Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DOSEN PENGAMPU : Abu Hasan As’hari, S.Pd.I., M.Pd

DISUSUN OLEH (KELOMPOK 9) :

Danu Pramudia Eliadi (2021020283)

Bobby Setiadi (2021020470)

Dimas Sugiharto (2021020451)

3SIC-2

SISTEM INFORMASI

STMIK TRIGUNA DHARMA

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pendidikan Agama islam ini tepat pada
waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Abu
Hasan As’hari, S.Pd.I., M.Pd pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi penulis.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 27 Januari 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................................1
C. TUJUAN PENULISAN................................................................................................2
D. MANFAAT PENULISAN............................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
A. Pengertian Agama.........................................................................................................3
B. Syarat-syarat Agama islam..........................................................................................4
C. Ciri-ciri Agama Islam...................................................................................................5
D. Persoalan dalam Agama Islam....................................................................................6
E. Peran Agama dalam Kehidupan Manusia..................................................................8
BAB IV....................................................................................................................................11
PANUTUP...............................................................................................................................11
A. Kesimpulan..................................................................................................................11
B. Saran.............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................12

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Islam sebagai pedoman hidup manusia tidak hanya menyesuaikan hanya ibadah ritual,
tetapi itu adalah seperangkat aturan lengkap yang mencakup aturan Sosial ekonomi. Sosial
ekonomi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, sehingga tidak mungkin Allah SWT
tidak mengatur masalah yang demikian penting (Hertanto Widodo, 1999).

Agama adalah pedoman hidup yang diberikan oleh Allah kepada umat manusia, agar
kehidupan mereka di dunia menjadi sejahtera dan mereka selamat kelak dalam kehidupan
akhirat. Pedoman tersebut diturunkan dalam bentuk wahyu, yang karena berasal dari Allah
yang diyakini sebagai Dzat yang Maha Benar, maka para pemeluk agama memperlihatkan
ketaatan yang tinggi terhadap ajaran agama mereka (Afif Muhammad,2013)

Allah menciptakan manusia sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang berkodrat hidup
dalam masyarakat. Sebagai makluk sosial, dalam hidupnya manusia memerlukan adanya
manusia-manusia lain yang bersamasama hidup dalam masyarakat (KH. Ahmad Azhar
Basyir, 2000). Oleh karena itu secara tidak langsung terjadi interaksi-interaksi diantara
mereka dalam kehidupan sehari-hari. Dari sinilah akan terwujud rasa saling ketergantungan
dan saling membutuhkan antara sesama manusia. Apabila salah satu diantara mereka ada
yang membutuhkan bantuan maka yang lain turut membantu untuk meringankan
kesulitannya. Semua perbuatan-perbuatan ini menjadi kegiatan manusia dalam kehidupan
sehari-hari.

B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang diatas, maka dapat di simpulkan rumusan masalah sebagai
berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan Agama ?


2. Apa saja syarat-syarat dalam agama islam?
3. Apa saja ciri-ciri dari agama islam ?
4. Persoalan apa saja yang ada dalam agama islam?
5. Apa Peran agama dalam kehidupan manusia?

1
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan agama
2. Untuk mengetahui apa saja syarat-syarat dalam agama islam
3. Untuk mengetahui apa saja ciri-ciri dari agama islam
4. Untuk mengetahui Persoalan apa saja yang ada dalam agama islam
5. Untuk mengetahui Peran agama dalam kehidupan manusia

D. MANFAAT PENULISAN

Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas perkuliahan
sekaligus merangkum berbagai referensi yang mendukung Agama dan segala aspek yang
berkaitan dengannya, di mana penulis mengharapkan makalah ini menjadi salah satu wacana
penambah wawasan keilmuan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Agama
Secara etimologis kata "agama" berasal dari bahasa Sanskerta, vaitu a = tidak dan
gam= pergi. Jadi agama artinya tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi secara turun temurun.
Hal ini menunjukkan nada salah satu sifat agama, yaitu diwarisi secara turun temurun
darisatu generasi ke generasi berikutnya. Versi lain mengatakan agama tersusun dari a = tidak
dan gama = kacau. Jadi agama artinya tidak kacau.

