Dosen Pengampu :
Fakhruddin Mutakin, M.Pd.
Disusun oleh :
Kelompok 3
Joti 1903402021030
Lu’lu’a salsabila 1903402021026
Nurma Dwi Cahyaning T 1903402021033
1
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENGETAHUAN
UNIVERSITAS ISLAM JEMBER
2022
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................4
1.3 Tujuan Pembahasan............................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
2.1 Pertanyaan terbuka..............................................................................................6
2.2 Keruntunan..........................................................................................................7
2.3 Konfrontasi.........................................................................................................8
BAB III...........................................................................................................................11
PENUTUP......................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan......................................................................................................11
3.2 Saran................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
“ Apa maksud anda meresahkan itu?”
“ Apa yang anda lakukan sebelumnya dan sesudah dia marah?”
4. Pertanyaan diperlukan konselor dalam upaya mendiagnosis dan memberikan
penilaian tentang masalah. Siapa klien?, apa masalah klien?, apa detail kejadian
itu?, apay yang terjadi pada dirinya saat itu?.
2.2 Keruntunan
Dalam konseling, konselor perlu memahami apa yang klien katakana dan mampu
mengkomunikasikan pemahaman konselor itu kepada klien. Untuk dapat melakukan hal
tersebut koselor harus mengikuti pokok pembicaraan klien. Konselor berusaha untuk
memusatkan perhatiannya pada apa yang dikatakan oleh klien, tidak menyimpang atau
membelokkan arah pembicaraan klein, atau menambah-nambah pengertian lain
terhadap isis pembicaraan selain yang dimaksud oleh klien. Kerap kali dijumpai dalam
proses konseling pembicaraan klien-konselor menjadi menyimpang dan kehilangan arah
sehingga pokok pembicaraan menjadi “ Kabur”, “ Tidak jelas, dan mengambang. Untuk
mengatasi hal tersebut, konselor dalam pembicaraan harus “ Runtut”. Kerutunan dalam
konseling membawa proses konseling menjadi terarah ( jelas apa yang sedang
dibicarakan) hingga pada akhirnya sampai pada titik temu permasalahan yang dialami
6
oleh klien, keruntunan juga mendorong semakin dalamnya proses penggalian masalah
dalam diri klien, mengembangkan pembicaraan dan memelihara focus konselor-klien
dalam membicarakan materi/pokok masalah klien.
2.3 Konfrontasi
Konfrontasi ialah mempertentangkan dua hal yang berbeda, seringkali klien tidak
menyadari ada berbagai pertentangan dalam dirinya, perilakunya dan sikapnya. Ada
klien yang memiliki keinginan tertentu, namun dia tidak melakukan kegiatan yang
mengarahkan pada pencapaian keinginan tersebut. Ada klien yang tidak konsisten
dalam arti berbeda tentang apa klien yang cendurung mempertahankan diri terhadap
kekeliruan yang dilakukannya, semesntara dia ingin menjadi baik. Kondisi yang
semacam inilah yang perlu dikonfrontasikan oleh konselor.
Untuk melihat hal-hal yang muncul dan terungkap dalam pembicaraan konseling,
konselor dapat melihat kondisi yang perlu dikonfrontasikan ialah sebagai berikut:
1. Isi pertanyaan klien yang berbeda dengan cara ia menyatakannya pada saat itu.
Sesuatu yang disampaikannya berupa pengalaman atau kejadian yang
menyedihkan, sementara dia menyampaikannya berupa pengalaman atau
kejadian yang menyedihkan,, sementara dia menyampaikannya dengan suasana
yang ceria. Misalnya, klien menyatakan bahwa dia merasa sangat kehilangan
saudaranya yang telah meninggal enam bulan yang lalu, namun pada saat
menyampaikan sikap dengan lebih banyak tersenyum
2. Jika bertentangan isi dari hal yang dinyatakan pada saat ini dan yang dinyatakan
pada waktu sebelumnya. Pada saat awal pembicaraan klien menyatakann bahwa
ia sangat ingin membahagiakan orang tuanya. Sementara pembicaraan klien
menyatakan bosan tinggal Bersama orang tua yang sering kali “Yiyir”
3. Apa yang dinyatakan bertentangan dengan yang dilakukan. Misalnya, klien
ingin memperoleh hasil belajar yang tinggi, sementara waktu-waktunya lebih
banyak digunakan untuk keluyuran dengan teman-teman
4. Berbeda dengan klien menyatakan dengan reaksi yang diinginkan konselor.
Misalnya, klien “ mengangguk” akan melakukan perubahan terhadap cara ia
berpakaian, namun keesokan harinya klien masih sehari- harii kemarin.
