Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PSIKOLOGI DAKWAH

“PROSES PSIKOLOGIS PENYAMPAIAN DAN


PENERIMAAN DAKWAH”

Dosen Pengampu

Wira Hadi Kusuma, M.S.I

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2

Muhammad Alif
Helpina Rosita

Reti Atensi

Kasihati

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SOEKARNO
BENGKULU TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita ucapkan atas kehadiran Tuhan yang maha esa berkat
rahmat dan hidayahnya, sehingga makalah yang berjudul “proses psikologis
penyampaian dan penerimaan dakwah” ini dapat di selesaikan dengan baik dan
tepat pada waktunya, guna memenuhi tugas Psikolis Dakwah. Makalah ini di buat
dengan harapan agar yang membaca mendapatkan ilmu yang bermanfaat serta
membuka wawasan pembuka tentang proses psikologis penyampaian dan
penerimaan dakwah itu sendiri.

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan kita, khususnya selaku penulis,
pembaca dan para pendengar. Kami dari kelompok 2 sebagai penulis/pembuat
makalah ini sadar sampaikan maaf yang sebesar-besarnya dan mengharapkan kritik
dan saran yang dapat membangun untuk penyusunan makalah kedepannya agar jauh
lebih baik lagi. Akhir kata penulis saya ucapkan terimakasih.

Bengkulu, Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................2
C. Tujuan Penulis...................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
A. Sifat Da’I...........................................................................................................3
B. Sikap Da’I..........................................................................................................5
C. Karakteristik Da’I..............................................................................................5
D. Pengertian Psikologi Dakwah............................................................................7
E. Pengertian Psikologis Komunikasi....................................................................8
F. Proses Pendekatan Psikologi Dakwah...............................................................9
G. Proses Penyampaian Pesan Dakwah......................................................................10
H. Proses Penerimaan Pesan Dakwah....................................................................11

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................................13
B. Saran..................................................................................................................13

Daftar Pustaka.......................................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dai adalah sebutan dalam Islam bagi orang yang bertugas mengajak, mendorong
orang lain untuk mengikuti, dan mengamalkan ajaran Islam. Seorang dai terlibat
dalam dakwah atau aktivitas menyiarkan, menyeru, dan mengajak orang lain untuk
beriman, berdoa, atau untuk berkehidupan Islam. Da'i juga merupakan orang yang
pekerjaannya berdakwah, pendakwah: melalui kegiatan dakwah para da'i
menyebarluaskan ajaran Islam.
Dakwah adalah kegiatan mengkomunikasaikan pesan atau ajaran Islam kepada
manusia. Dakwah biasanya dilakukan oleh seorang juru dakwah yang biasa disebut
da‟i. Dakwah bertujuan untuk mempengaruhi dan mengajak manusia mengerjakan
kebaikan dan kebenaran yang dijarkan oleh Allah dan Nabi-Nya dalam AlQur‟an dan
Hadis. Manusia merupakan makhluk berjiwa yang berpikir dan merasa, yang bisa
menerima dan menolak sesuai dengan persepsinya terhadap dakwah yang
diterimanya. Sudah menjadi keharusan bagi seorang da‟i sebelum melakukan
dakwahnya ia harus melakukan penelitian sederhana, siapa mad‟u yang akan
menerima dakwah darinya dan bagaimana kriterianya.
Psikologi adalah ilmu yang berusaha menguraikan meramalkan dan
mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku manusia. Dengan komunikasi kita
membentuk saling pengertian menumbuhkan persahabatn, memlihara kasih sayang,
menyebark pengetahuan, dan melestarikan peradaban. Psikologi komunikasi
menjelaskan tentang bagaimana cara berkomunikasi yang baik dengan melakukan
pendekatan kejiwaan terhadap mad‟u nya. Karena dengan menguasai psikologi
komunikasi, seorang da‟i dapat menyesuaikan materi dan cara penyampaian dakwah
terhadap mad‟u nya. Sehingga dapat terjadi dakwah yang efektif. Dalam masyarakat
modern, kedudukan dan peran psikologi dapat dikatakan
sebagai sarana efektif berhasil tidaknya tujuan yang diharapkan, baik secara individu
maupun secara kelompok, sebab psikologi memberikan suatu petunjuk yang
berdasarkan berbagai macam teori tentang bagaimana seharusnya manusia berbuat
untuk dirinya ataupun untuk masyarakat.

