Anda di halaman 1dari 24

“SEJARAH HUKUM DI INDONESIA, SISTEM HUKUM DI

INDONESIA DAN DUNIA”


MAKALAH SISTEM HUKUM INDONESIA
Diajukan sebagai Salah Satu Persyaratan untuk Memperoleh Nilai pada Mata Kuliah Sistem
Hukum Indonesia

DOSEN PENGAMPU:

IIN INAYAH, MH

DISUSUN OLEH:

1. FARHAN RAMADHAN (2070201199)


2. INDAH AGUSTIN ALAWIYAH (2070201233)
3. YENI NUR SABILLA (2070201225)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI


FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Bissmillahirahmanirahim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatu
Rasa syukur patut kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah mengijinkan dan
memberi nikmat kemudahan kepada kami dalam menyusun dan menulis makalah Sistem
Hukum Indonesia yang berjudul ”Sejarah Hukum Indonesia, Sistem Hukum di Indonesia dan
Dunia”
Pada kesempatan ini kami semua mengucapkan banyak terimakasih yang tak terhingga atas
bimbingan dosen dan semua pihak sehingga makalah ini dapat kami selesaikan dengan baik.
Andai ada kekurangan dalam makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. untuk itu
kami mengucapkan terima kasih kepada :

• IIN INAYAH, MH

Oleh karena itu, kritik dan sarannya akan kami terima dengan senang hati untuk perbaikan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kami khususnya dan para pembaca
umumnya
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Tangerang, 08 Maret 2021

Penulis
I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i


DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 3
2.1 Sejarah Hukum di Indonesia ..................................................................................... 3
2.1.1 Sejarah .................................................................................................................. 3
2.1.2 Hukum ................................................................................................................... 3
2.1.3 Sejarah Hukum Indonesia ................................................................................... 4
2.1.4 Peeranan dan Fungsi Sejarah Hukum ............................................................... 4

2.2 Sistem Hukum di Indonesia ...................................................................................... 7


2.2.1 Sumber Hukum indonesia ................................................................................... 8
2.2.2 Pengenalan Hukum Indonesia .......................................................................... 10

2.3 Sistem Hukum di Dunia .......................................................................................... 12


2.3.1 Sistem Hukum Eropa Kontinental .................................................................. 12
2.3.2 Sistem Hukum Anglo Saxon ............................................................................. 14
2.3.3 Sistem Hukum Adat .......................................................................................... 15
2.3.4 Sistem Hukum Islam ......................................................................................... 16

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 20


3.1 Simpulan .................................................................................................................. 20
3.2 Saran ......................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Salah satu kegunaan sejarah hukum adalah untuk mengungkapkan fakta-fakta hukum tentang
masa lampau dalam kaitannya dengan masa kini. Hal ini merupakan suatu proses, suatu
kesatuan, dan satu kenyataan uang dihadapi, yang terpenting bagi ahli sejarah data dan bukti
tersebut adalah harus tepat, cenderung mengikuti pentahapan yang sistematis, logika,jujur,
kesadaran pada diri sendiri dan imajinasi yang kuat. Sejarah hukum merupakan bagian dari
sejarah umum. Sejarah menyajikan dalam bentuk synopsis suatu keterpaduan seluruh aspek
kemasyarakatan dari abad kea bad, yakni sejak untuk pertama kali tersedia informasi sampa
masa kini.
Indonesia merupakan negara hukum yang mempunyai kekuatan untukmengendalikan
tindakan masyarakat untuk mencapai nilai-nilai yang positif.Hukum di Indonesia mengatur
banyak aspek kehidupan,mulai dari sosial,politik, ekonomi, budaya maupun agama. Namun
keberadaan hukum ditengah-tengah masyarakat makin lama makin tak menunjukkan
ketegasan serta mulaidiabaikan oleh masyarakat. Dengan bermaksud ingin mengetahui lebih
lanjutmengenai hukum, tentu harus mengetahui sebagian aspek yang dikaji didalamilmu
hukum,salah satunya adalah sumber hukum.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa secara umum yangmelatarbelakangi atau yang
menjadi tujuan utama penulis dalam menyusunmakalah ini adalah untuk memberikan
pemahaman mengenai sumber hukum yangselama ini menjadi tolak ukur kita dalam
bertindak dan bertingkah laku sehinggadapat mngetahui arti tentang hukum dan penerapan
hukum itu sendiri untuk kinidan di masa depan. Harapan kami semoga makalah tentang
sumber hukum inidapat menjadi pedoman untuk mempelajari ilmu hukum lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah pada makalah ini
adalah,
Apa yang dimaksud dengan sejarah hukum?
Apa pengertian sumber hukum ?
Apa saja macam-macam sumber hukum yang ada di Indonesia?
Apa saja macam-macam sumber hukum yang ada di Dunia?
1
2
1.2 Tujuan Penulisan
Agar pembaca dapat memahami sejarah hukum di Indonesia
Agar pembaca dapat mengetahui pengertian sumber hukum di Indonesia.
Agar pembaca dapat mengetahui macam macam sumber hukum di Dunia
Agar pembaca dapat mengetahui macam-macam sumber hukum diIndonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SEJARAH HUKUM DI INDONESIA

