Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

RELASI SOSIAL ANAK BERBAKAT DENGAN TEMAN SEBAYA

Tugas ini dikerjakan guna memenuhi tugas mata kuliah psikologi anak berbakat
Dosen Pengampu: Nuzul Ahadiyanto, M.Si

Oleh:

Ridha Sadida Arianticha D20185071


Sinta Mega RofikhotulAzizah D20185053
Kelas Psikologi Pendidikan

SAMPUL
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) JEMBER
FAKULTAS DAKWAH
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
MARET 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan judul “Relasi Sosial
Anak Berbakat dengan Teman Sebaya”.Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Rasul Allah Muhammad SAW yang telah membawa kita dari kegelapan menuju
cahaya yang terang benderang yakni agama islam.Pada kesempatan ini perkenankan penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Nuzul Ahadiyanto, M.Si selaku dosen pengampu mata kuliah


psikologi anak berbakat
2. Teman-teman Psikologi Islam kelas Pendidikan yang telah mendukung
penyelesaian makalah sebagai tugas kuliah.
3. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian tugas ini. Dan tugas ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyajian ini jauh dari kata sempurna, maka
dari itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan makalah ini.

Pasuruan, 9 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ............................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................................... 2
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat ................................................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 4
2.1 Keterbakatan ........................................................................................................................... 4
2.2 Penyesuaian Sosial ................................................................................................................... 6
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Sosial Anak Berbakat ............................................... 7
BAB III KESIMPULAN .......................................................................................................................... 9
A. KESIMPULAN.......................................................................................................................... 9
B. SARAN ................................................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 11

iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga adalah lembaga pertama dimana anak menjalani proses sosialisasi secara
primer. Dalam proses sosialisasi tersebut, orang tualah yang berperan sebagai agen utama.
Orang tuaharus memberikan perhatian kepada anak-anaknya agar mereka dapat tumbuh dan
berkembangsecara baik sesuai dengan potensinya masing-masing. Salah satu yang perlu
diperhatikan adalahanak yang disebut dengan anak giftedatauanak yang berbakat.
Seorangpakar yang bernamaMunandar (Munadar, 2012)mengemukakan bahwa anak gifted
ini sering juga disebut sebagai anak talented. Mereka adalah anak-anak yang memiliki
kemampuan luar biasa dan kecakapan mengerjakan pekerjaan-pekerjaanyang berkualitas
tinggi. Gagne (Gagné, 2006) membedakan antara anak gifted dengan talented. Anak gifted
adalah anak yang memiliki kecakapan di atas rata-rata dalam satu domain bakat seperti
intelektual, kreatif, sosio-afektif, dan sensori motorik. Sedang Talent menurut Gagne adalah
penampilan (performance) yang berbeda di atas rata-rata dalam satu atau lebih bidang
aktivitas. Keterbakatan anak menurut Munandar (2012) harus dirangsang sejak usia dini dan
tentu saja membutuhkan dukungan dari lingkungan. Salah satu lingkungan yang harus
mendukungnya adalah lingkungan keluarga. Pengembangan potensi akan mudah dan efektif
jika dimulai sejak usia dini karena membutuhkan rangsangan dan tantangan untuk mencapai
aktualisasi diri tingkat tinggi. Lingkungan keluarga yang dibutuhkan adalah lingkungan
keluarga yang kondusif, yang mampu memberikan pengalaman, merangsang rasa ingin tahu,
sekaligus menyediakan kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan dalam
menemukaan jawaban. Dalam hal ini, orang tua perlu mengidentifikasi potensi yang dimiliki
anaknya. Kenyataan yang terjadi adalah orang tua masih belum berperan optimal memahami
dan mengembangkan bakat atau potensi anaknya. Sehingga anak berbakat yang memiliki
kerentanan (vulnerability) menimbulkan berbagai masalah dalam keluarga, sekolah dan
masyarakat.Anakberbakatmerupakananak yang memiliki kemampuan atau potensi unggul
dan dapatmemberikan prestasi yang tinggi, memiliki kecerdasan di atas rata-rata, kreativitas
dan perkembangan kemampuannya di atas rata-rata1.
Anakberbakatinimemilikikebutuhankhusus agar dapatmenunjangpotensimerekabisa
berkembang.Ada beberapa istilah tentang anak berbakat ini yaitu gifted, talented,bright,
bahkan ada juga istilah superior dan genius.Kesemuanyaharusdipahamikarena memiliki
kesamaan danperbedaan secara konsep dan realitanya. Bakat adalah kemampuan alamiah

