Anda di halaman 1dari 19

AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL DALAM KEHIDUPAN

DOSEN PENGAMPU: NUR KHOLIS, M. Pd

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 2

AMALLYA KARTIKA P032315401003

DAVINA RAHMADINI P032315401009

DEA ANZELIKA P032315401010

KANAYA ANANTA P032315401021

POLTEKKES KEMENKES RIAU


JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan
penyusunan makalah pendidikan agama islam dengan judul " agama sebagai
sumber moral " tepat pada waktunya. Dan juga kami berterima kasih pada bapak
NUR KHOLIS, M. Pd selaku Dosen mata kuliah agama yang telah memberikan
tugas ini kepada kami.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Oleh karena itu, dengan lapang dada kami membuka selebar-lebarnya pintu bagi
para pembaca yang ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah
ini.

Pekanbaru, 21 Januari 2024

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan masalah .................................................................. 2
C. Tujuan penelitian ................................................................... 2
D. Manfaat penelitian ................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN......................................................................... 3
A. Defenisi agama dalam kehidupan .......................................... 3
B. Pengertian moral .................................................................... 4
C. Moral dalam perspektif agama Kristen................................... 7
E. Agama sebagai sumber moral................................................. 9
BAB III PENUTUP ................................................................................. 13
A. Kesimpulan ............................................................................ 13
B. Saran ...................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Agama berperan penting dalm kehidupan umat manusia. Agama menjadi


pemandu dalam mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan
bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan manusia
maka internalisasi nila-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah
keniscayaan yang ditempuh melalui pendidikan, baik pendidikan di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Pendidikan agama dimaksudkan untuk
peningkatan potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia. Akhlak mulia
menyangkut etika, budi pekerti, dan moral sebagai manifestasi dari pendidikan
agama. Agama sebagai alat untuk membawa kedamaian dan kepuasan jiwa dengan
keyakinan tertentu. Agama menunjukkan bahwa kebahagiaan yang ingin dicapai
dengan menjalankan syariat agama, itu hanya dapat terlaksana dengan akhlak yang
baik.

Terutama dalam ajaran agama islam, agama islam merupakan suatu agama
yang santun karena dalam islam menjunjung tinggi pentingnya etika moral dan
akhlak. Moral yang sempurna itu, jika dapat memahami agama islam tersebut.
Sedangkan akhlak merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia,
karena mencakup segala tingkah laku, tabi’at, dan karakter manusia yang baik
maupun yang buruk dalam hubungannya dengan Sang Khaliq atau sesama
makhluk. Tanpa adanya moral dan akhlak mulia manusia tidak dapat hidup dengan
damai.

Pada makalah ini, kami akan membahas tentang pemahaman agama sebagai
moral dalam kehidupan.

1
2
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi agama dalam kehidupan ?

2. Apa pengertian moral ?

3. Apa pengertian moral menurut perspektif agama Kristen?

4. Apa pengertian agama sebagai sumber moral ?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui agama dalam kehidupan.

2. Untuk mengetahui pengertian moral

3. Untuk mengetahui agama sebagai sumber moral.

D. MANFAAT PENULISAN

Dengan membaca semua rangkaian yang telah kami kerjakan dalam


Makalah ini, kami dapat mengambil manfaatnya, antara lain :

1. Kita dapat memahami tentang agama sebagai sumber moral dalam kehidupan.

3
BAB II

PEMBAHASAN AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL DAN AKHLAK


DALAM KEHIDUPAN

A. DEFINISI AGAMA DALAM KEHIDUPAN

Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem yang


mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang
Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan
manusia serta lingkungannya.

Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama yang berarti "tradisi".
Sedangkan kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal
dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti
"mengikat kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya
kepadaTuhan.

Émile Durkheim mengatakan bahwa agama adalah suatu sistem yang


terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan dengan hal
yang suci. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus
meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, mencapai rohani yang
sempurna kesuciannya

Definisi tentang agama dipilih yang sederhana dan meliputi. Artinya


definisi ini diharapkan tidak terlalu sempit atau terlalu longgar tetapi dapat
dikenakan kepada agama-agama yang selama ini dikenal melalui penyebutan
nama-nama agama itu. Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting
yang mengatur kehidupan rohani manusia. Untuk itu terhadap apa yang dikenal
sebagai agama-agama itu perlu dicari titik persamaannya dan titik perbedaannya.