Agama dalam Bahasa Arab disebut din, yang berarti menguasai, menundukkan,
patuh, hutang, balasan, kebiasaan. Agama memang membawa peraturan-peraturan yang
merupakan hukum, yang harus dipatuhi orang. Din dalam undang-undang atau hukum.
Sedangkan dalam bahasa Inggris agama disebut religion yang terambil dari bahasa Latin
religare yang berarti "mengikat kembali". Maksudnya dengan memiliki religi, seseorang
mengikat dirinya kepada Tuhan.Secara terminologis, menurut Durkheim, agama adalah
system kepercayaan dan politik yang telah dipersatukan yang berkaitan dengan hal-hal yang
kudus.

Menurut Spencer, agama adalah kepercayaan terhadap sesuatu yang maha mutlak.
Sementara Dewey mengatakan bahwa agama adalah pencarian manusia terhadap cita-cita
umum dan abadi meskipun dihadapkan pada tantangan yang dapat mengancam jiwanya;
agama adalah pengenalan manusia terhadap kekuatan ghaib yang hebat. Agama dalam
pengertiannya yang paling umum diartikan sebagai sistem orientasi dan obyek pengabdian.
Dalam pengertian ini semua orang adalah makhluk religius, karena tak seorangpun dapat
hidup tanpa suatu sistem yang mengaturnya. Kebudayaan yang berkembang di tengah
manusia adalah produk dari tingkah laku keberagamaan manusia.

Dari pengertian di atas, sebuah agama biasanya mencakup tiga persoalan pokok, yaitu:

1. Keyakinan (credial), yaitu keyakinan akan adanya sesuatu kekuatan supranatural yang
diyakini mengatur dan mencipta alam.
2. Peribadatan (ritual), yaitu tingkah laku manusia dalam berhubungan dengan kekuatan
supranatural tersebut sebagai konsekwensi atau pengakuan dan ketundukannya.
3
3. Sistem nilai (hukum/norma) yang mengatur hubungan manusia dengan manusia lainnya
atau alam semesta yang dikaitkan dengan keyakinannya tersebut

Dengan demikian jelaslah bahwa agama merupakan seperangkat aturan yang mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya.

B. Syarat-syarat Agama islam


Syarat-syarat dalam agama yakni: Pertama, Memiliki konsep keTuhanan. Kedua,
Mempunyai kitab suci. Ketiga, adanya tokoh pembawa ajaran (nabi atau rasul). Keempat,
melaksanakan ritual / ibadah. Kelima, adanya hari pembalasan. Keenam, adanya umat.
Demikian yang menjadi syarat suatu kepercayaan bisa di katagorikan dalam agama. Sebab
ada sebuah keracuan pemahaman tentang agama dan kepercayaan. Dari unsur dan juga
syarat-syarat di ataslah yang menjadi pembeda antara agama dan kepercayaan. Sepertihalnya
dengan agama Saptadarma tujuh kewajiban (darma) yang ada di tanah Jawa, awalnya
mengklaim sebagai agama, namun pada saat sidang umum MPR 1978 memutuskan bahwa
aliran kepercayaan bukanlah agama, melainkan hanya merupakan aspek spiritual budaya
jawa, karena tidak memenuhui unsur dan syarat sebagai agama. Maka nama agama
Saptadarma kemudian diubah menjadi “Wewarah Keruhanian Saptadarma”( Alwi
Shihab:254).

Terdapat juga 5 Syarat-syarat dalam agama islam berikut ini :

1. Kepercayaan atau Akidah

Akidah adalah sistem kepercayaan dan keyakinan kepada Tuhan. Akidah berisikan ajaran
tentang apa saja yang harus dipercaya, diyakini dan diimani oleh setiap orang Islam.
Seseorang dikatakan muslim apabila dengan penuh kesadaran dan ketulusan bersedia terikat
dengan kepercayaan Islam.

Dalam Islam, kepercayaan di bangun atas enam dasar keimanan yang biasa disebut
dengan rukun iman. Yaitu ; Iman kepada Allah, iman kepada Malaikat Allah, Iman kepada
kitab Allah, iman kepada Rasul Allah, iman kepada hari kiamat, iman kepada qadha dan
qadar.

