Anda di halaman 1dari 10

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Di mana

remaja sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan ini pun

sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak

kesalahan. Di samping hal-hal yang menggembirakan dengan kegiatan

remaja-remaja pada waktu yang akhir-akhir ini dan pembinaan yang

dilakukan oleh organisasi-organisasi pelajar dan mahasiswa, kita melihat

pula arus kemorosotan moral yang semakin melanda di kalangan sebagian

pemuda-pemuda kita, yang lebih terkenal dengan sebutan kenakalan

remaja. Oleh karena itu, masalah kenakalan remaja seyogyanya

mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan

remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya

suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan di kalangan remaja.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu kenakalan remaja?

2. Faktor apa saja yang mempengaruhi kenakalan remaja?

3. Apa saja contoh dari kenakalan remaja remaja?

4. Bagaimana solusi dalam mengatasi kenakalan remaja tersebut?

C. Tujuan

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman

kepada mahasiswa tentang kenakalan remaja, penyebab berikut solusinya.

1
Pembahasan

A. Pengertian

Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa

remaja manusia tidak dapat disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula

disebut anak-anak. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan

masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Masa

remaja bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan

tinggi badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan

karakteristik seksual. Pada perkembangan ini, pencapaian kemandirian dan

identitas sangat menonjol dan semakin banyak menghabiskan waktu di luar

keluarga.

Satu dari masalah yang paling serius dari remaja adalah remaja nakal

dan kebanyakan laki-laki. Sebab-sebab terjadinya anak nakal atau pada

umumnya adalah sebab yang kompleks, yang berarti suatu sebab dapat

menimbulkan sebab yang lain. Para peneliti melihat banyak kemungkinan

penyebab kenakalan remaja. Sedangkan para ahli sosiologi berpendapat

bahwa kenakalan remaja adalah suatu penyesuaian diri, yaitu respons yang

dipelajari terhadap situasi lingkungan yang tidak cocok atau lingkungan

yang memusuhinya.

Kenakalan remaja adalah suatu perbuatan yang melanggar norma,

aturan atau hukum dalam masyarakat yang dilakukan pada usia remaja atau

transisi masa anak-anak dan dewasa.

2
Faktor pemicunya, menurut sosiolog Kartono, antara lain adalah

gagalnya remaja melewati masa transisinya, dari anak kecil menjadi

dewasa, dan juga karena lemahnya pertahanan diri terhadap pengaruh dunia

luar yang kurang baik, Konflik keluarga, mood swing, dan depresi.

Dalam batasan hukum, menurut Philip Rice dan Gale Dolgin,

penulis buku The Adolescence, terdapat dua kategori pelanggaran yang

dilakukan remaja, yaitu:

a. Pelanggaran indeks, yaitu munculnya tindak kriminal yang

dilakukan oleh anak remaja. Perilaku yang termasuk di antaranya

adalah pencurian, penyerangan, perkosaan, dan pembunuhan.

b. Pelanggaran status, di antaranya adalah kabur dari rumah, membolos

sekolah, minum minuman beralkohol di bawah umur, perilaku

seksual, dan perilaku yang tidak mengikuti peraturan sekolah atau

orang tua.

Menurut bentuknya Sunarwiyati S (1985) membagi kenakalan

remaja kedalam tiga tingkatan:

1. kenakalan biasa, seperti suka berkelahi, suka keluyuran, membolos

sekolah, pergi dari rumah tanpa pamit

2. kenakalan yang menjurus pada pelanggaran dan kejahatan seperti

mengendarai mobil tanpa SIM, mengambil barang orang tua tanpa

izin

3. kenakalan khusus seperti penyalahgunaan narkotika, hubungan seks

diluar nikah, pemerkosaan dll.

3
B. Penyebab kenakalan remaja

1. Faktor internal:

a. Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri

remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama,

terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya.

Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi

karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

b. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari

dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang

tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’.

Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua

tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol

diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

2. Faktor eksternal:

a. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi

antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga

bisa memicu perilaku negatif pada remaja.

b. Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik

c. Minimnya pemahaman tentang keagamaan

d. Pengaruh dari lingkungan sekitar

4
C. Contoh-contoh masalah kenakalan remaja

1. Gangguan Emosi

Gangguan emosi yang serius sering timbul pada anak-anak remaja.

Mereka mengalami depresi, kecemasan yang berlebihan tentang

kesehatan sampai pikiran bunuh diri.

2. Penyalahgunaan Obat Bius dan Alkohol

Penyalahgunaan obat bius dan alkohol bertambah secara dramatis akhir-

akhir tahun ini. Terutama di kota-kota besar, menggunakan mariyuana

dan minum-minuman keras (bahkan sudah merambat ke desa-desa).

Obat keras (hard drugs) bisa mempengaruhi saraf dan jiwa si penderita

secara cepat. Gejala siswa yang menggunakan narkoba antara lain:

badan tidak terurus dan semakin lemah, tidak suka makan, matanya sayu

dan merah, pembohong, malas, daya tangkap otaknya melemah, mudah

tersinggung dan mudah marah. Banyak remaja yang memakai narkoba

karena mula-mula iseng, rasa ingin tahu, atau sekadar ikut-ikutan teman.

Ada juga remaja yang menggunakan narkoba karena didorong oleh

nafsu mendapatkan status sosial yang tinggi, ingin pengakuan atas

egonya, serta untuk menjaga gengsi. Beberapa kelompok anak remaja

lain menggunakan narkoba karena ingin lari dan kesulitan hidup dan

konflik-konflik batin.

3. Kehamilan

Kehamilan dan melahirkan anak bertambah di antara beberapa

kelompok gadis remaja, terutama pada masyarakat yang kurang mampu.

5
Jika laki-laki remaja sering bertingkah laku sebagai anak nakal untuk

mencoba membuktikan kemandirian mereka dan kontrol orang dewasa,

demikian juga bagi gadis remaja. Mereka membuktikannya dalam

bentuk seks dan di banyak kasus dengan mempunyai anak, sehingga

memaksa dunia melihat mereka sebagai orang dewasa. Sejak

melahirkan anak, gadis remaja menjadi sulit untuk melanjutkan sekolah

atau mencari pekerjaan.

4. Pergaulan Bebas

Pergaulan bebas berarti pergaulan yang luas antara banyak pemuda dan

pemudi. Tidak terlalu menekankan pengelompokkan yang kompak

antara dua orang saja, akan tetapi antara banyak muda-mudi. Pergaulan

yang sudah terbatas antara dua muda-mudi akan berarti adanya suatu

kekhususan, sehingga orang mengatakan bahwa kedua muda mudi ini

berpacaran.

5. Pacaran

Kaum remaja secara badani sudah kelihatan dewasa dan ingin

menyamai per-buatan-perbuatan orang dewasa. Juga pengaruh bacaan,

majalah, buku roman dan film menyebabkan muda-mudi meniru cara-

cara tingkah laku dan komunikasi yang dapat mereka tiru dengan

mudah. Yang paling mudah ditiru justru “permainan cinta” yang banyak

di ambil sebagai inti daripada film. Puncak peniruan ini terlihat dalam

pergaulan antar muda-mudi yakni pacaran.

6
D. Solusi terhadap kenakalan remaja

Tindakan penanggulangan kenakalan remaja dapat dibagi dalam:

1. Tindakan Preventif

Usaha pencegahan timbulnya kenakalan remaja secara umum dapat

dilakukan melalui cara berikut:

a. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja

b. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami

oleh para remaja. Usaha pembinaan remaja dapat dilakukan

melalui:

a. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan

pengetahuan dan keterampilan melainkan pendidikan mental

dan pribadi melalui pengajaran agama, budi pekerti dan

etiket.

b. Memperkuat motivasi atau dorongan untuk bertingkah laku

baik dan merangsang hubungan sosial yang baik.

c. Mengadakan kelompok diskusi dengan memberikan

kesempatan mengemukakan pandangan dan pendapat para

remaja dan memberikan pengarahan yang positif.

