Blustein
A. Career Diamond
B. Adaptasi untuk Tekanan Global
C. Konseling Karir Relasional
D. Pendekatan Emancipatory Communitarian (EC)

BAB IV PENUTUP
I. Kesimpulan
II. Rekomendasi untuk Bimbingan dan Konseling
BAB 2

TEORI PERKEMBANGAN KARIR Blustein

Teori Blustein
Berawal dari keinginan agar Amerika Serikat yang terbebas dari rasisme dan
diskriminasi, serta menjadi negara yang semua menjamin bahwa semua warganya mendapatkan
kesempatan yang sama di segala bidang. Namun hingga saat itu belum sepenuhnya tercapai,
masih banyak warga minoritas yang tidak mendapatkan haknya dengan layak, termasuk dalam
hal mendapatkan pekerjaan, bahkan para aktivis di awal gerakan vokasional juga
memperjuangkan kemerdekaan kaum minoritas atas persamaan haknya dalam bidang ekonomi.
Masalah keadilan sosial lain yang terjadi di AS, yaitu:
Pilihan pekerjaan yang bisa diakses oleh warga kulit hitam hanya 1/3 dari kesempatan yang
dimiliki oleh orang kulit putih
Kaum homoseksual belum mendapatkan hak yang sama dalam bidang pekerjaan
PHK massal dan Outsourcing
Menyikapi sejumlah masalah di atas, Blustein dkk (2005) (Arjanto, 2011) menyarankan
perlu adanya redefinisi terhadap konsep teori dan praktek perkembangan karir di AS. Asumsi
lama bahwa perkembangan karir itu harus linear logic, objective truth, dan menekankan pada
bukti-bukti empiris, harus diganti dengan pendekatan recursive thinking, relativisme, dan
subjective reality of posmodernisme. Praktek perkembangan karir dengan menggunakan
pendekatan lama dianggap bebas nilai individu dan berpihak pada penguasa, serta tidak
memperhatikan faktor-faktor yang mengarah ke penekanan, diskriminasi, dan marginalisasi.
Pendekatan lama dianggap tidak mampu menyelesaikan masalah ketidakrataan distribusi
kekuasaan dan uang di AS, dan tidak berpihak pada kaum minoritas, seperti orang miskin, kaum
dari ras yang berbeda, dan orang-orang cacat.
Kemudian Blustein menyarankan pendekatan Emancipatory Communitarianism, yaitu
sebuah konstruk yang memfokuskan praktek perkembangan karir baik pada individu maupun
sistem yang berlaku, pendekatan ini menghargai nilai-nilai keadilan sosial dan keberagaman
manusia. Blustein dkk menyarankan penggunaan emancipatory communitarianism ini
digabungkan dengan teori-teori yang sudah ada sehingga yang akan menghasilkan sebuah
pendekatan yang mampu menyiapkan individu untuk mengambil pilihan-pilihan karir yang tepat.
Menurut Blustein seorang konselor karir bisa menggunakan teori dari bidang ilmu lain dalam
prakteknya, seperti dari bidang psikologi massa, teori perkembangan dan perubahan organisasi,
dan teori-teori lain yang berhubungan dengan proses perubahan. Yang terpenting dari seorang
konselor karir adalah kesediaannya untuk membuka cakrawala pengetahuannya dan belajar dari
dari bidang ilmu lain, karena keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seorang konselor karir
kemampuannya untuk mengadakan konseling karir baik secara individu maupun kelompok,
mampu melaksanakan pelatihan karir, merencanakan karir dan pendidikan, melakukan
assessment, dan membuat program-program layanan yang bisa memenuhi semua kebutuhan
semua konseli, termasuk di dalamnya siswa berkebutuhan khusus, orang cacat, dan juga para
korban PHK. Yang tidak kalah penting untuk dikuasai oleh seorang konselor karir adalah dia
harus menguasai hukum dan perundangan yang berlaku di suatu negara.

