Anda di halaman 1dari 40

Juhana Sakmal

PGSD FIP
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Juli-Desember 2020
KALIMAT EFEKTIF
BAHASA INDONESIA
 Referensi:
1. Hasan Alwi, dkk., Tata Bahasa Baku Bahasa
Indonesia, (Jakarta; Balai Pustaka, 2003), hh. 311-
418.
2. Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Diksi Insan Mulia, 2005), : hh. 125-164.
CPMK DAN TUJUAN PEMBELAJARAN
 Capaian Pembelajaran Mata Kuliah:
Mahasiswa memahami konsep kalimat efektif.
 Indikator:
1. mendefinisikan kalimat efektif,
2. menjelaskan ciri kalimat efektif,
3. menunjukkan kalimat efektif dan tidak efektif dalam karya
ilmiah tulis;
4. menyusun kalimat efektif.
 Tujuan Pembelajaran:
1. Mahasiswa dapat mendefinisikan kalimat efektif setelah
menyimak penjelasan dosen.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan ciri kalimat efektif setelah
menyimak penjelasan dosen.
3. Menunjukkan kalimat efektif dan tidak efektif dalam karya
ilmiah tulis melalui penugasan terstruktur.
4. Mahasiswa dapat menyusun kalimat efektif melalui penugasan
terstruktur..
Kegiatan Pembelajaran

1. Dosen menyajikan PPt materi perkuliah dan tugas


terstruktur secara digital/daring.
2. Mahasiswa mendefinisikan kalimat efektif melalui
penugasan terstruktur.
3. Mahasiswa menjelaskan ciri kalimat efektif melalui
penugasan terstruktur.
4. Mahasiswa menunjukkan kalimat tidak efektif dan
efektif dalam karya ilmiah tulis melalui penugasan
terstruktur.
5. Mahasiswa menyusun kalimat efektif melalui penugasan
terstruktur.
Konsep Kalimat

