Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH LANDASAN DALAM BIMBINGAN KONSELING

Makalah ini diajukan sebagai tugas mata kuliah Bimbingan Konseling Yang
diampu oleh : Siti Mahdzuroh, S.Pd.I, M.Pd

Oleh :
KELOMPOK 1:
1. NUR AFIFAH
2. MUHAMMAD

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-KAMAL SARANG

FAKULTAS TARBIYAH

PROGRAM STUDI MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

2022/2023
2

KATA PENGANTAR

Segala Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Sarang, 08 Februari 2023

Penyusun
3

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................

KATA PENGANTAR...........................................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................4


B. Rumusan masalah.................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................6

A. Bimbingan dan konseling menurut Landasan agama ………………...6


B. Bimbingan dan konseling menurut Landasan filosofi..........................7
C. Bimbingan dan konseling menurut Landasan psikologi………………9
D. Bimbingan dan konseling menurut Landasan sosial-budaya…………13
E. Bimbingan dan konseling menurut Landasan ilmu dan tekhnologi….15

BAB III PENUTUP.........................................................................................18

A. Kesimpulan...........................................................................................18
B. Saran.....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................19
4

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Landasan Dalam Bimbingan Dan Konseling Pada Hakikatnya Merupakan
Faktor-Faktor Yang Harus Diperhatikan Dan Dipertimbangkan Khususnya Oleh
Konselor Selaku Pelaksana Utama Dalam Mengembangkan Layanan Bimbingan
Dan Konseling. Ibarat Sebuah Bangunan, Untuk Dapat Berdiri Tegak Dan Kokoh
Tentu Membutuhkan Pondasi Yang Kuat Dan Tahan Lama. Apabila Bangunan
Tersebut Tidak Memiliki Pondasi Yang Kokoh, Maka Bangunan Itu Akan Mudah
Goyah Atau Bahkan Ambruk. Demikian Pula, Dengan Layanan Bimbingan Dan
Konseling, Apabila Tidak Didasari Oleh Pondasi Atau Landasan Yang Kokoh
Akan Mengakibatkan Kehancuran Terhadap Layanan Bimbingan Dan Konseling
Itu Sendiri Dan Yang Menjadi Taruhannya Adalah Individu Yang Dilayaninya
(Konseli).
Landasan Bimbingan Dan Konseling Meliputi Beberapa Landasan Antara
Lain Yaitu Landasan Filosofis, Landasan Religius, Landasan Psikologis, Landasan
Sosial Budaya, Landasan Ilmiah Dan Teknologis, Dan Pedagogis.
5

B. RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang ingin penulis kupas dalam paper ini adalah

1. Bagaimana Bimbingan dan konseling menurut Landasan agama


2. Bagaimana Bimbingan dan konseling menurut Landasan filosofi
3. Bagaimana Bimbingan dan konseling menurut Landasan psikologi‫ا‬
4. Bagaimana Bimbingan dan konseling menurut Landasan sosial-budaya
5. Bagaimana Bimbingan dan konseling menurut Landasan ilmu dan
tekhnologi

C. Tujuan penulisan
1) Untuk mengetahui Bimbingan dan konseling menurut Landasan agama
2) Untuk mengetahui Bimbingan dan konseling menurut Landasan filosofi
3) Untuk mengetahui Bimbingan dan konseling menurut Landasan psikologi‫ا‬
4) Untuk mengetahui Bimbingan dan konseling menurut Landasan sosial-
budaya
5) Untuk mengetahui Bimbingan dan konseling menurut Landasan ilmu dan
tekhnologi
6

BAB II

PEMBAHASAN

A. BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT LANDASAN AGAMA

Landasan agama membahas tentang kemuliaan manusia sebagaimana


ditunjukkan oleh kaidah-kaidah agama yang harus dikembangkan dan dimuliakan.
Segala tindakan dan kegiatan bimbingan dan konseling selalu diarahkan pada
tujuan pemuliaan kemuliaan manusia. Menurut sifat hakiki manusia adalah makluk
beragama (homo religus), yaitu makluk yang mempunyai fitrah untuk memamhami
dan menerima nilai-nilai kebenaran yang bersumber dari agama, serta sekaligus
menjadikan kebenaran agama sebagai rujukan (referensi) sikap dan perilakunya.
Dapat juga dikatakan bahwa manusia adalah makluk yang memiliki motif
beragama, rasa keagamaan, dan kemampuan untuk memahami serta mengamalkan
nilai-nilai agama.

