Anda di halaman 1dari 14

DEFINISI DAN RUANG LINGKUP AGAMA

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Studi Keislaman yang diampu oleh
Bapak Moh. Rois Abin, M. Pd. I

Oleh
KELOMPOK I
ECCA RATU NURDIANA (1860406233173)

M. WAHYU AGUSTINO (1860406233163)

NISA RIVIA HIDAYAH (1860406232130)

SEILA NURFIDA HENDAR D. (1860406233147)

PRODI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Subhanahu Wa Ta’ala Yang Maha


Pemurah dan Lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat
Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah melimpahkan Hidayah, Inayah
dan Rahmat-Nya sehingga kami mampu menyelesaikan penyusunan
makalah pendidikan agama islam dengan judul “Definisi dan Ruang
Lingkup Agama” tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah sudah kami lakukan semaksimal mungkin
dengan dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa memudahkan dalam
penyusunannya. Untuk itu kami pun tidak lupa mengucapkan terima kasih
dari berbagai pihak yang sudah membantu kami dalam rangka
menyelesaikan makalah ini.
Tetapi tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya bahwa
dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik dari segi
penyusunan bahasa serta aspek-aspek lainnya. Maka dari itu, dengan
lapang dada kami membuka seluas-luasnya pintu bagi para pembaca yang
ingin memberikan kritik ataupun sarannya demi penyempurnaan makalah
ini.
Akhirnya penyusun sangat berharap semoga dari makalah yang
sederhana ini bisa bermanfaat dan juga besar keinginan kami bisa
menginspirasi para pembaca untuk mengangkat berbagai permasalah
lainnya yang masih berhubungan pada makalah-makalah berikutnya.

Tulungagung, 01 September 2023

Kelompok I

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 2
2.1 Definisi dan Ruang Lingkup Agama ............................................................. 2
2.1.1 Definisi Agama ....................................................................................... 2
2.1.2 Ruang Lingkup Agama ........................................................................... 2
2.2 Agama Sebagai Moral ................................................................................... 4
2.3 Agama Petunjuk Kebenaran .......................................................................... 5
2.4 Agama Sebagai Ide Dasar Perdamaian .......................................................... 5
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 8
3.1 Simpulan ........................................................................................................ 8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan
kepada tuhan serta tata kaidah yang berhubungan dengan budaya
,dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan
kehidupan.Saat ini keadaan manusia di seluruh dunia sangat
memprihatinkan, beberapa dari mereka tidak mengetahui agama dan
seberapa pentingnya agama dalam kehidupan. Mereka tidak malu
melakukan sesuatu walaupun melanggar nilai moral, hukum maupun
agama. Itu semua menunjukkan telah terjadinya kemerosotan akidah yang
di miliki seseorang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana definisi dan ruang lingkup agama?

2. Bagaimana konsep agama sebagai moral?

3. Bagaimana konsep agama sebagai petunjuk kebenaran?

4. Bagaimana agama sebagai ide dasar perdamaian?

1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui definisi dan ruang lingkup agama

2. Untuk mengetahui cara menanamkan nilai agama dan moral

3. Untuk mengetahui konsep agama sebagai petunjuk kebenaran

4. Untuk mengetahui agama sebagai ide dasar perdamaian

1
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Ruang Lingkup Agama

2.1.1 Definisi Agama


Agama merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara
peribadatan hubungan manusia dengan Sang Mutlak, hubungan
manusia dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam
lainnya yang sesuai dengan kepercayaan tersebut. Agama adalah
sebuah realitas yang senantiasa melingkupi manusia . Agama muncul
dalam kehidupan manusia pada berbagai dimensi dan sejarahnya.
Secara istilah agama berarti undang-undang atau peraturan-peraturan
yang mengikat manusia dalam hubungannya dengan Tuhan,
hubungan manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia
dengan alam yang teratur dan damai.

