Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MENGELABORASI ACUAN TEORI DAN MERUMUSKAN KERANGKA


PIKIRAN DAN HIPOTESIS BERDASARKAN TEORI
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
METODOLOGI PENELITIAN

DOSEN PENGAMPU:
Dr.H. MUHAMMAD SALEH, M.Pd., Ph.D/
Dr. NGADIMUN, M. M

DISUSUN OLEH :
KELAS 5A PGSD
KELOMPOK 5
TRY NOVIA PUTRI 1910125120031
ZAHARA AMALIA 1910125120046
RISMA WATI 1910125220021
MAULIDYA 1910125220106
MUHAMMAD NAZAR 1910125310083
SORAYA PUTRI ROSADI 1910125320021
NADYA FEBRINA 1910125320071

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2020/2021
DAFTAR ISI

COVER ..............................................................................................................................
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... i
BAB I................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ..............................................................................................................
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................................. 2
PERMASALAH .................................................................................................................
A. RUMUSAN MASALAH ...................................................................................... 2
B. TUJUAN PENULISAN ........................................................................................ 2
BAB III ............................................................................................................................. 3
PEMBAHASAN.................................................................................................................
A. Deskripsi Teori .................................................................................................. 3
B. Pentingnya Landasan Teori dalam Penelitian .................................................... 4
C. Kerangka Berpikir .............................................................................................. 5
D. Penelitian Penyusunan Hipotesis ..................................................................... 10
E. Penyusunan Landasan Teori, Kerangka Berpikir dan Hipotesis ..................... 11
BAB IV ........................................................................................................................... 16
PENUTUP ..........................................................................................................................
A. KESIMPULAN ................................................................................................... 16
B. SARAN................................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 18

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam proses penelitian, setelah penelitian dirumuskan maka langkah


selanjutnya adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan generalisasi-
generalisasi hasil penelitian yang dapat dijadikan sebagai landasan teoritis untuk
pelaksanaan penelitian. Setiap penelitian yang kita laksanakan haruslah
berlandaskan pada teori yang sesuai dengan permasalahan yang kita teliti agar
penelitian yang kita lakukan mempunyai dasar yang kuat dan tidak asal-asalan.
Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu seorang peneliti harus
berpegang pada teori, Teori dapat kita peroleh dengan membaca menelaah, dan
mengelaborasi setuntas mungkin dari berbagai buku, jurnal ilmiah, majalah,
tesis dan sumber-sumber lain yang sesuai agar kita dapat menegakkan landasan
yang kokoh bagi langkah-langkah kita selanjutnya. Dengan begitu, tentunya juga
akan dapat merumuskan kerangka pikiran dan hipotesis berdasarkan teori yang
sudah di telaah bersama.

1
BAB II

PERMASALAH

A. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas penyusun merumuskan, rimisan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana mendeskripsikan teori?
2. Bagaimana pentingnya Landasan Teori dalam Penelitian?
3. Bagaimana peneliti dapat membuat kerangka berpikir?
4. Bagaimana peneliti dapat menyusun hipotesis?
5. Bagaimana menyusun/membuat landasan teori, kerangka berpikir, dan hipotesis
yang baik?

B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui bagaimana mendeskripsikan teori
2. Untuk mengetahui apa pentingnya Landasan dalam Penelitian
3. Untuk mengetahui bagaimana peneliti membuat kerangka berpikir
4. Untuk mengetahui bagaimana peneliti dapat menyusun hipotesis
5. Untuk mengetahui bagaimana menyusun/membuat landasan teori, kerangka
berpikir, dan hipotesis yang baik

