Anda di halaman 1dari 9

Mekanisme Pertahanan Ego

1. Penolakan/Penyangkalan

Penyangkalan adalah pertahanan melawan kecemasan “menutup mata (pura-pura tidak


melihat)” terhadap sebuah kenyataan yang mengancam. Individu menolak sejumlah aspek
kenyataan yang membangkitkan kecemasan.

2. Represi (Repression)

Impuls yang yang diterima oleh Ego dari Id tidak dapat diterima oleh kesadaran karena
ada ancaman dari Super Ego, sehingga menimbulkan kecemasan. Untuk menghalau
kecemasan tersebut, Ego menekan impuls tersebut ke alam bawah sadar. Dengan kata lain
seseorang berusaha sekuat mungkin untuk melupakan dorongan yang harus dipuaskan
sebagai sesuatu yang tidak pernah ada.
Begitu seseorang melakukan represi, maka selamanya tidak akan terhapuskan dan
bersifat laten. Represi merupakan mekanisme pertahanan ego yang berbahaya sekaligus
menjadi bentuk paling umum dipakai.

3. Asketisisme

Menolak segala kebutuhan. Ini adalah mekanisme pertahanan ego yang paling jarang
dikenal orang. Anak-anak pra-remaja, ketika mereka merasa "tersiksa" oleh munculnya
dorongan seksual, secara tidak sadar mencoba melindungi diri dengan menolak, bukan hanya
dorongan seksual, tapi seluruh bentuk dorongan nafsu.
Bentuk asketisisme yang agak longgar yang dia sebuat sebagai. "pengendalian ego".
Seseorang kehilangan minat dan ketertarikannya pada salah satu aspek kehidupan dan
memfokuskan perhatian pada aspek lain, demi mengelak dari kenyataan. Seorang remaja pria
yang takut dipermalukan dalam tim sepak bola akan memaksakan diri untuk menyukai puisi.
Pria/wanita menempuh jalan hidup pendeta/ulama sebagai penolakan dari realitas dorongan
seksualitas yang dimilikinya tinggi.
4. Isolasi

Disebut juga dengan intelektualisasi. Mekanisme dengan cara mengalihkan emosi dan
kenangan yang menakutkan. Sebuah keluarga yang saling berselisih menjadi tenang dan
mampu berkumpul bersama karena kondisi darurat, namun setelah keadaan pulih, mereka
kembali bercerai berai.
Orang cenderung merasa dekat kalau ada salah satu anggota keluarga yang
meninggal. Para dokter dan perawat bersikap ramah dan hangat kepada pasien untuk
menutupi rasa jijik pada darah dan luka pasien yang dirawat. Remaja pengemar film horor
akan sering tampil ke hadapan orang banyak yang tujuan sebenarnya adalah menghilangkan
rasa takutnya sendiri.

5. Penggantian/Pelampiasan

Mekanisme dengan mengalihkan ke target pengganti. Jika seseorang merasa nyaman


dengan hasrat dan nafsu yang dirasakan, tapi orang lain yang akan dijadikan sasaran perasaan
tersebut malah merasa terancam, maka orang tersebut dapat mengganti dengan orang lain
atau benda lain yang dijadikan target simbolik.
Seorang anak membenci ibunya akan menekan perasaan itu, tapi juga mengarahkannya
pada yang lain, misalnya, wanita secara umum. Orang yang tidak merasa nyaman dengan
hasrat seksualnya dengan orang lain melampiaskan dengan boneka.

6. Melawan Diri Sendiri

Bentuk mekanisme penggantian yang paling khusus, di mana seseorang menjadikan diri
sendiri sebagai target pengganti. Biasanya sebagai target melampiaskan rasa benci, marah
dan keberingasan. Mekanisme ini dapat menjelaskan perasaan minder, bersalah dan depresi
akibat kemarahan yang ditahan.
Seorang anak yang dimarahi orang tua akan memukul-mukul kepalanya sendiri
karena tidak mungkin dan sangat berbahaya jika memukul orang tuanya yang sedang marah
tersebut.
7. Proyeksi