Psikologi Pekerjaan Blustein


Blustein (2006) menggambarkan pengalaman seluruh pekerja dalam perekonomian
global, bahkan mereka yang tidak memiliki perspektif bahwa karir seumur hidup akan mencapai
ekspresi diri. Pendekatan yang dilakukan oleh Blustein seperti berusaha untuk menentukan
kebijakan sosial yang akan meningkatkan tidak hanya keadilan sosial ekonomi, tetapi juga
meningkatkan kesempatan untuk menambahkan kualitas pengalaman kerja bagi semua orang.
Pekerjaan baik merupakan pilihan pribadi ataupun tidak akan menimbulkan koherensi antara
interaksi individu dan kelompok sosial. Bekerja merupakan suatu keharusan untuk kebanyakan
kehidupan. Blustein (2006) menggabungkan sudut pandang konstruksionis yang menyatakan
bahwa pekerjaan berfungsi untuk membangun identitas individu dewasa melalui pribadi dan
sosial yang ditengahi konstruksi. Namun, beberapa pekerja merasa terasing dengan pekerjaan
yang mereka lakukan. Dalam pekerjaan yang mereka lakukan terkadang beberapa yang hanya
mengungkapkan perasaan tidak berdaya dan ketakutan, bukan rasa keberhasilan dan prestasi.

A. Career Diamond

Perhatian Blustein kepada pekerja yang memiliki sedikit pilihan dalam pekerjaan yang
mereka lakukan dan tidak bisa membayangkan karir mereka dengan posisi berturut-turut
merupakan ilustrasi oleh diamond terbalik. Model Diamond terbalik dengan faktor-faktor
eksternal yang beralih dari bagian bawah gambar ke atas, menunjukkan kebutuhan eksternal
mendominasi atas kriteria yang berkaitan dengan diri sendiri. Blustein berpendapat bahwa
ekspresi diri melalui pekerjaan terbatas hanya pada beberapa orang. Tujuan dalam konseling
mungkin untuk membalikkan pembalikan dari karir berlian. Minimal, konselor dapat
menggunakan berlian terbalik untuk membantu konseli melihat bahwa meskipun kontrol
eksternal arus pilihan karir, rencana untuk masa depan dapat membalik berlian sehingga dapat
mendapatkan kontrol dan meningkatkan kemungkinan untuk implementasi karir diri.

External Factors

Self

B. Adaptasi untuk Tekanan Global


Blustein (2006) menyarankan sewaktu ekonomi kita bergolak kita dapat menciptakan
suasana dimana semua pekerja, baik pekerja kelas menengah dan pekerja status-rendah serupa,
akan mengalami ketakutan yang sama dan dislokasi sosial tanpa keamanan pekerjaan. Konselor
karir tidak lagi dapat mengasumsikan konseli kelas menengah dapat menikmati akses penuh ke
sumber daya yang diperlukan untuk menerapkan identitas karir. Untuk membantu konseli dalam
membangun ketahanan, intervensi konseling berfokus pada pengembangan kesadaran kritis
konseli, membantu mereka mengurangi untuk menyalahkan diri dan meningkatkan kesadaran
tentang pengaruh sosial-politik pada peran kerja dan ketersediaan peluang.

D. Konseling Karir Relasional


Konsep-konsep relasional, berasal dari psikologi wanita, yang menantang kebebasan sebagai
tujuan utama dari kesehatan mental, dan menempatkan saling ketergantungan sebagai tugas
psikologis yang sama pentingnya. Blustein dan lain – lain mengambil tema atau konteks
relasional dan berusaha untuk menerapkan konsep-konsep serupa untuk teori karir dan praktek
konseling. Di dunia pekerjaan saat ini, pencari pekerjaan perlu membangun kekuatan dukungan
sistem untuk mengatasi stres, dan jaringan kolegial untuk memberikan informasi, saran, dan
peran model. Perspektif relasional didukung juga oleh penelitian menunjukkan bahwa konseli
secara teratur berkonsultasi ketika membuat pilihan karir. Beberapa orang terkadang
membutuhkan orang lain sebagai pertimbangan untuk membuat keputusan dalam pemilihan
karir. Tetapi ada juga beberapa orang yang tidak lagi mendapat masukan dari keluarga dan
teman-teman berarti seseorang mampu membuat keputusan secara independen; Sebaliknya,
konselor karir efektif mengeksplorasi bagaimana hubungan informasi kehidupan konseli
(Schultheiss, 2003; Whiston 6 c Keller, 2004). Konselor karir harus memahami diri mereka dan
membantu konseli memahami koneksi antara hubungan dan pengalaman karir (Schultheiss,
2003; 2005).