1
Nora Susilawati, Peranan Orang Tua Dalam Mengembangkan Potensi Anak Berbakat (Gifted). Padang: Vol. 2
No. 2 Desember 2020

1
untukmemperolehpengetahuanatauketerampilan yang
bisabersifatumumataukhusus.Anakberbakatseringmengalami dilema excellence
versusintimacy, 2 Bila anak memilihuntukberfokuspadakeunggulanmakaia mengambil risiko
hilangnya kedekatan dengan teman sebaya, namun bila ia memilih konformitas terhadap
kelompok maka ia akan terdesak pada underachievement demi mempertahankankeanggotaan
dalam kelompok, Ada enam bakat menurut US Office OfEducation (USOE) America yaitu:
(1)intelektual umum; (2) akademik khusus; (3) berfikir kreatif-produktif; (4)kemampuan
memimpin; (5) bidang seni dan pertunjukkan; (6) kemampuan psikomotor.Gallardo-Gallardo,
Dries, and Gonzales-Cruz (2013)menyajikan analisis mendalamtentang istilah bakat yang
menyatakan bahwa bakat dapat dikonseptualisasikan sebagaikemampuan alamiah,
penguasaan, komitmen, dan kecocokan yang terungkap dalamkemampuan bawaan,
keterampilan yang diperoleh, pengetahuan, keterampilan, dansikap.
Sikap seorang anak juga harus di tunjukkan pada sosial mereka, Menurut Hurlock
penyesuaian sosial diartikan sebagai keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri
terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada khususnya. Schneider
menjelaskan bahwa penyesuaian pada manusia terjadi ketika terdapat tuntutan tertentu yang
harus dipenuhi, atau pada saat ada kesulitan, konflik, atau frustrasi yang harus diselesaikan. 3
Menurut Schneider (Wandansari & Y, 2012) salah satu jenis penyesuaian adalah penyesuaian
sosial 4 . Menurut Hurlock (Wandansari & Y, 2012)sebagai sebuah keberhasilan seseorang
dalam menyesuaikan diri dengan orang lain dan dengan kelompoknya, penyesuaian sosial
dapat dilihat dari kemampuan untuk membangun relasi yang sehat dengan orang lain
sehingga orang lain akan bersikap positif dan menerimanya dengan baik
1.2. Rumusan Masalah
1. Apakah keterbakatan itu?
2. Apakah penyesuaian sosial itu?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial anak berbakat?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu keterbakatan
2. Untuk mengetahui apa itu suatu penyesuaian sosial

2
Sofia Pilosusan, Monika Veronika, Egin Elga Dean Sum. Konsep Penyesuaian Sosial Anak Berbakat. Padang:
(2019), 3(1),5-9
3
Wandansari & Y, 2012
4
Sofia Pilosusan, Monika Veronika, Egin Elga Dean Sum. Konsep Penyesuaian Sosial Anak Berbakat. Padang:
(2019), 3(1),5-9

2
3. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi penyesuaian sosial anak berbakat

1.4 Manfaat
1. Sebagai tambahan referensi bagi seluruh masyarakat mengenai relasi sosial anak
berbakat dengan teman sebaya.