Kalimat adalah bagian ujaran yang mem-punyai


struktur minimal subjek (S) dan predikat (P) dan
intonasinya menunjukkan bagian ujaran itu sudah
lenkap dengan makna.
Intonasi final (lengkap dan utuh) dalam bahasa tulis
dilambangkan dengan tanda titik (.), tanda tanya (?),
dan tanda seru (!).
UNSUR KALIMAT BAHASA INDONESIA
 Unsur kalimat ialah satu kata atau beberapa
kata dalam satu kalimat yang menduduki satu
fungsi sintaksis dalam kalimat.
 Fungsi sintaksis itu lazim disebut jabatan kata
atau peranan kata.
 Terdapat 5 peran/fungsi yang bisa diduduki
oleh satu kata/kelompok kata, yaitu:
1) sebagai subjek (S);
2) sebagai predikat (P);
3) sebagai objek (O);
4) sebagai pelengkap (Pel.); dan
5) sebagai keterangan (Ket.).
1. Subjek (S)
 Subjek adalah bagaian kalimat yang menunjukkan pelaku/sesuatu
yang melakukan tindakan/perbuatan dalam satu kalimat.
 Peran sebagai subjek (S) biasanya dapat diisi oleh jenis kata/ frasa
nomina (benda) dan frasa/klausa verba (kerja).
Contoh:
1) Ayahku sedang mandi.
2) Meja dosen besar.
3) Orang yang berbaju biru dosen saya.
4) Berjalan kaki menyehatkan badan.
5) Membangun rumah panggung sangat mahal.
Kata//frasa/klausa yang bercetak tebal menduduki fungsi
sebagai subjek (S). Contoh (1) dan (2) adalah kata dan frasa
benda. Contoh (3) klausa benda. Contoh (4) dan (5) adalah
frasa verbal.
Ada atau tidaknya S dalam sebuah kalimat dapat diketahui
dengan mengajukan pertanyaan “siapa atau apa”.
Contoh: Siapa yang sedang mandi? (ayahku)
2. Predikat (P)
 Predikat adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan apa
atau dalam keadaan bagaimana S dalam kalimat.
 Peran predikat (P) dalam kalimat biasanya dapat diisi oleh kata/frasa
verba (kerja), adjektiva (sifat), numeralia (bilangan).
Contoh:
1) Kucing mengeong.
2) Ibu sedang tidur siang.
3) Putrinya cantik jelita.
4) Kota Jakarta dalam keadaan banjir.
5) Kucingku belang empat.
6) Fitri mahasiswa lama.
7) Rumah Pak Juhana dua.
Kata yang bercetak tebal menuduki fungsi sebagai predikat (P).
Ada atau tidaknya predikat (P) dalam kalimat dapat diketahui
dengan mengajukan pertanyaan melakukan apa/bagaima-
na”terhadap S.
Contoh: Kucing melakukan apa? (mengeong)
3. Objek (O)
 Objek (O) adalah bagian kalimat yang menduduki
fungsi/peran sebagai pelengkap makna predikat.
 Peran O biasanya dapat diisi oleh kata atau frasa
nomina (benda)
Contoh:
1) Arsitek merancang rumah baruku.
2) Juhana menggendong Nabila.
3) Sepeda Fani hilang.
Kata/frasa bercetak tebal adalah objek. Objek wajib ada bila
predikat adalah verba transitif. Jika predikat verba
taktransitif maka objek tidak perlu ada, seperti pada contoh
(3).
Ada atau tidaknya objek (O) dalam kalimat dapat diketahui
dengan mengajukan pertanyaan apa/siapa yang menjadi
tujuan perbuatan S.
Contoh: Merancang apa arsitek? (rumah baruku)
Objek (O)
Objek (O) dalam kalimat pasif tidak berubah peran
menjadi subjek (S).
Contoh:
1) Orang itu menolong adik saya.
2) Adik saya ditolong oleh orang itu.
Kalimat (1) memiliki objek di belakang. Dalam kalimat (2),
objek itu berpindah posisi di depan dan subjek
berpindah posisi di belakang.
Dalam kalimat (2), subjek tetap “orang itu” karena “adik
saya” tetap jadi tujuan tindakan “menolong” dari “orang
itu”.
4. Pelengkap (Pel.)
Pelengkap adalah kata/kelompok kata/ bagian
kalimat yang berfungsi melengkapi predikat (P)
atau objek (O).
Peran sebagai pelengkap (Pel.) dapat diisi oleh
kata, frasa, klausa nomina (benda).
Pelengkap (Pel.) dan objek (O) menempati posisi
yang sama dalam kalimat, yaitu mengikuti
predikat (P) atau objek (O).
Contoh:
1. Pancasila merupakan dasar negara.
2. Annisa membelikan bapaknya kopiah bludru.
Dalam contoh (1), unsur Pel. mengikuti predikat
(P). Dalam contoh (2), unsur Pel. mengikuti objek
(O).
5. Keterangan (Ket.)
 Keterangan (Ket.) adalah kata/kelompok kata dalam kalimat
yang berfungsi menerangkan berbagai hal mengenai: S, P, O,
Pel..
 Peran keterangan (Ket.) dapat diisi oleh kata/frasa/ klausa
nomina, preposisi, adverbia.
 Posisi unsur keterangan (Ket.) bisa di awal, di tengah, atau di
akhir kalimat.
Contoh:
1) Sekarang, Panji sedang belajar. (Ket. di depan)
2) Fitri memotong roti dengan pisau. (Ket. di belakang)
3) Pindahkan komputer itu dengan hati-hati. (Ket. di
belakang)
4) Karena malas belajar, dia tidak lulus matakuliah Bahasa
Indonesia. (Ket. di depan)
5) Ia tidak hadir kuliah sejak kemarin, (Ket. di belakang)
Pola Kalimat Baku Bahasa Indonesia
Sumber: Tata Bahasa Baku
Fungsi Sintaksis
Pola Kalimat
Baku
Subjek Predikat Objek Pelengkap Keterangan

Orang itu sedang tidur.


1. S-P
Saya mahasiswa.

Ayahnya membeli mobil baru.


2. S-P-O
Rani mendapat hadiah.

Beliau menjadi - ketua koperasi.


3. S-P-Pel.
Pancasila merupakan - dasar negara.

Kami tinggal - - di Jakarta.


4. S-P-Ket.
Kecelakaan terjadi - - minggu lalu.

Dia mengirimi ibunya uang. -


5. S-P-O-Pel.
Dian Mengambilkan adiknya air minum. -

Pak Raden memasukan uang - ke bank.