2
BAB III

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Teori
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang teori
(bukan sekedar pendapat pakar atau peulis buku) dan hasil-hasil penelitian yang
relevan dengan variabel yang diteliti. Relevan tidak harus penelitian dengan topik
yang sama, akan tetapi berada pada lingkup yang sama.
Berapa jumlah kelompok teori yang perlu di deskripsikan tergantung pada
luasnya permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang
diteliti. Artinya bila suatu penelitian terdapat tiga variabel independent dan satu
variabel dependen, maka teori yang perlu dideskripsikan ada empat.
Sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu:relevansi,
kelengkapan, dan kemutakhiran kecuali penelitian sejarah. Seorang peneliti harus
banyak membaca, dan menelaah materi yang dibaca sehingga menghasilkan
landasan teori yang kukuh bagi Langkah-langkah penelitian selanjutnya.
Langkah-langkah untuk dapat melakukan pendeskripsian teori (Sugiyono,
2003: 46) adalah sebagai berikut:
1. Tetapkan nama variabel dan jumlah variabel yang diteliti.
2. Cari sumber-sumber bacaan (buku, kamus, ensiklopedi, jurnal ilmiah, laporan
penelitian, skripsi, tesis, disertasi) yang sebanyak-banyaknya dan yang relevan
dengan setiap variabel yang diteliti.
3. Lihat daftar isi setiap buku, dan pilih topik yang relevan dengan setiap variabel
yang akan diteliti.
4. Cari definisi setiap variabel yang akan diteliti pada setiap sumber bacaan,
bandingkan antara satu sumber dengan sumber lain, dan pilih definisi yang
sesuai dengan penelitian yang akan dilakukan.

3
5. Baca seluruh isi topik buku yang sesuai dengan variabel yang akan diteliti,
lakukan analisis, renungkan, dan buatlah rumusan dengan Bahasa sendiri
tentang isi setiap sumber data yang dibaca.
6. Deskripsi setiap teori yang telah dibaca dari berbagai sumber ke dalam bentuk
tulisan dengan Bahasa sendiri. Sumber-sumber bacaan yang dikutip atau yang
digunakan sebagai landasan untuk mendeskripsikan teori harus dicantumkan.

B. Pentingnya Landasan Teori dalam Penelitian


Landasan teori adalah sebuah konsep dengan pernyataan yang tertata rapi
dan sistematis memiliki variabel dalam penelitian karena landasan teori menjadi
landasan yang kuat dalam penelitian yang akan dilakukan. Landasan teori juga bisa
diartikan sebagai seperangkat definisi, konsep, preposisi yang telah disusun rapi,
dan sistematis tentang variabel-variabel dalam sebuah penelitian. Landasan teori
ini akan menjadi dasar yang kuat dalam penelitian yang akan dilakukan.
Landasan teori merupakan bagian dari penelitian yang memuat teori-teori
dan hasil-hasil penelitian yang berasal dari studi kepustakaan yang memiliki fungsi
sebagai kerangka teori untuk menyelesaikan pekerjaan penelitian. Landasan teori
juga sering disebut kerangka teori.
Secara umum, kerangka landasan teori terdiri dari beberapa konsep beserta
dengan definisi dan juga referensi yang digunakan untuk literatur ilmiah yang
sangat relevan, teori yang digunakan untuk studi atau penelitian. Kerangka teoritis
harus menunjukkan pemahaman tentang teori dan konsep yang relevan dengan
topik penelitian dan berhubungan dengan bidang pengetahuan yang luas yang
sedang dipertimbangkan. Kerangka landasan teoritis memperkuat penelitian
dengan cara sebagai berikut.
1. Pernyataan eksplisit asumsi teoritis memungkinkan pembaca untuk
mengevaluasi penelitian secara kritis.
2. Kerangka teoritis menghubungkan peneliti dengan pengetahuan yang ada.
Dipandu oleh teori yang relevan , peneliti memiliki dasar untuk menyusun
hipotesis dan memilih metode penelitian.

