Anda di halaman 1dari 15

TUGAS UJIAN PRAKTIK AKIDAH AKHLAK

AKHLAK TERPUJI
“IKHLAS”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Kelas IX


Bidang Study Akidah Akhlak

DISUSUN OLEH :
1. Ardani S.A (06/IX G)
2. M. Zamah. S (19/IX G)
3. Sahrul Lail (21/IX G)
4. Syahrul Muna (26/IX G)
5. Syaifur Rohman (27/IX G)
6. Taufik Rohman (28/IX G)

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 4 MAGELANG


TAHUN PELAJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penyusun haturkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah nya sehinga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
Tugas Ujian Praktik Akidah Akhlak yang bertemakan “IKHLAS”
Sholawat serta salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
senantiasa kita harapkan syafaatnya kelak di hari kiamat.
Penyusun menyadari bahwa proses pembuatan makalah ini tidak lah
mudah dan memiliki banyak kendala. Sehingga penyusunan makalah ini
sangatlah jauh dari kesempurnaan dan tidak luput dari kekurangan-
kekurangannya. Dengan rendah hati, penyusun sangat mengharap kritik dan
saran yang bersifat membangun dan memperbaiki makalah ini sehingga menjadi
lebih baik dalam penyusunan dimasa mendatang.
Banyak bimbingan serta arahan yang diperoleh dari berbagai pihak
terutama Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak demi terwujudnya makalah ini
Untuk itu, kami ingin mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak
khususnya kepada :
1. H.Tasimin,S. Ag. M. S. I. selaku kepala sekolah MTsN 4
Magelang
2. Ibu Istiarum Zuhara Selaku Guru Mata Pelajaran Akidah Akhlak
3. Teman-teman sekelas dan sekelompok kami.
Penyusun berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya.semoga segala bantuan do’a dan motiasi dari berbagai pihak yang
telah membantu penyelesaian tugas ini mendapat ridho dari Allah Swt. Amiiiin.

Magelang 30 Januari 2020

i|MTsN 4 Magelang
DAFTAR ISI
Halaman Judul
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN 3
A. Arti Makna Ikhlas 3
B. Klasifikasi Ikhlas 4
C. Ciri-ciri Orang Iklhlas 5
D. Ayat Al-Qur’an tentang Ikhlas 6
E. Dampak Positif Ikhlas 8
BAB III PENUTUP 11
A. Kesimpulan 11
B. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA 12

ii | M T s N 4 M a g e l a n g
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Amal yang pasti diterima adalah yang dikerjakan dengan ikhlas. Amal
hanya karena Allah semata, dan tidak ada harapan kepada makhluk sedikit pun.
Niat ikhlas bisa dilakukan sebelum amal dilakukan, bisa juga disaat melakukan
amal atau setelah amal dilakukan. Salah satu karunia Allah yang harus disyukuri
adalah adanya kesempatan untuk beramal. Menjadi jalan kebaikan dan
memberikan manfaat kepada orang lain. Karenanya, jangan pernah menunda
kebaikan ketika kesempatan itu datang. Lakukan kebaikan semaksimal mungkin
dan lupakan jasa yang sudah dilakukan. Serahkan segalanya hanya kepada
Allah. Itulah aplikasi dari amal yang ikhlas.
Ketika orang lain merasakan manfaat dari amal yang kita perbuat, maka
yakinilah bahwa tidak ada perlunya kita membanggakan diri karena merasa
berjasa. Itu semua hanya akan menghapus nilai pahala dari amal yang
diperbuat. Setiap kebaikan yang kita lakukan mutlak karunia dari Allah, yang
menghendaki kita terpilih agar bisa melakukan amal baik tersebut. Sekiranya
Allah menakdirkan kita bisa bersedekah kepada anak yatim, itu berarti kita harus
bersyukur telah menjadi jalan sampainya hak anak yatim. Tidak perlu merasa
berjasa karena hakekatnya kita hanyalah perantara hak anak yatim itu, lewat
harta, tenaga dan kekuasaan yang Allah titipkan kepada kita.
Selain itu, hindari sifat ’merasa’ lebih dari yang lain. Merasa pintar,
merasa berjasa, merasa dermawan, apalagi merasa shaleh, seakan-akan surga
dalam genggamannya. Semua yang kita miliki adalah titipan yang Allah
karuniakan kepada kita untuk dipergunakan sebagai sarana penghambaan
kepada-Nya. Berkaitan dengan suatu perbuatan, Islam sangat menekankan
pentingnya motif dan tujuan dari seorang yang melakukan perbuatan tersebut
tidak cukup hanya bentuk lahiriahnya saja. Dalam hal ini dapat diibaratkan bahwa
setiap perbuatan itu ada badan dan ruhnya. Badannya adalah bentuk luar yang
terlihat dan terdengar, sedangkan ruhnya adalah niat yang mendorong
dilakukannya perbuatan itu dan jiwa ikhlas yang mendorong terciptanya
perbuatan tersebut. Bagi golongan ahli hakikat (tasawuf), ikhlas merupakan

