Anda di halaman 1dari 15

AGAMA DAN PENDOMAN HIDUP

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Disusun oleh:
Abdan masykuri tanjun (7213510056)
Irfan hafizi Nasution (7213510061)
Rindy endry yani (7211210007)

Dosen pengampu;
Dí. Hapni Laila Siíegaí, S.Ag., M.A

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGRI MEDAN
2023
i
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah
memberikan banyak nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “AGAMA DAN PENDOMAN HIDUP” dengan baik tanpa ada
halangan yang berarti. Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada
segenap pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.
Demikian yang bisa kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khazanah
ilmu pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Kelompok 1

ii
Daftar isi

Kata pengantar ………………………………………………………. ii


Daftar isi ………………………………………………………. iii
Bab I ………………………………………………………. 1
Pendahuluan ………………………………………………………. 1
Rumusan masalah ………………………………………………………. 1
Manfaat ………………………………………………………. 1
Bab ii ………………………………………………………. 2
Pembahasan ………………………………………………………. 2
Bab iii ………………………………………………………. 9
Penutup ………………………………………………………. 9
Kesimpulan ………………………………………………………. 9
Daftar Pustaka ………………………………………………………. 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
Manusia selalu butuh agama. Kebutuhan manusia kepada agama tidak dapat ditawar-
tawar, karena ia merupakan kebutuhan asasi yang terkait langsung dengan inti kehidupan
manusia serta rahasia keberadaannya. Secara bahasa, kata agama yang diartikan dari kata
bahasa Arab yaitu dyn, memiliki beberapa macam pengertian, yaitu: balasan (al-jaza’),
kekuasaan dan otoritas (al-hukmu wa sulthan), tunduk dan taat (al-khudhu’ wa tha’ah),
kebiasaan (al-‘adah) serta apa yang diyakini, dipeluk dan disembah. Semua makna ini dapat
dimasukkan ke dalam pengertian agama, karena orang yang beragama niscaya segala ajaran-
ajarannya dapat menjadi kebiasaan buat dirinya, ia pun taat kepada yang menciptakan agama,
tunduk kepada otoritas-Nya dan akhirnya ia memohon ganjaran pahala dari-Nya.
Adapun menurut istilah, kata agama atau diyn seperti yang telah didefenisikan oleh
para ulama yaitu: “sebuah ketentuan Tuhan yang menuntun orang-orang yang berakal sehat
dengan pilihan mereka kepada kebaikan di dunia dan keberuntungan di akhirat”.Sejatinya
agama adalah bertujuan untuk memberikan penganutnya kehidupan yang damai, tenang,
aman dan sentausa di kehidupan dunia serta kebahagian abadi di negeri akhirat kelak. Dari
defenisi agama di atas setidaknya ada tiga hal yang penting untuk membedakan antara agama
yang haq dan agama yang batil.

Rumusan masalah

Manfaat

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Agama

Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan kepada Tuhan (atau
sejenisnya) serta tata kaidah yang berhubungan dengan adat istiadat, dan pandangan dunia
yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan, pelaksanaan agama bisa
dipengaruhi oleh adat istiadat daerah setempat. Pada zaman sejarah adat menjadi alat untuk
menyampaikan ajaran-ajaran agama[1]. Sementara agama susah untuk didefinisikan,
sebuah model standar dari agama, digunakan dalam perkuliahan religious studies, diajukan
oleh Clifford Geertz, yang dengan sederhana menyebutnya sebagai sebuah "sistem kultural".
[2][3]
Sebuah kritikan untuk model Geertz oleh Talal Asad mengategorikan agama sebagai
"sebuah kategori antropologikal." [4]
Banyak agama memiliki mitologi, simbol, dan sejarah
suci yang dimaksudkan untuk menjelaskan makna, tujuan hidup dan asal-usul kehidupan atau
alam semesta. Dari keyakinan mereka tentang kosmos dan sifat manusia, orang-orang
memperoleh moralitas, etika, hukum adat, atau gaya hidup yang disukai. Menurut beberapa
perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di dunia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama adalah pengatur (sistem) yang
mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan keyakinan serta pengabdian kepada Sang Pencipta
Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia
serta lingkungannya. Kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, āgama (आगम) yang
berarti "Cara Hidup".[14] Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal
dari bahasa Latin religio dan berakar pada kata kerja re-ligare yang berarti "mengikat
kembali". Maksudnya dengan berreligi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan. Kata
"agama berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu a tidak dan ga pergi Jadi agama artinya tidak
pergi, tetap di tempat. diwarisi secara turun temurun. Hal ini menunjukkan pada salah satu
sitat agama, yaitu diwarisi secara turun temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya
Versi lain mengatakan agama tersusun dari a tidak dan guma kacau. Jadi agama artinya tidak
kacau

