Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MELANGGAR ATURAN LALU LINTAS

Guru pembimbing :
LULUK HIDAYATI, M.Pd.
NIP. 197002242007012010

SMA Negeri 1 Gending


Tahun ajaran 2016 – 2017
Nama Kelompok :
1. Amir Ainul Hasan (02)
2. Dewi Ayu Nur Janah (05)
3. Galeka Ali Prasetya (11)
4. Linda Rofi’ah (18)
5. Ulfa Afkarina (35)
6. M. Hilmi Saputra (37)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan berbagai nikmat-Nya,
diantaranya nikmat iman,nikmat islam,nikmat umur,dan nikmat kesempatan sehingga
diizinkannya untuk dapat membuat dan menyelesaikan karya tulis ini seperti yang
diharapkan.

Shalawat dan salam tak lupa tercurahkan kepada nabi kita nabi Muhammad SAW
yang telah menuntun dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang
sehingga mengetahui yang hak itu benar dan yang bathil itu salah.

Tak lupa ucapan terimakasih kepada berbagai sumber yang didapatkan sehingga
membantu dalam pembuatan makalah ini.

Selanjutnya saran serta kritik sangat kami harapkan dari berbagai pihak,terutama
kepada guru yang bersangkutan dan teman teman sekalian untuk perbaikan pembuatan
makalah kedepannya sehingga makalah ini kedepannya sesuai yang diharapkan.

Dan mohon maaf yang sebesar besarnya jika ada kesalahan dan pihak yang
dirugikan karena manusia merupakan mahkluk yang tercipta tidak sempurna sehingga
tidak luput dari salah dan khilafnya.

I
DAFTAR ISI
Kata pengantar ........................................................................................................I

Daftar isi ................................................................................................................II

Bab I : Pendahuluan

1.1 Latar belakang.................................................................................1


1.2 Rumusan masalah............................................................................2
1.3 Tujuan penulisan ............................................................................2
1.4 Manfaat penulisan...........................................................................2
1.5 Ruang lingkup.................................................................................2

Bab II : Kajian Teori...............................................................................................4

Bab III : Pembahasan

3.1 Pengertian pelanggaran lalu lintas..................................................6


3.2 Bentuk pelanggaran lalu lintas........................................................7
3.3 Akibat melanggar lalu lintas...........................................................8
3.4 Sebab pelanggaran lalu lintas..........................................................8
3.5 Upaya pemerintah dalam mengatasi pelanggaran lalu lintas?.......10

Bab IV: Penutup

4.1 Kesimpulan..........................................................................................12

4.2 Saran.....................................................................................................12

Daftar Pustaka .......................................................................................................13

II
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            S a l a h s a t u p e r m a s a l a h a n y a n g s e l a l u d i h a d a p i d i k o t a -
k o t a b e s a r   adalah masalah lalu lintas. Hal ini terbukti dari adanya
indikasi angka-angkakecelakaan lalu lintas yang selalu meningkat.
Keadaan ini merupakan salahsatu perwujudan dari perkembangan
teknologi modern. Perkembangan lalu- lintas itu sendiri dapat memberi
pengaruh, baik yang bersifat negative maupunyang bersifat positif bagi kehidupan
masyarakat.Sebagaimana diketahui sejumlah kendaraan yang beredar dari tahun
ketahun semakin meningkat. Hal ini nampak juga membawa pengaruh
terhadapkeamanan lalu lintas yang semakin sering terjadi, pelanggaran lalu lintas
yangmenimbulkan kecelakaan lalu lintas dan kemacetan lalu lintas. Kecelakaan
lalu lintas disebabkan oleh banyak faktor tidak sekedar  oleh
pengemudi kendaraan yang buruk, pejalan kaki yang kurang hati-
hati,kerusakan kendaraan, rancangan kendaraan cacat pengemudi, rancangan
jalan,dan kurang mematuhinya rambu-rambu lalu lintas” ( Suwardjoko : 2005 :
135) Lalu lintas dan pemakai jalan memiliki peranan yang sangat
pentingdan strategis s e h i n g g a p e n y e l e n g g a r a a n n y a d i k u a s a i
o l e h n e g a r a d a n  pembinaannya dilakukan oleh pemerintah dengan
tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan pengguna jalan yang selamat,
aman, cepat, lancar, tertib, dan teratur. Pembinaan di bidang lalu lintas jalan
yang meliputi aspek pengaturan,pengendalian, dan pengawasan lalu lintas harus
ditujukan untuk keselamatan,keamanan, ketertiban, kelancaran lalu lintas jalan.
 Dalam rangka pembinaan lalu lintas jalan, sebagaimana tersebut di a t a s ,
diperlukan penetapan suatu aturan umum yang bersifat seragam
d a n  berlaku secara nasional serta dengan mengingat ketentuan lalu
lintas yang berlaku secara internasional. Salah satu permasalahan yang selalu
dihadapi dik o t a - k o t a b e s a r a d a l a h m a s a l a h l a l u l i n t a s . H a l i n i
terbukti dari adanyaindikasi angka kecelakaan lalu lintas yang
selalu meningkat. Dewasa i n i ,  perkembangan lalu lintas yang
semakin meningkat sangat pesat, keadaan inim e r u p a k a n s a l a h s a t u