E. Pendekatan Emancipatory Communitarian (EC)

Teori Blustein (2006) mendukung nilai-nilai yang menyangkut keseimbangan bagi


individu dan masyarakat. Semua orang bekerja untuk kelangsungan hidup, penentuan nasib
sendiri, dan untuk hubungan sosial. Teori karir telah dibatasi, lebih menekankan pelaksanaan
identitas karir. Pandangan ini terbatas karena hanya berlaku untuk beberapa yang beruntung,
tidak termasuk orang-orang yang tidak memiliki akses penuh ke peluang yang tersedia atau
pilihan dalam menentukan peran pekerjaan.
Blustein (2006) juga menekankan perlunya konseling karir untuk memeriksa koneksi
sekolah dengan pekerjaan dan untuk lebih banyak perhatian untuk para penganggur. Pendekatan
emansipatoris menunjukkan peran advokasi bagi konselor karir, bekerja menuju keadilan sosial
dengan metode konseling yang tidak memisahkan individu dari hubungan sosial. EC memperluas
pendekatan postmodern dengan memadukan perhatian komunal dengan nilai-nilai individu.
Perbedaan mengenai beberapa pendekatan terkait dengan nilai – nilai dan asumsi dari
pendekatan – pendekatan sebelum EC dalam tabel 4.2. Dengan tabel tersebut konselor dapat
menentukan konsep teoritis yang sesuai untuk individu tersebut. Namun, konselor juga mungkin
memberikan kontribusi dengan mempertimbangkan implikasi sosial yang berurusan dengan isu-
isu karir dari satu pendekatan.
.
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
 Psikologi Kerja Blustein
Teori dari Blustein memasukan teori-teori yang relevan seperti teori
perkembangan, sosiologi, dan ekonomi. Memasukkan pengalaman pekerjaan semua
orang dari semua kelas. Menggunakan variasi dari metode penelitian termasuk narasi
kualitatif. Teori ini berawal dari keinginan agar Amerika Serikat terbebas dari rasisme
dan diskriminasi.
Blustein mengilustrasikan career diamond terbalik dengan situasi di mana
tuntutan eksternal mendominasi pilihan pribadi dan ekspresi diri. Dalam konsep karier
relasional, menempatkan saling ketergantunga sebagai tugas psikologis yang sama
pentingnya dan didukung oleh penelitian yang menunjukan bahwa seorang konseli akan
secara teratur berkonsultasi untuk membuat pilihan karier.
Dengan adanya hambatan ekonomi global, semua pencari pekerjaan harus terus-
menerus mendapat pelatihan pekerjaan dan pelatihan keterampilan sosial. Penyesuaian
konstruksi kognitif dan konstruksi emosional. Perilaku para pekerja pun harus effektif
untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan eksternal.
Pendekatan Emancipatory Communitarianism, yaitu sebuah konstruk yang
memfokuskan praktek perkembangan karir baik pada individu maupun sistem yang
berlaku, pendekatan ini menghargai nilai-nilai keadilan sosial dan keberagaman manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Andersen, P., & Vandehey, M. (2011). Career Counseling and Development in Global
Economic. USA: Bonks/Cole.
Arjanto, P. (2011, Juni 24). Pengantar Informasi Karir, Konseling Karir, & Perkembangan
Karir. Retrieved September 23, 2013, from Blogspot.com: http://paul-
arjanto.blogspot.com/2011/06/pengantar-informasi-karir-konseling.html
Imaddudin, Aam. 2012. THEORIES FOCUSING ON PROCESS Teori-teori Konseling Karir
yang Fokus pada Proses. [online]. Tersedia:
http://wwwhouseofcounseling.blogspot.com/2012/02/isu-kontemporer-dalam-
konseling-karir.html [22 September 2013]
Gani, R. A. (2012). Bimbingan Karier. Bandung: Angkasa.

Pranata, Dian. 2011. Teori-teori Donald Super. [Online]. Tersedia :


http://dianpranata92.blogspot.com/2011/10/teori-karir-donald-e.html?spref=bl [22
September 2013]
Wigiati, Lestari. 2013. Relationship Between Self Efficacy With Career Maturity At The End
College Student. [Online]. Tersedia: journal.uad.ac.id/index.php/EMPATHY/article/ [22
September 2013]
______, 2011. Bab II Landasan Teori. [Online]. Tersedia : repository.usu.ac.id
/bitstream/123456789/26496/4/Chapter%20II.pdf [22 September 2013]

Anda mungkin juga menyukai