6. S-P-O-Ket.
Beliau Memperlakukan kami - dengan baik.
JENIS KALIMAT BAKU BAHASA INDONESIA
Kalimat Tunggal (KT)
Kalimat tunggal adalah kalimat yang memiliki satu pola
kalimat terdiri dari satu subjek dan satu predikat. Kalimat
tunggal bisa memiliki satu objek, satu keterangan, dan satu
pelengkap.
Kalimat tunggal merupakan kalimat dasar sederhana.
Contoh Kalimat Tunggal:
1. S/KB + P/KK (Subjek/Kata Benda + Predikat/Kata Kerja)
Contoh:   Rita bernyanyi.
2. S/KB + P/KS (Subjek/Kata Benda + Predikat/Kata Sifat)
Contoh:   Ika sangat rajin.
S/KB + P/K Bil. (Subjek/Kata Benda + Prediket/Kata
Bilangan)
Contoh:  Bajunya lima.
4 Macam Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal  dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1.Kalimat nominal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata
benda.
Contoh :  Saya guru matematika.
2.Kalimat verbal adalah kalimat yang predikatnya berupa kata
kerja.
Contoh :  Adik bernyanyi.
3.Kalimat adjektival adalah kalimat yang predikatnya berupa
kata sifat.
Contoh : Akhlak Nabi Muhammad sangat baik.
4.Kalimat numeral adalah kalimat yang predikatnya berupa kata
bilangan.
Contoh : Rumah orang kaya itu delapan.
Kalimat Gabung/Majemuk (KM)
Kalimat majemuk terdiri atas gabungan dua atau lebih
kalimat tunggal. Kalimat majemuk dapat dibedakan
atas tiga jenis, yaitu: (1) kalimat majemuk setara (KMS),
(2) kalimat majemuk bertingkat (KMB), (3) kalimat
majemuk campuran (KMC).
Kalimat majemuk merupakan kalimat luas yang
kompleks.
Kalimat majemuk terdiri atas 2 klauasa atau lebih.
5 Macam KMS
1) KMS Penggabungan
Contoh: Ratih dan Ratna bermain bulu tangkis di halaman rumah.
2) KMS Pertentangan
Contoh:
a) Indonesia negara berkembang, sedangkan Jepang termasuk negara maju.
b) Bukan saya yang memecahkan gelas itu, melainkan kakak.
3) KMS Pemilihan
Contoh:
Aku atau dia yang akan kamu pilih.
4) KMS Penguatan
Contoh:
a) Dia tidak hanya cantik, bahkan dia juga sangat baik hati.
b) Pencuri itu tidak hanya dipukuli oleh warga, bahkan dia dimasukkan ke
dalam penjara.
5) KMS Peg-urutan
Contoh:
Mula-mula disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SD, kemudian
disebutkan nama-nama juara melukis tingkat SMP.
12 Macam KMB
Ada 12 macam kata pengungkapan hubungan bertingkat yang dipergunakan
dalam kalimat majemuk bertingkat, yaitu:
1)Konjungsi waktu : ketika, sejak;
2)Konjungsi sebab: karena, karena, sebab;
3)Konjungsi akibat: hingga, sehingga, maka
4)Konjungsi syarat: jika, asalkan, apabila, andaikata, seandainya;
5)Konjungsi pertentangan: meskipun, walaupun, sekalipun, biarpun;
6)Konjungsi kenyataan: padahal;
7)Konjungsi tujuan: agar, supaya, untuk;
8)Konjungsi pembandingan: seperti, laksana, ibarat;
9)Konjungsi pembatasan: kecuali, selain itu;
Konjungsi alat/cara: dengan;
Konjungsi penjelasan: bahwa;
Konjungsi hasil: akibatnya, risikonya;