4
3. Mengartikulasikan asumsi teoritis dari studi penelitian yang memaksa peneliti
untuk menjawab pertanyaan tentang mengapa dan bagaimana. Ini
memungkinkan peneliti untuk bertransisi secara intelektual dari hany
4. menggambarkan suatu fenomena yang telah diamati untuk menggeneralisasi
tentang berbagai aspek dari fenomena itu.
5. Memiliki teori membantu peneliti mengidentifikasi batasan generalisasi
tersebut. kerangka teoritis menetapkan variabel kunci mana yang
mempengaruhi fenomena yang diteliti dan menyoroti kebutuhan untuk
memeriksa bagaimana variabel kunci itu mungkin berbeda dan dalam kondisi
apa.
Berikut merupakan fungsi landasan teori dalam sebuah penelitian.
1. Menyusun dan meringkas pengetahuan dibidang tertentu.
2. Peristiwa yang terjadi diberikan keterangan sementara.
3. Sebagai pengembangan pengetahuan baru dalam tulisan.

Menurut Sanusi (2011) dalam (Elidawaty Purba dkk, 2021, hal. 63),
dengan melakukan kajiam pustaka dalam penyusunan landasan teori, ada
beberapa manfaat bagi peneliti sebagai berikut.

1. Peneliti akan memperoleh kepastian apakah masalah penelitian yang akan


dikaji lebih dalam itu belum memperoleh jawaban secara tuntas.
2. Dengan menelaah bahan pustaka, besar kemungkinannya peneliti akan
menemukan berbagai masalah penelitian yang sangat potensial untuk
dikaji lebih lanjut.
3. Peneliti yang dengan tekun menelaah bahan pustaka secara teoritis akan
merasa dituntun dalam mencari jawaban masalah penelitian.
Dengan melakukan telaah pustaka, peneliti sudah mantap dalam
mempertanggungjawabkan karya ilmiahnya karena sudah memenuhi persyaratan
metode keilmuan yaitu metode ilmiah.

C. Kerangka Berpikir
a. Pengertian Kerangka Berpikir

5
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992 dalam (Sugiyono, 2010)
mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang
bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting.

Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan


antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan
antar variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel
moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu
ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut, selanjutnya
dirumuskan ke dalam bentuk paradigma penelitian.
Penelitian yang berkenaan dengan dua variabel atau lebih, biasanya
dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh
karena itu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk
hubungan maupun komparasi, maka perlu dikemukakan kerangka berpikir.
Kiteria utama agar suatu kerangka pemikiran bisa meyakinkan sesama
ilmuwan, adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun suatu
kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis. Jadi
kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang
disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori
yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan
sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel
yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya
digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2010:89).

b. Menyusun Kerangka Berpikir


Adapun langkah – langkah untuk menyusun kerangka berpikir dengan benar:
1. Menetapkan variabel yang Detail
Langkah awal yang harus dilakukan oleh peneliti untuk membuat
kerangka berfikir yaitu menentukan variabel secara detail. Jadi untuk
mendapatkan teori apa saja yang nanti akan dicari guna mendukung

6
terbentuknya kerangka berfikir yang jelas. Peneliti harus menentukan
variabel terlebih dahulu. Caranya yaitu perhatikan judul yang telah kamu
buat, di dalam judul tersebut tentukan variabel-variabel di dalamnya.
Apakah hanya ada satu variabel atau lebih dari satu. Tuliskan semua
variabel yang kamu temukan. Dari situ maka peneliti akan menemukan
jumlah variabel dan nama dari variabelnya. Dari variabel tersebut menjadi
titik tolak dalam pengembangan teori.

2. Bacalah Buku dan Hasil-Hasil Penelitian


Ini adalah langkah yang umum dalam setiap mempelajari suatu
hal. begitupun dalam penelitian kita harus membelaki diri kita dengan
berbagai pengetahuan yang relevan dengan penelitian kita. Sehingga
langkah selanjutnya setelah menentukan variabel yaitu membaca buku-
buku yang relevan dengan penelitian (variabel). Bacaan-bacaan tersebut
dapat kita peroleh dari buku teks, buku online, ensiklopedia, jurnal, dan
hasil-hasil penelitian seperti skripsi, tessis, dan disertasi.