1
perwujudan dari perkembangan teknologi modern.Perkembangan
l a l u l i n t a s i t u s e n d i r i d a p a t m e m b e r i p e n g a r u h b a i k y a n g  bersifat
positif maupun bersifat negatif.F a k t o r penyebab timbulnya
p e r m a s a l a h a n d a l a m l a l u l i n t a s a d a l a h manusia sebagai pemakai
jalan, jumlah kendaraan, keadaan kendaraan, dan juga kondisi rambu-
rambu lalu lintas, merupakan faktor penyebab timbulnyakecelakaan dan
pelanggaran berlalu lintas (Ramdlon naming : 1983 : 23).

1.2 Rumusan Masalah


 Berdasarkan latar belakang di atas maka timbul masalah sebagai berikut:
1.      Apa itu pelanggaran lalu lintas?
2.      Apa saja bentuk pelanggaran lalu lintas?
3.      Apa saja dampak akibat melanggar lalu lintas?
4.      Apa yang menyebabkan pelanggaran lalu lintas?
5.      Apa saja upaya pemerintah dalam mengatasi pelanggaran lalu lintas?

1.3 Tujuan Masalah


Tujuan pembahasan Karya Tulis ini agar orang-orang sadar akan pentingnya
keselamatan diri saat berkendara dijalan raya dengan tidak melakukan pelanggaran
lalu lintas, dan untuk menambah wawasan seputar wawasan pelanggaran lalu lintas
yang sering terjadi sekitar kita. Dan agar orang mengerti dampak dari peralaku
berkendara yang tidak sesuai aturan.
1.4 Manfaat Penulisan
Tujuan dan manfaat daripada makalah ini sebagai berikut :
1.   Untuk siswa memahami komponen sisitem lalu lintas
2.   Siswa mengerti dan mengamalkan aturan lalu lintas yang ada
3.   Siswa lebih mengutamakan kepentingan orang banyak dari pada kepentingan
pribadi
4.    Siswa menembah kesabaran di jalan raya
1.5 Ruang lingkup

Ruang lingkup pelanggaran lalu lintas melingkupi : Pengertian pelanggaran lalu

2
lintas, Bentuk pelanggaran lalu lintas, Akibat melanggar lalu lintas, Sebab
pelanggaran lalu lintas, Upaya pemerintah dalam mengatasi pelanggaran lalu lintas?

