Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH AKIDAH AKHLAK

“TAWAKAL”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Akhir Kelas IX


Bidang Study Akidah Akhlak

DISUSUN OLEH :

NAMA :
NO :
KELAS :

MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 4 MAGELANG


TAHUN PELAJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih terhadap Ibu Istiarum Zuhara Selaku Guru Mata
Pelajaran Akidah Akhlak. sehinga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
Tugas Ujian Praktik Akidah Akhlak yang bertemakan “TAWAKAL” Sholawat serta
salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang senantiasa kita
harapkan syafaatnya kelak di hari kiamat.
Penyusun menyadari bahwa proses pembuatan makalah ini tidak lah
mudah dan memiliki banyak kendala. Sehingga penyusunan makalah ini
sangatlah jauh dari kesempurnaan dan tidak luput dari kekurangan-
kekurangannya. Dengan rendah hati, penyusun sangat mengharap kritik dan
saran yang bersifat membangun dan memperbaiki makalah ini sehingga menjadi
lebih baik dalam penyusunan dimasa mendatang.
Banyak bimbingan serta arahan yang diperoleh dari berbagai pihak
Akhlak demi terwujudnya makalah ini Untuk itu, saya ingin mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.
Penyusun berharap tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya.semoga segala bantuan do’a dan motiasi dari berbagai pihak yang
telah membantu penyelesaian tugas ini mendapat ridho dari Allah Swt. Amiiiin.
Wassalamualaikum Wr.Wb

Magelang, 11 Februari 2021

Penyusun

~i~
DAFTAR ISI
Halaman Judul
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A.  Latar Belakang.............................................................................................1
B.  Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
A.  Pengertian Tawakal.....................................................................................3
B.  Sumber Al-Qur’an dan Hadits tentang Tawakal...........................................3
C.  Rukun-rukun Tawakal..................................................................................4
D.  Derajat-derajat Tawakal...............................................................................4
E.  Manfaat Tawakal..........................................................................................5
F.   Macam-macam Tawakal.............................................................................5
G.  Contoh Prilaku Tawakkal/ Ciri-ciri orang yang tawakal................................6
H. Menanamkan tawakal dalam dalam diri.......................................................7
I. Kisah Tawakal..............................................................................................9
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan.................................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

~ ii ~
BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang

Maqamat dalam Ilmu Tasawuf berarti kedudukan hamba dalam


pandangan Allah berdasarkan apa yang telah diusahakannya. Disamping itu
maqamat berarti jalan yang harus ditempuh oleh seorang sufi untuk berada
sedekat mungkin dengan Allah.

Menurut al-Ghozali dalam kitabnya Ihya’ ‘Ulumad-Din, maqamat terdiri


dari delapan tingkat, yaitu taubat, sabar, zuhud, tawakal, mahabbah, ridha
dan makrifat.

 Ketika kita memfokuskan pandangan kepada semua amal hati,


sebenarnya semua itu adalah dasar dan materi iman yang mencuat darinya,
maka kita akan menemukan bahwa tidak ada maqam yang paling
komprehensif dengan cakupan atas semua ilmu dan amal sebuah hati
daripada Tawakal kepada Allah SWT. Diantara semua amal tersebut Tawakal
adalah sesuatu yang paling kokoh dan diantara kedudukan-kedudukan itu,
dia adalah yang paling mulia.

Tawakal adalah suatu kondisi yang menggabungkan antara ilmu dan


iman. Tidak mungkin seorang hamba tidak membutuhkan tawakal, baik
tawakal kepada Allah yang di Tangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu,
atau tawakal kepada sesama makhluk yang lemah seperti dirinya. Tidak
memiliki kuasa memberikan manfaat atau bahaya. Tidak memiliki kekuasaan
untuk mematikan, menghidupkan, dan membangkitkan kembali yang telah
mati. Itulah sebuah maqam yang sama sekali tidak bisa diabaikan begitu saja
oleh setiap manusia selama-lamanya.