Dalam landasan religius Bimbingan dan Konseling diperlukan penekanan pada


3 hal pokok, yaitu;

- Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam adalah mahluk tuhan.


- Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan
kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama.
- Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara
optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai
dengan kaidah-kaidah agama untuk membentuk perkembangan dan
pemecahan masalah individu.

1. Manusia sebagai Mahluk Tuhan

Manusia adalah makhluk Tuhan yang memiliki sisi-sisi kemanusiaan. Sisi-sisi


kemanusiaan tersebut tdiak boleh dibiarkan agar tidak mengarah pada hal-hal
negatif. Perlu adanya bimbingan yang akan mengarahkan sisi-sisi kemanusiaan
tersebut pada hal-hal positif.
7

2. Sikap Keberagamaan

Agama yang menyeimbangkan antara kehidupan dunia dan akhirat menjadi isi dari
sikap keberagamaan. Sikap keberagamaan tersebut pertama difokuskan pada agama
itu sendiri, agama harus dipandang sebagai pedoman penting dalam hidup, nilai-
nilainya harus diresapi dan diamalkan. Kedua, menyikapi peningkatan iptek sebagai
upaya lanjut dari penyeimbang kehidupan dunia dan akhirat.

3. PerananAgama

Pemanfaatan unsur-unsur agama hendaknya dilakukan secara wajar, tidak


dipaksakan dan tepat menempatkan klien sebagai seorang yang bebas dan berhak
mengambil keputusan sendiri sehingga agama dapat berperan positif dalam
konseling yang dilakukan agama sebagai pedoman hidup ia memiliki fungsi
memelihara fitrah, memelihara jiwa, memelihara akal dan memelihara keturunan

B. BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT LANDASAN FILOSOFI


Kata Filosofi Atau Filsafat Berasal Dari Bahasa Yunani: Philos Berarti Cinta,
Dan Shopos Berarti Bijaksana. Jadi Filosofis Berarti Kecintaan Terhadap
Kebijaksanaan. Landasan Filosofis Merupakan Landasan Yang Dapat Memberikan
Arahan Dan Pemahaman Khususnya Bagi Konselor Dalam Melaksanakan Setiap
Kegiatan Bimbingan Dan Konseling Yang Lebih Bisa Dipertanggungjawabkan Secara
Logis, Etis Maupun Estetis.

1. Hakikat Manusia

Dari Berbagai Aliran Filsafat Yang Ada, Para Penulis Barat (Victor Frankl,
Patterson, Alblaster & Lukes, Thompson & Rudolph, Dalam Prayitno Dan Erman
Telah Mendeskripsikan Tentang Hakikat Manusia Sebagai Berikut :

- Manusia Adalah Makhluk Rasional Yang Mampu Berfikir Dan


Mempergunakan Ilmu Untuk Meningkatkan Perkembangan Dirinya.
8

- Manusia Dapat Belajar Mengatasi Masalah-Masalah Yang Dihadapinya


Apabila Dia Berusaha Memanfaatkan Kemampuan-Kemampuan Yang Ada
Pada Dirinya.
- Manusia Berusaha Terus-Menerus Memperkembangkan Dan Menjadikan
Dirinya Sendiri Khususnya Melalui Pendidikan.
- Manusia Dilahirkan Dengan Potensi Untuk Menjadi Baik Dan Buruk Dan
Hidup Berarti Upaya Untuk Mewujudkan Kebaikan Dan Menghindarkan
Atau Setidak-Tidaknya Mengontrol Keburukan.
- Manusia Memiliki Dimensi Fisik, Psikologis Dan Spiritual Yang Harus
Dikaji Secara Mendalam.
- Manusia Akan Menjalani Tugas-Tugas Kehidupannya Dan Kebahagiaan
Manusia Terwujud Melalui Pemenuhan Tugas-Tugas Kehidupannya
Sendiri.
- Manusia Adalah Unik Dalam Arti Manusia Itu Mengarahkan Kehidupannya
Sendiri.
- Manusia Adalah Bebas Merdeka Dalam Berbagai Keterbatasannya Untuk
Membuat Pilihan-Pilihan Yang Menyangkut Perikehidupannya Sendiri.
Kebebasan Ini Memungkinkan Manusia Berubah Dan Menentukan Siapa
Sebenarnya Diri Manusia Itu Adan Akan Menjadi Apa Manusia Itu.
- Manusia Pada Hakikatnya Positif, Yang Pada Setiap Saat Dan Dalam
Suasana Apapun, Manusia Berada Dalam Keadaan Terbaik Untuk Menjadi
Sadar Dan Berkemampuan Untuk Melakukan Sesuatu.