Dalam Bahasa Arab agama disebut din yang berarti menguasai. menundukkan, patah,
hutang, balasan, kebiasaan. Agama memang membawa peraturan-peraturan yang merupakan
hukum, yang harus dipatuhi orang. Din dalam bahasa Semit juga berarti undang-undang atau

2
hukum Sedangkan dalam bahasa Inggris agama disebut religion yang terumbil dari bahasa

3
Latin religare yang berarti "mengikat kembali. Maksudnya dengan memiliki religi, seseorang
mengikat dirinya kepada Tuhan

Sebuah agama biasanya mencakup tiga persoalan pokok, yaitu: 1. Keyakinan


(credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang diyakini mengatur
dan mencipta alam. 2. Peribadatan (ritwal), yaitu tingkah laku manusia dalam

berhubungan dengan kekuatan supranatural tersebut sebagai konsekwensi atau


pengakuan dan ketundukannya 3. Sistem nilai (hukum/norma) yang mengatur hubungan
manusia dengan manusia lainnya atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinannya
tersebut.

Dengan demikian jelaslah bahwa agama merupakan seperangkat aturan yang


mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam
sekitarnya.

(https://id.wikipedia.org/wiki/Agama, islam kaffah : dr.hafni laila siregar, m.a (ed.)

2. Latar Belakang Manusia Beragama

Manusia membutuhkan agama di dalam kehidupannya, yaitu sebagai pegangan hidup


baik untuk kehidupan di dunia maupun di akherat kelak. Sudah barang tentu agar semuanya
itu dapat dicapai maka ia harus dapat menjaga keseimbangan antara dua kebutuhan, yaitu
kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan rohani (agama) mengandung dua
dimensi, yaitu hubungan vertikal (hubungan manusia dengan pencipta) dan hubungan
horizontal (hubungan manusia dengan sesama mahkluk Tuhan lainnya). Agama merupakan
sarana untuk mengatasi frustasi karena alam, sosial, moral, dan karena maut. Religi juga
merupakan sarana untuk menjaga kesusilaan dan tata tertib masyarakat, sarana untuk
memuaskan intelektual yang ingin tahu, dan sarana mengatasi ketakutan, (Dister, 1990).
Keyakinan beragama mempunyai peranan penting dalam membina moral, karena nilai-nilai
moral yang datang dari agama tetap dan bersifat universal apabila dihadapkan pada suatu
dilemma. Bahwa seseorang akan menggunakan pertimbangan-pertimbangan berdasarkan
4
nilai-

5
nilai moral yang datang dari agama. Tingkat religiusitas individu akan berkembang seiring
dengan perkembangan kepribadiannya. Sejak manusia lahir di dunia, manusia dilahirkan.
mempunyai potensi beragama atau berkeyakinan kepada Tuhan atau percaya adanya
kekuatan di luar dirinya yang mengatur hidup dan kehidupan alam semesta. Oleh karenanya
pemahaman mengenai keagamaan atau religiusitas haruslah ditanamkan sejak dini, bahkan
ketika masih kanak-kanak. Karena kepercayaan ini akan berkembang dan mencapai
kematangan ketika individu dewasa. Dalam mencapai kematangan beragama banyak
dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti faktor internal (pembawaan), dan faktor eksternal
(lingkungan). Ketika Tuhan menciptakan alam semesta ini, Tuhan juga menciptakan segala
sesuatunya berpasang- pasangan, demikian juga halnya dengan mahkluk hidup, ada pria ada
wanita, ada jantan ada betina. Demikian sudah menjadi suatu kodrat bahwa manusia dan
hewan dalam hidupnya berusaha mencari pasangannya. Lalu bagaimana dengan manusia
yang memilih pasangan sejenis atau yang kita kenal sebagai kaum homoseksual. Dalam
agama islam homoseksual merupakan larangan agama, karena Allah dan Rosulnya melarang
hubungan seks sesama jenis.

(journal, http://eprints.ums.ac.id/16686/2/BAB_I.pdf)

3. jenis jenis agama

Macam-Macam Agama di Indonesia

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya ya, ada 6 agama di Indonesia yang diakui oleh
pemerintah. Yuk, simak penjelasan lengkapnya satu per satu.

1. Islam

Agama Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-7 atau 8 melalui para pedagang dari
Arab dan Persia. Islam terus berkembang hingga kini menjadi kepercayaan yang dianut
mayoritas penduduk Indonesia.

Kitab suci: Al-Quran

Nama Nabi: Nabi Muhammad SAW

Hari Besar: Idul Fitri, Idul Adha, Tahun Baru Hijriah, Isra’ Mi’raj
6
Tempat Ibadah: Masjid

2. Katolik

Agama Katolik pertama kali muncul di kepulauan Maluku. Agama ini dibawa oleh
bangsa Portugis ke Indonesia, yang saat itu datang untuk mencari rempah-rempah. Rakyat
Maluku pun menjadi penganut pertama dari agama Katolik di Indonesia.