1|MTsN 4 Magelang
syarat sahnya suatu ibadah. Dengan demikian, diterima atau tidaknya suatu
perbuatan sangat tergantung kepada niat yang melakukannya.
Sedemikian pentingnya kedudukan ikhlas dalam amal ibadah, sehingga
dalam al-Qur’an sendiri sebagai sumber utama dalam ajaran Islam-terdapat
banyak ayat yang membicarakan masalah ikhlas dalam berbagai aspeknya. Oleh
karena itu, sesuai dengan tema yang telah ditentukan, kajian dalam tulisan ini
akan berupaya memaparkan konsep ikhlas

B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini
kami memperoleh hasil yang diinginkan, maka kami sebagai penyusun
mengemukakan beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah itu adalah:
1. Apa makna dan pengertian Ikhlas ?
2. Apa dampak Positif Ikhlas ?
3. Apa sajakah hal-hal yang merusak keikhlasan ?
4. Apa sajakah klasifikasi ikhlas ?
5. Apa ayat-ayat yang menerangkan tentang ikhlas ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Memenuhi Tugas Akhir Kelas IX Bidang Study Akidah Akhlak
2. Mengetahui Arti Makna Ikhlas
3. Mengetahui Dampak Positif Ikhlas
4. Mengetahui apa yang Merusak Keikhlasan
5. Mengetahui Klasifikasi Ikhlas
6. Mengetahui Ayat-ayat yang Menerangkan Ikhlas.

2|MTsN 4 Magelang
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Arti Makna Ikhlas
Ikhlas adalah salah satu hal yang bisa menyebabkan suatu amalan
ibadah kita diterima Allah Ta'ala. Yang dimaksud dengan pengertian ikhlas
adalah memurnikan ibadah atau amal shalih hanya untuk Allah dengan
mengharap pahala dari Nya semata. Jadi dalam beramal kita hanya mengharap
balasan dari Allah, tidak dari manusia atau makhluk-makhluk yang lain. Demikian
adalah pengertian Ikhlas dalam Islam.
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan arti ikhlas yaitu mengesakan Allah di
dalam tujuan atau keinginan ketika melakukan ketaatan, beliau juga menjelaskan
bahwa makna ikhlas adalah memurnikan amalan dari segala yang mengotorinya.
Inilah bentuk pengamalan dari firman Allah dalam surat Al-Fatihah ayat 5 yang
artinya: "Hanya kepadaMu kami menyembah dan hanya kepadaMu kami
memohon pertolongan." Berhati-hatilah bila dalam beramal dalam hati kita
menginginkan sesuatu dari tujuan-tujuan duniawi. Karena hal tersebut bisa
menjadi pertanda kebinasaan karena Allah tidak akan menerima amal tersebut
dan hanya menjadikannya seperti debu yang berterbangan sebagaimana firman
Allah yang tercantum dalam QS Al-Furqan: 23 yang artinya: "Dan kami
perlihatkan segala amal yang mereka kerjakan lalu kami jadikan amal itu seperti
debu yang berterbangan"
Demikian pula seperti yang tercantum dalam hadits qudsi yang
diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: "Sesunggunhnya Allah telah berfirman: Aku sangat tidak butuh
kepada sekutu, barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang dia
menyekutukanKu di dalamnya maka akan Aku tinggalkan dia dan sekutunya"
(HR. Muslim).
Ada beberapa hal yang merusak keikhlasan seseorang yaitu :
1. Riya’
Pengertian riya adalah seseorang menampakan amalnya dengan tujuan
orang lain melihatnya dan memujinya. Dan hal inilah yang termasuk pembatal
ikhlas dalam islam. Sehingga kita harus berhati-hati terhadap ikhlas dan
menanyakan pada diri kita sendiri Sudah Ikhlaskah Kita ?. Dan ini termasuk
dalam perbuatan syirik dan dikategorikan syirik kecil. Rasulullah shallallahu

