Anda di halaman 1dari 6

PENDIDIKAN DI ERA SOCIENTY 5.

0 PASCA PANDEMI COVID 19


Rindy Endry Yani (7211210007)
Manajemen 2021
Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Medan

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, serta kebiasaan


sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya melalui
pengajaran, penelitian serta pelatihan. Pendidikan merupakan sistem belajar mengajar yang
bertujuan untuk mensosialisasikan individu dan memaksimalkan perkembangannya.
Pendidikan bisa terjadi di bawah bimbingan orang lain, seperti guru atau orang tua dan
lingkungan sekitarnya. Pendidikan umumnya dibagi menjadi tahap seperti prasekolah, sekolah
dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan kemudian perguruan tinggi,
dan magang.

Pandemi Covid-19 telah menyerang dunia begitu juga Indonesia. Pandemi Covid-19
sudah memberikan dampak yang besar terhadap berbagai sektor Salah satu sektor yang
terkena imbasnya adalah sektor pendidikan. Guna menanggulangi dan mencegah pandemi
Covid-19 ini pemerintah membuat kebijakan pembatasan sosial dengan bekerja dari rumah
dan belajar dari rumah. Alternatif yang digunakan oleh para pendidik untuk melaksanakan
pembelajaran daring adalah penerapan pembelajaran. Online atau yag sering kita sebut
pembelajaran Daring. Pembelajaran online (Daring) adalah pembelajaran yang menggunakan
jaringan internet dengan aksebilitas, konektivitas, fleksibilitas dan kemampuan untuk
menggunakan aplikasi belajar online. Dengan terjadinya pembelajaran online, menjadikan
pendidikan mengalami perubahan dalam sistem dan juga pelaksanaannya sehingga membawa
dampak pada masa yang akan datang. Society 5.0 merupakan suatu masa yang baru dimana
manusia harus dapat memanfaatan teknologi diberbagai situasi.

Pendidikan di era society 5.0 ialah proses kolaborasi antara manusia dan teknologi


dalam hal Pendidikan.  Society 5.0 sendiri pertama kali diperkenalkan oleh pemerintahan
Jepang pada tahun 2019. Society 5.0 merupakan perkembangan dari revolusi industri 4.0.
Revolusi industri 4.0 menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence) sedangkan
Society 5.0 memfokuskan kepada komponen teknologi dan kemanusiannya. Peran pendidikan
di era society 5.0 selanjutnya yaitu mengharuskan siswa untuk memiliki kemampuan dan
kemahiran dalam menggunakan teknologi dan jejaringan internet. Pada pasca pandemi Covid-
19 segi pendidikan di era society 5.0 makin kuat digunakan di Idonesia karena Pendidikan nya
lebih berbasis tekonologi. Pendidikan di era society 5.0 menuntut setiap orang untuk lebih
kreatif, inovatif, produktif, adaptif dan juga kompetitif.

 ISI (Batang Tubuh)

Kehadiran Covid-19 tentu saja memberikan dampak yang luar biasa terhadap seluruh
aspek kehidupan.Tidak dapat dipungkiri, dampak yang diberikan kebanyakan merupakan
dampak negatif. Kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), social distancing,
physical distancing, dan lockdown merupakan dampak Covid-19 yang bisa menghambat
berbagai aktivitas kehidupan.Akibat yang muncul dari hal tersebut di bidang pendidikan yaitu
kebijakan Learning From Home. Pembelajaran dilakukan tidak normal seperti biasanya di
sekolah secara tatap muka, melainkan dengan pembelajaran daring atau online di rumah
masing-masing. Aktivitas pendidikan seperti bersekolah dilakukan pembalajaran secara
daring karena merupakan salah satu kegiatan yang melibatkan kumpulan orang atau membuat
kerumunan massa. Covid-19 juga memberikan dampak positif bukan hanya untuk kehidupan
yang sekarang tetapi juga sebagai persiapan menghadapi kehidupan yang akan datang.
Dampak positifnya adalah percepatan transformasi digital pendidikan, kemajuan berpikir serta
pengembangan kreativitas manusia. Penggunaan teknologi di dalam seluruh aktivitas di dunia
pendidikan mengakibatkan seluruh masyarakat mau tidak mau harus mempelajari dan
memanfaatkan teknologi dengan baik dan bijak. Hal tersebut menunjukkan percepatan
transformasi digital Pendidikan.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2009-2014 (Mohammad Nuh) telah


mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 24 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Jarak Jauh pada Pendidikan Tinggi. Peraturan menteri tersebut mengulas Pendidikan Jarak
Jauh sebagai proses pendidikan terorganisir yang memfasilitasi keterpisahan peserta didik
dengan pendidik dan dimediasi oleh teknologi dan meminimalisir tatap muka. Pendidikan
Jarak Jauh mendorong fleksibilitas belajar dalam waktu dan tempat yang berbeda. Namun,
tampaknya Peraturan Menteri tersebut belum bisa benar-benar terrealisasi karena masih
banyak sekolah yang menetapkan peraturan tatap muka walaupun sudah memiliki dasar
hukum yang jelas. Sampai pada akhirnya pandemi Covid-19 melanda Indonesia memaksa
terjadinya percepatan peraturan Pendidikan dan sekolah-sekolah mulai menetapkan peraturan
tersebut, mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi telah merealisasikan Pendidikan
Jarak Jauh. Selama kasus pandemi Covid 19, Pendidikan dilakukan dengan Jarak Jauh yang
saat ini sedang banyak dilaksanakan oleh perguruan tinggi dan sekolah dalam merespon
wabah pandemi Covid-19 agar tidak menyebar lebih banyak.

Persiapan generasi peserta didik dalam menghadapi perkembangan teknologi yang cepat
dan perwujudan memimpin bangsa ke masa depan yang belum diketahui tetapi
menggairahkan merupakan tugas dari sektor pendidikan.Namun, penekanan tugas ini berfokus
pada kekuatan manusia yaitu keterampilan atau skills seperti komunikasi, pemahaman,
keterampilan membaca, kepemimpinan. Peserta didik pada era society 5.0 dimungkinkan akan
berdampingan dengan teknologi dan internet sebagai pendamping mereka dalam kegiatan
pembelajaran untuk menggantikan dan atau rancangan pendidik itu sendiri sehingga mereka
bisa belajar kapan saja dan dimana saja. Guru sebagai pendidik dituntut untuk lebih inovatif
dan dinamis dalam mengajar di kelas pada era society 5.0.

Society 5.0 adalah konsep masyarakat yang berdasarkan sinergi teknologi untuk
mengatasi problem sosial-ekonomi dengan sistem yang mengintegrasikan dunia fisik dan
virtual. Konsep Society 5.0 ialah kelanjutan dari masyarakat berburu, masyarakat pertanian,
masyarakat industri, dan masyarakat informasi. Konsep ini lahir sebagai jalan keluar dari
Revolusi Industri 4.0 yang dinilai mengancam peran manusia. Society 5.0 ini awalnya tampak
seolah hanya angan-angan. Namun, sejak himbauan pemerintah untuk melakukan
social/physical distancing untuk menekan laju penyebaran wabah pandemi COVID-19,
society 5.0 tampak sangat mungkin menjadi kenyataan karena teknologi lebih dipentingkan
pada himbauan yang telah jadi kebijakan pemerintah saat ini.

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia (SDM). Di era Socienty 5.0 harus memiliki kontribusi yang maksimal dalam
menciptakan manusia berkualitas. Jika tidak maka sumber daya manusia di Indonesia tidak
bisa bersaing dengan Sumber Daya Manusia (SDM) dari negara lainnya. Dalam menciptakan
atau menyiapkan  Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas, tenaga pendidik memiliki peran
yang sangat penting sehingga harus memiliki keterampilan atau skill yang baik atau
mumpuni. Di era Socienty 5.0 Sumber Daya Manusia harus mampu menyesuaikan dalam
segala bidang yang memungkinkan interaksi tanpa kehadiran fisik mendorong pemanfaatan
teknologi secara maksimal.