1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan sifat-sifat dai ?
2. Sebutkan dan jelaskan sikap dai ?
3. Jelaskan karakteristik dai ?
4. Apa pengertian psikologi dakwah ?
5. Apa yang dimaksud dengan psikologis komunikasi ?
6. Bagaimana proses pendekatan psikologi dakwah ?
7. Bagaimana proses penyampaian pesan dakwah ?
8. Bagaimana proses penerimaan pesan dakwah ?

C. Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui sifat-sifat dai
2. Untuk mengetahui sikap dai
3. Untuk mengetahui karakteristik dai
4. Untuk mengetahui apa itu psikologi dakwah
5. Untuk mengetahui apa itu psikologis komunikasi
6. Untuk mengetahui proses pendekatan psikologi dakwah
7. Untuk mengetahui proses penyampaian pesan dakwah
8. Untuk mengetahui Proses Penerimaan Pesan Dakwah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sifat Da’i
Terdapat sifat dan kriteria utama yang wajib ada pada setiap da’i yaitu ilmu yang
bermanfaat, beriman kepada Allah, sabar, berakhlak dengan akhlak yang mulia, ikhlas
dalam melakukan ibadah, dan mempunyai sifat Shidq. Dengan adanya penulisan ini,
semoga menjadi bahan bacaan kepada para pembaca dan para da’i agar lebih
menguasai sifat dan kriteria da’i seperti yang dikehendaki Islam. sifat dan kriteria
yang perlu ada pada setiap da’i memang sudah banyak dibahas oleh ulama dan tokoh-
tokoh dakwah, namun ramai da’i masa kini masih gagal untuk mendalami dan
mengamalkan sifat dan kriteria yang sememangnya wajib ada pada diri setiap yang
bergelar da’i, maka hendaklah penulisan berkenaan sifat dan kriteria da’i
diperbanyakkan agar ramai kaum muslim yang sememangnya da’i dapat
mengaplikasikan sifat dan kriteria ini dalam diri mereka bagi menjamin kesuksesan
dakwah yang mereka sebarkan. Inilah 14 sifat yang wajib dimiliki dai’:
1. Kasih sayang kepada seluruh umat
membenci perbuatan maksiat bukan menbenci pelakunya. Tetap sayang kepadanya,
sebab ia adalah seorang muslim. Kecintaan Nabi Muhammad S.A.W kepada umatnya
lebih tinggi daripada kecintaan umat kepada dirinya sendiri.
2. Semangat rela berkorban harta & diri utk Agama Allah.
Harta, diri, & waktu bukan milik kita, tetapi milik Allah. Allah hanya meminta
sebahagian saja untuk ditukar dengan syurga. Orang yang menganggap bahwa
hartanya adalah miliknya, maka ia gunakan sesuai dengan hawa nafsunya. Namun
jika ia menganggap harta itu milik Allah SWT, maka ia gunakan sesuai dengan
perintah Allah.
3. Selalu Niat ishlah diri ( memperbaiki diri )
Kita niat ishlah diri yang dampaknya orang lain mau mengishlah dirinya. Ibarat
mencuci pakaian maka yang lebih dulu bersih adalah tangan kita sendiri.
4. Ikhlas Semata mata Mencari Ridho Allah.
Berbuat atau tidak, semuanya semata-mata karenaNya. Dalam hal ini Istiqomah,
hakikat ikhlas akan wujud pada diri kita sendiri.