2.1.1 Sejarah
Sejarah dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa
lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah. Ilmu
sejarah adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia.
2.1.2 Hukum
Hukum adalah system yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan
kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi, dan
masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan
social antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang
berupayakan cara Negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan
kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas
kekuasaan politik serta cara perwakilan dimana mereka akan dipilih. Administrative hukum
digunakan untuk meninjau kembali pkeputusan dari pemerintah, sementara hukum
internasionql mengatur persoalan antara berdaulat Negara dalam kegiatan mulai dari
perdagangan lingkungan peraturan/tindakan militer.
E. UTRECHT :
Hukum adalah himpunan petunjuk-petunjuk hidup yang berisi perintah- perintah dan
larangan-larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat, dan oleh karena itu
seharusnya ditaati oleh masyarakat yang bersangkutan
MEIJERS :
Hukum adalah suatu keseluruhan dari peraturan-peraturan yang berhubungan dengan
perbuatan-perbuatan yang berhubungan dengan perbuatan-perbuatan orang sebagai anggota
dari suatu masyarakat
A. PITLO :
Hukum adalah kumpulan peraturan tentang lahir dari orang-orang yang berkewajiban
mentaati peraturan – peraturan tersebut
3
4
JMP BELLEFROID :
Hukum adalah penertiban (penyusunan, pengaturan) kehidupan masyarakat yang berlaku bagi
suatu masyarakat tertentu dan ditetapkan atas dasar wibawa masyarakat tersebut
2.1.3 Sejarah Hukum Indonesia
Sumbangan Von Savigny sebagai “Bapak Sejarah Hukum” telah menghasilkan aliran historis
(sejarah). Cabang ilmu ini lebih muda usianya dibandingkan dengan sosiologi hukum. Apa
yang sejak lama disebut sejarah hukum, sebenarnya tak lain daripada pertelaahan sejumlah
peristiwa-peristiwa yuridisi dari zaman dahulu yang disusun secara kronologis, jadi adalah
kronik hukum dahulu. Sejarah hukum yang demikian itupun disebut “antiquiteiter”, suatu
nama yang cocok benar. Sejarah adalah suatu proses, jadi bukan suatu yang berhenti
melaiknkan suatu yang bergerak; bukan mati. Melainkan hidup. Hukum sebagai gejala
sejarah berarti tunduk pada pertumbuhan yang terus menerus. Pengertian tumbuh membuat 2
arti yaitu, perubahan dan stabilitas. Hukum tumbuh, berarti bahwa ada terdapat hubungan
yang erat, sambung-menyambung atau hubungan yang tak terputus-putus antara hukum pada
masa kini dan hukum pada masa lampau. Hukum pada masa kini dan hukum pada masa
lampau merupakan suatu kesatuan. Itu berarti, bahwa kita dapat mengerti hukum kita pada
masa kini, hanya dengan penyelidikan sejarah., bahwa mempelajari hukum secara ilmu
pengetahuan harus bersifat juga mempelajari sejarah.
Misal saja penelitian yang dilakukan oleh Mohd. Koesno tentang hukum adat setelah Perang
Dunia II melalui beberapa pentahapan (periodisasi). Secara kronologi perkembangan tersebut
dibaginya dalam beberapa tahap, yaitu:
1. Masa 1945-1950
2. Masa UUDS 1950 3. Masa 1959-1966
4. Masa 1966-sekarang
Penetapan tersebut disertai analisis yang mendalam tentang kedudukan dan peranan hukum
adat pada masa-masa tersebut.
Mempelajari sejarah hukum memang bermanfaat, demikian yang dikatakan oleh Macauly
bahwa dengan mempelajari sejarah, sama faedahnya dengan membuat perjalanan ke negeri-
negeri yang jauh.
2.1.4 Peranan dan Fungsi Sejarah Hukum
Sebagai mana lazimnya moral yang terdapat pada pelajaran sejarah, maka study mengenai
sejarah hukum ini akan mehasilkan keuntungan – keuntungan yang sama seperti orang
mempelajari sejarah umum. Salah satu dari keuntungan tersebut adalah, bahwa pengetahuan
5
kita mengenai system atau lembaga atau pengaturan hukum tertentu menjadi lebih mendalam
dan diperkaya. Kekeliruan – kekeliruan baik dalam pemahaman, maupun penerapan suatu
lembaga atau ketentuan hukum tertentu, diharapkan dapat dicegah dengan cara mendapatkan
keuntungan tersebut diatas.
Seperti telah dijelaskan diawal bahwa sejarah hukum merupakan salah satu bidang study
hukum yang mempelajari perkembangan dan asal usul system hukum, mengungkap fakta dan
membandingkan antara hukum yang lampau dengan hukum sekarang ataupun yang akan
dating. Dalam peranannya sejarah hukum juga berusaha mengenali dan memahami secara
sistematis proses – proses terbentuknya hukum, factor – factor yang menyebabkan dan
sebagainya dan memberikan tambahan pengetahuan yang berharga untuk memahami
fenomena hukum dalam masyarakat.
Di samping itu sejarah hukum juga mempunyai kegunaan:
1. Sejarah hukum dapat memberikan pandangan yang luas bagi kalangan hukum. Hukum tak
akan mungkin berdiri sendiri, karena senantiasa dipengaruhi oleh aspek – aspek kehidupan
lain, dan juga mempengaruhinya. Hukum merupakan hasil perkembangan dari salah satu
aspek kehidupan manusia. Hukum masa kini merupakan hasil perkembangan dari hukum
masa lampau dan hukum masa kini merupakan dasar bagi hukum masa yang akan dating.
Sejarah hukum akan saling melengkapi pengetahuan dikalangan hukum.
2. Hukum sebagai kadidah merupakan patokan perikelakuan atau sikap tindak yang
sepantasnya. Patokan tersebut memberikan pedoman, bagaimana seharusnya manusia
berkelakuan atau bersikap tindak, merupakan hasil dari perkembangan pengalaman manusia
semnjak dahulu kala. Kaidah-kaidah hukum tersebut tahap demi tahap mengalami
perombakan, peubahan, penyesuaian, pengembangan dan seterusnya. Sejarah hukum akan
dapat mengungkapan apa sebabnya kaidah-kaidah pada masa kini mempunyai sifat dan isi
tertentu. Tanpa sejarah hukum tak akan dapat dimengerti mengapa pasal 293 dan 534 KUHP
misalnya berbunyi demikian, sehingga oleh sementara kalangan dianggap bertentangan
dengan program keluarga berencana.
3. Sejarah hukum juga berguna dalam praktik hukum. Sejarah hukum sangat penting untuk
mengadakan penaksiran secara historical terhadap peraturan – peraturan tertentu.
4. Dalam bidang pendidikan hukum, sejarah hukum akan sangat membantu mahasiswa untuk
lebih memahami hukum yang dipelajarinya. Untuk penelitian hukum sejarah hukum juga
berguna terutama untuk mengungkap kebenaran dengan kaitannya dengan masa lampau dan
masa kini.
6
5. Sejarah hukum dapat mengungkapkan fungsi dan efektifitas lembaga – lembaga hukum
tertentu. Artinya pada situasi – situasi semacam apakah suatu lembaga hukum benar – benar
dapat berfungsi atau malahan tidak berfungsi sama sekali. Ini sangan penting, terutama bagi
pembentuk dan penegak hukum. Akhirnya sejarah hukum memberikan kemampuan, untuk
dapat menilai keadaan – keadaan yang sedang dan memecahkan masalah – masalahnya.
7
2.2 SISTEM HUKUM DI INDONESIA