Dia tinggal memilih, apakah bertawakal kepada Allah atas segala


sesuatu, Dia memberi pahala dan tidak diberi balasan untuk-Nya, ataukah
bertawakal kepada makhluk yang pasti lemah seperti dirinya sendiri.

Atas dasar inilah saya menaruh perhatian yang sangat besar untuk
menjelaskan maqam yang sangat mulia bagi tawakal kepada Allah, sehingga

~1~
Ibnu Abbas menyebutnya sebagai inti iman. Sedangkan Sa’id jabir
mengatakan, “Tawakal adalah separuh dari iman”, sedangkan Al-Fudhail bin
Iyadh menyifatinya, “Tawakal adalah pangkal ibadah”. Perilaku tawakal yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW. Kepada para sahabatnya benar-benar
menjadi perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Keberhasilan beliau
menerapkan perilaku tawakal ini karena ia sendiri melakukan hal sama.
Dalam kehidupannya, Rasulullah SAW. Selalu berserah diri kepada Allah, ia
tidak pernah gelisah dan resah dalam menghadapi berbagai persoalan.

B.  Rumusan Masalah

Dalam penuluisan makalah ini, penulis merumuskan beberapa masalah


diantaranya sebagai berikut:

1. Apa pengertian Tawakal ?


2. Apa sumber Al-Qur’an dan Hadits tentang Tawakal ?
3. Apa saja rukun-rukun Tawakal ?
4. Apa saja derajat-derajat Tawakal ?
5. Apa saja manfaat Tawakal ?
6. Apa saja macam-macam Tawakal ?
7. Bagaimana contoh Prilaku Tawakkal/ Ciri-ciri orang yang tawakal ?
8. Apa hikmah tawakal ?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian Tawakal


2. Mengetahui sumber Al-Qur’an dan Hadits tentang Tawakal
3. Mengetahui rukun-rukun Tawakal
4. Mengetahui derajat-derajat Tawakal 
5. Mengetahui manfaat Tawakal
6. Mengetahui macam-macam Tawakal
7. Mengetahui contoh Prilaku Tawakkal/ Ciri-ciri orang yang tawakal
8. Mengetahui hikmah tawakal

~2~
BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Tawakal

1.  Arti Etimologis

Tawakal atau tawakkul dari kata wakala dikatakan, artinya, ‘meyerah


kepadaNya’.  Dalam agama Islam, tawakal berarti berserah diri sepenuhnya
kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu hasil suatu pekerjaan, atau
menanti akibat dari suatu keadaan.

2.  Arti Terminologis

Tawakkal adalah suatu sikap mental seorang yang merupakan hasil


dari keyakinannya yang bulat kepada Allah, karena di dalam tauhid ia diajari
agar meyakini bahwa hanya Allah yang menciptakan segala-galanya,
pengetahuanNya Maha Luas, Dia yang menguasai dan mengatur alam
semesta ini. Keyakinan inilah yang mendorongnya untuk menyerahkan
segala persoalannya kepada Allah. Hatinya tenang dan tenteram serta tidak
ada rasa curiga, karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana.

Dengan demikian, tawakkal kepada Allah bukan berarti penyerahan diri


secara mutlaq kepada Allah, melainkan penyerahan diri yang harus didahului
dengan ikhtiar secara maksimal.

Abu Mu’thy Balkhy berkata kepada Hatim al-‘Ashom : “Betulkah engkau


berjalan tanpa bekal di hutan ini hanya semata-mata bertawakal ? Jawabnya :

~3~
“Tidak, aku bepergian jauh pasti berbekal”, “Lalu apa bekalnya ?” Jawabnya :
“Empat perkara bekalku, yaitu :

1. Aku yakin bahwa dunia seisinya adalah milik allah SWT


2. Semua makhluk adalah hamba-Nya
3. Segala usaha/bekerja adalah semata hanya faktor penyebab saja,
sedangkan rizqi ada di tangan Tuhan
4. Dan aku yakin bahwa : “Ketentuan-Nya pasti berlaku bagi semua
makhluk” Kata Abu Mu’hty : “Itulah bekal yang paling baik, karena
bekalmu itu sanggup menempuh perjalanan yang sangat jauh
(akhirat), maka tiada artinya jika hanya perjalanan diatas bumi (dunia).
B.  Sumber Al-Qur’an dan Hadits tentang Tawakal

Semua perintah dalam bertawakkal, biasanya selalu didahului oleh


perintah melakukan sesuatu.