2. Pemujaan atau Ibadah

        Ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang wajib dijalankan oleh seluruh umat
beragama agar mendapatkan ridho dari Tuhan. Dalam Islam bentuk ibadahnya antara lain ;

4
Mengucapkan dua kalimat syahadat, shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, membayar
Zakat fitrah, dan menunaikan ibadah haji bagi yang mampu.

3. Hukum atau Syariah

Hukum adalah peraturan Islam yang mengatur seluruh kehidupan umat Islam.

4. Nabi

Menurut Al-Qur'an seseorang bisa di katakan sebagai nabi apabila memenuhi beberapa syarat
antara lain :

a) Harus seorang laki-laki


b) Berakhlak mulia, tidak melakukan perbuatan maksiat sekecil apapun
c) Harus memiliki kesempurnaan fisik, mental, kecerdasan yang tinggi dan memiliki
pembawaan yang menarik agar mudah menyebarkan agama yang dibawa nya.
d) Tidak menerima pendidikan karena untuk tidak menimbulkan ajaran Allah sebagai
sebuah falsafah.
e) Di utus secara umum, karena ajaran yang dibawa bukan untuk dimengerti golongan
awam.
f) Dalam berdakwah, nabi dibantu mu'jizat.

5. Kitab suci

Kitab yang berisi tentang Wahyu-wahyu Allah kepada Rasul-nya. Sesuai dengan
namanya, kitab tersebut harus bersih dari pendapat manusia.

C. Ciri-ciri Agama Islam


Adapun ciri-ciri agama wahyu (langit), adalah:

a. Secara pasti dapat ditentukan lahirnya, dan bukan tumbuh dari masyarakat, melainkan
diturunkan kepada masyarakat.
b. Disampaikan oleh manusia yang dipilih Allah sebagai utusan-Nya. Utusan itu bukan
menciptakan agama, melainkan menyampaikannya.
c. Memiliki kitab suci yang bersih dari campur tangan manusia.
d. Ajarannya serba tetap, walaupun tafsirnya dapat berubah sesuai dengan
kecerdasan dan kepekaan manusia.
e. Konsep ketuhanannya adalah monotheisme mutlak (tauhid).

5
f. Kebenarannya adalah universal yaitu berlaku bagi setiap manusia, masa dan
keadaan.
g. System nilai agama wahyu ditentukan oleh Allah sendiri diselaraskan dengan
ukuran dan hakekat kemanusiaan.
h. Agama wahyu menyebut sesuatu tentang alam yang kemudian dibuktikan
kebenarannya oleh ilmu pengetahuan.
i. Melalui agama wahyu Allah memberi petunjuk, pedoman, tuntunan dan
peringatan kepada manusia dalam pembentukan insan kamil, yaitu manusia
sempurna, manusia baik yang bersih dari noda dan dosa. (Prof. H. Mohammad Daud
Ali, S.H, 2010: 69-71).

D. Persoalan dalam Agama Islam


Islam sebagai agama yang sempurna tidak perlu kita ragukan lagi, dan kesempurnaan Islam
tersebut selalu menjadi solusi bagi setiap persoalan kehidupan. 

Nabi Muhammad SAW bersabda:

 ‫االسالم يعلو وال يعلى عليه‬

"Islam itu tinggi/mulia, dan tidak ada yg lebih tinggi/mulia dari Islam."

Namun di masyarakat sering dijumpai ketidaksesuaian antara ajaran Islam dengan tingkah
laku pemeluknya. Ini dikarenakan umat jauh dari mengamalkan agama, dan dari sana
kemudian muncul berbagai permasalahan dalam kehidupan umat Islam.

Problematika umat Islam saat ini di antaranya:

1. Problematika Iman

Saat ini banyak umat Islam yang nampak lemah, iman tidak lagi dijadikan sebagai
tolok ukur dalam bersikap dan bertingkah laku, akibatnya orang tidak memiliki rasa malu
hingga melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan Allah SWT. Selain juga tidak sedikit kaum
muslimin yang tidak peduli terhadap persoalan Islam dan umat Islam. 

2. Problematika Pemahaman terhadap Islam

Pemahaman Islam yang baik adalah pemahaman yang didasari pada Al-Qur'an dan
Sunnah yang shahih sehingga Islam dipahami secara utuh, yakni secara syamil (menyeluruh)
dan kamil (sempurna).