Sistem adalah seperangkat komponen yang bekerja sama untuk mencapai suatu
tujuan (C. West Churman) Hukum Indonesia (Hukum positif Indonesia) adalah
hukum yang berlaku saat ini.
Berdasarkan bentuknya diklasifikasikan menjadi :
1. Tertulis (undang-undang)
2. Tidak tertulis (hukum adat dan kebiasaan)
Sistem hukum Indonesia adalah seperangkat peraturan hukum baik yang tertulis
maupun yang tidak tertulis, yang berhubungan satu dengan yan yang lainnya untuk
mencapai masyarakat Indonesia yang tertib, adil, dan damai
Berdasarkan lapangannya, hukum Indonesia terdiri dari :
1. Hukum adat dan hukum kebiasaan
2. Hukum perdata
3. Hukum acara perdata
4. Hukum pidana
5. Hukum acara pidana
6. Hukum tata negara
7. Hukum administrasi negara
8. Hukum Internasional
8
Hukum public Hukum tata negara
(Hukum Negara) Hukum tata usaha negara
Hukum acara administrasi

Hukum acara privat :


Hukum Publik - perkara perdata
(Hukum Acara) - perkara perdaganan
Hukum acara pidana

Hukum

Hukum perburuhan

Hukum pajak
Hukum Privat Hukum antar negara
Hukum perdata
Hukum dagang
Hukum perselisihan

Hukum Pidana

2.2.1 Sumber Hukum Indonesia

Sumber hukum adalah tempat dimana kita dapat mengetahui dan mengenal hukum
Sumber hukum terbagi ke dalam dua klasifikasi :
1. Sumber hukum dalam arti materil adalah kesadaran hukum masyarakat, kesadaran hukum
yang hidup dalam masyarakat yang dianggap seharusnya, karena hendaknya disadari bahwa
hukum itu diadakan justru untuk memperoleh pergaulan hidup manusia yang tertib dan damai
9
2. Sumber hukum dalam arti formal adalah tempat dimana kita dapat menemukan
dan mengenal hukum, yang terdiri dari :
a. Undang – undang dalam arti luas, yaitu UUD dan UU
b. Hukum adat dan kebiasaan
c. Yurisprudensi (keputusan hakim)
d. Traktat (perjanjian antar Negara)
e. Doktrin hukum (ajaran hukum)