3. Memberikan Penjelasan Teori-Teori yang ada pada kerangka berpikir


Pada tahap satu, kita sudah menentukan variabel-variabel secara
detail. Dari variabel tersebut ditentukan pula teori-teori yang mendukung
varibel tersebut. Berdasarkan hal tersebut pada tahap ketiga peneliti
diminta untuk menjelaskan teori-teori yang ada pada kerangka berfikir.
Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel
penelitian. Tahapan berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu:
 Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun
konsepsi-konsepsi (mencari konsep-konsep atau variabel dari
proposisi yang telah ada, yang telah dinyatakan benar).
 Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu tahapan
penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau menentukan
masalah akibat pada konsep atau variabel dependen).
 Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan

7
hal-hal yang berlaku pada teori, berlaku pula bagi hal-hal yang
khusus.
4. Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang
diteliti.
Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah
upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah. Dalam
prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau
hasil-hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk
atau arah bagi pelaksanaan penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan
adalah, oleh karena argumen teoritis sebagai upaya untuk memperoleh
jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen teoritis ini
adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian.
Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah
jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis).

5. Merumuskan model penelitian


Model adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi
kerangka teoretis yang diragakan dalam bentuk diagram dan atau
persamaan-persamaan matematik tertentu. Esensinya menyatakan
hipotesis penelitian. Sebagai suatu kontruksi kerangka pemikiran, suatu
model akan menampilkan: (a) jumlah variabel yang diteliti, (b) prediksi
tentang pola hubungan antar variabel, (c) dekomposisi hubungan antar
variabel, dan (d) jumlah parameter yang diestimasi.
Sedangkan penyusunan kerangka berpikir menurut Sugiyono
(2011:62)
a. Menetapkan variabel yang diteliti
Untuk menemukan kelompok teori apa yang perlu
dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan
hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dulu variabel
penelitiannya. Berapa jumlah variabel yang diteliti, dan apakah
nama setiap variabel, merupakan titik tolak untuk menentukan teori
yang akan dikemukakan.

8
b. Membaca buku dan hasil penelitian
Setelah variabel ditentukan ,maka langkah berikutnya adalah
membaca buku-buku dan hasil penelitian yang relevan. Buku-buku
yang dibaca dapat berbentuk buku teks, ensiklopedia, dan kamus.
Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah, laporan penelitian,
journal ilmiah, Skripsi, Tesis dan Disertasi.
c. Mendeskripsikan teori dan hasil penelitian
Dari buku dan hasil penelitian yang dibaca akan dapat
dikemukakan teori-teori yang berkenaan dengan variabel yang
diteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang,
devinisi tehadap masing-masing variabel yang diteliti, uraian rinci
tentang ruang lingkup setiap variabel, dan kedudukan antara
variabel satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu.
d. Analisis kritis terhadap teori dan hasil penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis
terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan.
Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan
hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan
obyek penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori-teori yang
berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian didalam negeri.
e. Analisis komparatif terhadap teori dan hasil penelitian
Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan
antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu
dengan penelitian yang lain. Melalui analisis komparatif ini peneliti
dapat memadukan antara teori satu dengan teori lain, atau
mereduksi bila dipandang terlalu luas.
f. Sintesa kesimpulan
Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori
dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variabel yang
diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan sinresa atau
kesimpulan sementara, perpaduan sintesa antara variabel satu