Kitab Suci: Alkitab

Nama Pembawa: Yesus Kristus

Hari Besar: Natal, Jumat Agung, Kenaikan Isa Almasih, Paskah

Tempat Ibadah: Gereja

3. Kristen Protestan

Agama Kristen Protestan muncul pertama kali di Belanda pada abad ke-16 yang
dipengaruhi oleh ajaran Calvinisme dan Lutheran. Kristen Protestan pun masuk ke
Indonesia bersama para penjajah dalam misi Gospel.

Kitab Suci: Alkitab

Nama Pembawa: Yesus Kristus

Hari Besar: Natal, Jumat Agung, Kenaikan Isa Almasih, Paskah

Tempat Ibadah: Gereja

4. Hindu

Hindu pertama masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan. Bangsa Cina dan India
membawa agama Hindu diperkirakan pada awal abad keempat, ditandai dengan
berdirinya kerajaan Kutai dan Tarumanegara. Hindu menjadi salah satu agama tertua
di Indonesia.

7
Kitab Suci: Weda

Nama Pembawa: -

Hari Besar: Nyepi, Saraswati, Pagerwesi

Tempat Ibadah: Pura

5. Budha

Sama seperti Hindu, Budha pun agama tertua di Indonesia. Agama Budha masuk pada
abad kelima masehi, terlihat dari peninggalan prasasti yang ditemukan. Diperkirakan,
Budha dibawa oleh pengelana Fa Hsien yang berasal dari China. Agama ini pun
berkembang dengan banyaknya kerajaan Budha, seperti Sriwijaya. Bahkan, Sriwijaya
menjadi pusat pengembangan agama Budha di Asia Tenggara hingga tahun 1377.

Kitab Suci: Tripitaka

Nama Pembawa: Sidharta Gautama

Hari Besar: Waisak, Asadha, Kathina

Tempat Ibadah: Vihara

6. Konghucu

Agama Konghucu berasal dari ajaran Konfusius atau Konfusianisme. Agama ini pertama
kali muncul di Indonesia pada abad ke-17. Salah satu buktinya adalah terdapat bangunan
tua di Pontianak yang digunakan sebagai tempat pemujaan bagi para penganut agama
Konghucu.

Kitab Suci: Si Shu dan Wu Ching

Nama Pembawa: Kong Hu Cu

Hari Besar: Imlek, Cap Go Meh

Tempat Ibadah: Li Tang/ Klenteng

8
Mengapa Ada Beragam Agama di Indonesia?

Pernahkah kamu berpikir mengapa Indonesia memiliki banyak sistem kepercayaan dan
agama? Apa yang menyebabkan ada enam agama yang ada di Indonesia? Mengapa tidak
hanya satu agama saja yang boleh dianut di Indonesia? Ternyata, semua itu ada
jawabannya, lho, teman-teman! Berikut penjelasan penyebab keberagam agama di
Indonesia.

Secara geografis, Indonesia memiliki letak yang sangat strategis. Bangsa kita terletak di
antara dua samudra, yaitu Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Selain itu, ada dua benua
yang mengapit Indonesia, antara lain Benua Asia dan Benua Australia. Posisi ini
menjadikan Indonesia di jalur perdagangan dunia, sehingga banyak pedagang dari bangsa
lain datang ke Indonesia. Hal ini memungkinkan terjadinya penyebaran agama di
Indonesia.

4. peran dan fungsi agama

Sebagaimana firman Allah dalam Surah al-Maidah ayat 3. “Pada hari ini telah Aku
sempurnakan agamamu tuntukmu, dan telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah
Aku ridai Islam sebagai agamamu” (Q.S. al-Maidah [5]:3)

Dari pembahasan inilah kita fahami bahwa al-Qur’an senantiasa membentuk pribadi yang
selalu berada dalam bimbingan Allah dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan
menjauhi larangan-Nya sehingga kita menjadi manusia yang bahagia hidup di dunia dan
akhirat.
Dari Abu Ruqayyah yakni Tamim bin Aus Ad Daari ra, sesungguhnya Nabi saw
bersabda: Agama itu adalah nasihat. Kami (para shahabat) bertanya: Untuk siapa (Ya
Rasulullah) beliau menjawab; Bagi Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya serta pemimpin-pemimpin
ummat Islam dan juga bagi orang Islam umumnya. (HR.muslim)

4. fungsi agama

1. Sebagai sarana pendidikan


Agama dapat berfungsi sebagai sarana terbaik untuk mengajarkan hal hal yang baik yang
dapat menguntungkan banyaak pihak sesuai dengan perintah atau larangan yang harus
dijalankan dan dipatuhi , agar seseorang bisa menjadi pribadi yang lebih baik daan selalu

9
berada padaa jalan kebenaran dan kebaikan menurut ajaran dan kepercayaan masing
masing.