Pengertian agama dari segi bahasa dapat dilihat dari pengertian


yang diberikan oleh harun Nasution. Menurutnya, dalam masyarakat
Indonesia selain dari kata agama, dikenal pula kata diin, dari bahasa
Arab dan kata religi dari bahasa Eropa. Menurutnya, agama berasal
dari kata Sanskrit. Menurut satu pendapat, demikian Harun Nasution
mengatakan, kata itu tersusun dari dua kata yaitu a= tidak, dan
gam=pergi, jadi agama artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi
secara turun temurun. Hal demikian menunjukkan pada salah satu
sifat agama yaitu diwarisi secara turun temurun dari generasi ke
generasi. Selanjutnya dikatakan bahwa agama adalah tuntunan.
Pengertian ini tampak menggambarkan salah satu fungsi agama
sebagai tuntunan bagi kehidupan manusia.

2.1.2 Ruang Lingkup Agama


Ruang lingkup agama melibatkan keyakinan, praktik spiritual,
moral, etika, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan hubungan

2
manusia dengan hal-hal yang dianggap suci atau transenden. Ini
dapat mencakup pandangan tentang penciptaan, tujuan hidup,
norma-norma moral, ritual, ibadah, serta pedoman untuk perilaku
sehari-hari. Agama dapat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan
individu dan masyarakat-masyarakat

Ruang lingkup agama melibatkan berbagai aspek, termasuk


keyakinan, ritual, etika, dan praktik spiritual. Sumber-sumber
utama dalam agama termasuk:

a. Teks Suci: Teks suci atau kitab suci adalah sumber


utama ajaran agama. Contohnya, Al-Quran dalam
Islam, Kitab Suci dalam agama Kristen, Tanakh dalam
agama Yahudi, dan Bhagavad Gita dalam agama Hindu.

b. Tradisi Lisan: Cerita-cerita, ajaran, dan legenda yang


diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi juga
merupakan bagian penting dari sumber agama.

c. Ajaran dan Pengajaran: Pengajar-pengajar agama,


seperti nabi, guru, atau pemimpin spiritual, berperan
dalam menyebarkan ajaran agama dan memberikan
interpretasi terhadap teks suci.

d. Praktik dan Ritual: Ritual dan praktik ibadah seperti


doa, puasa, upacara, dan perayaan agama merupakan
bagian integral dari kehidupan beragama.

e. Filosofi Agama: Berbagai pemikiran dan filsafat


mengenai konsep-konsep agama, seperti penciptaan,
tujuan hidup, dan akhirat, juga membentuk ruang
lingkup agama.

3
f. Etika dan Moral: Agama juga memberikan panduan
tentang perilaku etis dan moral dalam kehidupan sehari-
hari, berdasarkan ajaran dan nilai-nilai agama.

g. Komunitas dan Tradisi: Interaksi dalam komunitas


agama dan praktik-praktik tradisional juga merupakan
sumber dalam memahami agama.

Ruang lingkup agama dapat bervariasi antara agama-agama


yang berbeda dan bahkan di dalam agama yang sama terkadang
terdapat variasi interpretasi dan fokus yang berbeda.

2.2 Agama Sebagai Moral


Secara etimologis istilah moral berasal dari Bahasa Latin “mores” yang
berarti adat istiadat, kebiasaan, cara hidup. Pengertian tersebut mirip dengan kata
ethos dalam Bahasa Yunani, dan kemudian dikenal dengan “etika”. Kata ini pun
mempunyai arti adat istiadat atau kebiasaan (Poespoprojo, 1986:3-5). Ada pula
kata lain yang mempunyai arti yang sama terdapat dalam Bahasa Arab yaitu
“akhlâq”, yang berasal dan kata “khalaqa, yakhluqu, khulûqan” yang berarti
tabi’at, adat istiadat, atau “kholqun” yang berarti kejadian atau ciptaan. Jadi
akhlak ini merupakan perangai yang dibuat dan karena itu keberadaannya bisa
baik dan bisa pula jelek, tergantung pada tata nilai yang dijadikan rujukannya
(Daradjat, 1984:254). Dalam perbendaharaan kata-kata Bahasa Indonesia,
banyak istilah yang me-miliki pertautan makna dengan moralitas ini, seperti
susila, budi pekerti, kepribadian, dan sebagainya. Manakala disebut salah satu
atribut di atas dari seseorang, maka sebutan itu terkait dengan masalah moralitas.
Namun padanan kata yang sering digunakan untuk moralitas ini adalah etika.
Bahkan kedua kata ini lazim dijadikan sebagai sinonim antara sesama-nya.
Meskipun secara etimologis istilah moral mengandung arti adat istiadat,
kebiasaan atau cara hidup, namun secara substantif tidak sekedar bermakna
tradisi kebiasaan belaka melainkan berkenaan dengan baik buruknya manusia
sebagai manusia. Dengan kata lain moralitas merupakan tolok ukur untuk
menentukan betul salahnya sikap dan tindakan manusia dilihat dari sisi baik
4
buruknya sebagai manusia dan bukan sebagai pelaku peran tertentu. Dengan
demikian moral mengandung muatan nilai dan norma yang bersumber pada
hati nurani manusia.