Contoh KMB
1. Aku akan membeli rumah baru jika aku punya uang banyak,.
1) Klausa/kalimat induk: Aku punya uang banyak.
2) Klausa/kalimat anak: Aku akan membeli rumah baru.
Penjelasan:
Klausa/kalimat induk: “Aku punya uang banyak.” dapat berdiri sendiri.
Makna klausa/kalimat utama ini sudah utuh. Klauasa/ kalimat anak:
“Aku akan membeli rumah baru.” tidak bisa berdiri sendiri. Makna
klauasa/kalimat anak ini bergantung pada klauasa/kalimat induk.
Membeli rumah baru harus punya uang banyak. Punya uang
banyak bisa membeli rumah baru atau mobil baru.
2. Mahasiswa harus rajin membaca agar wawasannya tambah luas.
1) Klausa/kalimat induk: Mahasiswa harus rajin membaca.
2) Klausa/kalimat anak: Wawasannya tambah luas.
3. Kami langsung pulang karena hari sudah malam.
1) Klausa/kalimat induk: Hari sudah malam.
2) Klausa/kalimat anak: Kami langsung pulang.
Kalimat Majemuk Campuran (KMC)
limat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk
setara dan kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:
1)Hari sudah malam sehingga kami berhenti rapat dan
langsung pulang.
2)Satpol PP dan Polisi memeriksa semua mobil yang
datang dari Timur sehingga terjadi antrean panjang di KM
47 TOL Japek.
3)Media dan metode merupakan unsur penting dalam
pembelajaran maka guru harus mempertimbangkan
keduanya dengan sebaik-baiknya.
Sub-Pokok Kajian:
1.Konsep Kalimat Efektif
2.Unsur Kalimat Efektif
3.Ciri Kalimat Efektif
4.Cara Menyusun Kalimat Efektif
Konsep Kalimat Efektif
 Pengertian 1:
Kalimat efektif ialah kalimat yang memiliki
kesanggupan mengungkapkan makna/
pesan kepada pembaca secara jelas, tidak
ambigu, dan lengkap.
 Pengertian 2:
Kalimat efektif ialah kalimat yang mudah
dipahami maknanya oleh pembaca/pen-
dengar.
 Silakan tambah dengan pengertian lain
dari referensi lain untuk menambah
wawasan Anda.
Unsur Kalimat Efektif
Ada 2 unsur kalimat efektif:
1.Pola kalimat baku bahasa
Indonesia
2.Kosakata baku yang hemat
dan tepat
5 Ciri Kalimat Efektif
5 Ciri Kalimat Efektif
1. Kalimat harus singkat: Pesan dalam kalimat tidak
bertumpang-tindih atau berulang-ulang atau
berpanjang-panjang.
2. Kalimat harus cermat: Kesalahan diksi, makna,
tata bahasa, dan ejaan amat sedikit.
3. Kalimat harus tepat: Kosakata sesuai kaidah
bentuk kata dan kaidah makna kata.
4. Kalimat harus jelas: Pola kalimat sesuai pola
kalimat baku bahasa Indonesia.
5. Kalimat harus komunikatif: Cocok dengan
koteksnya dan konteksnya (sesuai dengan unsur-
unsur koteks dan unsur-unsur konteks).
Apakah koteks dan konteks?
Koteks:
Relasi makna antara kata dan kata atau unsur dan
unsur dalam kalimat.
Konteks:
Relasi makna antara kata dan kata atau unsur dan
unsur dalam kalimat dengan unsur hal lain di luar
kalimat, yaitu: waktu, tempat, isi pesan, penyampai
dan penerima pesan, media penyampai pesan.
6 Cara Menyusun Kalimat Efektif