2. Sebagai sarana untuk keselamatan

Agama berfungsi sebagai jalan teebaik bagi penganutnya berhubungan dengan tuhannya
agar dapat memohon dan mengharapkan keselamatan dari kejahatan yang terlihat maupun
yang tiudak nyata serta keselamatan dari ancaman api neraka akibat dosa dosa dimasa
lalu. Seseorang yang memiliki agama maka dirinya memiliki tuhan untuk tempat berdoa,
mengeluarkan uneg uneg dan memohon keselatan dunia akhirat. dengan begitu hati bisa
terasa lebih tenang dan mendekatkan diri kepada sang pencipta merupakan cara agar hati
tenang.

3. Sebagai jembatan perdamian dunia

Karena ajaran agama yang selalu mengutamakan untuk selalu hidup berprilaku baik ,
saling menghormati dan menyayangi dengan orang yang beragama berbeda dapat
mewujudkan persatuan dan kesatuan dan sebagai alat untuk menuju perdamaian dunia.
didunia memiliki tarusan negara dengan ideologi dan agama yang berbeda beda, tetapi
semua negara dilandasi rasa saling menghormati hak asasi manusia , saling menghargai,
mengutamakan persamaan derajat tapi tidak saling merugikan satu sama lainnya,
menjauhi penghinaan atau penghujatan terhadap orang lain dan tidak saling merasa
benar , maka perdamian dunia akan selalu tercipta hingga akhir jaman.

4. Sebagai alat untuk sosial

Dengan beragama manusia akan lebih peka, lebih cerdas dan lebih tanggap dalam
menyikapi dan menghadapi masalah masalah sosial dimasyarakat, misalnya adanya
kemiskinan, keadilaan, kesejahteraan rakyat, tentang hak asasi manusia ataau tentang
aktifitas yang berjalan pada jalan kemaksiatan agar segera ditertibkan dan dimusnakan
agar prilaku tersebut tidak menodai wilayah sekitarnya dan tidak lagi menjerat prilaku
generasi berikutnya kearah yang penuh dosa.

Kepekaan tersebut dapat merangsang dan menyemangati orang orang agar tidak hanya
berdiam diri saja menyaksikan hal hal yang tidak baik antara lain tentang ketidakadilan
ditengah masyarakat, tentang prilaku menyimpang atau tentang kezoliman yang
berkembang pada sistem kehidupan dimasyarakat. masyarakat yang memiliki agama (
walaupun berbeda beda) maka akan memiliki jiwa yang lebih peka dan cerdas untuk
menolak semua peristiwa yang berbau ketidakadilan tersebut.

5. Sebagai jenjang hidup yang baru

Ajaran agama selalu mengajarkan haal hal yang baik dan melaarang manusia untuk
berbuat sesuatu yang merugikan orang lain apapun bentuknya. ajaran agama mampu
memperbaiki kualitas kehidupan seseorang dalam bergaul dan berinteraksi ditengah
masyarakat. bahkan mampu mengubah pribadi seseorang atau kelompok menjadi
memiliki jenjang kehidupan yaang baru yaitu kehidupan yang lebih baik dan mencapai
spiritualnya masing masing.

(https://dalamislam.com/dasar-islam/fungsi-agama)

1
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

Agama adalah sistem yang mengatur kepercayaan serta peribadatan


kepada Tuhan (atau sejenisnya) serta tata kaidah yang berhubungan dengan adat istiadat, dan
pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan kehidupan, pelaksanaan
agama bisa dipengaruhi oleh adat istiadat daerah setempat. Kebutuhan rohani (agama)
mengandung dua dimensi, yaitu hubungan vertikal (hubungan manusia dengan pencipta) dan
hubungan horizontal (hubungan manusia dengan sesama mahkluk Tuhan lainnya). Agama
merupakan sarana untuk mengatasi frustasi karena alam, sosial, moral, dan karena maut.
Fungsi agama yaitu Sebagai sarana Pendidikan, Sebagai sarana untuk keselamatan, Sebagai
jembatan perdamian dunia, Sebagai alat untuk social, Sebagai jenjang hidup yang baru.

1
Daftar Pustaka

https://dalamislam.com/dasar-islam/fungsi-agama
journal, http://eprints.ums.ac.id/16686/2/BAB_I.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama, islam kaffah : dr.hafni laila siregar, m.a (ed
Q.S. al-Maidah [5]:3
HR.muslim

Anda mungkin juga menyukai