4
Manusia memiliki kemampuan terbatas, kesadaran dan pengakuan akan
keterbatasannnya menjadikan keyakinan bahwa ada sesuatu yang luar biasa diluar
dirinya. Sesuatu yang luar biasa itu tentu berasal dari sumber yang luar biasa juga.
Dan sumber yang luar biasa itu ada bermacam-macam sesuai dengan bahasa
manusianya sendiri. Misal Tuhan, Dewa, God,Syang-ti, Kami-Sama dan lain-lain
atau hanya menyebut sifat-Nya saja seperti Yang Maha Kuasa, Ingkang Murbeng
Dumadi, De Weldadige, dan lain-lain.

Keyakinan ini membawa manusia untuk mencari kedekatan diri kepada


Tuhan dengan cara menghambakan diri, yaitu: menerima segala kepastian yang
menimpa diri dan sekitarnya dan yakin berasal dari Tuhan menaati segenap
ketetapan, aturan, hukum dll yang diyakini berasal dari Tuhan.

Dengan demikian diperoleh keterangan yang jelas, bahwa agama itu


penghambaan manusia kepada Tuhannya. Dalam pengertian agama terdapat 3
unsur, ialah manusia, penghambaan dan Tuhan. Maka suatu paham atau ajaran
yang mengandung ketiga unsur pokok pengertian tersebut dapat disebut agama.

B. PENGERTIAN MORAL

1. Moral berasal dari kata bahasa Latin mores yang berarti adat kebiasaan.Kata
mores ini mempunyai sinonim mos,moris,manner mores atau manners,moral.

Dalam bahasa Indonesia,kata moral berarti akhlak (bahasa Arab)atau


kesusilaan yang mengandung makna tata tertib batin atau tata tertib hati nurani
yang menjadi pembimbing tingkah laku batin dalam hidup.Kata moral ini
dalam bahasa Yunani sama dengan ethos yang menjadi etika. Secara etimologis
,etika adalah ajaran tentang baik buruk, yang diterima masyarakat umum
tentang sikap,perbuatan,kewajiban,dan sebagainya.

Moral secara ekplisit adalah hal-hal yang berhubungan dengan proses


sosialisasi individu tanpa moral manusia tidak bisa melakukan proses
sosialisasi. Moral dalam zaman sekarang mempunyai nilai implisit karena
banyak orang yang mempunyai moral atau sikap amoral itu dari sudut pandang

5
yang sempit. Moral itu sifat dasar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan
manusia harus mempunyai moral jika ia ingin dihormati oleh sesamanya. Moral
adalah nilai ke-absolutan dalam kehidupan bermasyarakat secara utuh.
Penilaian terhadap moral diukur dari kebudayaan masyarakat setempat.

Moral adalah perbuatan/tingkah laku/ucapan seseorang dalam ber


interaksi dengan manusia. apabila yang dilakukan seseorang itu sesuai dengan
nilai rasa yang berlaku di masyarakat tersebut dan dapat diterima serta
menyenangkan lingkungan masyarakatnya, maka orang itu dinilai mempunyai
moral yang baik, begitu juga sebaliknya.Moral adalah produk dari budaya dan
Agama. Jadi moral adalah tata aturan norma-norma yang bersifat abstrak yang
mengatur kehidupan manusia untuk melakukan perbuatan tertentu dan sebagai
pengendali yang mengatur manusia untuk menjadi manusia yang baik.

2. Akhlak adalah tingkah laku, gambaran tentang perilaku yang seyogyanya


dimiliki seseorang muslim dalam rangka berhubungan dengan Allah,
sesama manusia, dan alam. akhlak menurut bahasa berarti tingkah laku
perangai atau tabiat. Akhlak menurut istilah adalah pengetahuan yang
menjelaskan tentang baik dan buruk. Sedangkan menurut Imam Ghazali akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan
dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pertimbangan dan pemikiran.

3. Nilai merupakan suatu bobot/kualitas perbuatan kebaikan yang terdapat dalam


berbagai hal yang dianggap sebagai sesuatu yang berharga, berguna, dan
memiliki manfaat.