6
Realitanya, tidak sedikit dari umat yang memahami Islam secara parsial (juz'iyah) sehingga
mereka mengamalkan satu aspek dari Islam itu lalu mengabaikan aspek lainnya. 

3. Problematika Politik

Umat Islam belum bisa mewarnai kehidupan berpolitik, bahkan tidak sedikit umat
Islam yang dieksploitasi untuk kepentingan politik kalangan tertentu. Ada pula yang tidak
mau menggunakan politik Islam dalam sepak terjang kehidupan politiknya, malah cenderung
menggunakan Islam untuk kepentingan politik, bukan berpolitik untuk kepentingan Islam. 

4. Problematika Ekonomi

Rasulullah mengingatkan akan kemungkinan seseorang menjadi kufur karena


kefakiran (kemiskinan), meskipun bukan sebuah jaminan jika orang sudah berkecukupan
harta menjadi taat. 

Saat ini amat banyak penduduk muslim yang miskin sehingga menimbulkan berbagai
persoalan baru, juga persoalan sistem perekonomian yang belum sejalan dengan nilai-nilai
Islam. 

5. Problematika Ukhuwah dan Persaudaraan

Faktor permasalahan ukhuwah dan persaudaraan ini karena adanya sikap fanatisme
golongan, padahal mestinya golongan yang terbagi-bagi dalam bentuk organisasi
kemasyarakatan, yayasan, kelompok, hingga partai politik menjadi alat untuk menjayakan
Islam dan umat Islam secara keseluruhan, bukan semata-mata menjayakan golongan. 

6. Problematika Dakwah

Islam adalah agama dakwah dan dakwah menjadi kewajiban setiap muslim. Saat ini
dakwah baru diemban oleh sedikit dari umat, itu pun para da'inya belum terbina dengan baik
dengan potensi yang baru apa adanya, belum kepada yang seharusnya.

Menyikapi keenam problematika tersebut, umat Islam harus kembali dan dekat
dengan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi Muhammad SAW, sebagaimana ditawarkan QS. Al
Jumuah ayat 2.

ٰ َ ‫وا ِمن قَ ْب ُل لَفِى‬


۟ ُ‫ب َو ْٱل ِح ْكمةَ َو ن َكان‬ ۟ ُ‫ث فِى ٱُأْل ِّميِّنَ َر ُسواًل ِّم ْنهُ ْم يَ ْتل‬
َ َ‫وا َعلَ ْي ِه ْم َءا ٰيَتِ ِهۦ َويُ َز ِّكي ِه ْم َويُ َعلِّ ُمهُ ُم ْٱل ِك ٰت‬ َ ‫ه َُو ٱلَّ ِذى بَ َع‬
ٍ ِ‫ضلَ ٍل ُّمب‬
‫ين‬ ‫َ ِإ‬

7
"Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang
membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka
Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam
kesesatan yang nyata."

E. Peran Agama dalam Kehidupan Manusia


Agama adalah sesuatu yang melekat pada diri manusia. Tidak ada orang yang sama
sekali tidak beragama. Keberadaan agama dalam kehidupan manusia pada dasarnya memiliki
dua fungsi utama. Pertama informasi dan kemudian konfirmasi.

Secara rinci fungsi agama adalah sebagai berikut:

1. Agama sebagai petunjuk kebenaran

Manusia adalah makhluk berakal. Dengan akal itulah lahir ilmu dan filsafat sebagai
sarana untk mencari kebenaran. Namun tidak semua kebenaran yang dicari manusia terjawab
oleh ilmu dan filsafat dengan memuaskan karena pijakannya adalah akal yang mempunyai
kemampuan terbatas dan kebenaran yang relatif dan nisbi. Oleh karena itu manusia
memerlukan sumber kebenaran lain. Sumber kebenaran lain adalah agama, yaitu informasi
dari Tuhan Yang Maha Mutlak, Tuhan yang Maha Benar.