3|MTsN 4 Magelang
'alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya hal yang paling aku takutkan atas
kalian adalah syirik kecil, maka para sahabat bertanya : ‘Apakah syirik kecil itu
wahai Rasulullah?’. Beliaupun bersabda: ‘Syirik kecil itu adalah riya’. Pada hari
kiamat ketika manusia dibalas dengan amal perbuatannya Allah akan berkata
kepada orang-orang yang berbuat riya’, ‘Pergilah kalian kepada apa-apa yang
membuat kalian berbuat riya’, maka lihatlah apakah kalian mandapat balasan
dari mereka’"(HR. Ahmad ).
2. Ujub
Yang dimaksud dengan pengertian ujub adalah adalah seseorang
berbangga diri dengan amal-amalnya. Para ulama menerangkan bahwa ujub
merupakan sebab terhapusnya pahala seseorang, karena Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam menyebutkan bahwa ujub sebagai hal-hal yang membinasakan.
Beliau bersabda yang artinya: "Hal-hal yang membinasakan ada tiga yaitu:
berbangganya seseorang dengan dirinya, kikir yang dituruti, dan hawa nafsu
yang diikuti"(HR. Al-Bazzar ).
3. Sum’ah.
Pengertian sumah adalah adalah seseorang beramal dengan tujuan agar
orang lain mendengar amalnya tersebut lalu memujinya. Maka bahaya sum’ah
sama dengan bahaya riya’ dan pelakunya terancam tidak akan mendapatkan
balasan dari Allah, bahkan Allah akan membuka semua keburukannya di
hadapan manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda yang
artinya : "Barangsiapa yang memperdengarkan amalannya maka Allah akan
memperdengarkan kejelekan niatnya dan barang siapa yang beramal karena
riya’ maka Allah akan membuka niatnya di hadapan manusia"(HR. Bukhari dan
Muslim).

B. Klasifikasi Ikhlas
1. Iklhas Mubtadi’ : Yakni orang yang beramalkarena Allah, tetapi di dalam
hatinya terbesit keinginan pada dunia. Ibadahnya dilakukan hanya untuk
menghilangkan kesulitan dan kebingunan. Ia melaksanakan shalat tahajud dan
bersedekah karena ingin usahanya berhasil. Ciri orang yang mubtadi’ bisa
terlihat dari cara dia beribadah. Orang yang hanya beribadah ketika sedang
butuh biasanya ia tidak akan istiqomah. Ia beribadah ketika ada kebutuhan. Jika
kebutuhannya sudah terpenuhi, ibadahnya pun akan berhenti.

4|MTsN 4 Magelang
2. Ikhlas Abid: Yakni orang yang beramal karena Allah dan hatinya bersih
daririya’ serta keinginan dunia. Ibadahnya dilakukan hanya karena Allah dan
demi meraih kebahagiaan akhirat, menggapai surga, takut neraka, dengan
dibarengi keyakinan bahwa amal ini bisa menyelamatkan dirinya dari siksaan api
neraka. Ibadah seorang abid ini cenderung berkesinambungan, tetapi ia tidak
mengetahui mana yang harus dilakukan dengan segera (mudhayyaq) dan mana
yang bisa diakhirkan (muwassa’), serta mana yang penting dan lebih penting. Ia
menganggap semua ibadah itu adalah sama.
3. Ikhlas Muhibb : Yakni orang yang beribadah hanya karena Allah, bukan ingin
surga atau takut neraka. Semuanya dilakukan karena bakti dan memenuhi
perintah dan mengagungkan-Nya.
4. Ikhlas Arif : Yakni orang yang dalam ibadahnya memiliki perasaan bahwa ia
digerakkan Allah. Ia merasa bahwa yang beribadah itu bukanlah dirinya. Ia
hanya menyaksikan ia sedang digerakkan Allah karena memiliki keyakinan
bahwa tidak memiliki daya dan upaya melaksanakan ketaatan dan meninggalkan
kemaksiatan. Semuanya berjalan atas kehendak Allah.

