Lokal :
Dosen Pengampu :
KUALA KAPUAS
2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya kepada kami, memungkinkan kami
menyelesaikan tugas makalah ini dalam rangka memenuhi persyaratan mata kuliah
Bimbingan dan Konseling. Makalah ini kami susun dengan tujuan agar pembaca
dapat memperluas pengetahuan dan meningkatkan pemahaman tentang "Dasar-
dasar Bimbingan dan Konseling." Kami juga ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua individu dan pihak yang telah memberikan bantuan dalam proses
penyusunan makalah ini, sehingga kami dapat menyelesaikannya tepat waktu.
Kami sangat terbuka terhadap kritik dan saran yang membangun, dengan rendah
hati kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Kami
percaya bahwa kesempurnaan sejati hanya berasal dari Allah SWT. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kami dan masyarakat pada umumnya.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ......................................................................... 9
B. Saran .................................................................................. 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal serupa berlaku dalam layanan bimbingan dan konseling, di mana kurangnya
pondasi atau dasar yang kokoh dapat mengakibatkan kerusakan pada layanan
tersebut, dengan dampak yang signifikan pada individu yang menerima layanan
(klien).
Secara umum, berdasarkan hasil studi dari berbagai sumber, terdapat enam
aspek utama yang menjadi dasar pengembangan layanan bimbingan dan konseling.
Aspek pertama adalah aspek filosofis, yang mencakup nilai-nilai dan prinsip-
prinsip yang mendasari praktik bimbingan dan konseling. Aspek kedua adalah
aspek religius, yang mengacu pada nilai-nilai agama dan keyakinan yang dapat
memengaruhi pendekatan dalam memberikan layanan. Aspek ketiga adalah aspek
psikologis, yang mencakup pemahaman tentang proses psikologis individu dan
perilaku manusia. Aspek keempat adalah aspek sosial budaya, yang
mempertimbangkan pengaruh budaya dan masyarakat dalam konteks bimbingan
dan konseling. Aspek kelima adalah aspek ilmiah dan teknologis, yang mencakup
penggunaan pengetahuan ilmiah dan teknologi terbaru dalam layanan. Terakhir,
aspek keenam adalah aspek pedagogis, yang mengacu pada metode dan pendekatan
dalam proses pembelajaran klien.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Landasan Filosofis?
2. Apa pengertian dari Landasan Religius?
3. Apa pengertian dari Landasan Psikologis?
4. Apa pengertian dari Landasan Sosial Budaya?
5. Apa pengertian dari Landasan Ilmiah dan Teknologi?
6. Apa pengertian dari Landasan Pedagogis?
C. Tujuan
1. Menjelaskan tentang Landasan Filosofis.
2. Menjelaskan tentang Landasan Religius.
3. Menjelaskan tentang Landasan Psikologis.
4. Menjelaskan tentang Landasan Sosial Budaya.
5. Menjelaskan tentang Landasan Ilmiah dan Teknologi.
6. Menjelaskan tentang Landasan Pedagogis.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASAN FILOSOFIS
Kata filosofis atau filsafat berasal dari bahasa Yunani: Philos berarti cinta dan
sophos berarti bijaksana, jadi filosofis berarti kecintaan terhadap kebijaksanaan.
Secara pribadi mengartikan filsafat sebagai suatu “usaha manusia untuk
memperoleh pandangan atau konsepsi tentang segala yang ada, dan apa makna
hidup manusia dialam semesta ini”.1
Selain itu manusia juga disebut makhluk, ditinjau dari Islam pengertian
makhluk ini memberikan pemahaman bahwa ia terikat pada Khaliknya atau
Penciptanya, yaitu keterikatan sebagaimana menjadi dasar penciptaan manusia itu
sendiri. Manusia juga makhluk yang tertinggi dan termulia derajatnya dan paling
indah di antara segenap makhluk ciptaan Sang Pencipta. Maka dari itu manusia
bisa dijadikan pemimpin bagi makhluk lainnya. Apabila manusia memiliki
ketidaksempurnaan dan kelemahan maka akan terjadi pembalikan dari yang
tertinggi derajatnya menjadi yang terendah derajatnya.2
B. LANDASAN RELIGIUS
a. Manusia sebagai Makhluk Allah
Manusia, dalam keyakinan kita, adalah ciptaan Allah yang unik, dilengkapi
dengan berbagai sisi kemanusiaan. Namun, sangat penting untuk tidak
mengabaikan sisi-sisi ini agar tidak mengarah pada dampak negatif. Oleh karena
1
Syamsul Yusuf dan A. Juntika Narihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung:
Remaja Rosdakarnya, 2006), hal. 106.
2
Sutirna, Bimbingan dan Konseling Pendidikan Formal, Nonformal dan Informal. (Yogyakarta:
CV.Andi Offset, 2013), hal. 36-38.
3
itu, perlu adanya bimbingan yang bijaksana untuk mengarahkan sisi-sisi
kemanusiaan ini ke hal-hal yang positif dalam kehidupan.
b. Sikap Keberagamaan
c. Peran Agama
1) Memelihara fitrah
2) Memelihara jiwa
3) Memelihara akal
4) Memelihara keturunan
Kita dapat mengidentifikasi beberapa aspek yang terkait dengan agama kita,
yaitu Islam. Ini mencakup keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam semesta
adalah ciptaan Allah, serta bagaimana Islam mengajarkan prinsip-prinsip yang
harus diikuti dalam interaksi sosial dan kehidupan sehari-hari kita.3
C. LANDASAN PSIKOLOGIS
3
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Rineka Cipta,
2004), hal. 135-180.