3
BAB II

KAJIAN TEORI

Lalu lintas adalah salah satu permasalahan yang dihadapi kota-kota besar di Indonesia.
Ini telah terbukti dengan indikasi-indikasi meningkatnya jumlah kecelakaan lalu
lintas. Sebagaimana diketahui bahwa jumlah kendaraan yang beredar di kota-kota
besar dari tahun ke tahun semakin meningkat. Ini berpengaruh terhadap keamanan
berlalu lintas, yang dapat menimbulkan pelanggaran-pelanggaran lalu lintas yang
dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas.
Berita tentang kecelakaan akibat mengabaikan lalu lintas hampir tidak pernah absen
dari media-media di Indonesia. Setiap harinya, berita selalu tersaji mengenai
kecelakaan lalu lintas dan mengabarkan beberapa nyawa melayang serta korban luka-
luka akibat kecelakaan. Keadaan ini membuktikan perwujudan dari perkembangan
teknologi masa kini. Perkembangan lalu lintas ini selain berpengaruh buruk (negatif)
tetapi juga dapat berpngaruh baik (positif).
Memiliki peranan yang sangat penting dan strategis, sehingga lalu lintas dan angkutan
jalan penyelenggarannya dikuasai oleh negara dan pembinaannya dilakukan oleh
pemerintah dengan tujuan untuk mewujudkan lalu lintas dan angkuatan jalan dengan
selamat, aman, cepat, lancar, tertib, nyaman, dan efisien serta berfungsi untuk
meningkatkan pertumbuhan dan stabilitas sebagai pendorong penggerak
pembangunan nasional.
Pembinaan di bidang lalu lintas jalan yang meliputi aspek pengaturan, aspek
pengendalian, dan aspek pengawasan lalu lintas tersebut harus ditujukan untuk
keselamatan, keamanan, dan kelancaran bagi pengguna jalan raya. Pemerintah
Indonesia dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat dan seiring kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan telah berusaha melaksanakan pembanguan dari segala
bidang. Pembangunan tersebut tidak hanya meliputi pembangunan fisik saja seperti
pembangunan gedung, perbaikan jalan, tetapi juga dalam segi kehidupan lain di
antaranya meningkatkan keamanan bagi warga masyarakat, karena kehidupan yang
aman merupakan salah satu faktor yang mendorong terciptanya kesejahteraan
masyarakat.
Ketertiban lalu lintas merupakan keadaan di mana manusia dalam mempergunakan
jalan secara teratur, tertib dan lancar atau bebas dari kejadian kecelakaan lalu lintas.
Maka dalam hal ini diperlukan aturan hukum yang dapat mengatur lalu lintas untuk
mewujudkan ketertiban dalam berlalu lintas yang berlaku secara nasional, serta
mengingat ketentuan lalu lintas yang bersifat internasional.
Diharapkan peraturan yang ada dapat menjadi pedoman dalam mengantisipasi
terjadinya permasalahan lalu lintas dan kecelakaan yang dapat mengakibatkan
kerugian materi maupun korban jiwa. Tidak semua orang menyadari bahwa
pemakaian jalan ialah untuk kepentingan masyarakat luas bukan untuk kepentingan
diri sendiri saja, sehingga tidak jarang pemakai jalan mengabaikan peraturan dan
keselamatan pengguna jalan lainnya dengan berbagai macam alasan.

4
Mengenai pelanggaran lalu lintas di Indonesia diatur dalam peraturan perundang-
undangan yaitu dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan. Demi menjamin keamanan, ketertiban dan kesejahteraan dalam
masyarakat perlu ditentukan mengenai tindakan yang dilarang dan diharuskan.
Sedangkan pelanggaran dari ketentuan tersebut diancam dengan pidana.
Secara garis besar kecelakaan lalu lintas cenderung disebabkan oleh 4 (empat) faktor
yang saling berkaitan, yakni faktor manusia, faktor kendaraan, faktor jalan raya dan
faktor lingkungan.5 Pada hakikatnya pelanggaran atau kecelakaan yang terjadi di jalan
raya yang sering terjadi dapat dikatakan bahwa kesalahan terletak pada pemakai jalan
raya (faktor manusia) yang mana tidak mentaati dan mematuhi peraturan yang
berlaku. Kekurangan-kekurangan yang ada pada manusia sebagai pemakai jalan raya,
terutama sekali kurangnya disiplin merupakan penyebab utama terjadinya kecelakaan
lalu lintas. Kebiasaan rupanya sudah mempengaruhi masyarakat bahwa orang baru
merasa melanggar peraturan lalu lintas jika si pelanggar itu tertangkap oleh petugas.
Sebagai contoh adalah saat rambu-rambu menunjukkan bahwa lampu merah tidak
boleh jalan namun banyak yang menerobos lampu merah tersebut dan ia baru merasa
bersalah setelah ia tertangkap polisi.