3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Keterbakatan
Seiring berkembangnya konsep kecerdasan, konsep teoritis keberbakatan juga
mengalami perubahan dari pendekatan unidimensional menuju multidimensional, mengacu
pada teori three-conceptions of giftedness yang dikemukakan oleh Renzulli, bahwa
karakteristik keterbakatan ada 3 hal, yaitu kemampuan di atas rata-rata, komitmen pada tugas,
dan kreativitas. Renzulli mengatakan bahwa di antara ketiga karakteristiktersebut, tidak ada
yang menciptakan keterbakatan, melainkan interaksi ketiganya sangat penting untuk
mencapai prestasi kreatif-produktif dan memunculkan perilaku keberbakatan. Dapat
dikatakan bahwa anak berbakat merupakan anak luar biasa sebab ia memiliki perbedaan
dengan anak-anak lainnya.Ada beberapa istilah terkait dengan anak berbakat ini yaitu gifted,
talented danbright (Mulyadi, 2019). Menurut Hagen dan Hollingworth dalam (Hawadi,
2000), gifted berbeda dengan talented. Gifted ditujukan pada individu yang memiliki
kemampuan akademik tinggi,sedang talented berkaitan dengan individu dengan kemampuan
unggul di bidang seni, musik dan drama. Istilah lain yaitu bright diartikan oleh Cutts dan
Musseley yaitu individu yang mampu menempuh pendidikan tingkat sekolah menengah atas
(kolese) dan lancar dalam karir yang dipilihnya. Gifted diartiakn individu yang memiliki
potensi yang lebih tinggi dari pada individu dengan tingkat bright, sedang talented
menunjukkan pada individu yang memiliki kemampuan tidak lazim (luar biasa di bidang
akademik, dan kemampuan yang tergolong superior. Berbeda dengan Coleman, ia
membedakan antara gifted dengan genius (Mulyadi, 2019).Menururt Coleman, seorang gifted
belum tentu geniuskarena dinilai belum memberikan kontribusi unik pada lingkungannya
dalam kurun waktu tertentu.
Namun seorang genius adalah pasti seorang gifted. Genius menunjuk pada individu
yang memiliki kemampuan tingkat tinggi dan tercermin dalam prestasi yang bermakna atau
luar biasa. Sementara gifted merujuk pada individu yangmemiliki kemampuan superior.
Selanjutnya, Terman mengatakan bahwa anak berbakat adalah anak yang secara
globalmenguasai semua mata pelajaran dan bahkan berhasil menyelesaikan pendidikan di
perguruantinggi pada usia yang sangat muda. Anak seperti ini mudah dilihat dari prestasinya
yang luar biasapada seluruh bidang. Mereka memiliki keterampilan verbal yang luar biasa
sebaik kemampuanspatial, berhitung dan logika sehingga memungkinkan untuk
menyelesaikan soal-soal matematika maupun soal-soal mata pelajaran lain. Berikutnya Ellen
Winner (1996) dalam (Santrock, 2011) juga menjelaskan bahwa anak berbakat (gifted) adalah
anak yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata biasanya IQ di atas 130 dan punya bakat

4
unggul di beberapa bidang seperti seni, musik atau matematika. Menurut Ellen Winner ada
tiga kriteria dikatakan anak memiliki ciri berbakat yaitu :
a. Dewasa lebih dini (precocity) yaitu anak yang dewasa sebelum waktunya apabila
diberi kesempatan untuk menggunakan bakat atau talenta mereka. Mereka mulai
menguasai suatubidang lebih awal ketimbang teman-temannya yang tidak berbakat.
Anak ini dilahirkan denganmembawa kemampuan di domain tertentu, walau bakat
yang dibawa sejak lahir itu perludipelihara dan di pupuk.
b. Belajar menurut kemauan sendiri. Anak berbakat berbeda dengan anak lain yang tidak
berbakat. Mereka tidak membutuhkan banyak dukungan atau scaffolding dari orang
dewasa. Mereka tidak mau menerima instruksi yang jelas dan sering membuat
penemuan serta memecahkan masalah sendiri dengan cara yang unik terkait dengan
kemampuan bakatnya. Kemampuan mereka di bidang lain boleh jadi normal atau di
atas normal.
c. Semangat untuk menguasai. Anak yang berbakat tertarik untuk memahami bidang
yang menjadi bakat mereka. Mereka memperlihatkan minat besar dan obsesif dan
kemampuan yangkuat. Mereka punya motivasi internal yang kuat sehingga tidak perlu
didorong oleh orang tuanya.