A. UNDANG – UNDANG
Prof. Buijs membagi undang-undang ke dalam dua pengertian, yaitu :
1. Undang-undang dalam arti materil, yaitu setiap keputusan pemerintah yang
karena isinya mengikat langsung secara umum setiap penduduk, misalnya
peraturan yang dibuat pemerintah pusat, pemda, maupun rektor
2. Undang-undang dalam arti formal, yaitu setiap keputusan pemerintah yang
karena bentuknya dibentuk dan ditetapkan DPR bersama presiden

B. HUKUM ADAT DAN HUKUM KEBIASAAN


Kedua jenis hukum ini dibedakan berdasarkan asalnya dan bentuknya
Berdasarkan asalnya :
1. Hukum adat berasal dari tradisi dan agama nenek moyang bangsa Indonesia
sepanjang sejarah yang secara turun temurun diwariskan dari saru generasi ke
generasi selanjutnya
2. Hukum kebiasaan berasal dari hukum asing (umumnya hukum yang berasal dari
eropa) yang dibawa oleh bangsa asing pada waktu mereka menetap di Indonesia.
Jadi hukum kebiasaan berasal dari hukum asing yang direpresikan ke dalam
hukum Indonesia sebagai hukum asli Indonesia
Represi hukum artinya menerima hukum asing sebagai hukum asli suatu bangsa
Berdasarkan bentuknya :
1. Hukum adat tidak tertulis (sebagian besar), misalnya maro, kawin lari, gono gini
dan sebagainya
2. Hukum adat tertulis, misalnya subak, sewa beli (huurkoop), fiducia yaitu
penyerahan hak milik dengan kepercayaan (jaminan pinjaman) dan sebagainya.
10
C. YURISPRUDENSI

Pengertian yurisprudensi di Negara-negara Anglo Saxon (Inggris, Australia, Amerika


Serikat, dan sebagainya) berbeda dengan Negara- negara Eropa Kontinental atau
Eropa Daratan (Jerman, Belanda, Perancis, dan sebagainya)
Di Inggris, yurisprudensi berarti pengantar ilmu pengetahuan hukum yang
mempelajari dasar dan asas-asas hukum, sedangkan di Belanda yurisprudensi berarti
putusan-putusan pengadilan.
Apabila suatu persoalan sudah ada suatu yurisprudensi yang tetap ,maka dianggap
bahwa yurisprudensi itu telah melahirkan suatu peraturan hukum yang sama kuatnya
dengan undang – undang . Oleh karena itu yusrisprudensi juga dianggap sebagai
sumber hukum .
Prof . Van Apeldorn : persamaan yurisprudensi dan UU adalah keduanya merupakan
hukum yang mempunyai sifat mengikat. Perbedaannya adalah yurisprudensi
merupakan individual norm yaitu hukum yang berlaku terhadap subyek hukum
tertentu, adapun UU merupakan general norm yaitu hukum yang berlaku umum dan
mengikat setiap penduduk di suatu suatu negara .

D. TRAKTAT
Traktat adalah perjanjian atau persetujuan yang diadakan antara dua negara atau lebih .
Dasarnya adalah UUD 1945 pasal 11: presiden dengan persetujuan DPR
menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain .

C. DOKTRIN HUKUM
Doktrin hukum adalah anggapan atau ajaran seorang ahli hukum ternama yang dijadikan
sebagai pegangan oleh para hakim, pengacara dan sebagainya dalam memutuskan atau
membela suatu perkara. Ajaran para ahli hukum ternama ini umumnya terdapat dalam buku-
buku hukum yang merupakan sumber utama bagi masalah-masalah hukum (buku standar),
misalnya hukum adat karangan Prof. Van Vollenhoven.

2.2.2 Pengenalan Hukum Indonesia

Dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan isinya


11
BERDASARKAN BENTUK
Ada yang tertulis dan tidak tertulis. Yang tertulis disebut undang-undang, misalnya :
1. UUD 1945 yang merupakan hukum dasar dari segala undang-undang dan peraturan yang
berlaku
2. UUPA No 5 Tahun 1960
3. Hukum perdata eropa yang dimuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata / Sipil
(KUHS) dan Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD)
4. Hukum pidana yang dimuat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), UU
Anti Korupsi, UU Subversi dan sebagainya
Hukum yang tidak tertulis :
1. Hukum adat, misalnya hukum waris adapt, hukum perjanjian jual beli, dan sebagainya
2. Hukum kebiasaan, misalnya hukum sewa beli (huurkop) dan fiducia (penyerahan hak
milik / jaminan dengan kepercayaan.
12
BERDASARKAN ISINYA
1. Hukum publik, yaitu hukum yang melindungi kepentingan umum, orang
banyak, dan negara, misalnya Hukum Administrasi Negara, Hukum Tata
Negara, Hukum Pajak, Hukum Pidana
2. Hukum privat, yaitu hukum yang melindungi kepentingan privat, perorangan,
misalnya : hukum sewa menyewa, hukum jual beli, hukum tukar menukar,
hukum utang piutang dan sebagainya.

