Anda di halaman 1dari 21

REMAJA DAN

PERMASALAHANNYA

Nor Amalia Muthoharoh. SKM., M.kes


MASALAH KENAKALAN REMAJA DAN CARA
MENGATASINYA

Pengertian Ciri-ciri Kenakalan


Remaja Remaja Remaja

Faktor Penyebab Psikologi Bentuk-bentuk


Kenakalan Remaja
Remaja Kenakalan Remaja

Peranan Keluarga Dampak Cara Mengatasi


terhadap
Kenakalan Kenakalan Kenakalan
Remaja
Remaja
Remaja
PENGERTIAN
REMAJA
 Pengertian Remaja oleh beberapa ahli :
 Menurut Psikologi , remaja adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak
hingga masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira-kira 10 hingga 12 tahun
dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun.
 Menurut Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja menunjukkan
dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status
dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Menurut Santrock (2003: 26) bahwa remaja
(adolescene) diartikan sebagai masa
perkembangan transisi antara masa anak dan
masa dewasa yang mencakup perubahan
biologis, kognitif, dan sosial-emosional.
 Rentang waktu usia remaja ini biasanya
dibedakan atas tiga, yaitu :
a. 12-15 tahun
b. Masa remaja awal 15-18 tahun
c. Masa remaja pertengahan 18-21 tahun
d. Masa remaja akhir.
CIRI- CIRI REMAJA

Ciri-ciri Remaja menurut para ahli :


 Tiga fase ciri-ciri Remaja,sebagai berikut :
 Adolensi dini.
 Adolensi menengah, dan
 Adolensi akhir.
 Dua ciri-ciri Remaja :
 Perubahan Jasmani.
 Perubahan Rohani.
SEDANGKAN MENURUT HURLOCK (1999)
CIRI-CIRI MASA REMAJA ADALAH SEBAGAI
BERIKUT:
a. Masa remaja sebagai periode yang penting.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan.
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah.
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas.
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan
ketakutan.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik
h. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa
KENAKALAN
REMAJA
 Kenakalan remaja (juvenile delinquency) adalah suatu perbuatan yang
melanggar norma, aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada
usia remaja atau transisi masa anak-anak dan dewasa.
 Dalam batasan hukum, menurut Philip Rice dan Gale Dolgin, penulis buku
The Adolescence, terdapat dua kategori pelanggaran yang dilakukan remaja,
yaitu:
a. Pelanggaran indeks.
b. Pelanggaran status.
BENTUK-BENTUK
KENAKALAN REMAJA
 Bila ditinjau berdasarkan jenis-jenis kejahatannya, kenakalan remaja dapat
digolongkan dalam bentuk :
1)Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain.
2)Kenakalan yang menimbulkan korban materi.
3)Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain.
4)Kenakalan yang melawan status.
GAMBARAN KENAKALAN REMAJA
Laki-laki mengkonsumsi
Perempuan yang merokok alkohol
PSIKOLOGI
REMAJA
Ciri perkembangan psikologis remaja adalah adanya emosi
yang meledak-ledak, sulit dikendalikan, cepat depresi (sedih,
putus asa) dan kemudian melawan dan memberontak.
 Hurlock (1990) mengamukakan bahwa Kestabilan emosi
remaja dikarenakan tuntutan orang tua dan masyarakat yang
akhirnya mendorong remaja untuk menyesuaikan diri
dengan situasi dirinnya yang baru ,kemudian Hurlock juga
mengatakan bahwa kecerdasan emosi akan mempengaruhi
cara penyesuaian pribadi dan sosial remaja. Bertambahnya
ketegangan emosional yang disebabkan remaja harus
membuat penyesuaian terhadap harapan masyarakat yang
berlainan dengan dirinya.
 Menurut Mappiare (dalam Hurlock, 1990)
remaja mulai bersikap kritis dan tidak mau
begitu saja menerima pendapat dan perintah
orang lain, remaja menanyakan alasan mengapa
sesuatu perintah dianjurkan atau dilarag,
remaja tidak mudah diyakinkan tanpa jalan
pemikiran yang logis. Dengan perkembangan
psikologis pada remaja, terjadi kekuatan mental,
peningkatan kemampuan daya fikir,
kemampuan mengingat dan memahami, serta
terjadi peningkatan keberanian dalam
mengemukakan pendapat.
FAKTOR PENYEBAB KENAKALAN REMAJA
• Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu
sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).
1. Faktor internal:
a.Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja
memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi.
b.Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan
membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat
diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’.
2. Faktor eksternal:
a. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar
anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga
b. Teman sebaya yang kurang baik
c. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
3. Pergaulan Remaja
Pergaulan mempunyai pengaruh yang besar dalam
pembentukan kepribadian seorang individu. Pergaulan yang
ia lakukan itu akan mencerminkan kepribadiannya, baik
pergaulan yang positif maupun pergaulan yang negatif.
4. Lingkungan Sosial
Pada masa remaja, hubungan social memiliki peran yang
sangat penting bagi remaja. Remaja mulai memperluas
pergaulan sosialnya dengan teman teman sebayanya.
Remaja lebih sering berada diluar rumah bersama teman
teman sebayanya, karena itu dapat dimengerti bahwa
pengaruh teman-teman sebayanya pada sikap, minat,
penampilan dan perilaku lebih besar daripada pengaruh
orang tua.
Brown (1997) menggambarkan empat cara khusus, bagaimana terjadinya
perubahan kelompok teman sebaya dari masa kanak-kanak ke masa remaja :
a. Remaja lebih banyak menghabiskan waktu dengan teman sebaya dibandingkan
pada anak-anak.
b. Remaja berusaha menghindari pengawasan yang ketat dari orang tua dan guru dan
ingin mendapatkan kebebasan.
c. Remaja mulai banyak berinteraksi dengan teman sebaya dari jenis kelamin yang
berbeda.
d. Selama masa remaja, kelompok teman sebaya menjadi lebih memahami nilai-nilai
dan perilaku dari sub-budaya remaja yang lebih besar. Mereka juga
mengidentifikasikan diri dalam kelompok pergaulan tertentu.
 Sedangkan menurut Kumpfer dan Alvarado, Faktor faktor Penyebab kenakalan
remaja antara lain :
a. Kurangnya sosialisasi dari orangtua ke anak mengenai nilai-nilai moral dan sosial.
b. Contoh perilaku yang ditampilkan orangtua (modeling) di rumah terhadap perilaku
dan nilai-nilai anti-sosial.
c.Kurangnya pengawasan terhadap anak (baik aktivitas, pertemanan di sekolah ataupun
di luar sekolah, dan lainnya).
d. Kurangnya disiplin yang diterapkan orangtua pada anak.
e. Rendahnya kualitas hubungan orangtua-anak.
f. Tingginya konflik dan perilaku agresif yang terjadi dalam lingkungan keluarga.
g. Kemiskinan dan kekerasan dalam lingkungan keluarga.
h. Anak tinggal jauh dari orangtua dan tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
i. Perbedaan budaya tempat tinggal anak, misalnya pindah ke kota lain atau lingkungan
baru.
j. Adanya saudara kandung atau tiri yang menggunakan obat-obat terlarang atau
melakukan kenakalan remaja.
PERANAN KELUARGA TERHADAP
KENAKALAN REMAJA
 Pendapat dari para ahli :
o Sarwono (1998) mengatakan bahwa keluarga merupakan lingkungan primer pada
setiap individu. Sebelum anak mengenal lingkungan yang luas, ia terlebih dahulu
mengenal lingkungan keluarganya. karena itu sebelum anak anak mengenal norma-
norma dan nilai-nilai masyarakat, pertama kali anak akan menyerap norma-norma
dan nilai-nilai yang berlaku di keluarganya untuk dijadikan bagian dari
kepribadiannya.
o Menurut Mu’tadin (2002) remaja sering mengalami dilema yang sangat besar
antara mengikuti kehendak orang tua atau mengikuti kehendaknya sendiri. Situasi
ini dikenal dengan ambivalensi dan hal ini akan menimbulkan konflik pada diri
remaja.
Menurut Nalland (1998) ada beberapa sikap yang harus dimiliki
orangtua terhadap anaknya pada saat memesuki usia remaja, yakni:
a. Orang tua perlu lebih fleksibel dalam bertindak dan berbicara
b. Kemandirian anak diajarkan secara bertahap dengan
mempertimbangkan dan melindungi mereka dari resiko yang
mungkin terjadi karena cara berfikir yang belum matang.
c. Remaja perlu diberi kesempatan melakukan eksplorasi positif yang
memungkinkan mereka mendapat pengalaman dan teman baru,
mempelajari berbagai keterampilan yang sulit dan memperoleh
pengalaman yang memberikan tantangan agar mereka dapat
berkembang dalam berbagai aspek kepribadiannya.
d. Sikap orang tua yang tepat adalah sikap yang authoritative, yaitu
dapat bersikap hangat, menerima, memberikan aturan dan norma
serta nilai-nilai secara jelas dan bijaksana.Menyediakan waktu untuk
mendengar, menjelaskan, berunding dan bisa memberikan
dukungan pada pendapat anak yang benar.
DAMPAK KENAKALAN REMAJA
Kenakalan dalam keluarga
1.

Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan hal-hal yang negatif, di sinilah
peran orang tua. Orang tua harus mengontrol dan mengawasi putra-putri mereka
dengan melarang hal-hal tertentu.Namun, bagi sebagian anak remaja, larangan-
larangan tersebut malah dianggap hal yang buruk dan mengekang mereka.
2. Kenakalan dalam pergaulan
Dampak kenakalan remaja yang paling nampak adalah dalam hal pergaulan. Sampai
saat ini, masih banyak para remaja yang terjebak dalam pergaulan yang tidak baik.
Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai seks bebas.Menyeret remaja
pada sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah, dimana remaja sangat mudah
dipengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan kenyamanan semu.
3.Kenakalan dalam pendidikan
Kenakalan dalam bidang pendidikan memang sudah umum terjadi, namun tidak
semua remaja yang nakal dalam hal pendidikan akan menjadi sosok yang
berkepribadian buruk, karena mereka masih cukup mudah untuk diarahkan pada hal
yang benar.
CARA MENGATASI KENAKALAN REMAJA

 Demikian sedikit paparan mengenai cara mengatasi kenakalan remaja:


• Pentingnya pendidikan karakter : Penerapan nilai universal yang mulia seperti nilai
kejujuran, kerja keras, sikap ksatria, tanggung jawab, semangat pengorbanan, dan
komitmen pembelaan terhadap kaum lemah dan tertindas, merupakan target yang
ingin dicapai dalam membentuk karakter bangsa.
 Pdt Thomas Marlissa, M.Min memberikan beberapa solusi untuk mencegah terjadinya
kenakalan remaja. Diantaranya:
• Didik anak di dalam takut akan Tuhan. .
• Berikan anak keteladanan.
• Berikan anak kepercayaan.
• Berikan anak pelukan.
• Ajarkan anak memilih komunitas.
Beberapa solusi yang dapat kita
terapkan:
a. Pendekatan melalui Agama
b. Pendekatan Moral dan Hukum (PPKN)
c. Pendekatan melalui olahraga
kesehatan
d. Pendekatan melalui Bimbingan
Konseling (BP)
e. Pendekatan melalui Biologi

Anda mungkin juga menyukai