Firman Allah SWT :

‫هللا ي َُحبُّ ْال ُم َت َو ِّكلِيْن‬


َ َّ‫َفإِ َذا َع َز ْم َت َف َت َو َّك ْ^ل َعلَى هَلّلَا ِ إِن‬

“Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah


kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal
kepada-Nya”. (QS. Ali Imran: 159)

Oleh rasulullah SAW dalam salah satu sabdanya sebagai berikut :

‫ لَ^ ْ^وأَ َّن ُك ْم‬: ‫ص^لىَّ هللاُ َعلَ ْي^ ِه َو َس^لَّ َم َيقُ^ ْ^و ُل‬ ِ ‫ت َر ُس^ ْو َل‬
َ ‫هللا‬ ُ ْ‫ َس^مِع‬: ‫َعنْ ُع َم َر َرضِ َ^ى هللاُ َع ْن ُه َق^ َل‬
‫ َت ْغ ُد ْو ِخ َما صًا َو َتر ُْو ُح ِب َطا ًنا‬،‫الطي َْر‬ َّ ‫هللا َح َّق َت َو َّكلِ ِه لَ َر َز َق ُك ْم َك َما َيرْ ُز ُق‬
ِ ‫َت َت َو َّكلُ ْو َن َعلَى‬

 (‫)رواه الترمذي‬

“Umar r.a. berkata : “Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda :


“Andaikan kamu bertawakkal (menyerah) kepada Allah dengan sungguh-
sungguh, niscaya Allah akan memberi rizky kepadamu sebagaimana burung

~4~
yang keluar pagi dengan perut kosong (lapar) dan kembali pada senja hari
dalam keadaan sudah kenyang”. (HR. Turmudzi)[6]
C.  Rukun-rukun Tawakal

1. Tawakal tidak didapati kecuali sesudah mengimani empat hal yang


merupakan rukun-rukun tawakal.
2. Pertama, beriman bahwa Al Wakil Maha Mengetahui segala apa yang
dibutuhkan oleh si muwakkil (yang bertawakal).
3. Kedua, beriman bahwa Al Wakil Maha Kuasa dalam memenuhi
kebutuhan muwakkil.
4. Ketiga, beriman bahwa Dia tidak kikir.
5. Keempat, beriman bahwa Dia memiliki cinta dan rahmat
kepada muwakkil.
D.  Derajat-derajat Tawakal

1. Pertama, keyakinannya kepada Allah seperti keyakinannya kepada wakil


yang telah dikenal kebenarannya, kejujurannya, perhatian, petunjuk dan
kasih sayangnya.
2. Kedua, keadaanya terhadap Allah SWT seperti keadaan anak kecil
kepada ibunya. Ia tidak mengenal selain ibunya dan segala urusan hanya
mengandalkannya. Ia adalah pikiran pertama yang terlintas dihatinya.
Kedudukan ini menuntut manusia untuk tidak berdoa dan tidak memohon
kepada selain Allah SWT. Kerena percaya pada kemurahan-Nya dan
kasih sayang-Nya.
3. Ketiga, seperti pucatnya orang sakit, yang bisa terus berlangsung dan
terkadang lenyap. Jika engkau katakan apakah hamba boleh berencana
dan mengandalkan sebab-sebab.