Pandangan terbaru mempesepsikan anak berbakat dengan menggunakan kriteria majemuk


atau multi kriteria. Misalnya pandangan USOE (United States Office of Education)
danpandanganRenzulli. Menurut USOE istilah talented, tidak dibedakaan dengan gifted atau
gifted mempunyai arti yang sama dengan talented. Anak berbakat diartikan memiliki
kualifikasi sebagai seorang dengan kemampuan menonjol yang memiliki performansi tinggi
dan ditunjukkan dalam prestasi dalam salah satu aspek dari enam aspek yaitu kemampuan
intelektual umum, pemikiran kreatif dan produktif, kemampuan akademik khusus,
kemampuan kepemimpinan, kemampuan seni,dan kemampuan psikomotor.Selanjutnya
Renzulli memberi pandangan anak berbakat dengan menggunakan konsep“three ring
conception”yaitu adanya keterpaduan yang bersinergi antara intelegensi(di atas rata-rataatau
IQ melebihi 120), kreativitas yang tinggi dan pengikatn diri terhadaptugas (task
commitment).Kriteria keberbakatan yang dimiliki adalah:
a. Kriteria pertama yaitu mempunyai intelegensi tinggi atau IQ di atas rata-rata (> 120)
yangditandai dengan kemampuan daya abstraksi, kemapuan penalaran yang tinggi
serta kemampuan memecahkan masalah.

5
b. Kriteria kedua yaitu mempunyai kreativitas yang tinggi ditandai dengan kemampuan
untuk menciptakan suatu yang baru, kemampuan untuk memberikaan gagasan-
gagasan baru yangdapat diterapkan dalam memcahkan masalah dan kemampuan
melihat hubungan-hubunganbaru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.
c. Kriteria ketiga yaitu mempunyai tanggung jawab terhadap tugas yang ditandai
denganketekunan dan keuletan yang amat tinggi. Walaupun mengalami berbagai
macam hambatan dan rintangan serta menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung
jawabnya dengan baik.

Terkait dengan beberapa istilah di atas, penulis menjelaskan anak berbakat dengan istilah
gifted. Secara arti dan defenisi serta kriteria tentang anak gifted ini telah dijelaskan di atas.
Penulis menjelaskan anak berbakat (gifted) ini karena mereka memiliki kerentanan dengan
adanya perfeksionisme dan faalangst negatif yang menyebabkan permasalahan bagi anak dan
orang tua dalam mengembangkan potensi anak tersebut. Perfeksionisme yang selalu
menuntut sesuatu harusideal dan tuntutan yang tinggi dapat menimbulkan permasalahan
seperti tidak bisa menerima kesalahan dan kekalahan diri dan orang lain. Begitu juga dengan
faalangst negatif yang memiliki rasa tidak percaya diri dan kecemasan yang berlebihan,
menyebabkan anak berbakat (gifted) ini menjadi tidak berkembang potensinya. Untuk itu
orang tua sebagai agen utama yang sangat strategis berperan membantu anaknya
mengembangkan potensi anak tersebut