2. Agama sebagai informasi metafisika

Banyak hal-hal yang belum terungkap oleh akal manusia terutama yang menyangkut hal-
hal metafisika. Misalnya kehidupan setelah mati, alam barzakh, yaumul hisab, surga, neraka,
malaikat, jin dan termasuk informasi tentang Tuhan. Akal manusia tidak mampu
mengungkap dan mencari informasi tentang hal tersebut dengan benar. bahkan dapat berupa
hayalan. Agama yang di dalamnya ada wahyu dari Tuhan Yang Maha Mengetahui
memberikan informasi yang jelas dan benar tentang sesuatu yang berkaitan dengan
metafisika.

3. Agama sebagai sumber moral

Persoalan moral atau akhlak merupakan persolan yang mendasar dalam kehidupan
manusia. Bahkan misi dari kenabian dan diturunkannya agama adalah untuk memperbaiki
akhlak manusia. Akhlak juga dapat menjadikan standar kemuliaan seseorang yang

8
membedakannya dengan binatang. Sekalipun akal manusia mampu untuk berpikir dan
mengetahul yang baik dan buruk, tetapi yang mampu dipikirkan akal itu asih sifatnya
terbatas. Apalagi hasil pikiran manusia dipengaruhi oleh hawa nafsu dan orientasi
keduniaannya ak Seringkali yang diputuskan akal tidak sesuai dengan tuntunan akhlak.

4. Agama sebagai sumber syariah dan ibadah

Hal yang terpenting dalam agama adalah Peribadatan, merupakan aplikasi dan realisasi
seseorang. Peribadatan yang benar hanya diperoleh melalui agama yang diwahyukan Tuhan
kepada manusia. Manusia dengan akalnva tidak mampu menciptakan bentuk penyembahan
dan peribadatan yang bernar.

5. Agama sebagai sumber ilmu atau fungsi konfirmasi

Wahyu yang diturunkan Allah SWT dalam agama merupakan sumber ilmu yang
dengannya manusia dapat mengembangkan tentang realitas alam semesta. Ketika manusia
mampu menemukan sutau teori ilmu, dan mengembangkan pengetahuannya, perlu ada
pengkonfirmasian dengan wahyu, agar ilmu dan pengetahuan yang diperoleh mendekatkan
dirinya kepada tuhan.

Secara psikologis dan sosiologis, fungsi agama memberikan cakrawala pandang yang
lebih luas tentang Tuhan atau ‘dunia lain’ yang tidak terjangkau secara empiric. Fungsi
psikologis maupun social yang diperankan oleh agama sangat mendasar. Dalam hubungan ini
menurut Robert K. Merton agama memiliki dua fungsi, yaitu fungsi manifest (manifest
function), yang disadari, disengaja; dan fungsi laten (laten function), tersembunyi, tidak
disadari, tidak disengaja. Menyembah Tuhan adalah fungsi manifest, sedangkan memenuhi
kebutuhan manusia (terutama yang lahiriah) merupakan fungsi laten dari agama. (Eno
Rinawati, dkk, 2014: 29).

Agama Islam bertujuan untuk mengesakan Tuhan dan menjadikan manusia sebagai
makhluk yang beradab dan berbudi luhur, Islam menyuruh manusia untuk mendirikan sholat,
karena dengan sholat kita dapat berinteraksi, dalam surat al-Dhariyah: 56 Allah SWT
berfirman bahwa manusia hidup adalah sebuah utang yang harus dibayar dengan satu jalan,
yaitu ibadah, selain itu agama Islam memerintahkan bagi kaum muslim untuk menutup
aurotnya karena sematamata untuk mengangkat derajat manusia.

9
Islam sebagai penuntun umatnya pada jalan yang benar. Karena jika manusia masuk
dalam agama Islam dan mempelajarinya maka akan menjadikan manusia berkualitas dari sisi
spiritual, intelektual, dan moral sehingga tercipta perdamaian global. Agama Islam sebagai
rambu-rambu atau peraturan dalam hidup. Agama Islam mengatur kehidupan manusia yang
bertujuan untuk kebaikan mereka sendiri. Contohnya adalah agama kita mengharamkan
manusia untuk mengonsumsi daging babi, mungkin bagi beberapa orang hal tersebut terlalu
mengada-ada namun dari penelitian ternyata di daging babi banyak bakteri yang dapat
menimbulkan penyakit jika dikonsumsi.