3
5. Istighfar dalam dan setelah selesai beramal, Dengan istighfar amal akan
disempurnakan dan menjadi sebab doa diterima.
6. Tabah dalam menghadapi segala ujian
Dengan sabar kita akan merasakan manisnya iman. Yang mengundang pertolongan
Allah SWT bukan gerak kerja kita, tetapi kesabaran dalam bergerak. Sabar dalam 4
hal; (1) sabar dalam melaksanakan perintah Allah (2) sabar menjauhi yang dilarang
oleh Allah (3) sabar terhadap kehidupan dunia (4) sabar dalam perjuangan, ketika
teraniaya tetap mengasihi orang yg menganiaya. Orang yang sabar menyempurnakan
iman & amal, keturunannya akan dijaga Allah SWT.
7. Menisbatkan diri hanya kepada Allah.
Apa saja yang menimpa dirinya, itulah yang terbaik menurut Allah.
8. Tidak putus asa terhadap setiap kegagalan.
Tapi belajar dari sumber yang tepat untuk membetulkan kegagalan. Iaitu Al-Quran &
Al-Hadis
9. Tabah seperti unta.
Tidak pernah mengeluh walaupun diberi beban berat.
10. Tawadhu seperti unta.
Tidak pernah mengeluh walaupun diberi beban berat.
11. Tawadhu seperti bumi.
Dipijak, dikotori, & dibakar tetapi bumi masih tetap memberi kebaikan.
12. Tegak & teguh seperti gunung.
Berpendirian yg kuat lagi kukuh, tidak mudah terpengaruh oleh suasana & keadaan.
13. Berpandangan luas seperti langit.
Berwawasan luas bahwa di atas langit masih ada langit, bercita cita tinggi untuk
kampung akhirat.
14. Istiqomah seperti matahari.
Selalu bergerak & memberi manfaat tanpa pernah mengharapkan imbalan, senantiasa
berjalan membawa cahaya tanpa pernah mengambil keuntungan sedikit pun dari
setiap benda yang disinarinya.

Semoga didalam diri kita bisa wujud sifat sifat da’i tersebut dan semoga bermanfaat
dan bisa dishare ke sosmed agar saudara saudara kita dapat membacanya.

4
B. Sikap Da’i
1. Berakhlak mulia.
Memiliki akhlak yang baik memang harus ada pada diri setiap orang terlebih
seorang dai. karena pada dasarnya alat untuk berdakwah yang paling utama ialah
akhlakul karimah.
2. Berpandangan luas.
Dalam artian seorang dai tidak fanatik pada satu golongan, sehingga tidak muncul
rasa tidak suka atau yang lainnya. Melainkan mampu menyelesaikan
permasalahan dengan tidak melihat permasalahan tersebut pada satu pandangan.
Berpandangan luas ini termasuk ke dalam sikap yang arif dan bijaksana.
3. Berpengetahuan cukup.
Kekurangan pengetahuan? Tidak diharapkan. Berbagai pengetahuan, kecakapan,
keterampilan tentang dakwah harus benar-benar dimiliki guna mencapai dakwah
yang efektif dan efisien. Pengetahuan tersebut tiada lain meliputi dari materi
dakwah yang sesuai dengan teknik-teknik dakwah yang akan disampaikan.

C. Karakteristik Da’i
Ada beberapa karakteristik yang perlu dipahami dan diamalkan oleh seorang dai.
1. niat ikhlas karena Allah, dan terhindar dari penyakit cinta dunia. Ikhlas ini
merupakan syarat diterimanya amal serta lebih menjamin hasil dari amal tersebut.
Jangan sampai para dai dihinggapi penyakit ria serta motif-motif duniawi dalam
aktivitas dakwahnya karena semua itu akan menimbulkan kerusakan pada dirinya
dan menghilangkan kemampuannya dalam amar makruf nahi munkar  . Imam al-
Ghazali pernah mengatakan: "Barangsiapa yang dikuasai oleh penyakit cinta
dunia, maka ia tidak akan mampu melakukan hisbah (dakwah), kepada orang
awam, apalagi terhadap para penguasa dan pembesar".
2. cinta dan menginginkan kebaikan bagi manusia. Dorongan utama yang
menggerakkan seseorang dalam berdakwah semestinya dorongan kasih sayang
dan cinta, bukan dorongan benci, kemarahan, serta semangat menghujat dan
menghukum. Sifat ini kita jumpai pada diri Rasulullah SAW, sebagaimana yang
disebutkan di dalam Alquran (QS At-Taubah: 128)"Sungguh telah datang
kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat
belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin."