2. Tujuan Dan Tugas Kehidupan

Witner Dan Sweeney (Dalam Prayitno Dan Erman Anti, 2002)


Mengemukakan Bahwa Ciri-Ciri Hidup Sehat Ditandai Dengan 5 Kategori,
Yaitu:

- Spiritualitas
9

Agama Sebagai Sumber Inti Dari Hidup Sehat. Agama Sebagai


Sumber Moral, Etika Dan Aturan-Aturan Formal Berfungsi Untuk
Melindungi Dan Melestarikan Kebenaran Dan Kesucian Hidup Manusia.
- Pengaturan Diri
Seseorang Yang Mengamalkan Hidup Sehat Pada Dirinya Terdapat
Ciri-Ciri (1) Rasa Diri Berguna, (2) Pengendalian Diri, (3) Pandangan
Realistik, (4) Spontanitas Dan Kepekaan Emosional, (5) Kemampuan
Rekayasa Intelektual, (6) Pemecahan Masalah, (7) Kreatif, (8) Kemampuan
Berhumor Dan, (9) Kebugaran Jasmani Dan Kebiasaan Hidup Sehat.
- Bekerja
Untuk Memperoleh Keuntungan Ekonomis, Psikologis Dan Sosial
Yang Kesemuanya Itu Akan Menunjang Kehidupan Yang Sehat Bagi Diri
Sendiri Dan Orang Lain.
- Persahabatan
Persahabatan Memberikan 3 Keutamaan Dalam Hidup Yaitu (1)
Dukungan Emosional (2) Dukungan Material, Dan (3) Dukungan Informasi.

- Cinta
Penelitian Flanagan 1978 (Dalam Prayitno Dan Erman Anti,
2004:144) Menemukan Bahwa Pasangan Hidup Suami Istri, Anak Dan
Teman Merupakan Tiga Pilar Utama Bagi Keseluruhan Pencipta
Kebahagiaan Manusia, Baik Laki-Laki Maupun Perempuan.

Paparan Tentang Hakikat, Tujuan Dan Tugas Kehidupan Manusia Diatas


Mempunyai Implikasi Kepada Layanan Bimbingan Dan Konseling.

C. BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT LANDASAN PSIKOLOGI


Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman
bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien). Untuk
kepentingan bimbingan dan konseling, beberapa kajian psikologi yang perlu dikuasai
oleh konselor adalah tentang :
- motif dan motivasi
10

- pembawaan dan lingkungan


- perkembangan individu
- belajar
- kepribadian.

1. Motif dan Motivasi

Motif dan motivasi berkenaan dengan dorongan yang


menggerakkan seseorang berperilaku baik motif primer yaitu motif
yang didasari oleh kebutuhan asli yang dimiliki oleh individu
semenjak dia lahir, seperti : rasa lapar, bernafas dan sejenisnya
maupun motif sekunder yang terbentuk dari hasil belajar, seperti
rekreasi, memperoleh pengetahuan atau keterampilan tertentu dan
sejenisnya. Selanjutnya motif-motif tersebut tersebut diaktifkan dan
digerakkan,– baik dari dalam diri individu (motivasi intrinsik)
maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik), menjadi bentuk
perilaku instrumental atau aktivitas tertentu yang mengarah pada
suatu tujuan.

2. Pembawaandan Lingkungan

Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor


yang membentuk dan mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan
yaitu segala sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil
dari keturunan, yang mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur
otot, warna kulit, golongan darah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri-
kepribadian tertentu. Pembawaan pada dasarnya bersifat potensial
yang perlu dikembangkan dan untuk mengoptimalkan dan
mewujudkannya bergantung pada lingkungan dimana individu itu
berada. Pembawaan dan lingkungan setiap individu akan berbeda-
beda. Ada individu yang memiliki pembawaan yang tinggi dan ada
pula yang sedang atau bahkan rendah. Misalnya dalam kecerdasan,
11

ada yang sangat tinggi (jenius), normal atau bahkan sangat kurang
(debil, embisil atau ideot). Demikian pula dengan lingkungan, ada
individu yang dibesarkan dalam lingkungan yang kondusif dengan
sarana dan prasarana yang memadai, sehingga segenap potensi
bawaan yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal. Namun
ada pula individu yang hidup dan berada dalam lingkungan yang
kurang kondusif dengan sarana dan prasarana yang serba terbatas
sehingga segenap potensi bawaan yang dimilikinya tidak dapat
berkembang dengan baik.dan menjadi tersia-siakan.