1. Mengulang kata/pesan penting dalam kalimat,


2. Mengawalkan kata/pesan penting dalam kalimat,
3. Mengakhirkan kata/pesan penting dalam kalimat,
4. Menyejajarkan bentuk kata dalam kalimat,
5. Menghemat penggunaan kata dalam kalimat
6. Memvariasikan pola kalimat dan jenis kalimat.
Cara 1: mengulang kata/pesan penting
dalam satu atau beberapa kalimat
Contoh:
a.Semua guru harus bersifat sabar, termasuk guru di sekolah ini.
Kata “guru” diulang dalam 1 kalimat. Kata “guru” merupakan kata
/pesan yang dianggap penting oleh penulis karena berfungsi sebagai
subjek (S) kalimat ini.
b.Topeng wajah penari yang terbuat dari kayu rotan itu langsung
menyedot perhatian. Di sisi lain, topeng tentara Apache tak kalah
menohok.
Sumber: Republika, Selasa, 8 November 2011, h. 21.
Kata ‘topeng” diulang dalam 2 kalimat. Kata “topeng” merupakan
kata/pesan yang dianggap penting oleh penulis karena berfungsi sebagai
subjek (S) dalam 2 kalimat ini.
c.Dia mengakui, dari pengalamannya, barang antik dan asli tidak
diperjualbelikan sembarangan. Biasanya, barang antik dan asli
terdapat di rumah seseorang. Contohnya adalah lukisan karya Bung
Hatta yang diletakkan di rumah anaknya, Meutia Hatta.
Sumber: Republika, Selasa, 8 November 2011, h. 21.
Unsur “barang antik dan asli” diulang dalam 2 kalimat. Kelompok kata
“barang antik dan asli” merupakan pesan yang dianggap penting oleh
penulis dalam 2 kalimat ini.
Cara 2: mengawalkan kata/pesan penting
dalam satu kalimat
Contoh:
a.Buku teks tiap pelajaran penting dimiliki oleh setiap murid.
Frasa “buku teks” merupakan pesan yang dianggap penting oleh penulis maka diletalkkan di awal
kalimat ini.
b.Setiap murid wajib memiliki buku teks tiap pelajaran.
Frasa “setiap murid” merupakan pesan yang dianggap penting oleh penulis maka diletalkkan di
awal kalimat ini.
c.Investasi perlu didorong ke daerah.
Kata “investasi” merupakan pesan yang dianggap penting oleh penulis maka diletalkkan di awal
kalimat ini.
d.Daerah perlu menarik investasi.
Kata “daerah” merupakan pesan yang dianggap penting oleh penulis maka diletalkkan di awal
kalimat ini.
Lembaga amil zakal (LAZ) segera mengajukan draf masukan kepada pemerintah dalam
perumusan rancangan peraturan pemerintah (RPP) untuk Undang-Undang Zakat.
Frasa “lembaga amil zakat” merupakan pesan yang dianggap penting oleh penulis maka
diletalkkan di awal kalimat ini.
Untuk Undang-Undang Zakat, Lembaga Amil Zakat (LAZ) segera mengajukan draf masukan
kepada pemerintah dalam perumusan rancangan peraturan pemerintah.
Frasa “untuk Undang-Undang Zakat” merupakan pesan yang dianggap penting oleh penulis maka
diletalkkan di awal kalimat ini.
(Sumber: Republika, Selasa, 8 November 20011, h. 12.)
Cara 3: mengakhirkan kata/pesan penting
dalam kalimat
Contoh:
a.Saya menumpang bus Transjakarta tiap hari.
Frasa “tiap hari” merupakan pesan yang dianggap penting oleh penulis
maka diletalkkan di akhir kalimat ini.
b.Mahasiswa kelas B Reguler hadir kecuali Fitri.
Kata “Fitri” merupakan pesan yang dianggap penting oleh penulis maka
diletalkkan di akhir kalimat ini.
c.Kala itu, tercuat keinginan sejunlah LAZ mengajukan uji materil atas
UU Zakat.
Frasa “uji materilatas UU Zakat” merupakan pesan yang dianggap
penting oleh penulis maka diletalkkan di akhir kalimat ini.

Sumber: Depdiknas, Model Pusat Sumber Belajar, Jakarta: Pustekom,


2005), h. 43.
Cara 4: menyejajarkan bentuk kata dalam satu kalimat

Contoh kalimat yang ada kesejajaran kata:


a.Guru harus merancang perencanaan dan melaksana-
kan pembelajaran secara profesional.
Penulis menggunakan kata “merancang” dan “melak-
sanakan” yang sejajar bentuknya. Kedua kata sama-sama
berimbuhan /me-/.
b.Seorang petani yang profesional pasti terampil menye-
mai dan menanam bibit.
Penulis menggunakan kata “menyemai” dan “menanam”
yang sejajar bentuknya. Kedua kata sama-sama ber-imbuhan
/me-/.
b.Media pembelajaran adalah alat yang dapat membantu
proses belajar mengajar dan berfungsi untuk mem-perjelas
makna pesan yang disampaikan.
Sumber: (Cecep R., Bambang S., Media Pembelajaran: Manual dan Digital, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011,
h. 9).
Cara 5: menghemat penggunaan kata dalam kalimat

Contoh kalimat yang hemat kata:


a.Gunakan kompor gas saat memasak agar cepat matang.
Kalimat yang boros kata:
Gunakan kompor gas saat memasak agar supaya lebih cepat
matang. Kata “agar” dan “supaya” sama maknanya.
b.Mahasiswa dan mahasiswi dipersilakan masuk kelas.
Kalimat yang boros kata:
Mahasiswa dan mahasiswi dipersilakan masuk ke dalam kelas.
Kata “masuk” maknanya “ke dalam”.
c.Pengobatan osteoporosis juga memerlukan biaya sekitar Rp 80
juta sampai Rp 100 juta.
Kalimat yang boros kata:
Pengobatan osteoporosis juga memerlukan sejumlah biaya
sekitar Rp 80 juta sampai Rp 100 juta. Kata “sejumlah” sudah
diwakili maknanya oleh frasa “sekitar Rp 80 juta sampai Rp
100 juta”.
Cara 6: mevariasikan pola dalam rangkaian kalimat