5
3. memulai dari diri sendiri dan memberi teladan. Para dai perlu mengerjakan
terlebih dahulu apa yang menjadi seruan dakwahnya. Karena jika tidak demikian,
maka itu merupakan satu kelalaian diri serta berpotensi mendatangkan murka
Allah (QS al-Baqarah: 44) "Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan)
kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban)-mu sendiri, padahal kamu
membaca al-Kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?"
Demikian pula ada ayat lain, yang Allah SWT memperingatkan kita sebagai orang
yang beriman: "Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan
sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa
kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan." (QS Assof: 2-3)
Selain itu, keteladanan (uswatun khasanah ) juga akan memberi pengaruh yang
jauh lebih besar dalam dakwah dibandingkan ucapan lisan (mauidhah khasanah ).
Betapa sering manusia belajar dan berubah hanya dengan menyaksikan teladan
orang lain, bukan disebabkan oleh khutbah dan nasihatnya.
4. sabar dalam berdakwah, dakwah tidak mungkin berhasil tanpa kesabaran karena
jalan ke akhirat itu berat dan kebanyakan manusia cenderung tidak menyukai
bahkan cenderung memusuhi apa yang menjadi seruan dakwah itu."Kalau yang
kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh dan
perjalanan yang tidak seberapa jauh, pastilah mereka mengikutimu, tetapi tempat
yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka. Mereka akan bersumpah dengan
(nama) Allah, jikalau kami sanggup niscaya kami berangkat bersamamu.
5.  lemah lembut. Dakwah perlu dimulai dari hati karena apa yang datang dari hati
akan sampai kepada hati. Jika dakwah sampai kepada hati, maka hati itu akan
terbuka untuk menerima nasihat dan petunjuk. Adapun esensi dari dakwah hati ini
adalah kelemahlembutan. Begitu pentingnya kelembutan dalam berdakwah
sehingga dalam menghadapi Fir’aun yang mengaku Tuhan pun, Nabi Musa
diperintahkan oleh Allah SWT untuk berkata-kata lembut kepadanya (qaulan
layyinan ).
6. memahami metode dakwah serta orang-orang yang didakwahi. Kadang seorang
cukup diingatkan dengan isyarat atau contoh yang baik, tetapi mungkin ada juga
orang yang lainnya perlu diskusi dan berargumentasi dengan cara-cara yang baik,
sesuai dengan firman Allah: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang

6
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk." (QS An-Nahel: 125)
7. permudah dan jangan mempersulit. Dalam berdakwah hendaknya mempermudah
dan tidak mempersulit orang yang didakwahi. Tentunya semua ini dalam batasan
syari, bukan mempermudah dalam arti menggampangkan hingga jatuh ke dalam
perkara yang haram. Jangan jadikan agama sesuatu yang berbelit-belit seperti
birokrasi pemerintahan sehingga membuat orang-orang lelah dan kehilangan
kecintaan dan semangat dalam menjalankan agama. Jika manusia merasakan
agama sebagai sesuatu yang mudah, ia akan mencintainya. Dan, jika ia sudah
mencintainya, maka seluruh perkara agama akan dirasakan sebagai hal yang
mudah.
8. beri kabar gembira dan jangan buat manusia ketakutan dan lari khususnya pada
tahap-tahap awal. Hal ini masih ada kaitan dengan poin sebelumnya. Hendaknya
para dai menampakkan keindahan Islam dan membimbing manusia untuk
menemukan kebahagiaan di dalamnya. Bukan sebaliknya, menampakkan wajah
Islam yang menakutkan sehingga akhirnya manusia lari menjauh.
Demikianlah beberapa karakteristik yang semestinya dimiliki oleh para dai di
jalan Allah. Karakteristik ini insya Allah akan membantu keberhasilan mereka
dalam menyeru manusia kepada kebenaran dan kebaikan. Semoga bermanfaat.