5
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian
Pelanggaran lalu lintas tertentu atau yang sering disebut dengan tilang merupakan
kasus dalam ruang lingkup hukum pidana yang diatur dalam UU Nomor 14 Tahun
1992 (www. transparansi. or. id, 2009). Hukum pidana mengatur perbuatan-perbuatan
yang dilarang oleh undang-undang dan berakibat diterapkannya hukuman bagi barang
siapa yang melakukannya dan memenuhi unsur-unsur perbuatan yang disebutkan
dalam undang-undang pidana (www.id.wikipedia.org, 2009). Tujuan hukum pidana
adalah untuk menakut-nakuti orang agar tidak melakukan perbuatan yang tidak baik
dan mendidik seseorang yang pernah melakukan perbuatan yang tidak baik menjadi
baik dan dapat diterima (Irawan, 2009.).
Hukum pidana juga dikenal dua jenis perbuatan yaitu kejahatan dan pelanggaran,
kejahatan ialah perbuatan yang tidak hanya bertentangan dengan undang-undang
tetapi juga bertentangan dengan nilai moral, nilai agama dan rasa keadilan
masyarakat, contohnya mencuri, membunuh, berzina, memperkosa dan sebagainya.
Sedangkan pelanggaran ialah perbuatan yang hanya dilarang oleh undang-undang,
seperti tidak memakai helm, tidak menggunakan sabuk pengaman dalam berkendara,
dan sebagainya.
Pelanggaran terhadap aturan hukum pidana segera diambil tindakan oleh aparat
hukum tanpa ada pengaduan atau laporan dari pihak yang dirugikan, kecuali tindak
pidana yang termasuk delik aduan seperti perkosaan, kekerasan dalam rumah tangga
dan pencurian oleh keluarga. Sedangkan hukuman terdakwa yang terbukti
kesalahannya dapat dipidana mati/ dipenjara/ kurungan atau denda bisa juga dengan
pidana tambahan seperti dicabut hak-hak tertentu. Pelanggaran lalu lintas tertentu atau
tilang yang sering biasanya adalah pelanggaran terhadap Pasal 54 mengenai
kelengkapan surat kendaraan SIM dan STNK serta Pasal 59 mengenai muatan
berlebihan truk angkutan kemudian pelanggaran Pasal 61 seperti salah memasuki jalur
lintas kendaraan (Sebayang, 2009).
Namun seringkali dalam penyelesaian perkara pelanggaran lalu lintas tidak
6
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Banyak kasus pelanggaran lalu lintas
yang diselesaikan di tempat oleh oknum aparat penegak hukum atau Polantas, dengan
kata lain perkara pelanggaran tersebut tidak sampai diproses menurut hukum
(Anonymous, 2009). Pemberian suap kepada Polantas dapat dikenakan tindak pidana
terhadap penguasa umum dengan pidana penjara paling lama 2 tahun delapan bulan
(Pasal 209 KUHP). Bahkan usaha atau percobaan untuk melakukan kegiatan tersebut
juga dapat dipidana penjara (Pasal 53 (1) (2) jo Pasal 209 KHUP). Sedangkan bagi
Polantas yang menerima suap dapat dikenakan tindak pidana dengan ancaman penjara
paling lama lima tahun (Pasal 419 KUHP) (www. transparansi. or. id, 2009).
Singkatnya, persidangan kasus lalu lintas adalah Acara Pemeriksaan Cepat,
dalam proses tersebut para terdakwa pelanggaran ditempatkan di suatu ruangan.
Kemudian hakim akan memanggil nama terdakwa satu persatu untuk membacakan
denda. Setelah denda dibacakan hakim akan mengetukkan palu sebagai tanda
keluarnya suatu putusan (www.transparansi. or. id, 2009).
Tilang sesuai dengan penjelasan pasal 211 UU No 8 Tahun 1981 Tentang
KUHAP dimaksudkan sebagai bukti bahwa seseorang telah melakukan pelanggaran
lalu lintas jalan.