Agama sangat berperan penting dalam pembentukan moral karena di


dalam agama banyak sekali nilai-nilai kebaikan dan tata cara yang sudah
merujuk langsung kepada kitab suci yang berperan sebagai pedoman umat.
Penanaman tentang ajaran-ajaran agama juga sangat penting diajarkan kepada
semua orang agar mereka mengetahui apa yang benar dan yang salah.
Lingkungan sekitar juga sangatlah peting dalam pembentukan moral Jika
lingkungan yang kita tempati adalah lingkungan yang positif maka itu akan
menjadi pengaruh baik bagi diri kita sendiri tetapi jika lingkungan yang kita
tempati adalah lingkungan yang negatif maka itu akan menjadi pengaruh buruk
bagi diri kita sendiri.

2.3 Agama Petunjuk Kebenaran


Dalam teori kebenaran agama digunakan wahyu yang bersumber dari
Tuhan.Sebagai makluk pencari kebenaran, manusia dapat mencari dan
menemukan kebenaran melalui agama. Dengan demikian, sesuatu dianggap
benar bila sesuai dan koheren dengan ajaran agama atau wahyu sebagai penentu
kebenaran mutlak. Agama dengan kitab suci dan hadits nya dapat memberikan
jawaban atas segala persoalan manusia, termasuk kebenaran. Agama memberi
kepastian yang mantap terhadap suatu bentuk kebenaran karena kebenaran
agama didasarkan pada suatu kepercayaan. Agama juga mengandung sistem
credo atau tata kepercayaan tentang sesuatu yang mutlak di luar manusia.

2.4 Agama Sebagai Ide Dasar Perdamaian


Agama selalu berpartisipasi dalam menciptakan dunia yang lebih baik,
adil, dan damai. Agama secara historis dan teologis lahir dari kondisi yang
dimana manusia hidup dalam dosa. Dalam konteks ini, agama mendorong
transformasi sosial dari situasi konflik dan ketidakberdayaan menjadi situasi

5
yang lebih baik, adil, damai, dan penuh dengan sukacita. Untuk dapat menjadi
contoh bagi perdamaian dunia, agama tentu harus Kembali dengan
mendengarkan pesan-pesan Tuhan. Hal ini dapat kita lakukan dengan membaca
dan mempelajari kitab suci. Kalau pesan-pesan dala kitab suci sulit untuk
dimengerti, berusahalah untuk menafsirkannya dengan mendengarkan hati
nurani masing-masing. Peran agama dalam mengatasi konflik dapat dilakukan
dengan melakukan dialog antar kelompok agama yang berbeda. Dalam konteks
ini, perbedaan adalah cara Tuhan memberikan pesan-pesanNya kepada
manusia. Saling menghargai dan menghormati orang-orang yang beragama
berbeda menjadi salah satu langkah dalam membangun dunia yang lebih baik
dan juga, merupakan cara agama dalam menemukan pesan Tuhan mengenai
bagaimana perdamaian dunia perlu diciptakan.

Agama untuk perdamaian dunia telah sering dibahas dalam berbagai forum
nasional, regional, dan internasional, tetapi masih saja tetap relevan dikaji dan
diperbincangkan. Hal ini tidak lain karena pada kenyataannya di berbagai bagian
dunia masih terjadi konflik, kekerasan, terorisme, dan perang atas nama agama.

Kenyataan yang terus berlanjut ini seolah memperkuat wajah agama yang
terkesan ambigu sehingga menimbulkan skeptisisme sebagian orang pada agama.
Pada satu pihak, ada wajah agama yang mengajarkan perdamaian, harmoni, dan
hidup berdampingan di antara umat beragama yang berbeda. Inilah sebenarnya
inti dan pokok ajaran agama.