D. Pengertian Psikologi Dakwah


Secara harfiah, psikologi artinya ‘ilmu jiwa’, berasal dari kata Yunani psyce ‘jiwa’
dan logos ‘ilmu’. Akan tetapi yang dimaksud bukanlah ilmu tentang jiwa. Psikologi
adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai gambaran dari keadaan
jiwanya. Adapun dakwah merupakan usaha mengajak manusia agar beriman kepada
Allah SWT dan tunduk kepada-Nya dalam kehidupan di dunia ini, dimanapun iberada
dan bagaimana pun situasi serta kondisinya. Dengan demikian,
psikologi dakwah adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang
merupakan gambaran dari kejiwaannya guna diarahkan kepada iman takwa kepada
Allah SWT. Bila disederhanakan bisa juga dengan pengertian, dakwah dengan
pendekatan kejiwaan. Pengertian dari Psikologi Dakwah yaitu Psikologi dan Ilmu
Dakwah. Pengetahuan tentang Ilmu Jiwa atau Psikologi diperlukan karena Psikologi
Dakwah memang merupakan bagian dari Psikologi, yakni Psikologi Terapan. Ilmu
Dakwah juga sangat relevan karena Psikologi Dakwah ini adalah ilmu bantu bagi

7
kegiatan dakwah. Psikologi dakwah merupakan perpaduan dari dua disiplin ilmu yang
berbeda, maka untuk memberi pengertian tentang obyek psikologi dakwah ini, kita
coba terlebih dahulu untuk mencoba meletakkan dasar pertemuan dengan jalan
meminjam data dari kedua lapisan ilmu tersebut kemudian atas dasar itu maka kita
dapat menemukan obyek pembahasan tersendiri. Psikologi dakwah merupakan
kesatuan analisis terhadap tingkah laku manusia melalui pendekatan psikologi dan
dakwah geologis yang terdisipliner. Sebagai pembahasan yang mempedomani
psikologi, maka psikologi dakwah ini termasuk di dalam ruang lingkup pembicaraan
psikologi teoritis khusus, dan juga dalam psikologi praktis aplikatif.
Dakwah psikologis atau dakwah yang dilakukan dengan pendekatan jiwa memang
sangat penting, turunnya ayat al-Quran secara bertahap merupakan suatu bukti bahwa
pendekatan kejiwaan merupakan sesuatu yang tidak boleh diabaikan, begitu pula
dengan berbagai peristiwa dakwah yang dialami oleh Rasul SAW.

E. Pengertian Psikologis Komunikasi


Psikologi komunikasi menjelaskan tentang bagaimana cara berkomunikasi yang baik
dengan melakukan pendekatan kejiwaan terhadap mad’u nya. Karena dengan
menguasai psikologi komunikasi, seorang da’i dapat menyesuaikan materi dan cara
penyampaian dakwah terhadap mad’u nya. Sehingga dapat terjadi dakwah yang
efektif. Atas hal tersebut seorang da’i harus menggunakan ilmu psikologi komunikasi
yang baik agar mampu memahami keadaan atau kejiwaan dari mad’u nya. Karena
pada dasarnya kejiwaan seseorang berbeda-beda, oleh karena itu diperlukan cara
berkomunikasi atau menyampaikan pesan dengan cara-cara yang berbeda pula.
Sehingga akan terjadi dakwah yang efektif.
Jadi, psikologi secara bahasa dapat berarti „ilmu jiwa‟. Menurut Sarlito, tidak
ada seorangpun yang tahu dengan sesungguhnya apa yang dimaksud dengan jiwa itu
sendiri, karena jiwa adalah suatu kekuatan yang abstrak yang tidak tampak oleh
pancaindra wujud dan zatnya, melainkan yang tampak hanya gejala-gejalanya saja.
Komunikasi menurut Rogers dan D. Lawrence Kincaid (1981) adalah suatu proses
dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan
satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba saling pengertian yang mendalam
Definisi komunikasi juga disampaikan oleh Harrold D Laswell yaitu dengan
menjawab pertanyaan Who Says What In Which Channel To Whom With What
Effect. Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses

8
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang dapat
menimbulkan efek tertentu. Menurut Miller 1974, Psikologi komunikasi diartikan
sebagai “Psychology is the science that attemps to describe, predict, and control
mental and behavioral events” (ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan
mengendalikan peristiwa mental dan behavioral (perilaku) dalam komunikasi).
Menguraikan berarti suatu kegiatan menganalisis, mengapa suatu tindakan
komunikasi bisa terjadi, apa yang terjadi dalam diri kita sehingga tindakan tersebut
bisa terjadi.

F. Proses Pendekatan Psikologi Dakwah


sebagai kegiatan dakwah adalah peristiwa komunikasi. Komunikasi menarik perhatian
banyak disiplin ilmu, dengan pendekatan yang berbeda-beda. Sosiologi misalnya,
mempelajari komunikasi dalam konteks interaksi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan
kelompok. Dalam pandangan sosiologi, komunikasi adalah proses megubah kelompok
manusia menjadi kelompok manusia yang berfungsi. Menurut teori komunikasi,
(fisher, 1978, hlm. 136-142), proses dakwah dapat dilihat sebagai kegiatan psikologis
yang mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. diterimanya stimuli (rangsang) oleh organ-organ penginderaan, berupa orang,
pesan, warna atau aroma.
2. rangsang yang diterima mad’u berupa-rupa, warna, suara, aroma dan pesan
dakwah yang disampaikan da’i-da’i itu kemudian diolah di dalam benak mad’u
(hadirin), dihubung-hubungkan dengan pengalaman masa lalu masingmasing dan
disimpulkan juga oleh masing-masing. Meskipun pesan dakwah oleh da’i itu
dimaksudkan A, tapi kesimpulan mad’u boleh jadi B, C, atau D.
3. untuk merespon terhadap ceramah atau seruan ajakan da’i (misalnya tepuk
tangan, berteriak, mengantuk atau karena bosan kemudian meninggalkan
ruangan), pikiran hadirin bekerja, mengingat-ingat apa yang pernah terjadi di
masa lalu. Dari memori itu para hadirin kemudian meramalkan bahwa jika hadirin
melakukan tindakan X, maka da’i akan melakukan tindakan Y, jika X maka Y.
4. setelah itu barulah hadirin akan merespon terhadap ajakan da’i, dan respon dari
hadirin itu merupakan umpan balik bagi da’i.
Peran psikologi dakwah sangat membantu kaitannya dalam aktifitas dakwah.
Kegiatan dakwah dapat berlangsung dengan lancar dan berhasil dengan baik
diperlukan pengetahuan tentang psikologi dakwah. Karena kegiatan dakwah pada

9
dasarnya adalah kegiatan penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain.
Maka perlu mengkaji prinsip dasar psikologi komunikasi juga berhasil atau tidaknya
suatu kegiatan dakwah sangat ditentukan oleh sikap mental pengetahuan juru dakwah.