Maka ketahuilah bahwa kedudukan ketiga menolak perencanaan


secara berlangsung selama ia tetap dalam keadaan itu. Kedudukan kedua
menolak perencanaan, kecuali dari segi pengandalan kepada allah SWT
dengan berdoa dan merengek seperti anak kecil yang hanya memanggil
ibunya.[8]

~5~
E.  Manfaat Tawakal

Setelah kami jelaskan kedudukan tawakal, kami merasa senang untuk


menunjukkan sebagian buah yang agung yang bisa dipetik oleh orang yang
bertawakal setelah berhasil mewujudkan maqam ‘kedudukan yang sangat
tinggi dan mulia ini. Hal terpenting diantaranya adalah :

1. Mewujudkan iman.
2. Ketenangan jiwa dan rehat hati.
3. Kecukupan dari Allah segala kebutuhan orang yang bertawakal.
4. Sebab terkuat dalam mendatangkan berbagai manfaat dan menolak
berbagai mudlarat.
5. Mewariskan cinta Allah kepada sang hamba.
6. Mewariskan kekuatan hati, keberanian, keteguhan dan menantang para
musuh.
7. Mewariskan kesabaran, ketahanan, kemenangan dan kekokohan.
8. Mewariskan rezeki, rasa ridha dan memelihara dari kekuasaan syetan
9. Sebab masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.
F.   Macam-macam Tawakal

Tawakal dibagi menjadi dua macam, antara lain :

1. Tawakal kepada Allah


a. Tawakal kepada Allah dalam istiqamah dirinya dengan petunjukknya,
pemurnian tauhid.
b. Tawakal kepada Allah dalam penegakan agama Allah di muka bumi,
menaggulangi kehancuran, melawan bid’ah, berijtihad melawan orang
kafir, amar makruf nahi munkar.
c. Tawakal kepada Allah dalam rangka seorang hamba ingin
mendapatkan berbagai hajat dan bagian duniawi atau dalam rangka
menghindari berbagai hal yang tidak diharapkan dan berbagai
musibah duniawi.
d. Tawakal kepada Allah dalam rangka mendapatkan dosa dan kekejian.
2. Tawakal kepada selain Allah

Bagian ini terbagi menjadi dua macam, yaitu :

~6~
a. Tawakal Bernuansa Syirik

Ini juga terbagi menjadi dua :

Pertama, tawakal kepada selain Allah Ta’ala dalam hal yang tidak
mampu mensikapinya selain Allah azza wa Jalla, “Seperti halnya orang-orang
yang bertawakal kepada orang-orang yang telah mati dan para thaghut dalam
rangka menyampaikan harapan tuntutannya berupa pemeliharaan,
penjagaan, rezeki dan syafaat.

Kedua,   tawakal kepada selain Allah berkenaan dengan perkara-perkara


yang dimampui sebagaimana yang ia kira oleh orang yang bertawakal
tersebut. Ini adalah syirik kecil.

b. Perwakilan yang diperbolehkan

Yaitu ketika seseorang mewakilkan suatu pekerjaan yang dimampui kepada


orang lain. Dengan demikian orang yang mewakilkan itu mencapai sebagian
apa yang menjadi tututannya.[9]
G.  Contoh Prilaku Tawakkal/ Ciri-ciri orang yang tawakal

Orang yang bertawakkal kepada Swt akan berprilaku antara lain :

1. Selalu bersyukur apabila mendapat nikmat dan bersabar jika belum atau
tidak tercapai apa yang diinginkannya.
2. Tidak pernah berkeluh kesah dan gelisah.
3. Tidak meninggalkan usaha dan ikhtiar untuk mencapai sesuatu.
4. Menyerahkan dirinya atas semua keptusan kepada Allah Swt setelah
melakukan usaha dan ikhtiar secara sempurna.
5. Menerima segala ketentuan Allah dengan rido terhadap diri dan
keadaannya.
6. Berusaha memperoleh sesuatu yang dapat memberikan manfaat kepada
orang lain.

Dan sebagai tanda tawakal kita kepada Allah, kita yakin bahwa segala
sesuatu yang datang pada diri kita, adalah yang terbaik bagi kita. Tiada
keraguan sedikit pun di dalam hati, apabila mempunyai perasaan untuk

~7~
menghindarinya, segala sesuatu yang menimpa kita. Meskipun hal itu terasa
pait dan pedih bagi kita, kalau hal itu datang dari-Nya, tentulah hal itu yang
terbaik bagi kita. Inilah bentuk tawakal sesungguhnya.