Sumber-sumber ancaman adalah dari dunia luar dan bukan bersumber pada impuls-
impuls primitifnya. Pengubahan menjadi lebih mudah karena ketakutan neurotis dan
ketakutan moral itu kedua-duanya bersumber dari dunia luar. Proyeksi memiliki tujuan
rangkap yaitu mengurangi ketegangan dan alasan-alasan (yang sebenarnya pura-pura)
mempertahankan diri agar dalam posisi aman.
Dalam proyeksi seseorang mengatakan: ”Dia membenci saya” sebagai pengganti
”Saya membenci dia”. Seorang suami yang baik dan jujur merasa tertarik dengan wanita
tetangga. Tapi dia tidak menyadari atau mengakui apa yang dirasakan, namun malah
menuduh istrinya selingkuh dengan pria lain

8. Tawanan Altruistik

Seseorang berusaha memenuhi kebutuhannya semaksimal mungkin, tapi dengan


memanfaatkan orang lain.
Contoh dari mekanisme ini adalah orang yang berusaha keras membuat orang lain
bersahabat dan menjalin hubungan permanen. Sehingga dapat memanfaatkannya dengan
maksimal.

9 Pembentukan Reaksi

Penggantian impuls-impuls atau perasaan yang membuat kecemasan menjadi lebih


aman dan tidak berbahaya. Mekanisme ini adalah mengubah dorongan-dorongan yang tidak
dapat diterima menjadi kebalikannya (dapat diterima). Perasaan benci diganti dengan
perasaan cinta
Seorang anak marah pada ibunya akan berubah secara dramatis menjadi sangat baik
dan patuh. Anak yang dimarahi itu mungkin malah lari dan memeluk ibunya. Seseorang yang
tidak bisa menerima dorongan homoseksual dalam dirinya akan berubah menjadi penentang
gerakan gay. Seorang koruptor yang terlihat aktif mendukung gerakan anti korupsi. Anak
perempuan akan menceritakan betapa jeleknya kaum pria, sementara itu perasaan yang
sebenarnya bukan begitu (berpura-pura). Seorang suami yang membenci istrinya,
membelikan hadiah ulang tahun.
10. Penghapusan

Mekanisme ini mencakup ritual yang bertujuan menghapus pikiran atau perasaan yang
tidak mengenakkan. Tindakan-tindakan yang bersifat melupakan, atau tindakan meminta
maaf, tapi tindakan melupakan ini tidak disadari sama sekali.

Seorang ayah pemabuk, memberikan hadiah berlimpah untuk anak-anaknya saat hari
raya. Ketika suasana hari raya habis, dan anak-anak telah terkecoh dengan tipuan, dia
kembali lagi pada kebiasaannya mabuk-mabukan, kemudian bercerita pada orang lain betapa
keluarganya tidak memiliki rasa terima kasih sama sekali atas kebaikan ayahnya.

11. Introjeksi (Identifikasi)

Mekanisme dengan membawa kepribadian orang lain masuk ke dalam diri sendiri,
karena dengan begitu dapat menyelesaikan masalah perasaan yang mengganggunya.
Mekanisme ini sangat penting dalam teori kepribadian Psikoanalisa sebagai mekanisme yang
dibentuk oleh Super Ego.

Anak-anak remaja sering mengidentifikasi diri dengan bintang-bintang favorit, musisi,


artis, atlet, dan sebagainya, untuk meneguhkan identitas diri. Mekanisme identifikasi secara
ekstrim, yaitu seorang wanita setelah suaminya meninggal, dia mulai memakai pakaian
suaminya, yang tentu saja tidak pantas. Kemudian mengerjakan kebiasan-kebiasaan
mendiang ketika hidup, seperti merokok. Para tetangga mengatakan tingkahnya aneh dan
harus dihentikan, namun wanita tidak menghiraukan. Perilaku aneh ini berakhir dengan
sendirinya setelah menikah lagi.

12. Identifikasi Pada Penyerang

Mekanisme introjeksi yang terfokus pada pengadopsian. Pada saat Sindrom Stockholm
terjadi, para tawanan tidak marah dengan penangkapan mereka, tapi malah memiliki rasa
simpati yang besar kepada pembajak pesawat.
13. Regresi

Mekanisme dengan kembali ke masa-masa perkembangan yang telah dilewati, di mana


seseorang mengalami tekanan psikologis. Ketika seseorang menghadapi kesulitan atau
kecemasan, perilaku sering menjadi kekanak-kanakan atau mundur seperti di masa lalu pada
saat mengalami kenyamanan. Seorang anak akan menghisap jempolnya lagi atau ngompol di
kasur seperti pada masa balita, saat dibawa ke dokter untuk disuntik. Anak remaja putera
tersenyum malu-malu saat akan dibawa ke sebuah kegiatan yang melibatkan remaja putri.
Seorang mahasiswa membawa mainan masa kecilnya ke asrama.