3.2 Bentuk-bentuk  Pelanggaran  Lalu Lintas  Yang Terjadi


            Bentuk-bentuk pelanggaran lalu lintas diantaranya sebagai berikut:
1.      Menggunakan jalan dengan cara yang dapat merintangi membahayakan
ketertiban atau keamanan lalu lintas atau yang mungkin menimbulkan kerusakan pada
jalan.
2.      Mengemudikan kendaraan bermotor yang tidak dapat memperlihatkan surat ijin
mengemudi (SIM), STNK, Surat Tanda Uji Kendaraan (STUJ) yang sah atau tanda
bukti lainnya sesuai peraturan yang berlaku atau dapat memperlihatkan tetapi masa
berlakunya sudah kadaluwarsa.
3.      Membiarkan atau memperkenakan kendaraan bermotor dikemudikan oleh orang
lain yang tidak memiliki SIM.
4.      Tidak memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas jalan
tentang penomoran, penerangan, peralatan, perlengkapan, pemuatan kendaraan dan
syarat penggandengan dengan kendaraan lain.
5.      Membiarkan kendaraan bermotor yang ada di jalan tanpa dilengkapi plat tanda
7
nomor kendaraan yang syah, sesuai dengan surat tanda nomor kendaraan yang
bersangkutan.
6.      Pelanggaran terhadap perintah yang diberikan oleh petugas pengatur lalu lintas
jalan, rambu-rambu atau tanda yang yang ada di permukaan jalan.
7.      Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan tentang ukuran dan muatan yang
diijinkan, cara menaikkan dan menurunkan penumpang dan atau cara memuat dan
membongkar barang.
8.      Pelanggaran terhadap ijin trayek, jenis kendaraan yang diperbolehkan beroperasi
di jalan yang ditentukan.

3.3 Dampak Pelanggaran Lalu Lintas


          Tentunya dari permasalahan yang terjadi pada kondisi lalu lintas di Indonesia telah
menimbulkan berbagai masalah khususnya menyangkut permasalahan lalu lintas.
Permasalahan tersebut, seperti:
1.) Tingginya angka kecelakaan lalu lintas baik pada persimpangan lampu lalu lintas
maupun pada jalan raya;
2.) Keselamatan para pengendara dan para pejalan kaki menjadi terancam;
3.) Kemacetan lalu lintas akibat dari masyarakat yang enggan untuk berjalan kaki atau
memanfaatkan sepeda ontel;
4.) Kebiasaan melanggar peraturan lalu lintas yang biasa kemudian menjadi budaya
melanggar peraturan.

3.4 Penyebab Terjadinya Pelanggaran Lalu lintas


          Hampir setiap hari di indonesi terjadi kecelakaan akibat kesalahan pengemudi, baik
kecelakaan tunggal hingga tabrakan beruntun. Hal ini bisa saja terjadi akibat kelalaian
pengemudi kendaraan yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas yang sudah ada demi
keamanan, kelancaran, dan keselamatan lalu lintas. Oleh sebab itu, perlu diketahui
mengapa di indonesia tingkat kesadaran akan mamatuhi peraturan lalu lintas masih
tergolong reandah. Barikut beberapa hal yang mungkin menjwab penyebab
rendahanya kesadaran akan mematuhi peraturan lalu lintas:

1. Minimnya pengetahuan mengenai,peratutran,marka dan rambu lalu lintas


     Tidak semua pengemudi kendaraan paham dan mengetahui peraturan-peraturan
8
lalu lintas, arti dari marka, dan rambu-rambu lalu lintas. Penyebabnya adalah
kurangnya kesadaran untuk mencari tahu arti dari marka dan rambu-rambu lalu lintas
ditambah pada saat ujian memperoleh SIM, mereka lebih senang mendapatkan SIM
dengan instan daripada mengikuti seluruh prosedur.

2. Dari kecil sudah terbiasa melihat orang melanggar lalu lintas atau bahkan orang
tuanya sendiri
     Kondisi ini sangatlah ironi bila seorang anak kelak mencontoh orang tuanya, bila
orang tuanya sering melanggar peraturan, kemungkinan besar anak itu juga
melanggar.
    
3. Hanya patuh ketika ada polisi yang patroli atau melewati pos polisi
     Ini juga menjadi kebiasaan kebanyakan orang indonesia. Kita ambil contoh,
seorang pengemudi tidak akan melanggar lalu lintas ketika ada polisi yang sedang
mengatur arus lalu lintas di simpang jalan atau ada polisi yang sedang jaga di pos
dekat simpang tersebut. Namun bila tidak ada polisi, dia bisa langsung tancap gas.