3. PerkembanganIndividu

Perkembangan individu berkenaan dengan proses tumbuh


dan berkembangnya individu yang merentang sejak masa konsepsi
(pra natal) hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik
dan psikomotorik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial.
Beberapa teori tentang perkembangan individu yang dapat dijadikan
sebagai rujukan, diantaranya :

- Teori dari McCandless tentang pentingnya dorongan


biologis dan kultural dalam perkembangan individu
- Teori dari Freud tentang dorongan seksual
- Teori dari Erickson tentang perkembangan psiko-sosial
- Teori dari Piaget tentang perkembangan kognitif
- teori dari Kohlberg tentang perkembangan moral
- teori dari Zunker tentang perkembangan karier
- Teori dari Buhler tentang perkembangan social
- Teori dari Havighurst tentang tugas-tugas perkembangan
individu semenjak masa bayi sampai dengan masa
dewasa.
12

Dalam menjalankan tugas-tugasnya, konselor harus


memahami berbagai aspek perkembangan individu yang dilayaninya
sekaligus dapat melihat arah perkembangan individu itu di masa
depan, serta keterkaitannya dengan faktor pembawaan dan
lingkungan.

4. Belajar, Balikan dan Penguatan

Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi. Manusia
belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat mempertahankan
dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia mampu berbudaya dan
mengembangkan harkat kemanusiaannya. Inti perbuatan belajar adalah upaya untuk
menguasai sesuatu yang baru dengan memanfaatkan yang sudah ada pada diri
individu. Penguasaan yang baru itulah tujuan belajar dan pencapaian sesuatu yang
baru itulah tanda-tanda perkembangan, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun
psikomotor/keterampilan. Untuk terjadinya proses belajar diperlukan prasyarat
belajar, baik berupa prasyarat psiko-fisik yang dihasilkan dari kematangan atau pun
hasil belajar sebelumnya.

Untuk memahami tentang hal-hal yang berkaitan dengan belajar terdapat beberapa
teori belajar yang bisa dijadikan rujukan, diantaranya adalah : (1) Teori Belajar
Behaviorisme; (2) Teori Belajar Kognitif atau Teori Pemrosesan Informasi; dan (3)
Teori Belajar Gestalt. Dewasa ini mulai berkembang teori belajar alternatif
konstruktivisme.

5. Kepribadian

Abin Syamsuddin, 2003 (dalam artikel Akhmad Sudrajat, 2008) mengemukakan


tentang aspek-aspek kepribadian, yang mencakup:

1. Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten


tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
13

2. Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi


terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
3. Sikap sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.
4. Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap
rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, sedih,
atau putus asa.
5. Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari
tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko
secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
6. Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan
interpersonal. Seperti: sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan
kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Upaya konselor dalam landasan ini adalah adanya perubahan tingkah laku klien,
baik dalam mengatasi masalahnya ataupun tujuan yang ingin dicapainya dengan
pemahaman tingkah laku yang jadi sasaran pelayanan memiliki latar belakang yang
berbeda. Konselor harus bisa memahami tingkah laku individu, motif dan motifasi,
pembawaan dan lingkungan, perkembangan individu, belajar, balikan dan
penguatan serta keprbadiannya.

D. BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT LANDASAN SOSIAL-BUDAYA


Landasan Sosial Budaya Merupakan Landasan Yang Dapat Memberikan
Pemahaman Kepada Konselor Tentang Dimensi Kesosialan Dan Dimensi Kebudayaan
Sebagai Faktor Yang Mempengaruhi Terhadap Perilaku Individu. Kebudayaan Akan
Bimbingan Timbul Karena Terdapat Faktor Yang Menambah Rumitnya Keadaan
Masyarakat Dimana Individu Itu Hidup. Faktor-Faktor Tersebut Seperti Perubahan
Kontelasi Keuangan, Perkembagan Pendidikan, Dunia-Dunia Kerja, Perkembangan
Komunikasi Dll (Jonh), Pietrofesa Dkk, 1980; M. Surya & Rochman N, 1986; Dan
Rocman N, 1987).