Mekanisme regresi muncul pada saat mengalami frustasi karena kesulitan dalam
menghadapi fase-fase perkembangan kelanjutan. Proses regresi biasanya ditentukan oleh
fiksasi yang telah dialami lebih dahulu. Beberapa pendapat mengatakan bahwa regresi dan
fiksasi lebih tepat disebut sebagai infantilisme.

14. Rasionalisasi

Rasionalisasi adalah menciptakan alasan-alasan yang “baik/benar” guna menghindari


ego yang terluka; memalsukan diri sehingga kenyataan yang mengecewakan menjadi tidak
begitu menyakitkan.

Orang yang tidak memperoleh kedudukan mengemukakan alasan, mengapa dia begitu
senang tidak memperoleh kedudukan sesungguhnya yang diinginkannya. Atau seorang
pemuda yang ditinggalkan kekasihnya, guna menyembuhkan egonya yang terluka ia
menghibur diri bahwa sigadis tidak berharga dan bahwa dirinya memang akan
menendangnya.

15. Sublimasi

Seseorang tidak akan membiarkan dirinya menderita seumur hidup. Para Neo-Freudian
melihat bahwa mekanisme pertahanan dapat digunakan secara positif, namun Freud
mengatakan hanya ada satu pertahanan yang positif, yaitu sublimasi. Mengubah berbagai
impuls yang tidak diterima, seperti dalam bentuk seks, agresifitas, ketakutan atau bentuk
lainnya, ke dalam bentuk-bentuk yang bisa diterima secara sosial.
Sublimasi adalah menggunakan jalan keluar yang lebih tinggi atau yang secara sosial
lebih dapat diterima bagi dorongan-dorongannya.
Contohnya, dorongan agresif yang ada pada seseorang disalurkan kedalam aktivitas bersaing
di bidang olahraga sehingga dia menemukan jalan bagi pengungkapan jalan agresifnya, dan
sebagai tambahan dia bisa memperoleh imbalan apabila berprestasi dibidang olahraga itu.

16. Represi (Repression)

Mekanisme dimana seseorang yang memiliki keinginan-keinginan, impuls-impuls


pikiran, kehendak-kehendak yang tidak sesuai dan mengganggu kebutuhan/motivasinya,
disingkirkan dari alam sadar dan ditekan ke dalam alam bawah sadar.

Secara tidak sadar seseorang menekan pikiran-pikiran yang tidak sesuai atau
menyedihkan keluar dari alam sadar ke alam tak sadar.  Repression yang terus menerus akan
menjadi tumpukan kekecewaan sehingga menjadi “kompleks terdesak”

Contoh : seorang pemuda melihat kematian temannya waktu kecelakaan, kemudian


“lupa” tentang kejadian tersebut. (lupa ini disebut amnesia yang psikogenik, bila lupa karena
gegar otak maka disebut amnesia organik).

17. Kompensasi (Compensation)

Mekanisme dimana seseorang mengabdikan dirinya kepada mengejar suatu tujuan,


dengan usaha yang lebih giat ke dalam usahanya itu untuk mengatasi rasa kekurangan yang
sebenarnya atau yang hanya dirasakan saja.
Menutupi kelemahan dengan menonjolkan sifat yang baik atau karena frustrasi dalam
suatu bidang, lalu dicari kepuasan secara berlebihan dalam bidang yang lain (kompensasi
berlebihan). Kompensasi dilakukan terhadap perasaan kurang mampu (inferior).
Contoh : anak yang tidak pandai di sekolah, menjadi anak jagoan atau ditakuti oleh
teman-temannya.

18. Konversi (Conversion)


Mekanisme dimana konflik emosional memperoleh ekspresi luar melalui manifestasi
motorik, sensoris, somatik.
Contoh : saat stress menjadi mudah marah, teriak-teriak, atau berolahraga.

19. Memindahkan (Displacement)

Proses mekanisme dimana emosi2 yang tertahan diberikan tujuan yang lain ke arah
ideide, objek-objek, atau orang lain daripada ke sumber primer emosi. Luapan emosi
terhadap seseorang atau objek dialihkan kepada seseorang atau objek yang lain.
Contoh : seorang anak yang dimarahi ibunya kemudian dia memukul adiknya atau
menendang kucingnya.