4. Memutar balikkan ungkapan


     Sring kita dengar , "peraturan dibuat untuk dilanggar." Ini sangat menyesatkan.
Akan tetapi entah bagaimana ungkapan ini sangat melekat di hati orang indonesia,
sehingga sangat ingin menerapkannya. Semoga ungkapan ini tidak dipakai pada saat
orang menjalankan ibadah sesuai agamanya.           

5. Tidak memikirkan keselamatan diri atau orang lain


     Pemerintah telah mewajibkan beberapa standar keselamatan pengemudi saat
mengemudikan kendaraannya seperti wajib memasang safety belt untuk pengemudi
roda 4 dan wajib memakai helm,kaca spion tetap terpasang, dan menyalakan lampu
pada siang hari bagi roda 2. Masih banyak contoh standar keselamatan lainnya, akan
tetapi kenapa pengemudi malas menerapkannya?

6. Melanggar dengan berbagai alasan


     "sebentar saja kok parkir disini (di bawah rambu larangan parkir), ntar jalan lagi."
"ah,sekali-sekali boleh dong ngelanggar, ini butuh cepat". Masih banyak lagi berbagai
9
alasan yang dijadikan pembelaan. Orang indonesia memang jago untuk hal-hal seperti
ini.

7. Bisa "damai" ketika tilang


     Ini hal yang paling sering terjadi. Ketika pengemudi-pengemudi melanggar 
peraturan atau tidak lengkapnya kelengkapan surat-surat saat dirazia, hal yang
pertama diajukan oleh pengemudi tersebut adalah jalan "damai". Kalu tidak bisa
"damai" di jalan, pasti nanti bisa coba "damai" lagi sebelum pengadilan demi
mendapatkan kembali surat-surat yang ditahan oleh pihak kepolisian dengan segera.

3.5 Upaya Pemerintah Dalam Mengatasi Pelanggaran Lalu Lintas


Pertama-tama seorang petugas harus bertanya pada dirinya sendiri, siapakah
pelanggar peraturan lalu lintas tersebut. Hal ini bukanlah menyangkut apa
pekerjaannya, siapa namanya, dan seterusnya. Yang pokok disini adalah bahwa
seorang yang melanggar peraturan lalu lintas, bukanlah selalu seorang penjahat
(walaupun kadang-kadang petugas berhadapan dengan penjahat). Seorang pengemudi
yang melanggar peraturan lalu lintas adalah seseorang yang lalai di dalam membatasi
penyalahgunaan hak-haknya.
Yang kedua adalah bahwa seorang petugas atau penegak hukum harus
menyadari bahwa dia adalah seseorang yang diberi kepercayaan oleh negara untuk
menangani masalah-masalah lalu lintas. Pakaian seragam maupun kendaraan dinasnya
merupakan lambang dari kekuasaan negara yang bertujuan untuk memelihara
kedamaian di dalam pergaulan hidup masyarakat. Seorang petugas yang emosional
dan impulsif tidak saja akan merusak seluruh korps, walaupun dia selalu disebut
oknum apabila berbuat kesalahan. Penanganan terhadap para pelanggar, memerlukan
kemampuan dan ketrampilan professional. Oleh karena itu, maka para penegak hukum
harus mempunyai pendidikan formal dengan taraf tertentu, serta pengetahuan dan
pemahaman hukum yang cukup besar. Pengutamaan kekuatan fisik, bukanlah sikap
professional di dalam menangani masalah-masalah lalu lintas.
Perencanaan jalan raya dan pemasangan rambu lalu lintas yang disertai 
pertimbangan, akan mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pemasangan rambu
yang tepat untuk memperingati pengemudi bahwa di mukanya terdapat tikungan yang