Barang siapa brtawakal kepada Allah maka Allah akan mencukupinya


dan memberinya rezeki dari arah yang tidak diduga-duga. Allah Maha Kuasa
untuk mengirimkan bantuan kepada hamba-hamba-Nya dengan berbagai
cara, termasuk cara yang bagi manusia tidak masuk akal. Allah adalah satu-
satunya tempat mengadu saat kita susah. Allah senantiasa mendengar
pengaduan hamba-hamba-Nya. Dalam banyak hal, peristiwa-peristiwa di
alam ini masih dalam koridor sunnatulah. Artinya, masih dapat diurai sebab
musababnya. Hal ini mengajarkan kepada kita agar kita kreatif dan inovatif
dalam kehidupan ini.
H. Menanamkan tawakal dalam dalam diri

Tawakal tidak sama dengan pasrah. Tawakal adalah sebuah tindakan


aktif, sementara pasrah adalah tindakan pasif. Pasrah adalah seperti daging
yang teronggok di atas meja, siap diolah apa saja oleh pemiliknya. Tawakal
sama sekali tidak seperti itu. Tawakal mensyaratkan adanya upaya kreatif
dari pelakunya.Tawakal bukan perkara mudah, tidak hanya perbuatan bibir
saja tetapi ini Amalan Hati. Ciri orang yang benar-benar bertawakal
adalah  Selalu ingat Allah (berdoa) sebelum dan sesudah berusaha/ihtiar
Meraih hasil dengan usaha yang benar dan jujur  Setuju dengan apapun hasil
yang didapat (baca : bersyukur).dibawah ini adalah beberapa langkah-
langkah dalam bertawakal dengan sebenar-benarnya.

1. Pertama, HarapaKn Keyakinan itu HANYA pada Allah.

Mengantungkan harapan hanya kepada Allah semata, dengan


mengikhlaskan/meluruskan niat amalan hanya kepada Dzat yang maha
menepati harapan. Dan tempat dari point pertama ini berada di awal
perbuatan, selama perbuatan, dan pada akhir segala perbuatan.

2. Kedua, berjanji untuk selalu BERSYUKUR

~8~
Kita memang tidak pernah bisa mendapatkan setiap hal yang kita
inginkan, namun kita akan selalu bisa mensyukuri setiap hal yang kita
dapatkan. Dengan bersyukur, kita telah menjadi pribadi yang bermental
positif, karena yakin bahwa Allah pasti memberi hal yang terbaik.Dengan
bersyukur, kita bisa melihat kebaikan dari segala sesuatu. Karena bisa jadi,
hal yang menurut kita mengecewakan merupakan suatu hal yang terbaik
untuk kita. Dan belum tentu, apa yang kita harapkan, merupakan hal yang
baik bagi kita. Allah Maha Mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya.

3. Ketiga, berlaku selalu SABAR

Jika hal yang menimpa diri kita berupa musibah kesusahan yang
akhirnya akan menggoreskan kekecewaan dalam diri, maka sebagai seorang
muslim, kita diwajibkan untuk bersabar.

Dari Shuhaib Ar-Rumiy RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda,


“Sungguh mengagumkan urusannya orang mukmin itu, semua urusannya
menjadi kebaikan untuknya, dan tidak didapati yang demikian itu kecuali
pada orang mukmin. Apabila dia mendapatkan kesenangan dia bersyukur,
maka yang demikian itu menjadi kebaikan baginya. Dan apabila dia
ditimpa kesusahan ia bershabar, maka yang demikian itu pun menjadi
kebaikan baginya”. [HR. Muslim]

4. Keempat, Selalu Mengadakan Perbaikan (Muhasabah)

Manusia adalah ciptaan Allah paling sempurna dari makhluk lain.


Tetapi manusia juga ditakdirkan berpotensi melakukan kesalahan. Baik
karena ketidaktahuan atau dosa kesengajaan. Seorang Muslim yang
bertaqwa akan selalu introspeksi yang intinya adalah mengganti keburukan
yang telah lampau dan menambah kebaikan-kebaikan yang sudah dilakukan.