2.3 SISTEM HUKUM DI DUNIA

Pada dasarnya banyak sistem hukum yang dianut oleh berbagai negara-negara
didunia, namun dalam sejarah dan perkembangannya ada 4 macam sistem hukum
yang sangat mempengaruhi sistem hukum yang diberlakukan di bergagai negara
tersebut. Adapun sistem hukum yang dimaksud adalah sebagai berikut :

2.3.1Sistem Hukum Eropa Kontinental


a. Berkembang di negara-negara Eropa (istilah lain Civil Law = hukum Romawi).
b. Dikatakan hukum Romawi karena sistem hukum ini berasal dari kodifikasi hukum
yang berlaku di kekaisaran Romawi pada masa Pemerintahan Kaisar Yustinianus
abad 5 (527-565 M).
c. Kodifikasi hukum itu merupakan kumpulan dari berbagai kaidah hukum yang ada
sebelum masa Yustinianus yang disebut Corpus Juris Civilis (hukum yg
terkodifikasi)
d. Corpus Juris Civilis dijadikan prinsip dasar dalam perumusan dan kodifikasi
hukum di negara-negara Eropa daratan seperti Jerman, Belanda, Prancis, Italia,
Amerika Latin, Asia (termasuk Indonesia pada masa penjajahan Belanda)
e. menurut sistem ini setiap hukum harus dikodifikasikan sebagai daar berlakunya
hukum dalam suatu negara.
Prinsip utama atau prinsip dasar :
1) Prinsip utama atau prinsip dasar sistem hukum Eropa Kontinental ialah bahwa
hukum itu memperoleh kekuasaan mengikat karena berupa peraturan yang berbentuk
undang- undang yang tersusun secara sistematis dalam kodifikasi.
2) Kepastian hukumlah yang menjadi tujuan hukum. Kepastian hukum dapat
13
terwujud apabila segala tingkah laku manusia dalam pergaulan hidup diatur dengan
peraturan tertulis, misalnya UU.
3) Dalam sistem hukum ini, terkenal suatu adagium yang berbunyi ”tidak ada hukum
selain undang-undang”.
4) Dengan kata lain hukum selalu diidentifikasikan dengan undang-undang (hukum
adalah undang-undang).

Peran Hakim :
a. Hakim dalam hal ini tidak bebas dalam menciptakan hukum baru, karena hakim
hanya berperan menetapkan dan menafsirkan peraturan-peraturan yang ada
berdasarkan wewenang yang ada padanya.

Putusan Hakim :
Putusan hakim tidak mengikat umum tetapi hanya mengikat para pihak yang
berperkara saja (doktrins res ajudicata) sbgmana yurisprudensi sebagai sistem hukum
Anglo Saxon (Mazhab/Aliran Freie Rechtsbegung)

Sumber Hukum :
Sumber hukum sistem ini adalah :
1) Undang-undang dibentuk oleh legislatif (Statutes).
2) Peraturan-peraturan hukum’ (Regulation = administrasi negara= PP, dll), dan
3) Kebiasaan-kebiasaan (custom) yang hidup dan diterima sebagai hukum oleh
masyarakat selama tidak bertentangan dengan undang-undang.
Penggolongannya :
Berdasarkan sumber hukum diatas maka sistem hukum Eropa Kontinental
penggolongannya ada dua yaitu :
1) Bidang hukum publik dan
2) Bidang hukum privat. Ad. 1)
Hukum publik mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur kekuasaan dan
wewenang penguasa/negara serta hubungan-hubungan antara masyarakat dan negara.
Termasuk dalam hukum publik ini ialah :
1) Hukum Tata Negara
2) Hukum Administrasi Negara
14
3) Hukum Pidana Ad. 2) :
Hukum privat mencakup peraturan-peraturan hukum yang mengatur tentang
hubungan antara individu-individu dalam memenuhi kebutuhan hidup demi
hidupnya. Yang termasuk dalam hukum privat adalah :
1) Hukum Sipil, dan
2) Hukum Dagang
Sejalan dengan perkembangan peradaban manusia sekarang, batas-batas yang jelas
antara hukum publik dan hukum privat itu semakin sulit ditentukan. Hal itu
disebabkan faktor-faktor berikut :
1) Terjadinya sosialisasi di dalam hukum sebagai akibat dari makin banyaknya
bidang-bidang kehidupan masyarakat. Hal itu pada dasarnya memperlihatkan adanya
unsur ”kepentingan umum/masyarakat” yang perlu dilindungi dan dijamin, misalnya
saja bidang hukum perburuhan dan hukum agraria.
2) Makin banyaknya ikut campur negara di dalam bidang kehidupan yang
sebelumnya hanya menyangkut hubungan perorangan, misalnya saja bidang
perdagangan, bidang perjanjian dan sebagainya.