4
hingga perilaku yang berada di luar batas norma agama. Oleh karena itu, penting
untuk menghubungkan pemahaman ini dengan norma-norma yang sesuai dengan
ajaran Islam. Ketika seorang klien menunjukkan perilaku yang tidak sesuai dengan
norma, langkah yang diperlukan adalah memberikan pemahaman mengenai akhlak
yang dianjurkan oleh Allah atau sebaliknya. Tujuannya adalah agar klien dapat
membuat keputusan sendiri dan memahami langkah yang harus diambil untuk masa
depan. Penting untuk diingat bahwa bidang bimbingan dan konseling berkaitan erat
dengan perubahan atau pengembangan perilaku klien yang diperlukan untuk
mengatasi masalah yang dihadapinya.4
Peserta didik, sebagai individu yang dinamis dan selalu berada dalam proses
perkembangan, memiliki kebutuhan dan dinamika unik dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Mereka juga sering mengalami perubahan dalam sikap dan perilaku
mereka seiring waktu. Proses perkembangan ini tidak selalu berjalan secara linear
sesuai dengan norma yang diharapkan atau arah yang diinginkan. Sebaliknya,
perkembangan individu bersifat fluktuatif, dan dalam beberapa kasus, bisa
mengalami stagnasi atau bahkan ketidaklanjutan perkembangan. Ini menunjukkan
kompleksitas dalam memahami dan mendukung perkembangan peserta didik dalam
konteks pendidikan.
4
Ibid., hal. 170
5
mengharuskan individu untuk mengembangkan perilaku yang sesuai dengan
norma-norma yang berlaku dalam budaya tempat mereka tinggal.5
Pendapat Tolbert menekankan bahwa berbagai aspek sosial dan budaya, seperti
organisasi sosial, lembaga keagamaan, kelompok masyarakat, pribadi, keluarga,
politik, dan masyarakat secara keseluruhan, memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap sikap, peluang, dan gaya hidup individu. Faktor-faktor budaya yang
diperkenalkan oleh organisasi dan lembaga-lembaga ini memengaruhi keputusan
dan tindakan individu, termasuk tingkat pendidikan yang mereka harapkan, tujuan
karier, kegiatan rekreasi, dan kelompok sosial yang mereka ikuti.6
5
Ibid.
6
Ibid.
6
hidup atau laporan perkembangan), penelitian teks, buku teks, dan literatur ilmiah
lainnya digunakan sebagai wujud dari landasan keilmuan bimbingan dan konseling.
F. LANDASAN PEDAGOGIS
7
Abu Bakar M. Luddin, Dasar-dasar Konseling: Tinjauan Teori dan Praktek, (Bandung:
Citapustaka Media Peirntis, 2010), hal. 29.
7
keterampilan yang berguna bagi diri mereka sendiri, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Terakhir, pendidikan lebih lanjut juga menjadi tujuan inti dalam bimbingan dan
konseling. Selain memperkuat tujuan-tujuan pendidikan, bimbingan dan konseling
juga mendukung proses pendidikan secara keseluruhan. Program-program
bimbingan dan konseling mencakup berbagai aspek perkembangan individu,
terutama yang berkaitan dengan kematangan dalam karier, kematangan pribadi dan
emosional, serta kematangan sosial. Semua ini relevan untuk peserta didik di
tingkat pendidikan dasar dan menengah. Hasil dari bimbingan dan konseling di
berbagai bidang ini memberikan kontribusi positif terhadap kesuksesan proses
pendidikan secara keseluruhan. Sebagai bagian integral dari pendidikan, bimbingan
dan konseling memiliki peran yang penting dalam mencapai kesuksesan pendidikan
di sekolah.8
8
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2013), hal. 11.
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
➢ Landasan filosofis, dalam landasan ini manusia merupakan makhluk
tersebut telah belajar dari apa yang telah dilihat dan didengarnya.
➢ Landasan psikologis, Dalam konteks ini, kita melihat bahwa perilaku klien
bisa berkisar dari yang sesuai dengan norma hingga perilaku yang berada di
luar batas norma agama. Oleh karena itu, penting untuk menghubungkan
9
memengaruhi keputusan dan tindakan individu, termasuk tingkat
bimbingan dan konseling dapat dimulai dari pemikiran dan refleksi, tetapi
menjadi lebih lengkap dan teruji saat juga memperhitungkan hasil penelitian
efektivitas dalam praktik bimbingan dan konseling. Oleh karena itu, layanan
dan keberagamaannya.
B. Saran
yang dapat memberikan manfaat bagi kehidupan. Dengan adanya makalah ini
10
Dengan keterbatasan pemikiran dan sumber materi yang menjadi acuan dalam
pembuatan makalah ini maka kami harapkan kritik dan saran yang bersifat
11
DAFTAR PUSTAKA
Prayitno dan Erman Amti. (2004). Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta
: PT Rineka Cipta.
12