10
berbahaya, misalnya, akan dapat mencegah terjadinya kecelakaan. Pemasangan rambu
yang tidak wajar akan menyebabkan terjadinya kebingungan pada diri pengemudi.
Bentuk jalan raya, besar kecilnya bentuk huruf, dan warna rambu lalu lintas,
mempunyai pengaruh terhadap pengemudi.
Pemasangan lampu lalu lintas, juga mempunyai pengaruh terhadap perilaku
pengemudi. Apabila lampu lalu lintas tersebut ditempatkan sejajar dengan garis
berhenti, maka hal itu akan menyebabkan pengemudi menghadapi masalah.
Masalahnya adalah, untuk melihat lampu dengan jelas, maka dia harus berhenti jauh
di belakang garis behenti. Apabila hal itu dilakukan, maka dia akan dimaki-maki oleh
pengemudi-pengemudi yang berada di belakangnya. Kalau dia berhenti tepat di garis
berhenti, maka agak sukar baginya untuk melihat lampu lalu lintas.
Pendidikan bagi pengemudi, juga merupakan salah satu cara dalam menangani
para pelanggar lalu lintas. Pada masyarakat lain di luar Indonesia, sekolah mengemudi
merupakan suatu lembaga pendidikan yang tujuan utamanya adalah menghasilkan
pengemudi-pengemudi yang cakap dan terampil di dalam mencegah terjadinya
kecelakaan lalu lintas. Sekolah-sekolah tersebut dikelola oleh para ahli, yang tidak
hanya melingkupi mereka yang biasa menangani masalah-masalah lalu lintas, akan
tetapi kadang-kadang juga ada psikologinya maupun ahli ilmu-ilmu sosial lainnya. Di
dalam sekolah pendidikan pengemudi tersebut, yang paling pokok adalah sikap dari
instruktur. Instruktur harus mampu menciptakan suatu suasana dimana murid-
muridnya dengan konsentrasi penuh menerima pelajarannya.
Seorang instruktur harus mempunyai kemampuan untuk mendidik, kemampuan
untuk mengajar saja tidaklah cukup. Murid-murid harus diperlakukan sebagai orang
dewasa, berilah kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengambil keputusan, oleh
karena di dalam mengendarai kendaraan yang terpenting adalah dapat mengambil
keputusan yang cepat dan tepat. Kalau tidak maka kemungkinan besar akan terjadi
kecelakaan yang mengakibatkan kerugian benda atau hilangnya nyawa seseorang.

11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Penegakan peraturan lalu lintas secara baik sangat tergantung pada beberapa
faktor yang selama ini kurang mendapatkan perhatian yang seksama, yakni:
pemberian teladan kepatuhan hukum dari para penegak hukum sendiri, sikap yang
lugas (zakelijk) dari para penegak hukum, penyesuaian peraturan lalu lintas dengan
memperhatikan usaha menanamkan pengertian tentang peraturan lalu lintas,
penjelasan tentang manfaat yang konkrit dari peraturan tersebut, serta appeal kepada
masyarakat untuk membantu penegakan peraturan lalu lintas.
Penegak hukum di jalan raya, merupakan suatu hal yang sangat rumit. Pertama-
tama penegak hukum harus dapat menjaga kewibawaannya untuk kepentingan
profesinya. Di lain pihak dia harus mempunyai kepercayaan pada dirinya sendiri
untuk mengambil keputusan yang bijaksana, sehingga menghasilkan keadilan.
Semenjak calon pengemudi menjalani ujian untuk memperoleh surat izin mengemudi
harus dipertimbangkan hal-hal yang menyangkut tingkat kecerdasan pengemudi,
kemampuan untuk mengambil keputusan dengan cepat, aspek fisik pengemudi/calon
pengemudi.

4.2 Saran
Para pengguna jalan harus memiliki etika kesopanan di jalan serta harus
mematuhi dan melaksanakan peraturan lalu lintas, misalnya ke kiri jalan terus atau ke
kiri ikuti lampu, dilarang parkir juga tidak membuang sampah sembarangan di jalan.
Kecepatan dalam mengendarai kendaraan harus disesuaikan dengan kondisi jalan,
apakah jalan tersebut ramai atau sepi, waktu pagi, siang, sore, ataupun malam. Untuk
angkutan umum hendaknya tidak menaikkan atau menurunkan penumpang
sembarangan. Dalam memanfaatkan jalan, kita harus menyadari bahwa bukan hanya
kita saja yang menggunakan jalan tersebut, tetapi setiap orang berhak
menggunakannya. Walaupun itu merupakan hak setiap orang namun, setiap orang
berkewajiban untuk menjaga kesopanan di jalan, salah satunya dengan mematuhi
peraturan lalu lintas yang ada.

12
Daftar Pustaka

http: //dadalikapiuhan.blogspot.co.id/favicon.ico

http://fitri15100.web.unej.ac.id/xmlrpc.php

13

Anda mungkin juga menyukai