Anda di halaman 1dari 11

“Konseling Lintas

Budaya“
Unsur-unsur budaya yang
menjadi kajian dalam
konseling

Daffa khairunnisa 1817003


Nuslina lessy dela 181700
1 . Unsur-unsur pokok dalam
konseling lintas busaya

Dalam pengkajian isu tentang


budaya, Locke dalam Brown (1988)
mengemukakan tiga unsur pokok
dalam konseling lintas budaya, yaitu:
1. Individu adalah penting dan
khas.
2. Konselor membawa nilai-nilai
yang berasal dari lingkungan
budayanya.
3. Klien yang datang menemui
konselor juga membawa seperangkat
nilai dan sikap yang mencerminkan
budayanya.
BEST FOR You 2
O R G A N I C S C O M PA N Y
1 . Unsur-unsur pokok dalam
konseling lintas busaya

Dari paparan diatas dapat dianalisis bahwa


unsur-unsur pokok yang perlu diperhatikan
dalam konseling lintas budaya adalah
sebagai berikut:
1. Klien sebagai individu yang unik, yang
memiliki unsur-unsur budaya tertentu yang
berpengaruh pada sikap, bahasa, nilai-nilai,
pandangan hidup, dan sebagainya.
2. Konselor sebagai individu yang unik
juga tidak terlepas dari pengaruh unsur-
unsur budaya seperti halnya klien yang
dilayani.
3. Dalam hubungan konseling konselor
harus menyadari unsur-unsur tersebut dan
menyadari bahwa unsur-unsur budaya itu
akan mempengaruhi keberhasilan proses
BEST FOR You konseling.
O R G A N I C S C O M PA N Y
3
2. Unsur-unsur Kebudayaan
a. Sistem bahasa
Bahasa menjadi faktor penghambat dalam konseling lintas budaya bilamana:
a. Tingkat penguasaan bahasa sangat kurang
Ada beberapa orang yang memiliki kesulitan dalam menyusun kosakata dan
tata bahasa umum yang dipakai banyak orang, sehingga terkadang orang
lain kurang mengerti akan apa yang diucapkannya dan menimbulkan
persepsi yang berbeda.
Contoh: Konseli yang menyusun kata-kata kurang tepat, misalnya “makan
dia sudah”, maka akan menimbulkan kebingungan bagi konselor untuk
mengartikan ucapan konseli tersebut.
b. Miskin dalam kosakata
Seseorang memiliki kekurangan dalam perbendaharaan kata.
Contoh: Seorang konseli yang tidak bisa merangkai kosakata dalam
mengungkapkan apa yang akan dia katakan akan membuat konselor
ataupun orang lain bingung dalam menerima atau mengartikan kata-katanya
tersebut.
c. Miskin dalam ungkapan-ungkapan
Contohnya Lia tidak nyambung ketika teman-temannya berbicara tentang
istilah “Ayam Kampus”. Kemudian Lia menanyakan pada temannya tentang
istilah tersebut, temannya kemudian tertawa terbahak-bahak dan
menganggap Lia sebagai orang bodoh.
d. Penggunaan dialek yang berbeda-beda
Contohnya orang malang yang menggunakan kata dibalik-balik, misalnya:
berapa (orip) dan menggunakan dialeg tegas (terkesan kasar). Orang
Yogyakarta menggunakan bahasa halus dalam kebanyakan pembicaraannya.
e. Merasa menjadi etnis yang mayoritas sehingga menganggap orang lain BEST FOR You 4
selalu mengerti apa yang ia maksudkan. O R G A N I C S C O M PA N Y
2. Unsur-unsur Kebudayaan
a. Sistem bahasa
e. Merasa menjadi etnis yang mayoritas sehingga menganggap orang lain
selalu mengerti apa yang ia maksudkan.
Contohnya konselor yang berbicara menggunakan bahasa Jawa padahal
konselinya berasal dari Madura. Konselor menganggap konseli mengerti
semua apa yang dikatakan oleh konselor. Namun pada kenyataannya konseli
tidak semua mengerti apa yang diucapkan konselor.
f. Perbedaan kelas sosial
Pada kelas sosial yang tinggi cenderung orang berbicara dengan bahasa yang
kelasnya tinggi (eksklusif) dan sulit dimengerti oleh orang dengan status
sosial rendah. Contoh: Mahasiswa yang KKN menjelaskan pada warga desa
terpencil dengan menerangkan tentang penyebaran penyakit dengan
menggunakan istilah-istilah tinggi, misalnya: inkubasi, injeksi. Tanpa
menjelaskan arti yang lebih mudah. Tentunya warga desa tersebut tidak
mengerti apa yang ia katakan. Seharusnya kata tersebut dijelaskan :
“inkubasi = penularan penyakit dalam tubuh” dan “injeksi=menyuntik”.
g. Usia
Contohnya guru yang menganggap murid kurang ajar karena membahas
masalah onani/masturbasi. Pada golongan muda membahas soal sex bukan
soal yang tabu lagi, namun bagi sebagian guru yang usianya berbeda jauh
dengan siswa menganggap hal itu adalah kurang ajar.
h. Latar pendidikan keluarga
Contohnya konseli yang memiliki orang tua berlatar belakang tinggi akan
dianggap berasal dari keluarga kelas atas.
i. Penggunaan bahasa gaul
Konseli yang menggunakan bahasa gaul, misalnya pembokat, lekong, dan
lain-lain. Jika konselor tidak paham tentang hal itu maka akan menjadi tidak
bersambungan dalam komunikasi. BEST FOR You 5
O R G A N I C S C O M PA N Y
b. Sistem pengetahuan
Sistem pengetahuan sangat luas batasannya karena
mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur
yang digunakan dalam kehidupannya.
Menurut Koentjaraningrat, setiap suku bangsa didunia
memiliki pengetahuan mengenai, antara lain:
» a. Alam sekitarnya;
» b. Tumbuhan yang tumbuh disekitar daerah tempat
tinggalnya;
» c. Binatang yang hidup didaerah tempat tinggalnya;
» d. Zat-zat atau bahan mentah dan benda-benda
dalam lingkungannya;
» e. Tubuh manusia;
» f. Sifat-sifat dan tingkah laku manusia;
» g. Ruang dan waktu.