1. Individu Sebagai Produk Lingkungan Sosial Budaya


14

MC Daniel Memandang Setiap Anak, Sejak Lahirnya Harus


Memenuhi Tidak Hanya Tuntutan Biologisnya, Tepapi Juga Tuntutan
Budaya Ditempat Ia Hidup, Tuntutan Budaya Itu Menghendaki Agar Ia
Mengembangkan Tingkah Lakunya Sehingga Sesuai Dengan Pola-Pola
Yang Dapat Diterima Dalam Budaya Tersebut.

Tolbert Memandang Bahwa Organisasi Sosial, Lembaga


Keagamaan, Kemasyarakatan, Pribadi, Dan Keluarga, Politik Dan
Masyarakat Secara Menyeluruh Memberikan Pengaruh Yang Kuat
Terhadap Sikap, Kesempatan Dan Pola Hidup Warganya. Unsur-Unsur
Budaya Yang Ditawarkan Oleh Organisasi Dan Budaya Lembaga-Lembaga
Tersebut Mempengaruhi Apa Yang Dilakukan Dan Dipikirkan Oleh
Individu, Tingkat Pendidikan Yang Ingin Dicapainya, Tujuan-Tujuan Dan
Jenis-Jenis Pekerjaan Yang Dipilihnya, Rekreasinya Dan Kelompok-
Kelompok Yang Dimasukinya.

Bimbingan Konseling Harus Mempertimbangkan Aspek Sosial


Budaya Dalam Pelayanannya Agar Menghasilkan Pelayanan Yang Lebih
Efektif.

2. Bimbingan Dan Konseling Antara Budaya

Menurut Pedersen, Dkk Ada 5 Macam Sumber Hambatan Yang


Mungkin Timbul Dalam Komunikasi Dan Penyesuaian Diri Antarbudaya
Yaitu Sumber-Sumber Berkenaan Dengan Perbedaan Bahasa, Komunikasi
Non-Verbal, Stereotip, Kecenderungan Menilai, Dan Kecemasan.

Perbedaan Dalam Latar Belakang Ras Atau Etnik, Kelas Sosial


Ekonomi Dan Pola Bahasa Menimbulkan Masalah Dalam Hubungan
Konseling.
15

Beberapa Hipotesis Yang Dikemukakan Pedersen Dkk, 1976 (Dalam


Prayitno Dan Erman Amti, 2004;175) Tentang Berbagai Aspek Konseling
Budaya Antara Lain:

- Makin Besar Kesamaan Harapan Tentang Tujuan Konseling Antara Budaya


Pada Diri Konselor Dan Klien Maka Konseling Akan Berhasil
- Makin Besar Kesamaan Pemohonan Tentang Ketergantungan, Komunikasi
Terbuka, Maka Makin Efektif Konseling Tersebut
- Makin Sederhana Harapan Yang Diinginkan Oleh Klien Maka Makin
Berhasil Konseling Tersebut
- Makin Bersifat Personal, Penuh Suasana Emosional Suasana Konseling
Antar Budaya Makin Memudahkan Konselor Memahami Klien.
- Keefektifan Konseling Antara Budaya Tergantung Pada Kesensitifan
Konselor Terhadap Proses Komunikasi
- Keefektifan Konseling Akan Meningkat Jika Ada Latihan Khusus Serta
Pemahaman Terhadap Permasalahan Hidup Yang Sesuai Dengan Budaya
Tersebut.
- Makin Klien (Antarbudaya) Kurang Memahami Proses Konseling, Makin
Perlu Konselor Atau Program Konseling Antarabudaya Memberikan
Pengarahan/Pengganjaran/Latihan Kepada Klien (Antarbudaya) Itu Tentang
Ketrampilan Berkomunikasi, Pengambilan Keputusan Dan Transfer
(Mempergunakan Keterampilan Tertentu Pada Situasi-Situasi Yang
Berbeda).

