Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Landasan Pendidikan
Disusun oleh :
Khoerunisa 11140150000035
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyusun dan menyelesaikan tugas pembuatan makalah dari mata kuliah
Landasan Pendidikan “Landasan Religius Pendidikan”
Kami banyak mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Marzuki Mahmud
selaku pembimbing kami, yang telah memberikan arahan serta bimbingan dalam
pembuatan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak
yang telah membantu dalam proses pembuatan makalah ini.
Makalah ini jauh dari pada sempurna, karena itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan dan kesempurnaan dalam pembuatan
makalah berikutnya.
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR
ISI..............................................................................................................................ii
BAB
I........................................................................................................................................
.1
PENDAHULUAN...........................................................................................................
..........1
A. Latar
Belakang........................................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah...................................................................................................1
C. Tujuan
Masalah.......................................................................................................1
BAB
II.......................................................................................................................................
2
PEMBAHASAN..............................................................................................................
.........2
A. Pengertian dan Ciri
Agama.....................................................................................2
B. Pengaruh Agama bagi
Manusia...............................................................................5
C. Pengaruh Agama bagi
Pendidikan..........................................................................6
D. Urgensi Agama bagi Landasan
Pendidikan............................................................7
BAB
III.....................................................................................................................................
8
PENUTUP.......................................................................................................................
.........8
A. Kesimpulan....................................................................................................
.........8
DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................................9
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada dasarnya diturunkan agama, melalui kitab-kitab suci dan diutusnya para Rasul, ke muka
bumi ini adalah bertujuan untuk menyempurnakan manusia. Artinya bahwa agama merupakan
petunjuk Tuhan yang mengarahkan manusia untuk mncapai kesempurnaan hakiki manusia.
Tujuan agama yang sebenarnya adalah memberi petujuk pada manusia, dalam berbagai dimensi
dan potensi, untuk mengaktualisasikan semua potensinya yang ada dalam dirinya dan dapat
mempertanggungjawabkan ke-hariban Ilahi suatu saat nanti. Jika demikian, maka agama adalah
perantara dalm membantu tugas manusia untuk merealisasikan tugas mulianya.
Dalam pandangan islam, agama merupakan jalan kesempurnaan dan keselamatan manusia.
Agama
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
1. Pengertian Agama
Dengan demikian, kata religi pada dasarnya mempunyai pengertian sebagai keyakinan akan
adanya kekuatan gaib yang suci, yanga menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan
manusia.
1. Al-Din berasal dari bahasa Arab, dari kata dasar daana ( ), artinya hutang atau sesuatu yang
harus dipenuhi atau ditunaikan. Dalam bahasa Semit (induk bahasa Arab), kata diin ( ) tersebut
berarti undang-undang atau hukum. Dengan demikian, bahwa kata daana dan diin menunjukan
pengertian sebagai undang-undang atau hukum yang harus ditunaikan oleh manusia dan
mengabaikannya berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan, serta akan mendapatkan
hukuman, jika kita tidak menunaikannya.
Dari ketiga (agama, religious, dan al-Din), dapat diambil suatu pengertian, yaitu:
pengakuan adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib dan suci yang harus dipenuhi atau
ditunaikan supaya hidupnya lebih teratur dan mendatangkan kesejahteraan serta keselamatn.
Sedangkan menurut Tadjab, dkk., (1994:39), dari ketiga kata agama, religious, dan al-din
tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa :
1. Kekalahn dan penyerahan diri kepada pihak yang berkuasa.
2. Ketaatan dan penghambaan dari pihak yang lemah kepada pihak yang perkasa atau yang perkasa
atau yang berkuasa.
3. Undang-undang atau hubungan dan peraturan yang berlaku dan harus ditaati.
4. Peradilan, perhitungan, atau pertanggungjawaban atas pembalasan vonis, dan lain sebagainya.
Dengan demikian, unsure-unsur penting terdapat dalam agam (harun Nasution, 1985:11), yaitu:
1. Kekuatan gaib, manusia merasa lemah dan berhajat pada kekuatan gaib itu sebagai minta tolong.
2. Keyakinan manusia bahwa kesejahteraannya di dunia ini dan hidupnya di akhirat tergantung
pada adanya hubungan baik dengan kekuatan gaib yang dimaksud.
3. Respon yang bersifat emosional dari manusia, baik dalam bentuk rasa takut seperti yang terdapat
dalam agama-agama monoteisme.
4. Paham adanya yang kudus (sacred) dan suci.
Dari ketiga istilah (agama, religious, dan al-din), ada pendapat yang memberikan
pengertian yang sama, tapi ada juga yang memberikan pengertian yang berbeda. Adapun
pendapat-pendapat tersebut sebagaimana di bawah ini:
1. Pendapat yang menyatakan bahwa istilah agama, religious, dan al-din itu mempunyai pengertian
masing-masing. Pendapat yang pertama ini dikemukakan oleh Siti Gazalba dan Zainal arifin
Abbas. Menurut Siti Gazalba (1975) bahwa istilah al-din lebih luas pengertiannya daripada
istilah agama dan religious. Agama dan religious hanya berisi hubungan menusia dengan
tuhannya saja, sedangkan al-din selain berisi hubungan manusia dan Tuhannya, juga berisi
hubungan manusia dan manusia. Adapaun menurut Zainal A. Abbas (1984) bahwa dalam al-
Qur’an, kata al-din hanya ditunjukan kepada Islam saja, dan selainnya tidak demikian.
Sebagaimana dalam QS. Ali Imran: 19, di mana Allah hanya mengakui Islam sebagaimana yang
sah.