BEST FOR You 6


O R G A N I C S C O M PA N Y
Unsur-unsur Kebudayaan

» C. Sistem kekerabatan dan organisasi sosial » D. Sistem peralatan hidup dan teknologi
» Unsur budaya berupa sistem kekerabatan dan » Manusia selalu berusaha untuk mempertahankan
organisasi sosial merupakan usaha antropologi untuk hidupnya sehingga mereka akan selalu membuat
memahami bagaimana manusia membentuk peralatan atau benda-benda tersebut. Perhatian awal
masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. para antropologi dalam memahami kebudayaan
Kekerabatan berkaitan dengan pengertian tentang manusia berdasarkan unsur teknologi yang dipakai
perkawinan dalam suatu masyarakat karena suatu masyarakat berupa benda-benda yang dijadikan
perkawinan merupakan inti dasar pembentukan satu sebagai peralatan hidup dengan bentuk dan teknologi
komunitas atau organisasi sosial. yang masih sederhana. Dengan demikian, bahasan
tentang unsur kebudayaan yang termasuk dalam
peralatan hidup dan teknologi merupakan bahasan
kebudayaan fisik.

BEST FOR You 7


O R G A N I C S C O M PA N Y
Unsur-unsur Kebudayaan

» e. Sistem ekonomi/mata pencaharian hidup » f. Sistem religi


» Pada saat ini hanya sedikit sistem mata pencaharian » Koentjaraningrat menyatakan bahwa asal mula
atau ekonomi suatu masyarakat yang berbasiskan pada permasalahan fungsi religi dalam masyarakat adalah
sektor pertanian. Artinya, pengelolaan sumber daya adanya pertanyaan mengapa manusia percaya kepada
alam secara langsung untuk memenuhi kebutuhan yang gaib atau supranatural yang dianggap lebih tinggi
hidup manusia dalam sektor pertanian hanya bisa dari pada manusia dan mengapa manusia itu
ditemukan didaerah pedesaan yang relative dan belum melakukan berbagai cara berkomunikasi dan mencari
terpengaruh oleh arus modernisasi. hubungan-hubungan dengan kekuatan-kekuatan
» Pada saat ini pekerjaan sebagai karyawan kantor supranatural tersebut.
menjadi sumber penghasilan utama dalam mencari
nafkah. Setelah berkembangnya sistem industri
mengubah pola hidup manusia untuk mengandalkan
mata pencaharian hidupnya dari subsistensi hasil
produksi pertaniannya. Di dalam masyarakat industri,
seseorang mengandalkan pendidikan dan
keterampilannya dalam mencari pekerjaan.
BEST FOR You 8
O R G A N I C S C O M PA N Y
Unsur-unsur Kebudayaan

» g. Kesenian
» Perhatian para ahli antropologi mengenai seni bermula dari penilitian etnografi
mengenai aktifitas kesenian suatu masyarakat tradisional. Deskripsi yang dikumpulkan
dalam penelitian tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat
unsur seni, seperti ukiran, patung, ukiran dan hiasan. Penulisan etnogtafi awal tentang
unsur seni pada kebudayaan manusia lebih mengarah pada teknik dan proses
pembuatan benda seni tersebut. Selain itu, deskripsi etnografi awal tersebut juga
meneliti perkembangan musik, seni tari dan seni drama dalam suatu masyarakat.

BEST FOR You 9


O R G A N I C S C O M PA N Y
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat kita
simpulkan bahwa ada tiga unsur
pokok dalam layanan konseling lintas
budaya, yaitu:

» 1. Klien sebagai individu yang unik, yang memiliki


unsur-unsur budaya tertentu yang berpengaruh pada
sikap, bahasa, nilai-nilai, pandangan hidup, dan
sebagainya.
» 2. Konselor sebagai individu yang unik juga tidak
terlepas dari pengaruh unsur-unsur budaya seperti
halnya klien yang dilayani.
» 3. Dalam hubungan konseling konselor harus
menyadari unsur-unsur tersebut dan menyadari bahwa
unsur-unsur budaya itu akan mempengaruhi
keberhasilan proses konseling.
BEST FOR You 10
O R G A N I C S C O M PA N Y
Thank You

Anda mungkin juga menyukai