2.2 Penyesuaian Sosial


Menurut Hurlock (Solikhatun, 2013) penyesuaian sosial diartikan sebagai
keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan
terhadap kelompoknya pada khususnya. Schneider menjelaskan bahwa penyesuaian
padamanusia terjadi ketika terdapat tuntutan tertentu yang harus dipenuhi, atau pada saat ada
kesulitan, konflik, atau frustrasi yang harus diselesaikan. Menurut Schneider, salah satu jenis
penyesuaian adalah penyesuaian sosial. Menurut Hurlock sebagai sebuah keberhasilan
seseorang dalam menyesuaikan diri dengan orang lain dan dengan kelompoknya,
penyesuaian sosial dapat dilihat dari kemampuan untuk membangun relasi yang sehat dengan
orang lain sehingga orang lain akan bersikap positif dan menerimanya dengan baik.
Menurut Hurlock penyesuaian sosial diartikan sebagai keberhasilan seseorang untuk
menyesuaikan diri terhadap orang lain pada umumnya dan terhadap kelompoknya pada
khususnya. Schneider menjelaskan bahwa penyesuaian pada manusia terjadi ketika terdapat

6
tuntutan tertentu yang harus dipenuhi, atau pada saat ada kesulitan, konflik, atau frustrasi
yang harus diselesaikan. Menurut Schneider salah satu jenis penyesuaian adalah penyesuaian
sosial. Hurlock juga menyatakan sebuah keberhasilan seseorang dalam menyesuaikan diri
dengan orang lain dan dengan kelompoknya, penyesuaian sosial dapat dilihat dari
kemampuan untuk membangun relasi yang sehat dengan orang lain sehingga orang lain akan
bersikap positif dan menerimanya dengan baik. Menurut berikut merupakan beberapa aspek-
aspek penyesuaian sosial menurut Kartono (2005) sebagai berikut :
 Memiliki perasaan atau afeksi yang kuat, harmonis dan seimbang sehingga
selalu merasa bahagia, baik budi pekertinya dan mampu bersikap hati-hati.
 Memiliki kepribadian yang matang dan terintegrasi secara utuh. Hal ini
ditandai dengan dimilikinya kepercayaan, baik terhadap diri sendiri maupun
terhadap orang lain, mempunyai sikap tanggung jawab, memahai orang lain
dan mengontrol diri.
 Mempunyai relasi sosial yang memuaskan, ditandai dengan kemampuan untuk
bersosialisasi dengan baik dan ikut berpartisipasi dalam kelompok.
 Mempunyai struktur sistem syaraf yang sehat dan memiliki ketahanan psikis
untuk mengadakan adaptasi.
 Mempunyai kepribadian yang produktif, dapat merealisasikan diri dengan
melaksanakan perbuatan susila 5.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Sosial Anak Berbakat


Schmitz dan Galbraith menyatakan (dalam Tim Direktorat PSLB, 2009), karakteristik
sosial dan emosional anak berbakat intelektual sulit untuk diterapkan secara umum
(generalisasi) pada semua anak berbakat intelektual karena setiap individu memiliki keunikan
tersendiri sesuai dengan bakat yang dimiliki oleh anak berbakat intelektual. Anak berbakat
intelektual memiliki perkembangan sosial dan emosional yang berbeda dibandingkan dengan
anak seusianya. Karakteristik kemampuan kognitif yang tinggi pada anak berbakat intelektual
dan kepekaannya terhadap dunia sekitar menjadikan anak berbakat intelektual memiliki
akumulasi informasi yang banyak karena sensitivitas atau kepekaannya terhadap dunia sekitar
mungkin tidak mencuat ke kesadaran. Anak berbakat intelektual seringkali menunjukkan
harapan yang tinggi terhadap dirinya maupun orang lain. Dan karena harapan ini tidak
disertai dengan kesadaran diri, maka tidak jarang membawa dirinya menjadi frustasi terhadap

5
Kartono, K. 2005. Pengantar Psikologi Sosial

7
dirinya, terhadap orang lain, dan juga terhadap situasi. Dalam kondisi seperti ini maka
tampak perkembangan emosi yang tidak stabil dan sulit menyesuaikan diri dalam lingkungan
sosialnya6.