Sebagaimana disebut di atas, bahwa keluarga juga mempunyai andil

dalam membentuk pribadi seorang remaja. Jadi untuk memulai

perbaikan, maka harus mulai dari diri sendiri dan keluarga. Mulailah

perbaikan dari sikap yang paling sederhana, seperti selalu berkata

jujur meski dalam gurauan, membaca doa setiap melakukan hal-hal

7
kecil, memberikan bimbingan agama yang baik kepada anak dan

masih banyak hal lagi yang bisa dilakukan oleh keluarga. Dengan

usaha pembinaan yang terarah, para remaja akan mengembangkan

diri dengan baik sehingga keseimbangan diri yang serasi antara

aspek rasio dan aspek emosi akan dicapai.

2. Tindakan Represif

Usaha menindak pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat

dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan

pelanggaran. Dengan adanya sanksi tegas pelaku kenakalan remaja

tersebut, diharapkan agar nantinya si pelaku tersebut “jera” dan tidak

berbuat hal yang menyimpang lagi. Oleh karena itu, tindak lanjut

harus ditegakkan melalui pidana atau hukuman secara langsung bagi

yang melakukan kriminalitas tanpa pandang bulu. Pada umumnya

tindakan represif diberikan dalam bentuk memberikan peringatan

secara lisan maupun tertulis kepada pelajar dan orang tua,

melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah dan tim guru

atau pembimbing dan melarang bersekolah untuk sementara waktu

(skors) atau seterusnya tergantung dari jenis pelanggaran tata tertib

sekolah.

3. Tindakan Kuratif dan Rehabilitasi

Tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan lainnya

dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkah laku pelanggar

remaja itu dengan memberikan pendidikan lagi. Pendidikan diulangi

8
melalui pembinaan secara khusus yang sering ditangani oleh suatu

lembaga khusus maupun perorangan yang ahli.

Solusi internal bagi seorang remaja dalam mengendalikan kenakalan

remaja antara lain:

a. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol

diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan.

b. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk

melakukan point pertama.

c. Remaja menyalurkan energinya dalam berbagai kegiatan

positif, seperti berolahraga, melukis, mengikuti event

perlombaan, dan penyaluran hobi.

d. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik

serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di

komunitas mana remaja harus bergaul.

e. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah

terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang

ada tidak sesuai dengan harapan.

9
Penutup

A. Kesimpulan

Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara

khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court)

pada 1899 di Illinois, Amerika Serikat. Kenakalan remaja meliputi semua

perilaku yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang

dilakukan oleh remaja. Faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan

remaja dapat dikelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal.

Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja akan berdampak

kepada diri remaja itu sendiri, keluarga, dan lingkungan masyarakat. Solusi

dalam menanggulangi kenakalan remaja dapat dibagi ke dalam tindakan

preventif, tindakan represif, dan tindakan kuratif dan rehabilitasi. Segala

usaha pengendalian kenakalan remaja harus ditujukan ke arah tercapainya

kepribadian remaja yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan

akan menjadi orang dewasa yang berpribadi kuat, sehat jasmani dan rohani,

teguh dalam kepercayaan (iman) sebagai anggota masyarakat, bangsa dan

tanah air.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis menyarankan untuk lebih menaruh

perhatian terhadap persoalan sosial, terutama kenakalan remaja. Hendaknya

kita dapat mencegah dan mengendalikan perilaku remaja sehingga tidak

menimbulkan masalah sosial yang terjadi akibat kenakalan-kenakalan

remaja tersebut.

10

Anda mungkin juga menyukai