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan


hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS.Al-Hasyr [59]:18).

~9~
Allah berikan nikmat tidak sesuai harapan, bisajadi karena kurang
maksimal dalam usaha atau sebagai bentuk ujian peringatan Allah. Allah
berikan nikmat yang sesuai harapan atau berlebih, maka Allah menunggu
apa yang akan dilakukan dengan hasil itu.

InsyaAllah jika kita selalu introspeksi maka kita akan termasuk orang-
orang yang selalu meningkatkan kualitas iman, selalu berpikir positip kepada
Allah dan pantang untuk putus asa. Kita berdo’a kepada Alloh agar dikuatkan
dan dimudahkan dalam bertawakal kepada-Nya. Wallohu a’lam.

I. Kisah Tawakal

Ada sebuah kisah yang menarik dari seorang yang bernama Hatim Al-
Asham.Suatu kali Hatim ingin menunaikan ibadah haji ke Baitullah.Ia pun
mengumpulkan anak-anaknya dan berkata : "Saya akan pergi untuk
menunaikan ibadah haji ke Baitullah." Anak-anaknya berkata : "Siapa yang
akan memenuhi kebutuhan kami ?"Akan tetapi, salah seorang puterinya
berkata dengan penuh keyakinan : "Wahai ayah, silahkan ayah pergi dan
sempurnakanlah ibadah haji ayah.Karena saya yakin, ayah bukan pemberi
rezeki."

Hatim pun pergi,selang beberapa hari makanan di rumah habis.Lalu


seluruh keluarga datang kepada gadis bertakwa itu, dengan melontarkan
cacian dan celaan.Kemudian gadis itu menyepi dan menautkan
permohonannya kepada Rabbnya yang telah berfirman :

" Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah,Dia akan menjadikan jalan


keluar baginya dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-
sangka...

( QS, Ath-Thalaq (65) : 2 - 3 ).

Demi Allah yang tidak ada Tuhan selain Dia, Dia tidak akan
mengabaikan seorang yang bertakwa.Wujudkanlah takwa dan serahkan
segala urusan kepada Raja.

~ 10 ~
Allah memenuhi permohonan si gadis.Pada saat yang bersamaan,
pemimpin negeri itu sedang meninjau kondisi rakyatnya, ketika sampai di
depan rumah Hatim, ia begitu didera rasa haus, yang hampir-hampir
membunuhnya.Ia berkata kepada salah satu pengawalnya : "Carikan aku
segelas air dingin." Maka pengawal itu masuk ke rumah terdekat, yaitu rumah
Hatim.Para penghuni rumah pun segera menyediakan gelas yang bersih dan
air yang dingin.

Sang Raja meminum air yang disediakan, ia bertanya : "Rumah siapa


ini ?"Mereka menjawab : "Milik Hatim Al-Asham." Raja bertanya lagi : "Ia
seorang yang shaleh ?" Mereka menjawab : "Benar". Raja berkata : "Segala
puji hanya milik Allah yang telah memberi kami minum dari rumah orang
shaleh.Dimana dia sekarang, agar kita memberi salam kepadanya ?" Mereka
menjawab : "Dia pergi untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah." Raja
berkata :" Kalau demikian, demi Allah, kita wajib mencukupi kebutuhan
anggota keluarganya ketika dia tidak ada."

Kemudian sang raja mengeluarkan sekantong uang emas dan


melemparkannya ke rumah Hatim Al Asham.Akan tetapi Allah yang Maha
Memberi Rezeki hendak memberikan tambahan rezeki yang lain, Dia
gerakkan hati sang raja.Raja menoleh ke arah para prajuritnya dan berkata : "
Barangsiapa yang mencintaiku, hendaklah ia melakukan seperti tindakanku
tadi ".Maka, masing-masing prajurit melemparkan semua harta yang mereka
bawa, sebagai bentuk basa-basi kepada sang raja.