Agama secara umum adalah suatu dogma yang mengajarkan sekaligus


mengajak kepada umat atau pengikutnya untuk mempercayai adanya Tuhan
semesta alam. Tuhan yang menyampaikan perintah dan larangan-NYA agar
dipatuhi dan dijalankan agar memiliki akhlak dan iman yang baik dalam
menjalankan kehidupan di dunia. Sehingga peran agama dalam menciptakan
perdamaian ialah sebagai pedoman setiap umat manusia untuk pengendalian
diri ditengah masyarakat dan hidup dalam jalan yang baik dan teratur. Agama
jika dalam konteks sosial masyarakat maka agama berperan sebagai
transformasi sosial dari yang adanya konflik menjadi sesuatu yang lebih baik

6
dan damai, sehingga dapat saya simpulkan bahwa agama dapat menjadi sarana
dialog untuk kehidupan sosial manusia dalam menciptakan perdamaian dan
ketentraman sosial. Agama mengedepankan tindakan preventif, persuasif, dan
edukatif kepada umatnya, maka peran agama dalam penyelesaian konflik
masyarakat dapat berupa pengingat bagi umatnya untuk hidup dalam
perdamaian dan cinta kasih seperti yang diajarkan oleh semua agama.

7
BAB III

PENUTUP
3.1 Simpulan
Agama merupakan sistem kepercayaan yang meliputi tata cara
peribadatan hubungan manusia dengan Sang Mutlak, hubungan manusia
dengan manusia, dan hubungan manusia dengan alam lainnya yang sesuai
dengan kepercayaan tersebut. Secara istilah agama berarti undang-undang
atau peraturan-peraturan yang mengikat manusia dalam hubungannya dengan
Tuhan, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan hubungan manusia
dengan alam yang teratur dan damai.

Ruang lingkup agama melibatkan keyakinan, praktik spiritual, moral,


etika, dan nilai-nilai yang berhubungan dengan hubungan manusia dengan
hal-hal yang dianggap suci atau transenden. Ruang lingkup agama dapat
bervariasi antara agama-agama yang berbeda dan bahkan di dalam agama
yang sama terkadang terdapat variasi interpretasi dan fokus yang berbeda.
Agama sangat berperan penting dalam pembentukan moral karena di dalam
agama banyak sekali nilai-nilai kebaikan dan tata cara yang sudah merujuk
langsung kepada kitab suci yang berperan sebagai pedoman umat. Sedangkan,
agama sebagai petunjuk kebenaran dalam teori kebenaran agama digunakan
wahyu yang bersumber dari Tuhan.Sebagai makluk pencari kebenaran,
manusia dapat mencari dan menemukan kebenaran melalui agama. Saling
menghargai dan menghormati orang-orang yang beragama berbeda menjadi
salah satu langkah dalam membangun dunia yang lebih baik dan juga,
merupakan cara agama dalam menemukan pesan Tuhan mengenai bagaimana
perdamaian dunia perlu diciptakan. Agama jika dalam konteks sosial
masyarakat maka agama berperan sebagai transformasi sosial dari yang
adanya konflik menjadi sesuatu yang lebih baik dan damai, sehingga dapat
saya simpulkan bahwa agama dapat menjadi sarana dialog untuk kehidupan
sosial manusia dalam menciptakan perdamaian dan ketentraman sosial.
Agama mengedepankan tindakan preventif, persuasif, dan edukatif kepada
umatnya, maka peran agama dalam penyelesaian konflik masyarakat dapat
8
berupa pengingat bagi umatnya untuk hidup dalam perdamaian dan cinta
kasih seperti yang diajarkan oleh semua agama.

9
DAFTAR PUSTAKA

Anshari, E. S. (1980). Agama dan Kebudayaan. Surabaya: Bina Ilmu.

Pranata, Vera (2018). Arti Dan Ruang lingkup agama, SlidePlayer.


https://slideplayer.info/slide/12787003/ (Diakses: 01 September 2023).

Nasution, H. (1985). Islam ditinjau dari berbagai aspeknya. Penerbit Universitas


Indonesia.

Azyumardi, Azra (2014). Agama Untuk Perdamaian Dunia (1).


https://news.republika.co.id/berita/n9w0ao/agama-untuk-perdamaian-dunia-1
(Diakses: 01 September 2023)

10

Anda mungkin juga menyukai