9
dengan variabel yang lain akan menghasilkan kerangka
berfikir yang selanjutnya dapat digunakan merumuskan hipotesis.
g. Kerangka berpikir
Setelah sintesa atau kesimpulan dapat dirumuskan maka
selanjutnya disusun kerangka berpikir. Kerangka berpikir yang
dihasilkan dapat berupa kerangka berpikir yang asosiatif/hubungan
maupun komparatif/perbandingan. Kerangka berpikir asosiatif dapat
menggunakan kalimat: jika begini maka akan begitu, jika guru
kompeten, maka hasil belajar akan tinggi. Jika kepemimpinan
kepala sekolah baik, maka iklim kerja sekolah akan baik. Jika
kebijakan pendidikan dilaksanakan secara baik dan konsisten, maka
kualitas SDM di Indonesia akan meningkat pada gradasi yang
tinggi.
h. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir tersebut selanjutnya disusun
hipotesis bila kerangka berpikir berbunyi “jika guru kompeten,
maka hasil belajar akan tinggi”, maka hipotesisnya berbunyi ada
hubungan yang positif dan signifikan antara kompetensi guru
dengan hasil belajar” Bila kerangka berpikir berbunyi “karena
lembaga pendidikan A menggunakan teknologi pembelajaran yang
tinggi, maka kualitas hasil belajar akan lebih tinggi bila di
bandingkan dengan lembaga pendidikan B yang teknologi
pembelajarannya rendah.” Maka hipotesisnya berbunyi “Terdapat
perbedaan kualitas hasil belajar yang signifikan antara lembaga
pendidikan A dan B, atau hasil belajar lembaga pendidikan A lebih
tinggi bila dibandingkan dengan lembaga pendidikan B.

D. Penelitian Penyusunan Hipotesis


Penelitian merupakan salah satu cara untuk menyelesaikan masalah dengan
mencari solusi dan mengamati masalah tersebut. Dalam melakukan penelitian, kita

10
harus sesuai dengan prosedur metode ilmiah. Salah satu komponen dalam metode
ilmiah adalah hipotesis.
Hipotesis memungkinkan kita menghubungkan teori dengan pengamatan
atau pengamatan dengan teori. Hipotesis berkaitan erat dengan teori. Hipotesis itu
sendiri merupakan dugaan, asumsi atau kesimpulan sementara yang diajukan oleh
seorang peneliti terkait dengan permasalahan yang dikaji. Sedangkan pengertian
hipotesis secara umum yaitu jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang
kebenarannya harus diuji secara empiris melalui suatu analisis (berdasarkan data di
lapangan) dan kesimpulannya bersifat sementara.
 Menyusun Hipotesis
Hipotesis berguna untuk memberikan batasan serta memperkecil ruang
lingkup permasalahan yang diteliti. Penyusunan hipotesis bisa melalui dua
pendekatan, yaitu induktif dan deduktif. Penyusunan hipotesis berdasarkan
pendekatan deduktif ditarik dari teori. Suatu teori terdiri atas proposisi-
proposisi, sedangkan proposisi menunjukkan hubungan antara dua konsep.
Proposisi ini merupakan postulat-postulat yang daripadanya disusun hipotesis.
Sedangkan penyusunan hipotesis berdasarkan pendekatan induktif ditarik
dari pengalaman masa lampau atau bertolak dari pengamatan empiris.

E. Penyusunan Landasan Teori, Kerangka Berpikir dan Hipotesis


1. Menyusun Landasan Teori
Landasan teori merupakan dasar dalam menyusun hipotesis penelitian
sekaligus menelusuri apakah penelitian yang dilakukan itu bertujuan
membuktikan teori yang sudah ada, mengembangkan teori atau menghasilkan