2.3.2 Sistem Hukum Anglo Saxon


• Mula-mula berkembang di negara Inggris, dan dikenal dgn istilah Common Law
atau Unwriten Law (hukum tidak tertulis).
• Sistem hukum ini dianut di negara-negara anggota persemakmuran Inggris,
Amerika Utara,Kanada, Amerika Serikat.
Sumber Hukum :
1) Putusan–putusan hakim/putusan pengadilan atau yurisprudensi (judicial
decisions). Putusan-
putusan hakim mewujudkan kepastian hukum, maka melalui putusan-putusan hakim
itu prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah hukum dibentuk dan mengikat umum.
2) Kebiasaan-kebiasaan dan peraturan hukum tertulis yang berupa undang-undang
dan peraturan administrasi negara diakui juga, kerena pada dasarnya terbentuknya
kebiasaan dan peraturan tertulis tersebut bersumber dari putusan pengadilan.
Putusan pengadilan, kebiasaan dan peraturan hukum tertulis tersebut tidak tersusun
secara sistematis dalam kodifikasi sebagaimana pada sistem hukum Eropa
Kontinental.
15
Peran Hakim :
• Hakim berfungsi tidak hanya sebagai pihak yang bertugas menetapkan dan
menafsirkan peraturan-peraturan hukum saja. Hakim juga berperan besar dalam
menciptakan kaidah- kaidah hukum yang mengatur tata kehidupan masyarakat.
• Hakim mempunyai wewenang yang luas untuk menafsirkan peraturan-peraturan
hukum dan menciptakan prinsip-prinsip hukum baru yang berguna sebagai pegangan
bagi hakim –hakim lain dalam memutuskan perkara sejenis.
• Oleh karena itu, hakim terikat pada prinsip hukum dalam putusan pengadilan yang
sudah ada dari perkara-perkara sejenis (asas doctrine of precedent).
• Namun, bila dalam putusan pengadilan terdahulu tidak ditemukan prinsip hukum
yang dicari, hakim berdasarkan prinsip kebenaran dan akal sehat dapat memutuskan
perkara dengan menggunakan metode penafsiran hukum. Sistem hukum Anglo-
Amerika sering disebut juga dengan istilah Case Law.
Penggolongannya :
• Dalam perkembangannya, sistem hukum Anglo Amerika itu mengenal pula
pembagian ”hukum publik dan hukum privat”.
• Pengertian yang diberikan kepada hukum publik hampir sama dengan pengertian
yang diberikan oleh sistem hukum eropa kontinental.
• Sementara bagi hukum privat pengertian yang diberikan oleh sistem hukum Anglo
Amerika (Saxon) agak berbeda dengan pengertian yang diberikan oleh sistem Eropa
kontinental.
• Dalam sistem hukum Eropa kontonental ”hukum privat lebih dimaksudkan sebagai
kaidah- kaidah hukum perdata dan hukum dagang yang dicantumkan dalam
kodifikasi kedua hukum itu”.
• Berbeda dengan itu bagi sistem hukum Anglo Amerika pengertian ”hukum privat
lebih ditujukan kepada kaidah-kaidah hukum tentang hak milik (law of property),
hukum tentang orang (law of persons, hukum perjanjian (law of contract) dan hukum
tentang perbuatan melawan hukum (law of tort).
• Seluruhnya tersebar di dalam peraturan-peraturan tertulis, putusan-putusan hakim
dan kebiasaan.
2.3.3 Sistem Hukum Adat
• Berkembang dilingkungan kehidupan sosial di Indonesia, Cina, India, Jepang, dan
negara lain.
16
• Di Indonesia asal mula istilah hukum adat adalah dari istilah ”Adatrecht” yang
dikemukakan oleh Snouck Hugronje.
Sumber Hukum :
• Sistem hukum adat umumnya bersumber dari peraturan-peraturan hukum tidak
tertulis yang tumbuh dan berkembang serta dipertahankan berdasarkan kesadaran
hukum masyarakatnya.
• Sifat hukum adat adalah tradisional dengan berpangkal pada kehendak nenek
moyangnya.
• Hukum adat berubah-ubah karena pengaruh kejadian dan keadaan sosial yang silih
berganti.
• Karena sifatnya yang mudah berubah dan mudah menyesuaikan dengan
perkembangan situasi sosial, hukum adat elastis sifatnya. Karena sumbernya tidak
tertulis, hukum adat tidak kaku dan mudah menyesuaikan diri.
Sistem hukum adat di Indonesia dibagi dalam tiga kelompok, yaitu :
1) Hukum adat mengenai tata negara, yaitu tatanan yang mengatur susunan dan
ketertiban dalam persekutuan-persekutuan hukum, serta susunan dan lingkungan
kerja alat-alat perlengkapan, jabatan-jabatan, dan penjabatnya.
2) Hukum adat mengenai warga (hukum warga) terdiri dari :
o Hukum pertalian sanak (kekerabatan)
o Hukum tanah
o Hukum perutangan
3) Hukum adat mengenai delik (hukum pidana)
Yang berperan dalam menjalankan sistem hukum adat adalah pemuka adat
(pengetua- pengetua adat), karena ia adalah pimpinan yang disegani oleh masyarakat

