Anda di halaman 1dari 4

Anggota Kelompok 2 :

1. Laila Anjumil M. ( D20185009)

2. Annisa Abdillah Z. D. (D20185018)

3. Febriana Eka Yunita Sari (D20185019)

4. Mudrika Rohmah (D20185027)

5. Ahmad Rosul (D20185038)

6. Anirut Chonkasem (D20185079)

DELIKUENSI NEUROTIK

Delikuensi neurotik adalah salah bentuk kenakalan remaja. Menurut Kartono, kenakalan

remaja disebut sebagai “Juveniledelinquere” . Juvenile yang berarti anak-anak atau anak muda

dan Delinquere yang berarti terabaikan, mengabaikan, nakal, kriminal, pelanggar aturan, dan

pembuat ribut. Sehingga, Juveniledelinquency atau kenakalan remaja adalah gejala ppatologis

pada anak – anak yang disebabkan karena pengabaian sosial, sehingga mereka mengembangkan

bentuk perilaku menyimpang, yang tidak dapat diterima oleh sosial, pelanggaran status, hingga

tindak kriminal. Menurut Philip Graham, terdapat beberapa hal yang bisa menyebabkan kenakalan

remaja adalah :

1. Faktor lingkungan seperti kemiskinan di kota besar, gangguan lingkungan, migrasi, faktor

sekolah, keluarga tercerai berai, gangguan dalam pengasuhan keluarga, dan kesulitan dalam

pengasuhan

2. Faktor pribadi seperti bakat yang mempengaruhi temperamen, cacat tubuh, kurangnya dasar

keimanan, dan ketidakmampuan menyesuaikan diri.

Sedangkan menurut Sofyan S. Wilis, beliau mengelompokkan penyebab kenakalan remaja

menjadi 4 bagian yaitu :

1. Faktor dalam diri anak seperti predisposising faktor atau faktor yang memberi kecenderungan

tertentu pada perilaku remaja yang dibawa sejak lahir, lemahnya pertahanan diri, kurangnya

kemampuan penyesuaian diri, dan kurangnya dasar keimanan dalam diri remaja.
2. Penyebab dari lingkungan keluarga seperti kurangnya kasih sayang, keluarga tidak harmonis,

dan lemahnya kondisi ekonomi orangtua.

3. Faktor dari lingkungan masyarakat seperti masyarakat kurang memperoleh pendidikan,

lemahnya pengawasan, dan pengaruh norma-norma baru dari luar.

Jenis-jenis kenakalan remaja menurut Daniel Glaser dibagi menjadi :

1. Kenakalan brutal baik yang objeknya manusia baik dengan sengaja maupun tidak sengaja dan

kenakalan brutal yang objeknya adalah benda mati seperti pencurian, perampokan, pemalsuan

tanda tangan, dan sebagainya.

2. Kenakalan melakukan kegiatan ilegal

3. Kenakalan mengacau area umum

4. Kenakalan melanggar status seperti kabur dari rumah, membolos

5. Kenakalan terkait mengonsumsi obat-obatan terlarang.

Sedangkan menurut Jensen, kenakalan remaja dibagi menjadi 4 yaitu :

1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik

2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi

3. Kenakalan yang melawan status seperti membolos, membantah perintah, dan kabut dari

rumah.

Menurut Hurlock, kenakalan yang dilakukan remaja terbagi menjadi empat bentuk yaitu :

1. Perilaku yang menyakiti diri sendiri dan orang lain.

2. Perilaku yang membahayakan hak milik orang lain, seperti merampas,mencuri, dan mencopet.

3. Perilaku yang tidak terkendali, yaitu perilaku yang tidak mematuhi orangtua dan guru seperti

membolos, mengendarai kendaran dengan tanpa surat izin, dan kabur dari rumah.

4. Perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain, seperti mengendarai motor dengan

kecepatan tinggi, memperkosa dan menggunakan senjata tajam.

Sedangkan menurut Kartono, kenakalan remaja dibagi menjadi empat yaitu 1) Delikuensi

Terisolir 2) Delikuensi Neurotik 3) Delikuensi Psikopatik dan 4) Delikuensi Defek Moral. Adapun

pada review ini akan membahas mengenai delikuensi neurotik menurut Kartono. Pada umumnya,
remaja nakal tipe delikuensi neurotik ini, mereka mengalami permasalahan mental yang cukup

serius, seperti kecemasan, merasa selalu tidak aman, merasa bersalah dan berdosa dan lain

sebagainya. Ciri-ciri perilaku delikuensi neurotik adalah :

1. Perilaku nakalnya bersumber dari sebab-sebab psikologis yang sangat dalam, dan bukan hanya

berupa adaptasi pasif menerima norma dan nilai subkultur gang yang kriminal itu saja.

2. Perilaku kriminal mereka merupakan ekspresi dari konflik batin yang belum terselesaikan,

karena perilaku jahat mereka merupakan alat pelepas ketakutan, kecemasan dan kebingungan

batinnya.

3. Biasanya remaja ini melakukan kejahatan seorang diri, dan mempraktikkan jenis kejahatan

tertentu, misalnya suka memperkosa kemudian membunuh korbannya, kriminal dan sekaligus

neurotik.

4. Remaja nakal ini banyak yang berasal dari kalangan menengah dan cukup baik kondisi

ekonominya, namun pada umumnya keluarga mereka mengalami banyak ketegangan

emosional yang parah, dan orang tuanya juga neurotik atau psikotik.

5. Remaja memiliki ego yang lemah, dan cenderung mengisolir diri dari lingkungan orang dewasa

maupun anak remaja lainnya.

6. Motif kejahatannya berbeda-beda.

7. Perilakunya menunjukkan kualitas kompulsif (paksaan).

Kenakalan remaja bisa terjadi karena mereka merasa diabaikan oleh orang – orang terdekat

mereka, tidak mendapatkan perhatian, dan pengarahan. Sehingga, beberapa hal yang bisa

dilakukan untuk mencegah atau menangani perilaku kenakalan remaja adalah :

1. Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua maupun orang sekitarnya dalam hal apapun.

2. Adanya pengawasan dari orang tua yang tidak mengekang

3. Membiarkan dia bergaul dengan teman yang sebaya.

4. Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti televisi, radio,

handphone, internet, dll

5. Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah


6. Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini, seperti beribadah, dan mengunjungi

tempat- tempat ibadah sesuai dengan iman dan kepercayaan yang dianut

7. Orangtua perlu mendukung hobi yang dia inginkan selama itu positif untuk anak.

8. Orang tua perlu bisa menjadi tempat curhat yang nyaman untuk anak anda, sehingga dapat

membimbing dia ketika ia sedang menghadapi masalah.

Referensi :

Dr. Syarifan Nurjan, M. A., 2019. Perilaku Delikuensi Remaja Muslim. Yogyakarta : Penerbit

Samudra Biru (Anggota IKAPI)

Riza Amalia. Bab II Kajian Pustaka. Diakses dari laman http://etheses.uin-

malang.ac.id/2253/5/08410087_Bab_2.pdf

Anda mungkin juga menyukai