11
sebuah teori baru. Dalam menyusun landasan teori, isinya harus berdasarkan
teori, konsep atau lainnya yang tidak boleh saling bertentangan karena akan
mempersulit dalam penyusunan kerangka konsep. Oleh karena itu, teori dan
konsep hendaknya disusun serta diselaraskan dan dihubungkan sesuai dengan
kebutuhan masalah penelitian. Peneliti juga diharuskan memasukkan
beberapa teori yang relevan dan sebaiknya menjelaskan teori yang dipilih
sehingga muncul ide atau gagasan yang akan diteliti.
Menyusun landasan teori dapat dilakukan melalui kajian atau telaah baik
dari sumber buku, jurnal, artikel, atau sumber lainnya yang berasal dari
penelitian terbaru. Selain itu juga diperlukan uraian hasil penelitian terlebih
dahulu untuk mengetahui posisi penelitian yang akan dilakukan sekaligus
mempermuka penyusunan kerangka berpikir. Ada beberapa langkah yang
dapat dilakukan dalam menyusun landasan teori, diantaranya:
a. Menentukan Teori
Peneliti bisa menentukan atau menyusun teori-teori yang relevan
yang sesuai dengan topik penelitian yang diinginkan. Peneliti bisa
menetapkan variabel yang akan diteliti. Untuk mempermudah
menetapkan variabel, bisa gunakan kata kunci dari judul atau topik
penelitian sebagai dasarnya.
b. Mengumpulkan Sumber yang Banyak
Sumber yang dipilih harus relevan dan sesuai dengan variabel
dari judul atau topik penelitian yang sudah ditentukan. Pastikan sumber
ambil sumber yang kredibel dan terbaru seperti lama tahun terbit sekitar
5 atau 10 tahun terakhir. Sumber bisa diambil dari buku cetak, e-book,
jurnal, maupun artikel-artikel.
c. Menyeleksi Sumber
Menyeleksi sumber dapat dilakukan dengan membaca dan menganalisis
poin-poin penting dalam sumber.
d. Merumuskan Kembali Teori

12
Selanjutnya, peneliti bisa mulai menyusun dan merumuskan teori-teori
yang sudah ditetapkan dengan bahasa sendiri tanpa mengubah isi dan
maknanya. Dalam menyusun landasan teori terdapat kesalahan yang
harus dihindari oleh peneliti (Wijaya, 2016:13-14), yaitu:
a) Peneliti melakukan pengkajian secara tergesa-gesa.
b) Hanya mengandalkan data dan sumber sekunder.
c) Membaca hasil penelitian hanya memerhatikan hasilnya dan bukan
pada metode atau cara mengukurnya.
d) Tidak memerlukan hasil penelitian yang dilakukan majalah atau
surat kabar.
e) Tidak mampu membuat batas masalah dalam menerapkan
penggunaan kepustakaan.
f) Mencatat data bibliografi tidak benar sehingga tidak dapat dipakai
sebagai refensi.
g) Memakai bahan bacaan yang tidak sesuai dengan objek
permasalahan.

2. Menyusun Kerangka Berpikir


Kerangka berpikir merupakan gambaran alur pemikiran dari peneliti
dan memberikan penjelasan kepada pembaca mengapa peneliti mempunyai
anggapan seperti itu. Kerangka berpikir dapat disajikan dengan bagan yang
menunjukan alur pikir peneliti serta mengaitkannya dengan variabel yang
diteliti. Bagan tersebut disebut juga dengan nama paradigma atau model
penelitian.
Kerangka berpikir yang baik dapat disusun berdasarkan 5 elemen
seperti dibawah ini yang dikemukakan oleh Uma Sekaran dalam (Dominukus,
2019: 92-93) sebagai berikut.
a. Variabel penelitian seharusnya diidentifikasikan secara jelas dan diberi
nama.
b. Uraian kerangka berpikir seharusnya menyatakan bagaimana dua atau
lebih variabel berhubungan satu dengan lainnya. Hal ini seharusnya

13
dilakukan untuk hubungan yang penting dan secara teoritis ada diantara
variabel penelitian.
c. Jika karakteristik atau sifat-sifat dan arah hubungan dapat diteorikan
berdasarkan penemuan dari penelitian sebelumnya, hal itu seharusnya
menjadi dasar dalam uraian kerangka berpikir apakah hubungan tersebut
positif atau negatif.
d. Seharusnya dinyatakan secara jelas mengapa peneliti berharap bahwa
hubungan antara variabel itu ada. Argumentasi atas hal itu dapat
digambarkan melalui hasil-hasil penelitian sebelumnya.
e. Kerangka berpikir seharusnya digambarkan dalam bentuk diagram
skematis, sehingga pembaca melihat secara jelas hubungan antarvariabel.