2.3.4 Sistem Hukum Islam


• Sistem hukum Islam berasal dari Arab, kemudian berkembang ke negara-negara
lain seperti negara-negara Asia, Afrika, Eropa, Amerika secara individual maupun
secara kelompok. Sumber Hukum :
1) Qur’an, yaitu kitab suci kaum muslimin yang diwahyukan dari Allah kepada
Nabi Muhammad SAW melalui Malaikat Jibril.
2) Sunnah Nabi (hadist), yaitu cara hidup dari nabi Muhammad SAW atau cerita
tentang Nabi Muhammad SAW.
17
3) Ijma, yaitu kesepakatan para ulama besar tentang suatu hak dalam cara hidup.
4) Qiyas, yaitu analogi dalam mencari sebanyak mungkin persamaan antara dua
kejadian. Sistem hukum Islam dalam ”Hukum Fikh” terdiri dari dua bidang hukum,
yaitu :
1) Hukum rohaniah (ibadat), ialah cara-cara menjalankan upacara tentang
kebaktian terhadap Allah (sholat, puasa, zakat, menunaikan ibadah haji), yang pada
dasarnya tidak dipelajari di fakultas hukum. Tetapi di UNISI diatur dlm mata kuliah
fiqh Ibadah.
2) Hukum duniawi, terdiri dari :
a) Muamalat, yaitu tata tertib hukum dan peraturan mengenai hubungan antara
manusia dalam bidang jual-bei, sewa menyewa, perburuhan, hukum tanah, perikatan,
hak milik, hak kebendaan dan hubungan ekonomi pada umumnya.
b) Nikah (Munakahah), yaitu perkawinan dalam arti membetuk sebuah keluarga
yang tediri dari syarat-syarat dan rukun-rukunnya, hak dan kewajiban, dasar-dasar
perkawinan monogami dan akibat-akibat hukum perkawinan.
c) Jinayat, yaitu pidana yang meliputi ancaman hukuman terhadap hukum Allah
dan tindak pidana kejahatan.
Sistem hukum Islam menganut suatu keyakinan dan ajaran islam dengan keimanan
lahir batin secara individual.
Negara-negara yang menganut sistem hukum Islam dalam bernegara melaksanakan
peraturan-peraturan hukumnya sesuai dengan rasa keadilan berdasarkan peraturan
perundangan yang bersumber dari Qur’an.
Dari uraian diatas tampak jelas bahwa di negara-negara penganut asas hukum Islam,
agama Islam berpengaruh sangat besar terhadap cara pembentukan negara maupun
cara bernegara dan bermasyarakat bagi warga negara dan penguasanya.
Berdasarkan sistem hukum dunia diatas, negara Indonesia termasuk negara yang
menganut sistem hukum Eropa kontinental. Hal ini dapat dilihat dari sejarah dan
politik hukumnya, sistem sumber-sumber hukumnya maupun dalam sistem
penegakan hukumnya. Namun dalam pembentukan peraturan perundangan yang
berlaku sistem hukum Indonesia dipengaruhi oleh sistem hukum adat dan juga sistem
hukum Islam.
Sistem hukum eropa Kontinental menganut mazhab legisme dan positivisme.
Mazhab legisme adalah Mazhab/aliran ini menganggap bahwa semua hukum terdapat
18
dalam UU. Atau berarti hukum identik dengan UU. Hakim dalam melakukan
tugasnya terikat pada UU, sehingga pekerjaannya hanya melakukan pelaksanaan UU
belaka (wetstoepassing) . Aliran legisme demikian besarnya menganggap
kemampuan UU sebagai hukum, termasuk dalam penyelesaian berbagai
permasalahan sosial. Aliran ini berkeyakinan bahwa semua persoalan sosial akan
segera terselesaikan apabila telah dikeluarkan UU yang mengaturnya. Menurut aliran
ini UU adalah obat segala-galanya sekalipun dalam kenyataannya tidak
demikian.Mazhab Legisme / Fomalitas.
Sedangkan Mazhab / Aliran Positivisme Hukum (Rechtspositivisme) sering juga
disebut dengan aliran legitimisme. Aliran ini sangat mengagungkan hukum tertulis.
Menurut aliran ini tidak ada norma hukum diluar hukum positif. Semua persoalan
masyarakat diatur dalam hukum tertulis. Sehingga terkesan hakikat dari aliran ini
adalah penghargaan yang berlebihan terhadap kekuasaan yang menciptakan hukum
tertulis ini sehingga dianggap kekuasaan itu adalah sumber hukum dan kekuasaan
adalah hukum.
Aliran ini dianut oleh John Austin (1790 – 1861, Inggris) menyatakan bahwa satu-
satunya hukum adalah kekuasaan yang tertinggi dalam suatu negara. Sedangkan
sumber-sumber lain hanyalah sebagai sumber yang lebih rendah. Sumber hukum itu
adalah pembuatnya langsung yaitu pihak yang berdaulat atau badan perundang-
undangan yang tertinggi dan semua hukum dialirkan dari sumber yang sama itu.
Hukum yang bersumber dari situ harus ditaati tanpa syarat, sekalipun terang
dirasakan tidak adil.