Menurut Kesner (2005) seorang guru dan konselor yang menangani anak berbakat
menemukan terdapat adanya hambatan pada anak berbakat dalam hal mulai dari relasi sosial,
terisolir dari teman sebaya, sulit menerima kritik, non konformis, sampai dengan menolak
otoritas. Gross (1989) menyatakan bahwa Anak berbakat sering mengalami dilema
excellence versusintimacy. Bila anak memilih untuk berfokus pada keunggulan maka dia
akan mengambil resiko hilangnya kedekatan dengan teman sebaya. Akan tetapi bila ia
memilih konformitas terhadap kelompok, maka ia akan terdesak pada underachievement
demi mempertahankan keanggotaan dalam kelompok (Gross, 1989). Eagoe (Hawadi, 1985)
menjelaskan bahwa faktor tertentu dari anak berbakat dapat atau mungkin mengakibatkan
timbulnya masalah-masalah tertentu, seperti:

 Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat mengarah ke sikap ragu-ragu (skeptis) dan
sikap kritis baik terhadap diri maupun lingkungan.
 Kemampuan kreatif dan minat untuk melakukan hal-hal baru bisa menyebabkan anak
berbakat tidak menyukai atau cepat bosan terhadap tugas rutin.
 Perilaku ulet dan terarah pada tujuan yang sering tampak pada anak berbakat ke arah
keinginan untuk memaksakan atau mempertahankan pendapatnya.
 Kepekaan dari anak berbakat dapat membuatnya mudah tersinggung atau peka
terhadap kritik orang lain.
 Semangat yang tinggi, kesiagaan mental dan prakarsanya dapat membuatnya kurang
sabar atau kurang toleran jika tidak ada kegiatanatau kurang tampak kemajuan dalam
kegiatan yang sedang berlangsung.
 Dengan kemampuan dan minatnya yang beragam, anak berbakat membutuhkan
keluwesan dan dukungan untuk dapat menjajaki dan mengembangkan minat-
minatnya.
 Keinginan anak untuk mandiri dalam belajar dan bekerja, kebutuhan kebebasan
dapatmenimbulkan konflik karena tidak mudah menyesuaikan diri atau tunduk

6
Tresnawaty, Yulistin.2015.Pengaruh Penyesuaian Diri Sosial dengan Perilaku Agresif Anak Berbakat
Intelektual

8
terhadap tekanan orang tua atau teman sebaya. Ia dapat juga merasa ditolak atau
kurang dimengerti oleh lingkungannya 7.

BAB III KESIMPULAN


A. KESIMPULAN
Anak berbakat intelektual memiliki perkembangan sosial dan emosional yang berbeda
dibandingkan dengan anak seusianya yang lain. Anak berbakat memiliki kecenderungan
kesulitan terhadap bersosialiasasi dengan teman sebanya dikarenakan anak berbakat
intelektual seringkali menunjukkan harapan yang tinggi terhadap dirinya maupun orang

7
Hawadi, R. A. (1985). Royek Uji Coba Anak Berbakat Sebagai Wahana Pengembangan Potensi Generasi
Muda Indonesia

9
lain. Dan karena harapan ini tidak disertai dengan kesadaran diri, maka tidak jarang
membawa dirinya menjadi frustasi terhadap dirinya, terhadap orang lain, dan juga
terhadap situasi.

B. SARAN
Sebagai penulis, menyadari bahwa makalah ini banyak sekali kesalahan dan sangat
jauh dari kesempurnaan.Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan
mengacu pada sumber yang dapat dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran tentang pembahasan makalah diatas.

10
DAFTAR PUSTAKA
Pilosusan, Sofia dkk.2019.Konsep Penyesuaian Sosial Anak Berbakat.Universitas Negeri
Padang

Tresnawaty, Yulistin.2015.pengaruh penyesuaian diri sosial dengan perilaku agresif anak


berbakat intelektual.Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka. Jurnal Ilmiah Penelitian
Psikologi: Kajian Empiris & Non-Empiris.

11

Anda mungkin juga menyukai