Contoh Kerangka Berpikir

3. Menyusun Hipotesis
Faktor yang harus diperhatikan dalam penyusunan hipotesis ialah
sebagai berikut. (Gulo, 2002: 57)
a. Hipotesis disusun dalam kalimat deklaratif. Kalimat itu bersifat positif
dan tidak normatif. Istilah-istilah seperti seharusnya atau sebaiknya tidak
terdapat dalam kalimat hipotesis.
b. Variabel yang dinyatakan dalam hipotesis adalah variabel yang
operasional, dalam arti dapat diamati dan diukur.
c. Hipotesis menunjukkan hubungan tertentu di antara variabel-variabel.

14
15
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis
tentang teori (bukan sekedar pendapat pakar atau peulis buku) dan hasil-hasil
penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti
Landasan teori adalah sebuah konsep dengan pernyataan yang tertata
rapi dan sistematis memiliki variabel dalam penelitian karena landasan teori
menjadi landasan yang kuat dalam penelitian yang akan dilakukan. Dalam
menyusun landasan teori, isinya harus berdasarkan teori, konsep atau lainnya
yang tidak boleh saling bertentangan karena akan mempersulit dalam
penyusunan kerangka konsep.
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research, 1992 dalam
(Sugiyono, 2010) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang
telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Untuk menyusun kerangka
berpikir yang baik ada apabila peneliti mengidentifikasi variabel-variabel
penting yang sesuai dengan permasalahan penelitian dan secara logis mampu
menjelaskan keterkaitan antarvariabel, hubungan variabel bebas dan variabel
terikat, dijelaskan secara rinci dan masuk akal.
Hipotesis merupakan dugaan, asumsi atau kesimpulan sementara yang
diajukan oleh seorang peneliti terkait dengan permasalahan yang dikaji.
Penyusunan hipotesis berdasarkan pendekatan deduktif ditarik dari teori.
Sedangkan penyusunan hipotesis berdasarkan pendekatan induktif ditarik
dari pengalaman masa lampau atau bertolak dari pengamatan empiris.

B. SARAN
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa semua penelitian haruslah
berdasarkan pada acuan yang baik dan berlandaskan pada teori yang sesuai

16
dengan permasalahan yang kita teliti dan menyusun kerangka dari landasan
teori, kerangka berpikir dan hipotesis agar penelitian yang kita lakukan
mempunyai dasar yang kuat.

17
DAFTAR PUSTAKA

Purba, E., Purba, B., Syafii, A., Khairad, F., Damanik, D., Siagian, V., et al. (2021).
Metodologi Penelitian Ekonomi. Yayasan Kita Menulis.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2010.

Asep Kurniawan, (2018) Metodologi Penelitian Pendidikan. Remaja Rosda Karya,

Bandung. “Siyoto. S dan A. S. Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media, 2015Seran


Sirilius. 2020. METODOLOGI PENELITIAN EKONOMI DAN SOSIAL.
Yogyakarta: CV BUDI UTAMA

Masayu Rosyida dan Rafiqa Fijra 2021. METODE PENELITIAN. Yogyakarta: CV


BUDI UTAMA

Gulo, W. 2002. Metodologi penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.

Riadi, Muchlisin. 2016. Pengertian, Fungsi, Jenis dan Cara Menyusun Hipotesis.

Swarjana, Ketut. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: ANDI.

Unaradjan, Dominikus Dolet. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Universitas


Katolik Indonesia Atma Jaya.

Nurdin, Ismail & Sri Hartati. 2019. Metodologi Penelitian Sosial. Surabaya: Media
Sahabat Cendikia.

Wijaya, Henky. 2016. Metodologi Penelitian Pendidikan Teknologi. Makassar: Sekolah


Tinggi Theologia Jaffray.

Hidayat, Aziz Alimul. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan Paradigma Kuantitatif.


Surabaya: Health Books Publishing.

18

Anda mungkin juga menyukai