2. Pendapat yang menyatakan bahwa dari ketiga istilah tersebut mempunyai pengertian yang sama,
hanya berbeda dari aspek bahasannya saja. Pendapat yang kedua ini dipelopori oleh Endang S.
Anshori (1987) yang sekaligus membantah pendapat yang pertama. Argumentasi pendapat yang
kedua ini didasarkan kepada:
a) Argumentasi al-Qur’an, menyatakan bahwa banyak dalam al-Qur’an kata al-Din, yang memakai
alif lam atau tidak (din), digunakan untuk menyatakan agama-agama selain Islam. Sebagaimana
ada dalam QS. Al-Kafirun: 6, al-Taubah: 33, al-Shaf: 9 dan al-Fath: 28.
b) Argumentasi ilmiah, bahwa dalam dunia ilmu pengetahuan yang berbahasa Arab, bahasa
Inggris maupun bahasa Indonesia juga dipakai untuk agama selain Islam.
Dari kedua pendapat diatas, dapat diambil suatu kesimpulan, terjadinya perbedaan
pendapat itu hanya dalam aspek bahasa saja, sedangkan dalam prakteknya, istilah agama,
religious, dan al-Din mempunyai etimologi yang sama, yaitu agama, baik islam maupun selain
islam.
1) Ciri-ciri Agama
a. Subtansi yang Disembah
Esensi dari keagamaan adalah penyembahan terhadap sesuatu yang dianggap berkuasa,
yang ada di luar diri manusia. Atau adanya rasa kecenderungan manusia terhadap kekuatan yang
gaib yang mereka rasakan sebagai sumber kehidupan mereka. Tentu sesuatu yang dianggap gaib
itu, merupakn sesuatu “Yang Maha” dari segala-galanya. Substansi yang disembah menjadi
pembeda dalam mengkategorikan agamnya.
b. Kitab Suci
Kitab suci merupakan salah satu ciri khas dari agama. Bila suatu agama tidak memilikinya,
maka bagaimana ajaran agamanya mau berkembang dan menyebar pada yang lainnya . Adapun
kitab suci yang ada di dunia ini dikelompoka menjadi kitab agama samawi, seperti: agama
Yahudi kitab sucinya Taurah, agama Kristen kitab sucinya Injil, dan agama kitab sucinya al-
Qur’an, dan kitab Tabi’I, seperti: agama Hindu kitab sucinya Weda (Veda) atau Himpunan Sruti
dan agama Budha kitabsucinya Tripitaka.
c. Pembawa Ajaran
Dalam agama samawi pembawa ajaran suatu agama disebut dengan seorang Nabi
atau Rasul. Para Nabi dan Rasul menerima amanat atau ajaran dari Tuhannya berupa wahyu
untuk disampaikan kepada masyarakat atau para pengikutnya. Sedangkan agama Tabi’I, proses
kenabiannya, melalui proses evolusi yang dihasilkan berdasrkan sebuah julukan atau
penghormatan kepada seseorang yang sudah dianggap paling “unggul” dan “mampu” dari
komunitas agamanya. Jadi, agama Tabi’I, pengangkatan seorang yang dianggap “Rasul dan
Nabinya” oleh komunitas atau pengikutnya saja.
d. Pokok-pokok Ajaran
Setiap agama, baik agama samawi maupun agama tabi’i, mempunyai pokok-pokok ajaran
yang wajib bagi pemeluknya. Pokok-pokok ajaran ini disebut dengan istilah “dogma”, yaitu
setiap ajaran yang baik percaya atau tidak, bagi pemeluknya wajib untk mempercayainya.
e. Aliran-aliran
Setiap agama yang ada di dunia ini memiliki aliran-aliran yang berkembang pada
agamanya masing-masing, yang diakibatkan karena adanya perbedaan pandangan. Perbedaan
pandangan itu mengakibatkan timbulnya suatu aliran yang masing-masing saling memperkuat
dan memperkokoh pendapat paham kelompoknya.
1. Pendidkan Sekolah
Pengaruhnya pendidikan agama di lembaga pendidikan pada pembentuksn jiwa
keagamaan pada anak. Pendidikan agama lebih menitikberatkan pada bagaimana membentuk
kebiasaan yang selaras dengan tuntunan agama.
Fungsi sekolah dalam kaitannya dengan pembentukan jiwa keagamaan pada anak, antara
lain sebagai pelanjut pendidikan agama dilingkungan keluarga atau membentuk jiwa keagamaan
pada diri anak yang tidak menerima pendidikan agama di keluarganya. Dalam konteks ini,
peranan guru agama harus mampu mengubah sikap anak didiknya agar menerima pendidikan
agama yang diberikannya.
Pendidikan tidak semata-mata hanya berorietasi cita-cita pada intlektial saja. Namun tidak
melupakan nilai-nilai ketuhanan, individual, dan sosial. Artinya, peruses pendidikan di samping
akan menuntut dan memancing potensi intlektual seseorang, juga menghidupkan
mempertahankan unsur manusiawi dengan dirinya dengan landasan iman dan takwa
Dengan demikian jelas, bahwa peran agama, terutama keimanan dan ketakwaan serta akhalak
yang mulia,sangnatlah penting bagi pemberdayaan manusia indonisia.
Agama sangat penting demi keberlangsungan pendidikan Indonesia karena banyak orang
pintar intelktual tapi tidak sedikit juga yang lemah agamanya jadi akhirnya malah terjebak dalam
ranah yang tidak baik.
DAFTAR FUSTAKA