Anda di halaman 1dari 8

anauzapetto

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Banyak orang tidak melakukan penelitian karena kemiskinan material
dan metodologi. Kemiskinan material dapat berupa kebingungan dengan apa
yang akan diteliti yang bersifat substantive. Adapun kemiskinan metodologi
berupa kebingungan bagaimana cara melakukan penelitian dengan baik dan
benar sehingga hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Oleh
karena itu, untuk menjadi peneliti yang professional dan handal, harus
menguasai substansi yang akan diteliti dan metodologi penelitiannya,
disamping kemampuan menulis dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang
baik dan benar (baku).
Salah satu kerangka teoritis adalah kerangka berpikir. Kerangka
berfikir adalah pokok utama untuk menentukan suatu masalah atau
merencanakan suatu masalah yang akan di kaji. Adapun kerangka berfikir
akan mempermudah suatu penelitian. Maka dari itu dimakalah ini akan
dibahas terlebih dahulu tentang hal tersebut, untuk mempermudah penelitian.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana tentang penelitian relevan?
2. Bagaimana tentang kerangka berfikir?

C. Tujaan Masalah
1. Mengetahui tentang penelitian relevan
2. Mengetahui tentang kerangka berfikir

1
anauzapetto

BAB II
PEMBAHASAN

A. Kerangka Berpikir
1. Pengertian Kerangka Berfikir
Menurut Husain dan Purnomo alam bukunya Metodologi
Penelitian Sosial menjelaskan bahwa kerangka berfikir ialah penjelasan
sementara terhadap gejala yang menjadi objek permasalahn kita, atau
argumentasi kita dalam merumuskan hipotesis.1Untuk merumuskan
hipotesis, maka Husain melanjutkan bahwa argumentasi kerangka berfikir
menggunakan logika deduktif (untuk metode kuantitatif) dengan memekai
pengetahuan ilmiah sebagai premis-premis dasarnya.2
Beberapa ahli juga telah mendeskripsikan mengenai kerangka
berfikir, diantaranya yaitu:
a. Kerangka berfikir menurut Widayat dan Amrullah (2002) seperti
dikutip Masyhuri bahwa kerangka berfikir atau juga yang di sebut
sebagai kerangka konseptual merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir juga
menjelaskan sementara terhadap gejala yang menjadi masalah (objek)
penelitian
b. Sedangkan menurut Purnomo (1998), bahwa kerangka berfikir
menjelaskan gejala yang menjadi objek permasalahan kita. Kerangka
berfikir disusun berdasarkan tinjauan pustaka dan hasil penelitian
yang relevan. Kerangka berfikir juga merupakan argumentasi kita
dalam merumuskan hipotesis.argumentasi itu harus analisis,
sistematiss, dan menggunakan teori yang relevan.3

1 Husaini Usman dan purnomo Setiady Akbar. Metodologi Penelitian Sosial. (Jakarta: Bumi
Aksara, 2011),hlm. 34
2 Ibid,.
3 Masyhuri, Metedologi Penelitian (Bandung: PT Refika Aditama, 2008) hlm. 113

2
anauzapetto

Secara umum Kerangka Berfikir merupakan konseptual`


mengenai bagaimana satu teori berhubungan di antara beberapa faktor
yang telah di identifikasikan penting terhadap masalah penelitian. Dalam
kerangka pemikiran, penelitian harus menguraikan konsep atau variabel
penelitian secara lebih terinci. Tidak hanya mendefinisikan variabel,
tetapi juga menjelaskan keterkaitan di antara variabel. Dalam
menguraikan pemikirannya peneliti tidak sekedar memfokuskan variabel
penelitiannya saja tetapi juga harus menghubungan konsep penelitian
dalam kerangka yang lebih luas lagi.
2. Penyusunan dalam Kerangka Berfikir
a. Dua bentuk penyusunan kerangka pemikiran yaitu :
1) Kerangka pemikiran memuat teori dalil konsep-konsep yang Akan
dijadikan dasar dalam penelitian. Variabel penelitian dijelaskan
secara mendalam dan relevan dengan permasalahan penelitian,
sehinga dapat dijadikan dasar untuk menjawab permasalahan
penelitian.
2) Kerangka pemikiran tidsk lagi memuat dalil-dalil teori dan konsep-
konsep tetapi hanya merupakan sintesis teori dalil dan konsep yang
dijadikan dasar dalam penelitian dan digambarkan dalam bentuk
hubungan variabel yang di gunakan dalam penelitian, namun
variabelnya tidak dijelaskan secara mendalam.
Kerangka pemikiran dikatakan baik apabila dapat mengidentifikasi
variabel yang penting yang sesuai dengan permasalahan penelitian
dan secara logis mampu menjelaskan keterkaitan antar variabel.
b. Teknis Penyusunan Kerangka Berfikir
Agar Kerangka Berfikir dapat dipahami dan diterima oleh
pembaca, maka kerangka berfikir sebaiknya harus dibuat sendiri oleh
peneliti dan bukan orang lain, yakni dengan memberikan argumentasi
berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang mempunyai relevansi
dengan objek yang diteliti. Beberapa unsur dalam kerangka berfikir