Pada era society 5.0 ini sekolah dan tenaga pengajar tentu akan memiliki peran yang
sangat penting. Dimana pada era ini kegiatan pembelajaran tidak hanya fokus pada satu
sumber saja yaitu buku. Akan tetapi, tenaga pengajar harus siap dan terbuka untuk menerima
informasi dari berbagai sumber lainnya. Contohnya seperti internet atau media sosial. Meski
begitu, tenaga pengajar harus bisa memilah informasi yang didapatkan dari internet atau
media sosial. Ini harus dilakukan mengingat banyak berita bohong atau hoax yang bertebaran
di media tersebut.  Peran lainnya yaitu kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring dengan
menggunakan berbagai aplikasi. Beberapa aplikasi tersebut seperti google classroom, google
classmeeting, zoom dan lain sebagainya. Dengan begini berarti tenaga pengajar tidak boleh
gaptek sehingga harus mahir menggunakan aplikasi-aplikasi tersebut saat pembelajaran jarak
jauh atau sering disebut pembelajaran secara daring. Peran pendidikan di era society 5.0 juga
mengharuskan siswa untuk memiliki kemampuan literasi dasar. Kemampuan literasi dasar ini
jumlahnya ada 6, yaitu literasi numerasi, sains, informasi, finansial, budaya dan
kewarganegaraan. Selain itu, juga harus memiliki kompetensi lainnya seperti mampu berpikir
kritis, kreatif, bernalar, berkomunikasi, kolaborasi dan problem solving. Paling penting harus
memiliki karakter yang mencerminkan pelajar pancasila, yaitu memiliki inisiatif, gigih, rasa
ingin tahu, mudah beradaptasi, memiliki jiwa kepemimpinan dan memiliki kepedulian sosial
serta budaya dan siswa juga dituntut untuk bisa menggunakan teknologi. Sumber Daya
Manusia (SDM) yang selalu berinovasi dan memiliki kemauan untuk belajar, memiliki
pemikiran kritis dalam pemecahan suatu masalah, memiliki kecakapan hidup berkarier,
terampil dalam komunikasi, kreatif dan inovatif, memiliki penguasaan teknologi media
informasi, serta mampu bekerjasama dalam suatu kelompok merupakan suatu kewajiban
lembaga pendidikan dengan model pembelajaran yang terintegrasi. Di era socienty 5.0 dalam
dunia pendidikan perlu menekankan peserta didik dalam meningkatkan kreatifitas dan
keterampilan dengan menerapkan soft skill dan hard skill menggunakan berbagai teknologi
yang semakin canggih. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting karena harus bisa
menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Banyaknya Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas akan membuat negara ini menjadi negara maju .

KESIMPULAN

Covid-19 bukan hanya memberikan berbagai macam dampak negatif bagi kehidupan
tetapi juga memberikan dampak positif salah satunya pada bidang pendidikan yakni
mempersiapkan untuk menghadapi perubahan pada kehidupan yang akan datang di (era
society 5.0). Salah satu dampak Covid-19 adalah penerapan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) atau pembelajaran online atau sering disebut pembelajaran
daring memberikan kebermanfaatan dan membawa berbagai perubahan menuju ke arah yang
lebih baik terhadap kehidupan masyarakat di dunia pendidikan .

Sumber Daya Manusia (SDM) di dunia pendidikan diwajibkan memiliki kemampuan


atau skills yang dibutuhkan pada era society 5.0 yakni selalu berinovasi dan memiliki
kemauan untuk belajar, memiliki pemikiran kritis dalam pemecahan suatu masalah, memiliki
kecakapan hidup berkarier, terampil dalam komunikasi, kreatif dan inovatif, memiliki
penguasaan teknologi media informasi, serta mampu bekerjasama dalam suatu kelompok.
Kemajuan berpikir dalam penggunaan teknologi sebagai penunjang kegiatan pembelajaran
dan kreativitas yang terbentuk akibat dari pengembangan media, metode, dan model
pembelajaran berbasis teknologi menjadi suatu kemampuan yang sangat dibutuhkan dalam
menghadapi pendidikan pada era society 5.0. Pendidik yang membuat inovasi di berbagai
media pembelajaran berbasis teknologi dan kemandirian belajar peserta didik yang merupakan
dampak Covid-19 memperlihatkan secara tersirat bahwa hal tersebut merupakan salah satu
bentuk simulasi dan pembiasaan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan
terjadi pada pendidikan era society 5.0.

Anda mungkin juga menyukai