Menurut Austin hukum terlepas dari soal keadilan dan dari soal buruk-baik. Karena
itu ilmu hukum tugasnya adalah menganalisis unsur-unsur yang secara nyata ada
dalam sistem hukum modern. Ilmu hukum hanya berurusan dengan hukum positif
yaitu hukum yang diterima tanpa memperhatikan kebaikan dan keburukannya.
Hukum adalah perintah dari kekuasaan politik yang berdaulat dalam suatu negara.
Aliran positivisme hukum ini memperkuat aliran legisme yaitu suatu aliran tidak ada
hukum diluar undang-undang. Undang menjadi sumber hukum satu-satunya.
Undang-undang dan hukum diidentikkan.
Namun demikian aliran positivisme bukanlah aliran legisme. Perbedaannya terletak
pada bahwa menurut aliran legisme hanya menganggap undang-undang sebagai
sumber hukum.
19
Sedangkan aliran positivisme bukan undang-undang saja sumber hukum tetapi juga
kebiasaan, adat istiadat yang baik dan pendapat masyarakat. Para ahli positivisme
hukum berpendapat bahwa karya-karya ilmiah para hukum tidak hanya mengenai
hukum positif (hukum yang berlaku) tetapi boleh berorientasi pada hukum kodrat
atau hukum yang lebih tinggi seperti yang dilakukan penganut hukum alam.
Selanjutnya sistem anglo saxon berorientasi pada Mazhab / Aliran Freie
Rechtsbegung. Aliran ini berpandangan secara bertolak belakang dengan aliran
legisme. Aliran ini beranggapan bahwa di dalam melaksanakan tugasnya seorang
hakim bebas untuk melakukan menurut UU atau tidak. Hal ini disebabkan karena
pekerjaan hakim adalah melakukan penciptaan hukum. Akibatnya adalah memahami
yurisprudensi merupakan hal yang primer di dalam mempelajari hukum, sedangkan
UU merupakan hal yang sekunder. Pada aliran ini hakim benar-benar sebagai
pencipta hukum (judge made law) karena keputusan yang berdasar keyakinannya
merupakan hukum dan keputusannya ini lebih dinamis dan up to date karena
senantiasa memperlihatkan keadaan dan perkembangan masyarakat.
Berdasarkan hal diatas nampak antara sistem hukum Eropa Kontinental dengan anglo
saxon mempunyai kelebihan dan kelemahan
Kelebihan sistem eropa kontinental, sistem hukumnya tertulis dan terkodifikasi
Dengan terkodifikasi tersebut tujuannya supaya ketentuan yang berlaku dengan
mudah dapat diketahui dan digunakan untuk menyelesaikan setiap terjadi peristiwa
hukum (kepastian hukum yang lebih ditonjolkan). Contoh tata hukum pidana yang
sudah dikodifikasikan (KUHP), jika terjadi pelanggaran tehadap hukum pidana maka
dapat dilihat dalam KUHPidana yang sudah dikodifikasikan tersebut. Sedangkan
kelemahannya adalah sistemnya terlalu kaku, tidak bisa mengikuti perkembangan
zaman karena hakim harus tunduk terhadap perundang-undang yang sudah berlaku
(hukum positif). Padahal untuk mencapai keadilan masyarakat hukum harus dinamis.
Kelebihan sistem hukum Anglo Saxon adalah hakim diberi wewenang untuk
melakukan penciptaan hukum melalui yurisprudensi (judge made law). Berdasarkan
keyakinan hati nurani dan akal sehatnya keputusannya lebih dinamis dan up to date
karena senantiasa memperlihatkan keadaan dan perkembangan masyarakat.
Kelemahannya adalah tidak ada jaminan kepastian hukumnya. Jika hakim diberi
kebebasan untuk melakukan penciptaan hukum dikhawatirkan ada unsur
subjektifnya.
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
Dari makalah ini kita dapat mengetahui sejarah hukum di Indonesia sehingga kita
dapat lebih mendalami dan memahami tentang hukum secara umum, sigkat, dan
jelas. Yang kedepannya akan mendorong kita aga berhati-hati dalam bertindak.

3.2. SARAN
Demi kesempurnaan makalah ini kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
kami harapkan, agar makalah ini dapat menjadikan suatu pedoman untuk kalangan
umum.
Kami sebagai penyusun memohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Atas kritik , saran, dan perhatiannya kami ucapkan
terimakasih.

20
DAFTAR PUSTAKA

Drs. C.S.T. Kansil, S.H. 1989, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia,
Jakarta, PN Balai Pustaka
R. Abdoel Djamali, S.H. 1984, Pengantar Hukum Indonesia, Bandung, Rajawali Pers
R. Soeroso, S.H. 1992, Pengantar Ilmu Hukum, Bandung, Sinar Grafika
http://elearning.upnjatim.ac.id/Sejarah_Hukum

21

Anda mungkin juga menyukai