E. BIMBINGAN DAN KONSELING MENURUT LANDASAN ILMU DAN


TEKHNOLOGI
Layanan Bimbingan Dan Konseling Merupakan Kegiatan Profesional Yang
Memiliki Dasar-Dasar Keilmuan, Baik Yang Menyangkut Teori Maupun Prakteknya.
Pengetahuan Tentang Bimbingan Dan Konseling Disusun Secara Logis Dan Sistematis
Dengan Menggunakan Berbagai Metode, Seperti: Pengamatan, Wawancara, Analisis
Dokumen, Prosedur Tes, Inventory Atau Analisis Laboratoris Yang Dituangkan Dalam
Bentuk Laporan Penelitian, Buku Teks Dan Tulisan-Tulisan Ilmiah Lainnya.
16

Sejak Awal Dicetuskannya Gerakan Bimbingan, Layanan Bimbingan Dan


Konseling Telah Menekankan Pentingnya Logika, Pemikiran, Pertimbangan Dan
Pengolahan Lingkungan Secara Ilmiah (Mcdaniel Dalam Prayitno, 2003).
Bimbingan Dan Konseling Merupakan Ilmu Yang Bersifat “Multireferensial”.
Beberapa Disiplin Ilmu Lain Telah Memberikan Sumbangan Bagi Perkembangan Teori
Dan Praktek Bimbingan Dan Konseling, Seperti : Psikologi, Ilmu Pendidikan, Statistik,
Evaluasi, Biologi, Filsafat, Sosiologi, Antroplogi, Ilmu Ekonomi, Manajemen, Ilmu
Hukum Dan Agama. Beberapa Konsep Dari Disiplin Ilmu Tersebut Telah Diadopsi
Untuk Kepentingan Pengembangan Bimbingan Dan Konseling, Baik Dalam
Pengembangan Teori Maupun Prakteknya. Pengembangan Teori Dan Pendekatan
Bimbingan Dan Konseling Selain Dihasilkan Melalui Pemikiran Kritis Para Ahli, Juga
Dihasilkan Melalui Berbagai Bentuk Penelitian.
Sejalan Dengan Perkembangan Teknologi, Khususnya Teknologi Informasi
Berbasis Komputer, Sejak Tahun 1980-An Peranan Komputer Telah Banyak
Dikembangkan Dalam Bimbingan Dan Konseling. Menurut Gausel (Prayitno, 2003)
Bidang Yang Telah Banyak Memanfaatkan Jasa Komputer Ialah Bimbingan Karier Dan
Bimbingan Dan Konseling Pendidikan. Moh. Surya (2006) Mengemukakan Bahwa
Sejalan Dengan Perkembangan Teknologi Komputer Interaksi Antara Konselor Dengan
Individu Yang Dilayaninya (Klien) Tidak Hanya Dilakukan Melalui Hubungan Tatap
Muka Tetapi Dapat Juga Dilakukan Melalui Hubungan Secara Virtual (Maya) Melalui
Internet, Dalam Bentuk “Cyber Counseling”. Dikemukakan Pula, Bahwa Perkembangan
Dalam Bidang Teknologi Komunikasi Menuntut Kesiapan Dan Adaptasi Konselor Dalam
Penguasaan Teknologi Dalam Melaksanakan Bimbingan Dan Konseling.
Dengan Adanya Landasan Ilmiah Dan Teknologi Ini, Maka Peran Konselor
Didalamnya Mencakup Pula Sebagai Ilmuwan Sebagaimana Dikemukakan Oleh
Mcdaniel (Prayitno, 2003) Bahwa Konselor Adalah Seorang Ilmuwan. Sebagai Ilmuwan,
Konselor Harus Mampu Mengembangkan Pengetahuan Dan Teori Tentang Bimbingan
Dan Konseling, Baik Berdasarkan Hasil Pemikiran Kritisnya Maupun Melalui Berbagai
Bentuk Kegiatan Penelitian.
17

Berkenaan Dengan Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam Konteks Indonesia,