C. Ciri-ciri Orang Iklhlas


Pertama, orang yang ikhlas bercirikan takut akan kemasyhuran dan
sanjungan yang dapat membawa fitnah kepada diri sendiri dan agamanya. Pun
jika ia seorang yang mampu, maka hendaknya ia meyakini bahwa Allah
menerima sesuatu berdasarkan batin, bukannya zahir. Karena, bila seseorang
merasa memiliki kemasyhuran di seluruh penjuru dunia sekalipun, sedangkan
niatnya barcampur-baur, maka kemasyhurannya itu tidak akan memberi manfaat
apapun kepadanya.
Kedua, orang yang ikhlas senantiasa menganggap dirinya hina di
hadapan Allah SWT. Hatinya tidak boleh dimasuki oleh sifat takabur dan takjub
terhadap diri sendiri. Bahkan, ia senantiasa merasa takut kalu-kalu dosanya tidak
diampuni oleh Allah atau kebaikannya tidak diterima oleh-Nya.
Ketiga, orang yang ikhlas lebih menyukai melakukan amal kebaikan
secara sembunyi-sembunyi daripada amalan yang dipenuhi dengan iklan dan
irama kemasyhuran.

5|MTsN 4 Magelang
Keempat, orang yang ikhlas tidaklah bekerja semata-mata untuk mencari
keuntungan atau mencapai kemenangan saja. Ia melakukannya semata-mata
karena mencari keridaan Allah dan mematuhi perintah-Nya.
Kelima, orang yang ikhlas senantiasa merasa gembira dengan adanya
orang-orang yang mempunyai kemampuan melebihi dirinya. Ia mampu berbagi
amal dan memberi peluang kepada siapa saja yang mampu untuk menggantikan
posisinya tanpa merasa berat hati atau berusaha menjegal dan menghalangnya,
atau menghina dan marah kepadanya.
Bahkan, kita melihat orang yang ikhlas itu, apabila melihat orang yang
lebih baik darinya dalam memikul tugas, maka ia mau mengundurkan diri dalam
keadaan ridha. Ia akan mengutamakan orang tersebut dari pada dirinya dalam
keadaan taat dan bahagia.

D. Ayat Al-Qur’an tentang Ikhlas


Anjuran akan ibadah dengan ikhlas ini sesuai dengan perintah tuhan yang
termaktub dalam ayat-ayat al-Quran. Adapaun Ayat Al-Quran Tentang Ikhlas ini
adalah sebagai berikut :
 Perintah Ikhlas Dalam Beribadah
– Surat al-baqarah ayat 139

‫ ُه‬LL‫الُ ُك ْم َو َنحْ نُ َل‬LL‫ا َو َل ُك ْم أَعْ َم‬LL‫ا أَعْ َمالُ َن‬LL‫ا َو َر ُّب ُك ْم َو َل َن‬LL‫و َر ُّب َن‬LLُ
َ ‫ا فِي هَّللا ِ َوه‬LL‫ ْل أَ ُت َحاجُّ و َن َن‬LLُ‫ق‬
َ ‫م ُْخلِص‬
)١٣٩( ‫ُون‬
Katakanlah: “Apakah kamu memperdebatkan dengan Kami tentang Allah,
Padahal Dia adalah Tuhan Kami dan Tuhan kamu; bagi Kami amalan Kami, dan
bagi kamu amalan kamu dan hanya kepada-Nya Kami mengikhlaskan hati,