Contoh kalimat yang variatif:


a.Anak itu jarang belajar. Dia maunya main saja namun dia tekun
dan bertanggung jawab atas tugas-tugasnya. (
Kalimat pertama berpola S-P dan berjenis kalimat tunggal. Kalimat
kedua berpola S-P + S-P + S-P dan berjenis kalimat majemuk.
b.Pertemuan hari ini dibatalkan karena ketua tidak bisa hadir.
Besok, ketua harus hadir.
Kalimat pertama berpola S-P + S-P dan berjenis kalimat majemuk.
Kalimat kedua berpola Ket.-S-P dan berjenis kalimat tunggal.
c.Panitia kesulitan membagikan daging kurban. Pada akhirnya,
panitia menerobos banjir dan (panitia) membagi-bagikan daging
tersebut ke rumah-rumah yang ada di RT 11.
Kalimat pertama berpola S-P dan berjenis kalimat tunggal. Kalimat
kedua berpola Ket.-S-P + P-O-Ket. dan berjenis kalimat majemuk.
TUGAS DARING KALIMAT EFEKTIF (Individual)
Kamis, 26 November 2020
1. Efektifkah kalimat-kalimat dalam tabel di bawah ini?

Efektif/
Kalimat Tidak Alasan
Efektif
1. Anak itu jarang belajar. Anak itu mau main saja. Anak itu
tekun. Anak itu bertanggung jawab atas tugas-tugasnya.

2. Para mahasiswa dan mahasiswi dipersilakan masuk kelas.

3. Seorang petani yang profesional pasti terampil melakukan


penyemaian dan menanam bibit.

4. Jadi, kendaraan itu tidak langsung masuk pusat kota.


Kendaraan itu harus ke by pass dahulu. Kami akan mengecek
suhu tubuh dan kondisi si pengendaranya,

5. Kita mengetahui bagaimana kondisi penyebaran virus corona


saat ini. Jadi jika tidak terlalu penting sebaiknya tidak usah
bepergian. Lebih baik di rumah saja.
2. Tentukan pola dan jenis kalimat-kalimat di bawah ini?

Kalimat Jenis Kalimat Pola Kalimat

1. Dian Fakhri juga mengimbau masyarakat


untuk tidak bepergian jika tidak terlalu
penting.
2. Pemerintah Kota Padang menutup
sejumlah akses pintu masuk ke Kota
Padang.
Sumber: Farid Assifa, “Lawan Corona, Pemkot Tutup Sejumlah Akses Masuk ke
Padang”, Kompas.com - Selasa, 31 Maret 2020
2. Tentukan pola dan jenis kalimat-kalimat di bawah ini?

Kalimat Jenis Kalimat Pola Kalimat

3. Terapkan protokol physical distancing,


pelayanan di Stasiun Pengisian Bahan
Bakar Umum (SPBU) dibuat berjarak.
4. Antara operator dan konsumen kini
dibatasi oleh safety cone dengan jarak 1
hingga 2 meter.
Sumber: Gita Amanda, “Physical Distancing, Layanan di SPBU Pertamina pun
Berjarak”, Republika.co.id, Selasa, 31 Maret 2020
2. Tentukan pola dan jenis kalimat-kalimat di bawah ini?

Kalimat Jenis Kalimat Pola Kalimat


5. Hal ini dilakukan untuk menggurangi
risiko penularan Covid-19 karena adanya
kontak fisik antara operator dan
konsumen.
6. Terutama pada saat proses pelayanan
pengisian bahan bakar minyak (BBM) di
SPBU.
Sumber: Gita Amanda, “Physical Distancing, Layanan di SPBU Pertamina pun
Berjarak”, Republika.co.id, Selasa, 31 Maret 2020
3. Susunlah kalimat efektif sesuai pola dan jenis kalimat
dalam tabel di bawah ini!
Fungsi Sintaksis
Pola & Jenis
Kalimat Subjek Predikat Objek Ket. Pel.

1. S-P-K &
KT
2. K-S-P &
KT
3. S-P + S-P-
K & KM
4. S-P + P-K
& KM
5. K-S-P-O &
KT
Keterangan: S = subjek, P = predikat, O = objek, Ket. = keteranga, Pel. = pelengkap,
KT = kalimat tunggal, KM = kalimat majemuk
Sekian!
Salam social distancing.
Selamat belajar mandiri
untuk menyelesaikan tugas daring.

Anda mungkin juga menyukai