G.  Proses Penyampaian Pesan Dakwah


Mengenai proses komunikasi (penyampaian dan penerimaan) pesan dakwah dapat
dijelaskan melalui tahapan-tahapan, yaitu:
1.    Penerimaan stimulus informasi
2.      Pengolahan informasi
3.      Penyimpanan informasi
4.      Menghasilkan kembali suatu informasi
Sebagaimanadiungkapkan diatas, pesan dakwah harus disampaikan dengan hikmah
dan pelajaran yang baik serta bantahan yang baik pula. Dakwah dengan hikmah telah
ditafsirkan oleh sebagian ahli tafsir sebagai perkataan yang tegas dan benar, hyang
dapat membedakan antara yang hak dan yang batil. Menurut Prof. Djamaludin Ancok
dan Fuad Nashori, kata hikmah ini tidak hanya terbatas pada definisi tersebut. Hikmah
dapat pula diartikan sebagai penggunaan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan.
Dalam tinjauan psikologi komunikasi, ada tiga faktor penting yang sangat
menentukan keberhasilan dakwah yaitu:
1.  menyampaiakan dakwah (communicator)
2. teknik penyampaian dakwah (communocation)
3. siapa penerima pesan dakwah (audience/objek dakwah)
Menurut Mc Guiere, salah satu penggagas teori perubahan sikap, sebagaiman yang
dikutip Ancok dan Nashori, proses perubahan sikap seseorang dari tidak tahu atau
tidak menerima suatu pesan ke menerima suatu pesan berlangsung melalui tiga
peroses di atas. Dimana setiap muslim wajib berdakwah kapan dan dimana saja,
namun berdakwapun meemrlukan menegemen dakwah apabila menghadapi suatu
majelis atau jamaah besar. Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebelum
berdakwah adalah:
a.     Langkah pertama
1.   Menentukan topik dakwah
2. Men-setting tujuan akhir suatu dakwah
3. Mengidentifikasi medan serta khalayak yang akan menerima pesan dakwah
4.   Memilih waktu yang paling tepat untuk berdakwah

10
5.  Mempersiapkan materi yang relevan dan konsisten
b.      Kedua, teknik penyajian dakwah yang efektif
1. Topik dan waktu yang tepat, berdasrkan permasalahan yang sedang terjadi di
daerah tersebut
2. Analisa khalayak, yaitu mengetahui siapakah pendengar kita (usia, tingkat
pendidikan, dll) dan yang penting juga diperhatikan adalah apakah obyek dakwah
sudah terkena fikrah atau belum
3.   Memilih dan memilah meteri dakwah
4. Mempersiapkan alat peraga, merupakan bentuk-bentuk visual yang diperlihatkan
kepada khalayak, karena melihat itu lebih efektif daripada mendengar. Menurut The
Second Limited:
1)      Efektivitas daya lihat 83%
2)      Efektivitas daya Dengar 11%
3)      Efektivitas daya Cium 3,5%
4)      Efektivitas daya Raba 1,5%
5)      Efektivitas daya Kecap (lidah) 1%

H. Proses Penerimaan Pesan Dakwah


Proses bagaimana Mad’u menerima informasi, mengolahnya, menyimpan, dan
menghasilkan informasi dalam psikologi komunikasi disebut sebagai Sistem
Komunikasi Intra Personal. Proses ini meliputi sensasi, persepsi, memori, dan
berfikir.
a. Sensasi
Tahap awal dari penerimaan informasi adalah sensasi. Sensasi berasal dari kata
“sense”, artinya pengindraan yang menghubungkan organisme dengan
lingkungannya. Dalam psikologi komunikasi dijelaskan bahwa sensasi adalah
proses menangkap stimuli (rangsang).
Fungsi alat indra dalam menerima informasi dari lingkungan sangat penting.
Melalui alat indra, manusia dapat memahami kualitas fisik lingkungannya. Lebih
dari itu melalui alat indralah manusia memperoleh pengetahuan dan semua
kemampuan untuk berinteraksi dengan dunianya. Dalam kegiatan dakwah, ketika
seorang Da’i tampil kemimbar, maka stimuli yang ditangkap Mad’u pada awalnya
adalah sosok tubuhnya (oleh indra mata) kemudian setelah berpidato, Mad’u
menangkap stimuli suaranya (oleh indra pendengaran) dan seterusnya.