Di al-Qur’an dijelaskan bahwa manusia hidup di dunia untuk akhirat, dengan kata lain
agama Islam dengan Al Qur’an sebagai kitab sucinya memerintahkan untuk jangan mudah
putus asa dalam menghadapi segala hal dan terus bekerja keras karena segala perbuatan kita
tak luput dari penglihatan Allah SWT, sehingga Islam berperan sebagai peningkat etos kerja
dalam kehidupan. Peranan lain dari agama Islam dalam kehidupan adalah mengendalikan
penggunaan teknologi untuk kepentingan manusia.

10
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan .
Dari penjelasan mengenai sejumlah fungsi agama yang telah dikemukakan sedikitnya
ada dua hal yang pokok yaitu pertama, agama merupakan suatu cakrawala tentang dunia
yang tidak terjangkau manusia (beyond), dalam arti ketika deprivasi (rasa kehilangan diri)
dan frustasi dapat dialami sebagai sesuatu yang memiliki makna dan kedua, agama
merupakan sarana yang memungkinkan hubungan antara manusia dengan Tuhan, yang
memberikan jaminan dan keselamatan.

Kita juga dapat menyimpulkan bahwa agama Islam berperan penting dalam
kehidupan manusia. Peran Islam dalam kehidupan adalah Islam sebagai kumpulan
informasi-informasi yang berasal dari Allah SWT, bertujuan untuk mengesakan Tuhan
dan menjadikan manusia sebagai makhluk yang beradab dan berbudi luhur, sebagai
penuntun umatnya pada jalan yang benar, sebagai rambu-rambu atau aturan dalam hidup,
berperan sebagai peningkat etos kerja dalam kehidupan, dan mengendalikan dan
mengarahkan penggunaan teknologi untuk kepentingan manusia.

B. Saran
Penulis menyadari banyaknya kesalahan dalam menulis makalah ini, dengan ini
penulis meminta saran agar lebih baik untuk lebih baik lagi dalam membuat makalah.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. M. (2016). Kitab Hadits Pegangan: 642 Hadits Sahih Pilihan Beserta Tafsir untuk
Pedoman Hidup Muslim Sehari-hari. Darul Kutubil Islamiyah.

Ali, Muhammad Daud. 1998. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT. Raya Grafindo persada.

Arifin, B. S., & Jalil, M. A. (2008). Psikologi agama.

Budiman, M. A. (2017). Pendidikan Agama Islam.

Choli, I. (2020). Pendidikan Agama Islam Dan Industri 4.0. Tahdzib Al-Akhlaq: Jurnal
Pendidikan Islam, 3(2), 20-40.

Hidayah, S. (2018). Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Budi pekerti Materi Al-Quran Sebagai Pedoman Hidup dengan Menggunakan
Metode Student Teams Achievement Divisions (STAD) pada Siswa Kelas XI
Mipa 3 SMA Islam Sudirman Ambarawa Tahun Pelajaran
2018/2019 (Doctoral dissertation, IAIN SALATIGA).

Marzali, A. (2017). Agama dan kebudayaan. Umbara, 1(1).

Nurjaman, A. R. (2020). Pendidikan Agama Islam. Bumi Aksara.

PAI, A. (1997). Pendidikan agama islam. Jurnal, diakses pada, 18(10), 2018.

Rahman, A. (2012). Pendidikan Agama Islam dan Pendidikan Islam-Tinjauan Epistemologi


dan Isi-Materi. Jurnal Eksis, 8(1), 2053-2059.

Shoelhi, M., & Setiadi, T. J. (2005). Ayat-ayat Perintah dan Larangan: Pedoman Hidup
Muslim.

Siregar, Hapni Laila, dkk. (2021). ISLAM KAFFAH, Medan: CV Kencana Emas Sejahtera

Sodikin, R. A. (2003). Konsep agama dan islam. Al Qalam, 20(97), 1-20.

Subari, M. D., & Awang, M. S. C. (2011). Waktu Solat Setempat: Satu Pemurnian kepada
Waktu Solat Berasaskan Zon. Working paper presented at Persidangan Muzakarah
Falak.

12
Tim Penyusun UNY. 2008. Din Al-Islam. Yogyakarta: UNY Press.

13

Anda mungkin juga menyukai