– Surat Al-A’raf ayat 29

َ ِ‫قُ ْل أَ َم َر َربِّي ِب ْالقِسْ طِ َوأَقِيمُوا وُ جُو َه ُك ْم عِ ْندَ ُك ِّل َمسْ ِج ٍد َو ْادعُوهُ م ُْخلِص‬
َ ‫ ِّد‬L ‫ ُه ال‬L ‫ين َل‬
‫ين‬
)٢٩( ‫ون‬ َ ‫َك َما َبدَأَ ُك ْم َتعُو ُد‬
Katakanlah: “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”. dan (katakanlah):
“Luruskanlah muka (diri)mu[A] di Setiap sembahyang dan sembahlah Allah
dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. sebagaimana Dia telah

6|MTsN 4 Magelang
menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali
kepadaNya)”.
Maksudnya: tumpahkanlah perhatianmu kepada sembahyang itu dan
pusatkanlah perhatianmu semata-mata kepada Allah.
– Surat Az-Zumar ayat ayat 2, 11 dan 14

َ ‫اب ِب ْال َح ِّق َفاعْ ُب ِد هَّللا َ م ُْخلِصًا َل ُه ال ِّد‬


)٢( ‫ين‬ َ ‫إِ َّنا أَ ْن َز ْل َنا إِ َلي‬
َ ‫ْك ْال ِك َت‬
sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu kitab (Al Quran) dengan (membawa)
kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.

ُ ْ‫قُ ْل إِ ِّني أ ُ ِمر‬


َ ‫ت أَنْ أَعْ بُدَ هَّللا َ م ُْخلِصًا َل ُه ال ِّد‬
)١١( ‫ين‬
Katakanlah: “Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama.

)١٤( ‫قُ ِل هَّللا َ أَعْ ُب ُد م ُْخلِصًا َل ُه دِينِي‬


Katakanlah: “Hanya Allah saja yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku”.
 Mohon Dapat Ikhlas Dalam Beribadah
– Surat Al-Isra’ ayat 80

ِ ‫ َر َج‬L‫ ِرجْ نِي م ُْخ‬L‫ ْد ٍق َوأَ ْخ‬L‫ص‬


َ ‫ ُد ْن‬L‫ ْل لِي ِمنْ َل‬L‫ ْد ٍق َواجْ َع‬L‫ص‬
‫ك‬ ِ ‫د َخ َل‬Lْ L‫ ْل َربِّ أَ ْدخ ِْلنِي ُم‬Lُ‫َوق‬
)٨٠( ‫س ُْل َطا ًنا َنصِ يرً ا‬
dan Katakanlah: “Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan
keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari
sisi Engkau kekuasaan yang menolong[A].
[A] Maksudnya: memohon kepada Allah supaya kita memasuki suatu ibadah dan
selesai daripadanya dengan niat yang baik dan penuh keikhlasan serta bersih
dari ria dan dari sesuatu yang merusakkan pahala. ayat ini juga mengisyaratkan
kepada Nabi supaya berhijrah dari Mekah ke Madinah. dan ada juga yang
menafsirkan: memohon kepada Allah s.w.t. supaya kita memasuki kubur dengan
baik dan keluar daripadanya waktu hari-hari berbangkit dengan baik pula.
 Ikhlas Dalam Berinfak
-Surat Al-lail ayat 18-20

‫)إِال ا ْبت َِغا َء َوجْ ِه‬١٩( ‫ألح ٍد عِ ْندَ هُ ِمنْ ِنعْ َم ٍة ُتجْ َزى‬ َ ١٨( ‫الَّذِي ي ُْؤتِي َما َل ُه َي َت َز َّكى‬
َ ‫)و َما‬
)٢٠( ‫َر ِّب ِه األعْ َلى‬

7|MTsN 4 Magelang
yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya,
Padahal tidak ada seseorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang
harus dibalasnya,
tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Tuhannya
yang Maha tinggi.