Akhirnya rumah si gadis penuh dengan emas.Si gadis masuk ke


kamarnya sambil menangis haru, saudara-saudaranya keluar mendengar
tangisannya." Kita telah menjadi manusia yang paling kaya.Seorang makhluk
telah memandang ke arah kita sekali pandang, sehingga kita pun menjadi
kaya, lantas bagaimana jika Sang Khalik yang memandang ke arah kita.

Saudara-saudaraku, inilah hakikat tawakal.Inilah keutamaan


tawakal.Kita memohon kepada Allah agar menjadikan kita termasuk orang-
orang yang bertawakal dan benar.Kita juga memohon kepada Allah agar
mengaruniakan kepada kita manisnya tawakal kepadaNya

~ 11 ~
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Tawakal dari segi bahasa artinya menyerah kepada Allah. Dan dari segi
istilah adalah suatu sikap mental seorang yang merupakan hasil dari
keyakinannya yang bulat kepada Allah bahwa hanya Allah yang menciptakan
dan mengatur segala-galanya. Tawakkal kepada Allah bukan hanya berarti
penyerahan diri secara mutlaq kepada Allah, melainkan penyerahan diri yang
harus didahului dengan ikhtiar secara maksimal.

Tawakal tidak didapati kecuali sesudah mengimani empat hal yang


merupakan rukun-rukun tawakal, yaitu beriman bahwa Allah Maha
Mengetahui segala apa yang dibutuhkan oleh orang yang bertawakal,
beriman bahwa Allah Maha Kuasa dalam memenuhi kebutuhan orang yang
bertawakal, beriman bahwa Allah tidak kikir, beriman bahwa Allah memiliki
cinta dan rahmat kepada orang yang bertawakal.

~ 12 ~
Derajat-derajat Tawakal ada tiga yaitu pertama keyakinannya kepada
Allah seperti keyakinannya kepada wakil yang telah dikenal kebenarannya,
kejujurannya, perhatian, petunjuk dan kasih sayangnya. Yang kedua
keadaanya terhadap Allah SWT seperti keadaan anak kecil kepada ibunya.
Yang ketiga, seperti pucatnya orang sakit.
B. Saran

Tawakkal kepada Allah bukan hanya berarti penyerahan diri secara


mutlak kepada Allah, melainkan penyerahan diri yangharus didahului dengan
ikhtiar secara maksimal.

Dalam proses pembuatan makalah ini tentu banyak kekurangan


-kekurangan yang masih perlu untuk saya tambahkan demi
menyempurnakannya, namun waktu dan terbatasnya referensi yang saya
peroleh membuat tak luput dari segala bentuk baik materi maupun dalil - dalil
yang kurang kuat, oleh karena itu kritikan dan saran pembaca sangat saya
perlukan untuk memperbaiki pada waktu-waktu yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

1. Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji, At-Tawakkal Alallah Ta’al  (Jakarta : PT


Darul Falah, 2006), 1
2. Labib Mz, Rahasia Kehidupan Orang Sufi, Memahami Ajaran Thoriqot &
Tashowwuf (Surabaya: Bintang Usaha Jaya), 55
3. Ibid., 55
4. Ibid., 55
5. QS. Ali Imran: 159
6. Labib Mz, Rahasia Kehidupan Orang Sufi, Memahami Ajaran Thoriqot &
Tashowwuf (Surabaya: Bintang Usaha Jaya), 54

~ 13 ~
7. Imam Khomeini, Insan Ilahiah; Menjadi Manusia Sempurna dengan Sifat-
sifat Ketuhanan : Puncak Penyingkapan Hijab-hijab Duniawi (Jakarta :
Pustaka Zahra, 2004), 210
8. Imam Ghazali, Ihya’ Ulumuddin (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2004),
247
9. Abdullah bin Umar Ad-Dumaiji, At-Tawakkal Alallah Ta’al (Jakarta : PT
Darul Falah, 2006), 191-194
10. Supriyanto, Tawakal Bukan Pasrah (Jakarta : QultumMedia, 2010), 98-99

~ 14 ~

Anda mungkin juga menyukai