20. Disosiasi (Dissociation)

Beban emosi dalam suaatu keadaan yang menyakitkan diputus atau diubah. Mekanisme
dimana suatu kumpulan proses-proses mental dipisahkan atau diasingkan dari kesadaran
dengan bekerja secara merdeka atau otomatis, afek dan emosi terpisah, dan terlepas dari ide,
situasi, objek, misalnya pada selektif amnesia.

Contoh : rasa sedih karena kematian seorang kekasih dikurangi dengan mengatakan
“sudah nasibnya” atau “sekarang ia sudah tidak menderita lagi”.

21. Fantasi (Fantasy) atau Khayalan (Image)

Suatu proses melamun (menerawang) atau tindakan berkhayal untuk memberikan


pelarian dari kenyataan, dengan kepuasan diperoleh dan pencapaianpencapaian kenikmatan
yang bersifat khayal atau mati sebagai pahlawan yang tidak berdosa.
Contoh : seorang anak yang kurang pandai lalu berkhayal dirinya menjadi bintang
pelajar.

22. Negativisme (Negativism)

Proses perlawanan yang aktif atau pasif terhadap permintaan-permintaan yang


ditujukan kepada seseorang. Negativisme aktif kalau seseorang berbuat kebalikan dari apa
yang diminta darinya. Negativisme pasif kalau ia menghindarkan apa yang diharapkan dari
padanya.
Contoh: seorang anak yang disekolahkan tidak sesuai dengan minatnya maka ia sering
bolos sehingga prestasinya menjadi kurang.

23. Rasionalisme (Rationalization)

Mekanisme dimana seseorang membenarkan tingkah lakunya yang tidak konsekuen


dan tidak baik. Termasuk membenarkan kepercayaan, keterangan, alasan-alasan (motivasi)
dengan memberikan penjelasan dan keterangan baginya. Berusaha untuk membuktikan
bahwa perbuatannya (yang sebenarnya tidak baik) dianggap rasional adanya, dapat
dibenarkan, dan dapat diterima.

Contoh: seorang anak menolak bermain bulu tangkis dengan temannya karena “kurang
enak badan” atau “besok ada ulangan” (padahal takut kalah).

24. Simpatisme

Berusaha mendapatkan simpati dengan jalan menceritakan berbagai kesukarannya,


misalnya penyakit atau kesulitan-kesulitan lainnya. Bila ada yang menyatakan simpati
kepadanya maka rasa harga dirinya diperkuat, biarpun ada kegagalan.
Contoh: seorang siswa yang mengeluh bahwa dia tidak mempunyai buku2 pelajaran karena
orangtuanya miskin dan tidak bisa membelikannya, lagipula ibunya sakit-sakitan.

25. Supresi

Supresi merupakan suatu proses pengendalian diri yang terang-terangan ditujukan


menjaga agar impuls-impuls dan dorongan-dorongan yang ada tetap terjaga (mungkin dengan
cara menahan perasaan itu secara pribadi tetapi mengingkarinya secara umum). Individu
sewaktu-waktu mengesampingkan ingatan-ingatan yang menyakitkan agar dapat menitik
beratkan kepada tugas, ia sadar akan pikiran-pikiran yang ditindas (supresi) tetapi umumnya
tidak menyadari akan dorongan-dorongan atau ingatan yang ditekan (represi).
26. Fiksasi

Dalam menghadapi kehidupannya individu dihadapkan pada suatu situasi menekan


yang membuatnya frustrasi dan mengalami kecemasan, sehingga membuat individu tersebut
merasa tidak sanggup lagi untuk menghadapinya dan membuat perkembangan normalnya
terhenti untuk sementara atau selamanya. Dengan kata lain, individu menjadi terfiksasi pada
satu tahap perkembangan karena tahap berikutnya penuh dengan kecemasan. Individu yang
sangat tergantung dengan individu lain merupakan salah satu contoh pertahan diri dengan
fiksasi, kecemasan menghalanginya untuk menjadi mandiri. Pada remaja dimana terjadi
perubahan yang drastis seringkali dihadapkan untuk melakukan mekanisme ini.

Anda mungkin juga menyukai