4. Norma berasal dari bahasa belanda norm, yang berarti pokok kaidah, patokan,
atau pedoman. Norma adalah bentuk nyata dari nila-nilai sosial di dalam
masyarakat yang berbudaya, memiliki aturan-aturan, dan kaidah-kaidah, baik
yang tertulis maupun tidak. Norma memungkinkan seseorang untuk
menentukan terlebih dahulu bagaimana tindakannya itu akan dinilai oleh orang
lain, norma juga merupakan kriteria bagi orang lain untuk mendukung atau
menolak perilaku seseorang.

6
5. Susila dan Budi Pekerti

Secara terminology, susila adalah aturan-aturan hidup yang baik. Orang


yang susila adalah orang yang berkelakuan baik, sedangkan orang yang a susila
adalah orang yang berkelakuan buruk. Susila biasanya bersumber pada adat
yang berkembang di masyarakat setempat tentang suatu perbuatan itu tabu atau
tidak tabu, layak atau tidak layak. Dengan demikian susila menunjuk pada arti
perilaku baik yang dilakukan seseorang.

Budi secara istilah adalah yang ada pada manusia yang berhubungan
dengan kesadaran yang didorong oleh akal. Sementara pekerti adalaha apa yang
terlihat pada manusia karena didorong oleh perasaan. Budi pekerti adalah
perbuatan dari hasil akal dan rasa yang berwujud pada karsa dan tingkah laku
manusia.

6. Etika

Secara istilah etika adalah ilmu yang membicarakan tentang tingkah


laku manusia. Sebagian ahli yang lain mengemukakan definisi etika sebagai
teori tentang laku perbuatan manusia dipandang dari segi nilai baik dan buruk
sejauh yang dapat ditentukan akal. Hanya saja ilmu akhlak atau etika Islam
tidak hanya bersumber pada akal, melainkan pula yang terpenting adalah Al-
Qur’an dan Hadits.

7. Hubungan Moral, Susila, Budi Pekerti, Akhlak, dan Etika

Etika (ilmu akhlak) bersifat teoritis sementara moral, susila, akhlak


lebih bersifat praktis. Artinya moral itu berbicara soal mana yang baik dan
mana yang buruk, susila berbicara mana yang tabu dan mana yang tidak tabu,
akhlak berbicara soal baik buruk, benar salah, layak atau tidak layak. Sementara
etika lebih berbicara kenapa perbuatan itu dikatakan baik atau kenapa perbuatan
itu buruk. Etika menyelidiki, memikirkan, dan mempertimbangkan tentang

7
yang baik dan buruk, moral menyatakan ukuran yang baik tentang tindakan itu
dalam kesatuan sosial tertentu. Moral itu hasil dari penelitian etika.

Akhlak karena bersumber pada wahyu maka ia tidak bisa berubah.


Meskipun akhlak dalam Islam bersumber kepada Al-Qur’an dan Sunnah
sementara etika, moral, dll. bersumber pada akal atau budaya setempat, tetap
saja bahwa semuanya mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Dalam hal ini
akhlak Islam sangat membutuhkan terhadap etika, moral, dan susila karena
Islam mempunyai penghormatan yang besar terhadap penggunaan akal dalam
menjabarkan ajaran-ajaran Islam, dan Islam sangat menghargai budaya suatu
masyarakat.

Kalaupun adat local menyimpang, Islam mengajarkan kepada umatnya agar


mengubahnya tidak sekaligus melainkan secara bertahap.

C. MORAL DALAM PERSPEKTIF AGAMA KRISTEN

Moral dalam perspektif Kristen adalah moralitas hidup mengikuti Yesus


dan meniru cara-Nya. Yesus adalah pemenuh seluruh hukum, bahkan Dialah.
Moralitas Kristen berasal dari perbuatan baik dan berasal dari Alkitab. Berikut
adalah beberapa aspek moral dalam perspektif Kristen:

 Kasih : Kasih adalah dasar moralitas Kristen, yang berasal dari Alkitab.
Kasih dalam metode situasional dapat ‘berpikir’, lemah, dan tak berdaya
 Kasih dan Kesan : Kasih dan Keterikatan adalah dua aspek yang berbeda
dalam moralitas Kristen. Kasih dapat menjadi alasan untuk melakukan
tindakan yang tidak sesuai dengan hukum, namun itu tidak berarti kasih
tidak memiliki nilai Kristen
 Alkitab : Alkitab menunjukkan bahwa Allah mengharapkan tindakan nyata
dari manusia ciptaan-Nya. Moralitas Kristen harus didasarkan pada Alkitab
 Karakter : Karakter adalah aspek moral dalam perspektif Kristen, yang
berkaitan dengan moral, akhlak, budi pekerti, dan susila.
 Pendekatan personal : Dalam teologi moral, karena adanya hubungan antar
manusia maka melalui metode pendekatan personal. Hubungan pribadi

8
harus berawal dari dan berlabuh pada hubungan manusia dengan Allah
dalam Yesus Keberadaan

 Norma moral : Norma moral adalah terkait dengan ciri normatif Kitab Suci
bagi moralitas Kristiani, hubungan dan tegangan antara imam dan
moralitas, pilihan dasar tindakan manusia dalam proses untuk menentukan
sebuah pilihan dasar.

Dalam agama Kristen, moral kita di tempa dengan berbagai firman dan
hukum yang sudah di tuliskan didalam firman Tuhan. Dengan firmannya Tuhan
mengajarkan tentang bagaimana jalan hidup yang benar dan bagaimana cara
mendapatkan jalan keselamatan. Dengan bermoral dan memiliki moral yang baik
kita akan mejalankan setiap hukum Tuhan yang ada dengan penuh rasa tanggung
jawab, dan itu menjadi salah satu jalan mendapatkan keselamatan.

Oleh iman kepada Tuhan dan mengarahkan hati serta pandangan kita
kepada Tuhan kita dengan sendirinya akan membangun moral yang baik didalam
hidup kita. Akan tetapi cobaan akan selalu menghampiri setiap manusia, untuk
mencobai iman kita.

Secara tidak langsung setiap cobaan yang ada selain menguji iman kita hal
tersebutpun akan mencobai pertumbuhan moral kita. Maka dengan iman yang baik,
moral yang kita miliki akan tetap terjaga dan tetap bertumbuh terutama didalam
Tuhan. Selain itu dengan iman yang baik, moral kita yang ada tetap terjaga dari
cobaan yang datang baik dari keluarga, lingkungan, dan lain-lain seperti yang tadi
sudah kita baca. Dengan iman yang ada manusia harus belajar untuk
menumbuhkan moralnya.

Dalam firmannya, Tuhan selalu mengajarkan tentang bagaimana agar kita


tetap memiliki moral yang baik. Salah satunya dengan menjalankan 10 hukum
Tuhan. Pada hukum yang ke-5 sampai dengan yang ke-10 Tuhan menekankan agar
kita menjaga moral kita dari cobaan seperti yang ada tertulis :

9
 Hormatilah Ayah dan Ibumu.
 Jangan membunuh.
 Jangan berzinah.
 Jangan mencuri
 Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.

D. AGAMA SEBAGAI SUMBER MORAL

Agama dalam bahasa Indonesia, religion dalam bahasa Inggris, dan di


dalam bahasa Arab merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara
peribadatan hubungan manusia dengan Sang Mutlak, hubungan manusia dengan
manusia, dan hubungan manusia dengan alam lainnya yang sesuai dengan
kepercayaan tersebut.

Dalam studi agama, para ahli agama mengklasifikasikan agama ke dalam


berbagai kategori. Menurut al-Maqdoosi agama diklasifikasikan menjadi 3
kategori:

1). agama wahyu dan non-wahyu

2). agama misionaris dan non-misionaris, dan

3). agama lokal dan universal. Berdasarkan klasifikasi manapun diyakini bahwa
agama memiliki peranan yang signifikan bagi kehidupan manusia karena di
dalamnya terdapat seperangkat nilai yang menjadi pedoman dan pegangan
manusia. Salah satunya adalah dalam hal moral.