E. Dampak Positif Ikhlas


1. Mendapatkan syafa’at Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam
Shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu pernah bertanya kepada
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam: “Wahai Rasulullah, siapakah orang yang
paling bahagia dengan mendapatkan syafa’at engkau pada hari kiamat nanti?”
Beliau menjawab:“Orang yang mengucapkan Laa Ilaha Illallah dengan ikhlas dari
lubuk hatinya.” (HR. Al Bukhari)
Makna ikhlas di sini adalah dia mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan
sekaligus menjalankan konsekuensi-konsekuensi dari kalimat tersebut, yakni dia
harus benar-benar mempersembahkan amal ibadahnya kepada Allah subhanahu
wata’ala dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Allah subhanahu
wata’ala berfirman (artinya):“Dan beribadahlah hanya kepada Allah dan jangan
engkau menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun.” (An Nisa’: 36)
2. Dibukakan baginya pintu-pintu langit
Hal ini berdasarkan sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam:“Tidaklah
seorang hamba mengucapkan Laa Ilaaha Illallah dengan ikhlas, kecuali pasti
akan dibukakan baginya pintu-pintu langit, sampai dia dibawa ke ‘Arsy (tempat
beristiwa’nya Allah), selama dia menjauhi perbuatan dosa-dosa besar.”(HR. At
Tirmidzi)
3. Diharamkan baginya An Nar (Neraka)
Sesungguhnya An Nar itu haram dimasuki oleh orang-orang yang ikhlas
kepada Allah subhanahu wata’ala sebagaimana sabda Nabi shalallahu ‘alaihi
wasallam:
“Sesungguhnya Allah subhanahu wata’ala menolong umat ini dengan adanya
kaum yang lemah di antara mereka, dengan doa mereka, dengan shalat mereka,
dan dengan keikhlasan yang ada pada mereka.” (HR. An Nasa’i)

8|MTsN 4 Magelang
7. Dilapangkan dari masalah yang sedang menghimpitnya
Terkadang seorang muslim dihadapkan pada suatu masalah yang sangat
pelik yang terkadang menjadikan dia berputus asa dalam mengatasinya. Tetapi,
tahukah anda bahwa amalan-amalan yang dilakukan dengan ikhlas dapat
dijadikan sebagai wasilah (perantara) dalam berdo’a kepada Allah subhanahu
wata’ala untuk dihilangkannya berbagai masalah yang sedang menghimpitnya?
Hal ini pernah menimpa tiga orang pada zaman dahulu ketika mereka
terperangkap di dalam sebuah goa. Kemudian Allah subhanahu wata’ala
selamatkan mereka karena do’a yang mereka panjatkan disertai dengan
penyebutan amalan-amalan shalih yang mereka lakukan ikhlas karena Allah
subhanahu wata’ala.
Kisah selengkapnya bisa anda baca di kitab Riyadhush Shalihin hadits no. 12.
8. Husnul Khatimah
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam pernah menceritakan bahwa pada
zaman dahulu ada seseorang yang telah membunuh 99 bahkan 100 orang.
Kemudian orang tersebut hendak bertaubat kepada Allah subhanahu wata’ala,
tetapi akhirnya orang tersebut meninggal sebelum beramal kebajikan sedikitpun.
Namun Allah subhanahu wata’ala terima taubatnya karena keikhlasan dia untuk
benar-benar bertaubat kepada Allah subhanahu wata’ala, dan dia pun tergolong
orang yang meninggal dalam keadaan husnul khatimah.Kisah selengkapnya juga
bisa anda baca di kitab Riyadhush Shalihin hadits no. 20

9. Benteng dari godaan setan


Setan dan bala tentaranya akan senantiasa menggoda umat manusia seluruhnya
sampai hari kiamat. Namun hanya orang-orang yang ikhlaslah yang akan
selamat dari godaan mereka ini. Hal ini diakui sendiri oleh pimpinan para setan
yaitu iblis, sebagaimana Allah subhanahu wata’ala sebutkan pengakuannya itu
dalam Al Qur’an (artinya):“Iblis berkata: “Wahai Tuhanku, oleh sebab Engkau
telah menyesatkanku, pasti aku akan menjadikan mereka (anak cucu Adam)
memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan
menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Engkau yang ikhlas di
antara mereka.” (Al Hijr: 39-40)