11
b.  Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa dan hubungan-hubungan
yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi
adalah proses memberi makna pada sensasi sehingga manusia memperoleh
pengetahuan baru. Persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Seperti juga
halnya sensasi, persepsi ditentukan oleh faktor personal dan situasional. David
Krech dan Ricard S. Cruthfield menyebutnya faktor fungsional dan faktor
struktural.
Perhatian adalah proses mental di mana kesadaran terhadap suatu stimuli yang
lain lemah. Penarik perhatian bisa datang dari luar (eksternal), bisa juga dari
dalam diri yang bersangkutan (internal). Faktor luar (eksternal) yang secara
psikologis menarik perhatian biasanya mempunyai sifat-sifat yang menonjol
dibanding yang lain, misalnya karena gerakan atau karena unsur kontras,
kebaruan, atau pengulangan.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dakwah adalah kegiatan mengkomunikasaikan pesan atau ajaran Islam kepada
manusia. Dakwah biasanya dilakukan oleh seorang juru dakwah yang biasa disebut
da‟i. Dakwah bertujuan untuk mempengaruhi dan mengajak manusia mengerjakan
kebaikan dan kebenaran yang dijarkan oleh Allah dan Nabi-Nya dalam AlQur‟an dan
Hadis. Manusia merupakan makhluk berjiwa yang berpikir dan merasa, yang bisa
menerima dan menolak sesuai dengan persepsinya terhadap dakwah yang
diterimanya. psikologi dakwah adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
yang merupakan gambaran dari kejiwaannya guna diarahkan kepada iman takwa
kepada Allah SWT. Bila disederhanakan bisa juga dengan pengertian, dakwah dengan
pendekatan kejiwaan. Pengertian dari Psikologi Dakwah yaitu Psikologi dan Ilmu
Dakwah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ancok, Jamaluddin, dan Fuad Nasori Suroso. Psikologi Islam, Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
1994.
Arifin, M. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bulan Bintang, 1997.
Kafie, Jamaluddin. Psikologi Dakwah, Surabaya: Offset Indah, 1993.
Kartono, Kartini. Psikologi Umum, Bandung: Mandar Maju, 1996.
Al-Mubarok. Al-Qur’an dan Terjemahnya, Semarang: Asy-Syifa, 1998.
Mubarok, Achmad. Psikologi Dakwah. Pustaka Firdaus: Jakarta. 1997.
Arifin, H.M.. (1997). Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta: Bulan
Bintang. (1976). Psikologi dan Beberapa Aspek Kehidupan Rohaniah Manusia. Jakarta:
Bulan Bintang.
Amin, Samsul Munir. (2010). Bimbingan dan Konseling Islam. Jakarta: Amzah. (2009). Ilmu
Dakwah. Jakarta: Amzah. (2008).
Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam. Jakarta: Amzah.
Ancok, Djamaluddin, dan Fuat Nashori Suroso. (1994). Psikologi Islam, Solusi Islam atas
Problem-Problem Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Aziz, Moh. Ali. (2004). Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media. (2009). Ilmu Dakwah. edisi
Revisi. Jakarta: Prenada Media.
Enjang dan Aliyudin. (2009). Dasar-dasar Ilmu Dakwah. Bandung: Widya Padjadjaran
Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2012.
Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007.
Suryanto. 2015. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung. CV Pustaka Setia
Romli, Khomsahrial. 2014. Komunikasi Organisasi Lengkap. Jakarta. Grasindo
Rohim, Syaiful. 2016. Teori Komunikasi: Perspektif, Ragam, dan Aplikasi. Jakarta: rineka
citra
Muhammad Amirul Asyraf Bin Amirullah, 140402162 (2018) Sifat dan Kriteria Da’i menurut
Islam. Skripsi thesis, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
SUMBER: PSIKOLOGI DAKWAH/FAIZAH, S.AG., M.A./H. LALU MUCHSIN EFFENDI,
LC., M.A./PERNADAMEDIA GROUP/2006

14

Anda mungkin juga menyukai