7
Munro. (1979) mengemukakan bahwa konfrontasi tujuannya adalah untuk menunjukkan
secara terus terang dan langsung kepada klien bahwa dalam dirinya terhadap
kesenjangan. Sejalan dengan itu W.S Winkel (1991) berpendapat bahwa kesenjangan
yang ada dalam diri klien dapat berupa kesenjangan antara ungkapan verbal dan non
verbal. Misalnya, klien mengatakan bahwa ia tidak merasakan apa-apa dengan keadaan
saat itu. tetapi ia mengungkapkan dengan nada suara yang tersendat dan wajah
tertunduk.
8
5. Disampaikan dalam Bahasa yang singkat, tepat jelas dan mudah dipahami oleh
klien, Bahasa yang terlalu Panjang dan tidak jelas mengakibatkan konfrontasi
tidak mengenai sasaran yang dinginkan.
Syarat-syarat yang ada pada diri konselor menurut Munro (1979) untuk dapat
menggunakan Teknik konfrontasi dengan efektif, konselor harus dapat:
9
Konselor: “Anda katakan bahwa bertele-tele adalah suatu problem bagi
anda. Anda ingin langsung ke pokok bahasan. Tetapi saya tidak dapat
menolong untuk memberitahukan anda jika anda terus menerus bertele-tele
dalam sesi ini disini dari tadi.
a. Kelebihan
*Penerapan teknik sangat mudah sekali di aplikasikan dalam konseling.
* Konselor dapat mengetahui perasaan konseli yang sebenarnya.
*Konselor dapat mengukur keberhasilan konseling.
* Konselor dapat mengetahui kejujuran konseli.
* Konseli dapat menyadari perasaan konseli yang sebenarnya.
* Konseli dapat melakukan tindakan yang sesuai dengan kemampuan konseli
setelah konselor melakukan teknik konfrontasi.
b. Kelemahan
Konselor sering terjebak dengan emosinya saat melakukan pertanyaan
konfrontasi karena mekanisme pertahanan diri konseli yang kuat sehingga
menyakitkan hati konseli. Seperti kata-kata atau penekanan suara yang
membuat konseli merasa segan untuk bercerita kembali dari masalahnya
10
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Dalam konseling di harapkan klien lebih banyak mengutarakan isi pemikiran dan
perasaannya, oleh sebab itu jika konselor ingin mendalami permasalahan klien, maka
hendaklah mengajukan pertanyaan terbuka.
Keruntutan dalam pembicaraan konseling adalah adanya sambung menyambung
pembicaraan secara tepat. Konselor harus mendengarkan, memperhatikan serta
memahami setiap pembicaraan yang di kemukqkan klien, sehingga dapat
menyimpulkan pokok pembicaraan yang di kemukakan klien untuk memberikan respon
yang tepat.
Konfrontasi atau mengkonfrontasikan ialah pernyataan oonselor yang menunjukkan
secara terus terang dan langsung kepada klien bahwa apa yang di kekuatannya tentang
dirinya sendiri atau tentang keadaan tertentu tidak sesuai dengan apa yang dilihat
konselor dalam kenyataan yang sama.
1.2 Saran
Terimakasih kepada anggota kelompok yang sudah berpartisipasi dalam membuat
makalah ini dengan baik dan benar. Jika ada kesalahan dari dari kami, kami memohon
maaf yang sebesar-besarnya. Semoga makalah ini bisa bermanfaat dan barokah Aminnn
11
DAFTAR PUSTAKA
12