9|MTsN 4 Magelang
10. Selamat dari jurang kemaksiatan kepada Allah subhanahu wata’ala
Tercatat dalam sejarah, bagaimana dahsyatnya godaan yang dialami Nabi
Yusuf ? ketika diajak berzina oleh seorang istri pejabat negeri waktu itu. Namun
Allah subhanahu wata’ala selamatkan dia dan Allah subhanahu wata’ala
palingkan dia dari perbuatan tersebut. Allah subhanahu wata’ala kisahkan
peristiwa ini di dalam Al Qur’an (artinya):“Demikianlah, agar Kami memalingkan
daripadanya kemungkaran dan kekejian
11. Senantiasa di atas kebaikan
Diriwayatkan oleh Ja’far bin Hayyan dari Al Hasan, bahwa beliau berkata:
“Senantiasa seorang hamba itu berada dalam kebaikan, jika berkata, (ikhlas)
karena Allah subhanahu wata’ala, dan jika beramal, (ikhlas) karena Allah
subhanahu wata’ala.”

10 | M T s N 4 M a g e l a n g
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ikhlas adalah salah satu hal yang bisa menyebabkan suatu amalan
ibadah kita diterima Allah Ta'ala. Yang dimaksud dengan pengertian ikhlas
adalah memurnikan ibadah atau amal shalih hanya untuk Allah dengan
mengharap pahala dari Nya semata. Atau dengan kata lain Ikhlas artinya
membersihkan maksud dan motivasi bertaqarrub kepada Allah dari berbagai
maksud dan niat lain. Atau mengesakan hanya Allah-lah sebagai tujuan dalam
berbuat kebajikan, yaitu dengan menjauhi dan mengabaikan pandangan mahluk
serta tujuan keduniaan dan senantiasa berkonsentrasi kepada Allah semata
Jadi ikhlas merupakan sesuatu hal yang bersifat batiniyah dan teruji
kemurniannya dengan amalan soleh. Ia merupakan perasaan halus yang tidak
dapat diketahui oleh siapapun. Amal perbuatan adalah bentuk-bentuk lahiriyah
yang boleh dilihat sedangkan roh amal perbuatan itu adalah rahsia yaitu
keikhlasan.
membersihkan amal perbuatannya daripada ‘ujub, riya’, hubb al-dunya,
hasad, takabbur dan sebagainya dengan mengerjakan amal soleh semata-mata
kerana Allah maka dia disebut sebagai seorang mukhlis (beramal dengan penuh
keikhlasan) dan perbuatannya itu adalah ikhlasada sama sekali dalam diri
seseorang.
B. Saran
Mari kita sebagai makhluk ciptaan Allah SWT kita usahakan ikhlas dalam
beribadah kepada Allah SWT. Jangan sampi tergiur karna harta atau yang
lainnya.
Keikhlasan dapat dicapai dengan cara mengosongkan pikiran disaat kita sedang
beribadah kepada Allah SWT. Fokuskan pikiran hanya kepada Allah, shalat
untuk Allah, zikir untuk Allah, semua amal yang kita lakukan hanya untuk Allah.
Lupakan semua urusan duniawi, kita hanya tertuju pada Allah. Jangan
munculkan rasa riya’ atau sombong atau sum’ah di dalam diri kita karena akan
merusak keikhlasan kita. Rasakanlah Allah berada di hadapan kita dan sedang
menyaksikan kita.

11 | M T s N 4 M a g e l a n g
DAFTAR PUSTAKA
https://adinawas.com/ayat-al-quran-tentang-ikhlas-dalam-
beribadah.html#ixzz5gM3U5vVO
Mohammad Ruhan Sanusi, Kuliah wahidiyah, (jombang : DPP PSW, 2010)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin, Riyadhus Shalihin.
http://faisalchoir.blogspot.com/2011/05/ikhlas.html
http://cakzainul.blogspot.com/2012/03/makalah-akhlaq-tasawwuf-ikhlas-dan.html

12 | M T s N 4 M a g e l a n g

Anda mungkin juga menyukai