Prayitno (2003) Memperluas Landasan Bimbingan Dan Konseling Dengan
Menambahkan Landasan Paedagogis, Landasan Religius Dan Landasan Yuridis-Formal.
Landasan Paedagogis Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling Ditinjau Dari
Tiga Segi, Yaitu:
- Pendidikan Sebagai Upaya Pengembangan Individu Dan Bimbingan
Merupakan Salah Satu Bentuk Kegiatan Pendidikan
- Pendidikan Sebagai Inti Proses Bimbingan Dan Konseling
- Pendidikan Lebih Lanjut Sebagai Inti Tujuan Layanan Bimbingan Dan
Konseling.
Landasan Religius Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling Ditekankan Pada
Tiga Hal Pokok, Yaitu
- Manusia Sebagai Makhluk Tuhan
- Sikap Yang Mendorong Perkembangan Dari Perikehidupan Manusia
Berjalan Ke Arah Dan Sesuai Dengan Kaidah-Kaidah Agama
- Upaya Yang Memungkinkan Berkembang Dan Dimanfaatkannya Secara
Optimal Suasana Dan Perangkat Budaya (Termasuk Ilmu Pengetahuan Dan
Teknologi) Serta Kemasyarakatan Yang Sesuai Dengan Dan Meneguhkan
Kehidupan Beragama Untuk Membantu Perkembangan Dan Pemecahan
Masalah.

Ditegaskan Pula Oleh Moh. Surya (2006) Bahwa Salah Satu Tren
Bimbingan Dan Konseling Saat Ini Adalah Bimbingan Dan Konseling Spiritual.
Berangkat Dari Kehidupan Modern Dengan Kehebatan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi
Serta Kemajuan Ekonomi Yang Dialami Bangsa-Bangsa Barat Yang Ternyata Telah
Menimbulkan Berbagai Suasana Kehidupan Yang Tidak Memberikan Kebahagiaan
Batiniah Dan Berkembangnya Rasa Kehampaan. Dewasa Ini Sedang Berkembang
Kecenderungan Untuk Menata Kehidupan Yang Berlandaskan Nilai-Nilai Spiritual.
Kondisi Ini Telah Mendorong Kecenderungan Berkembangnya Bimbingan Dan
Konseling Yang Berlandaskan Spiritual Atau Religi.
18

Landasan Yuridis-Formal Berkenaan Dengan Berbagai Peraturan Dan Perundangan


Yang Berlaku Di Indonesia Tentang Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling, Yang
Bersumber Dari Undang-Undang Dasar, Undang – Undang, Peraturan Pemerintah,
Keputusan Menteri Serta Berbagai Aturan Dan Pedoman Lainnya Yang Mengatur
Tentang Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Di Indonesia.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Beberapa teori tentang perkembangan individu yang dapat dijadikan sebagai
rujukan, diantaranya : - Teori dari McCandless tentang pentingnya dorongan
biologis dan kultural dalam perkembangan individu - Teori dari Freud
tentang dorongan seksual - Teori dari Erickson tentang perkembangan psiko-
sosial - Teori dari Piaget tentang perkembangan kognitif - teori dari Kohlberg
tentang perkembangan moral - teori dari Zunker tentang perkembangan
karier -Teori dari Buhler tentang perkembangan social
Landasan Religius Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling Ditekankan
Pada Tiga Hal Pokok, Yaitu - Manusia Sebagai Makhluk Tuhan - Sikap Yang
Mendorong Perkembangan Dari Perikehidupan Manusia Berjalan Ke Arah Dan
Sesuai Dengan Kaidah-Kaidah Agama - Upaya Yang Memungkinkan
Berkembang Dan Dimanfaatkannya Secara Optimal Suasana Dan Perangkat
Budaya (Termasuk Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi) Serta Kemasyarakatan Yang
Sesuai Dengan Dan Meneguhkan Kehidupan Beragama Untuk Membantu
Perkembangan Dan Pemecahan Masalah.
Landasan Yuridis-Formal Berkenaan Dengan Berbagai Peraturan Dan
Perundangan Yang Berlaku Di Indonesia Tentang Penyelenggaraan Bimbingan Dan
Konseling, Yang Bersumber Dari Undang-Undang Dasar, Undang – Undang,
19

Peraturan Pemerintah, Keputusan Menteri Serta Berbagai Aturan Dan Pedoman


Lainnya Yang Mengatur Tentang Penyelenggaraan Bimbingan Dan Konseling Di
Indonesia.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan. Dalam penulisan makalah
ini kami menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan, maka dari itu
kami mohon kritik dan saran serta masukan-masukan yang bersifat membangun
dari semua pihak demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Prayitno Dan Erman Anti dkk2002 .bimbingan dan konsering.pustaka insan


madani, sleman
Pietrofesa Dkk. bimbingan dan konsering :akbar media eka sarana,1980

M. Surya & Rochman N, 1986; Dan Rocman N, bimbingan dan konsering


1987). .

Anda mungkin juga menyukai