Moral adalah sesuatu yang berkenaan dengan baik dan buruk. Tak jauh
berbeda dengan moral hanya lebih spesifik adalah budi pekerti. Akhlak adalah
perilaku yang dilakukan tanpa banyak pertimbangan tentang baik dan buruk.
Adapun etika atau ilmu akhlak kajian sistematis tentang baik dan buruk. Bisa juga
dikatakan bahwa etika adalah ilmu tentang moral. Hanya saja perbedaan antara
etika dan ilmu akhlak (etika Islam) bahwa yang pertama hanya mendasarkan pada
akal, sedangkan yang disebut terakhir mendasarkan pada wahyu, akal hanya
membantu terutama dalam hal perumusan.

10
Di tengah krisis moral manusia modern (seperti dislokasi, disorientasi)
akibat menjadikan akal sebagai satu-satunya sumber moral, agama bisa berperan
lebih aktif dalam menyelamatkan manusia modern dari krisis tersebut. Agama
dengan seperangkat moralnya yang absolut bisa memberikan pedoman yang jelas
dan tujuan yang luhur untuk membimbing manusia ke arah kehidupan yang lebih
baik.

Hubungan Agama dan Moral

Berbicara tentang moral asosiasinya akan tertuju pada penentuan baik dan
buruk sesuatu. Dengan rasio atau tradisi dapat juga dengan lainnya seseorang dapat
menentukan baik atau buruk.

Aliran rasionalisme berpendapat bahwa rasiolah yang menjadi sumber


moral bukanlah yang lain. Yang menentukan baik dan buruknya sesuatu adalah
akal dan pikiran manusia semata.

Aliran hedonisme berpendapat bahwa sumber kebaikan dan keburukan


adalah kebahagiaan. Sesuatu dikatakan baik jika mendatangkan kebahagiaan dan
sebaliknya sesuatu dikatakan buruk jika mendartangkan keburukan. Kebahagiian
yang dimaksud adalaj kebahagiaan individu aliran ini disebut egoistik hednisme,
aliran ini antara lain digagas oleh Epicurus (341-270).

Adalagi aliran hedoisme universal yang berpandangan bahwa kebaikan dan


keburukan diukur oleh kebahagiaan. Aliran ini digagas oleh John Stuart Mill
(1806-1873). Ia mengatakan ebaikan tertinggi (summmun bonum), adalah utility is
happiness for the greates number of sentimen being (kebahagiaan untuk jumlah
kebanyakan manusia yang sebesar-besarnya).

Aliran tradisionalisme berpendapat bahwa sumber kebaikan atau keburukan


adalah tradisi atau adat istiadat. Karena peradaban Barat mengalami trauma historis
berkenaan dengan agama, maka peradaban Barat berusaha menyingkirkan agama
dalam kehidupan mereka. Agama tidakhanya sekedar ritual peribadatan semata-

11
mata, diluar itu agama tidak berperan apa-apa. Sumber utama moral adalah akal
dengan variasi yang berbeda satu sama lain, karena akal manusia terbatas dan
relatif manusia moderen kehilangan pegangan mutalk. Dalam kondisi demikian, ia
mengalami risis moral yang dalam bentuknya ekstrim berakhir dengan bunuh diri.
Dalam hubungannya dengan ini Muhammad Qhutb menulis, janganlah mudah kita
ditipu oleh gagasan yang canggih dan tidak tahu persoalan sebenarnya, sebab
sepanjang moral telah diputuskan ikatannya dengan akidah terhadap Allah, maka
tidak akan kokoh (kuat) berpijak dimuka bumi ini serta memiliki tempat
bergantung terhadap akibat-akibat yang mengiringinya.

Atas dasar itulah, maka agama memiliki peranan penting usaha dalam
mengahpus krisis moral tersebut dengan menjadikan agama sebagai sumber moral.
Allah SWT telah memberikan agama sebagi pedoman dalam menjalani kehidupan
didunia ini agar mendapat kebahagiaan sejati, salah satunya adalah pedoman moral.
Melalui kitab suci dan para rosul, Allah telah mejelaskan prinsip-prinsip moral
yang harus dijadian pedoman oleh umat manusia. Dalam konteks islam sumber
moral itu adalah Al-Quran dan Hadist.

Mukti Ali mantan mentri agam pernah menyatakan, ‘agama menurut kami antar
lain memberi petunjuk bagaimana moral itu harus dijalankan, agamalah yang
memberikan hukum-hukum moral. Dan karenanya agamalah sanksi terakhir bagi
semua tindakan moral, sanksi agamalah yang membantu dan mempertahankan cita-
cita etik.’