3
anauzapetto

yaitu konsep, proporsi, variabel, teori, hipotesa dan definisi


operasional.
Agar sajian kerangka berfikir dapat diterima secara ilmiah,
maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Merumuskan konsep-konsep.
b. Merumuskan proporsi.
c. Merumuskan variabel-variabel yang akan diteliti.
d. Merelevasikan teori yang dipakai dengan objek masalah.
e. Mempersiapkan rancangan hipotesis yang disusun.
f. Membuat devinisi operasional.4
3. Kesalahan Penggunaan Teori pada Kerangka Berfikir
Terdapat beberapa kesalahan umum dalam menggunakan
landasan teori yaitu:
a. Peneliti melakukan penyajian ulang yang tergesa-gesa terhadap
kepustakaan semenjak dimulainya proses penelitian.
b. Terlalu mengandalkan sumber-sumber data sekunder.
c. Hanya memusatkan perhatian kepada penemuan-penemuan penelitian
yang dibacanya dalam jurnal penelitian, hingga mengabaikan
informasi berharga seperti metode, pengukurannya, dan sebagainya.
d. Mengabaikan hasil-hasil penelitian, ataupun teori-teori yang terdapat
dalam surat kabar, majalah populer
e. Gagal menetapkan batasan-batasan masalah dalam menerapkan
keputusan
f. Mencatat data biografi tidak benar dan tidak dapat dipakai sebagai
referensi yang sebenarnya dibutuhkan.
g. Terlalu banyak mencatat bahan-bahan bacaan yang sebenarnya tidak
relevan dengan masalah yang diteliti.5

4 Salim Syahrum, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Cita Pusaka Media,2009),


hlm 89
5 Ibid, hlm 55

4
anauzapetto

B. Penelitian Relevan
Penelitian yang Relevan biasanya digunakan untuk mencari
persamaan dan perbedaan ataran penelitian orang lain dengan penelitian yang
sedang kita buat atau membandingkan penelitian yang satunya dengan yang
lainnya,6 contoh Penelitian yang Relevan :
Novel Perahu Kertas karya Dewi Lestari ini sudah dibahas dalam bentuk
artikel. Artikel dengan judul “Kisah di Balik Perahu” ditulis oleh Salman
pada tahun 2009. Melalui novel ini Salman memperoleh kesan bahwa baginya
Perahu Kertas adalah pengalaman mencicipi novel bergizi secara Dee.
Sebuah konsep cerita yang membuat kita ketagihan sampai tak tahan harus
menuntaskan dengan sekali membaca.

Hasil atau kesimpulan dari artikel “Kisah di Balik Perahu” ini yaitu daya
magis tulisan Dee yang ikut tumbuh bersama-tokoh-tokoh di dalamnya.
Sangat menyenangkan saat melihat semua karakter yang terbaca bergulat
bersama waktu dan tumbuh dewasa. Mungkin inilah candu yang diberikan
Dee. Artikel yang ditulis Saman ini memiliki kesamaan dengan yang diteliti.
Subjek yang diteliti sama-sama menggunakan novel Perahu Kertas. Selain
kesamaan juga mamiliki perbedaan. Perbedaan artikel yang ditulis Salman
dengan yang dilakukan oleh peneliti adalah mengenai a) wujud konflik, b)
sikap tokoh utama dalam menghadapi konflik, dan c) bentuk penyelesaian
konflik. Artikel yang ditulis Salman membahas a) tokoh-tokoh dan b)
karakter.7
Hasil penelitian itu harus relevan dengan variable yang diteliti dan
hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan diteliti,
tetapi masih dalam lingkup yang sama.
Secara teknis, hasil penelitian yang relevan dengan apa yang akan
diteliti dapat dilihat dari :
Permasalahan yang akan diteliti
1. Waktu penelitian
2. Tempat penelitian
3. Sampel penelitian

6 Mahmud, Metedologi Penelitian Pendidikan (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), halm. 129
7 Ibid, hlm.115

5
anauzapetto

4. Metode penelitian
5. Analisis
6. Kesimpulan
Jadi perinsip relevansi diperlukan karena sangat kecil manfaatnya
menguraikan teori atau hasil penelitian yang paling mutakhir dalam suatu
cabang ilmu yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah yang diteliti.

BAB III

6
anauzapetto

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kerangka berfikir bahwasannya merupkan bagian penelitian yang
menggambarkan alur pikiran peneliti dalam memberikan penjelasan kepada
orang lain. Secara umum kerangka berfikir berfungsi sebagai tempat peneliti
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variabel
pokok, atau pokok masalah yang ada dalam penelitian berdasarkan teori yang
ada.
Penelitian yang Relevan biasanya digunakan untuk mencari
persamaan dan perbedaan ataran penelitian orang lain dengan penelitian yang
sedang kita buat atau membandingkan penelitian yang satunya dengan yang
lainnya

B. Saran
Sebaiknya kita sebagai manusia saling memaafkan dan memperbaiki
kesalahan, Karena itu dalam menyampaikan informasi yang sifatnya sebuah
koreksi, sebaiknya kita menyampaikannya dengan cara yang baik, ramah dan lembut

DAFTAR PUSTAKA

7
anauzapetto

Mahmud. 2011. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia


Masyhuri.2008. Metodelogi penelitian. Bandung:PT Refika Aditama
Salim Syahrum, 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Cita Pusaka
Media
Usman. 2009. Metodelogi Penelitian Sosial dan Ekonomi. :CV Alfabeta

ii
8

Anda mungkin juga menyukai