Hamka menyatakan bahwa ‘agama ibarat tali kekang, yaitu tali kekang dari
penguburan pikiran (yang liar / binar), tali kekang dari penguburan hawa nafsu
(yang angkara murka), tali kekang daripada ucapan dan perilaku (yang keji).

Menurut kesimpulan A.H. Muhaimin dalam bukunya Cakrawala Kuliah


Agama bahwa ada beberapa hal yang patut dihayati dan penting dari agama, yaitu:

a. Agama itu mendidik manusia menjadi tenteram, damai, tabah, dan tawakal

12
b. Agama itu dapat membentuk dan mencetak manusia menjadi: berani berjuang

menegakkan kebenaran dan keadilan, sabar, dan takut berbuat dosa

c. Agama memberi sugesti kepada manusia agar dalam jiwanya tumbuh sifat-

sifat mulia dan terpuji, toleransi, dan manusiawi.

Dengan demikian peran agama sangat penting dalam kehidupan manusia,


salah satunya, sebagai sumber akhlak. Agama yang diyakini sebagai wahyu dari
Tuhan sangat efektif dan memiliki daya tahan yang kuat dalam mengarahkan
manusia agar tidak melakukan tindakan anmoral.

13
BAB III

PENUTUP

Adapun sebagai penutup dari makalah ini , kami dapat menarik kesimpulan
dan saran sebagai berikut:

A. KESIMPULAN

1. Bahwa pada hakekatnya agama terutama islam merupakan sumber moral utama
dalam kehidupan bermasyarakat karena di dalam agama di ajarkan mana akhlak
yang baik dan mana akhlak yang buruk dan apa yang dilarang dan apa yang
diperbolehkan.
2. Dalam pembangunan suatu peradaban pembangunan moral sangatlah mutlak
karena suatu pembangunan tanpa moral yang kuat akan hanya membawa
pembangunan itu kepada suatu kehancuran.
3. Manusia harus memiliki moral dan akhlak yang baik karena tanpa moral dan
akhlak yang baik manusia itu akan hancur dan hanya menjadi pengikut dari
paham-paham yang menyimpang di dunia ini.
4. Dalam agama islam ajaran tentang moral dan akhlak telah menjadi inti dari
penyebaran agama islam.
5. Dalam agama Kristen, moral kita di tempa dengan berbagai firman dan hukum
yang sudah di tuliskan didalam firman Tuhan. Dengan firmannya Tuhan
mengajarkan tentang bagaimana jalan hidup yang benar dan bagaimana cara
mendapatkan jalan keselamatan.

B. SARAN

1. Moral dan akhlak mulia hendaknya tidak hanya dipelajari saja, namun
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

14
2. Dalam pembahasan moral dan agama sebagai sumber moral hendaknya
dibahas secara tuntas namun mudah dijangkau dalam pemikiran sehingga tidak
tumbuh tindakan-tindakan yang tidak benar mengatasnamakan moral.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Amin, Etika (Akhlak), Bulan Bintang, Jakarta, 1993

Amir Dain Indra Kusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya,
1973

Tampubulon Simon Mangatur, Asal Usul Moralitas Kristen, Binus Higher


Education, Jakarta, 2022

http://agama.kompasiana.com/2010/08/16/agama-adalah-akhlak-mulia/

http://id.wikipedia.org/wiki/Agama#Definisi

http://publishing.mizan.com/index.php?fuseaction=buku_full&id=2683

http://www.slideshare.net/reginarifenty/makalah-manusia-agama-dan

http://ruslantara06.blogspot.com/2013/04/persamaan-dan-perbedaan-antara.html

http://yesisanrhadita.wordpress.com/2012/11/08/akhlaktasawuf-persmaan-dan-
perbedaad-sertaketerkaitan-akhlak-etoka-moral-kesusilaan-dan-kesopanan/

http://rusmini-andiani.blogspot.com/2012/10/penerapan-etika-moral-dan-akhlak-
dalam.html

http://slavinovic.blogspot.com/2011/09/agama-sebagai-sumber-moral-dan-
akhlak.html

15
16

Anda mungkin juga menyukai