A. Rasional
Alasan mengapa anak di Sekolah Dasar menggunakan strategi pembelajaran
tematik?. Sesuai dengan tahapan perkembangan anak, karakteristik cara anak
belajar, konsep belajar dan pembelajaran bermakna, maka kegiatan
pembelajaran bagi anak kelas awal SD sebaiknya dilakukan dengan Pembelajaran
tematik.
Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang
menggunakan Tema sebagai pemersatunya. Pembelajaran tematik lebih
menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam
proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung
dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang
dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung siswa akan memahami konsep-
konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang
telah dipahaminya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt,
termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan
berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak.
Pembelajaan tematik adalah pembelajaran tepadu yang menggunakan
tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan
pokok yang menjadi pokok pembicaraan (Poerwadarminta, 1983). Berbagai
mata pelajaran (PPKn, Bahasa Indonesia, matematika, Ilmu Pengetahuan Sosial,
Ilmu Pengetahuan Alam, Pendidikan Jasmani dan Olah Raga serta Seni Budaya
dan Prakarya) dipadukan dengan disatukan oleh Tema.
1
Profesional : Pengembangan Materi Ajar di Sekolah Dasar
GP Moda Daring Bahan bacaan sesi 4
2
Profesional : Pengembangan Materi Ajar di Sekolah Dasar
GP Moda Daring Bahan bacaan sesi 4
3. Kegiatan belajar dipilih yang bermakna dan berkesan bagi peserta didik
sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama;
4. Memberi penekanan pada keterampilan berpikir peserta didik;
5. Menyajikan kegiatan belajar yang bersifat pragmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui peserta didik dalam lingkungannya;
dan
6. Mengembangkan keterampilan sosial peserta didik, seperti kerjasama,
toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain.
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi semua KD dari
semua mata pelajaran kecuali agama. Mata pelajaran yang dimaksud
adalah: Bahasa Indonesia, PPKn, Matematika, IPA, IPS, Penjasorkes dan Seni
Budaya dan Prakarya.
E. Model Keterpaduan
Pembelajaran tematik dapat dilaksanakan dengan menggunakan
model pembelajaran. Forgaty (1991, 61) menyebut sepuluh model, yaitu
fragmented, connected, nested, sequenced, shared, webbed, threaded,
integrated, immersed, dan networked. Pada tahun 1997, Tim Pengembang
D-II PGSD memilih tiga model untuk dikembangkan yaitu Model Jaring laba-
laba (Spider Webbed) – selanjutnya disebut Jaring, Model Terhubung
(connected), dan Model Terpadu (integrated). Model Jaring Laba-laba
(Spider Webbed) ini pengembangannya dimulai dengan menentukan tema.
Setelah tema disepakati, jika dirasa perlu, maka dikembangkan menjadi
subtema dengan tetap memperlihatkan keterkaitan antar mata pelajaran
lain. Setelah itu dikembangkan berbagai aktivitas pembelajaran yang
mendukung.
Dalam prosesnya, jika perencanaan tematik ini ada KD yang tidak
terakomodasi oleh tema manapun, maka ada cara lain yang dapat
dilakukan yaitu dengan menggunakan dua tipe, yaitu tematik hanya berisi
3
Profesional : Pengembangan Materi Ajar di Sekolah Dasar
GP Moda Daring Bahan bacaan sesi 4
satu mata pelajaran, dan tematik yang berpusat pada materi tertentu dalam
satu pelajaran.
Mat
IPS B Ind
Tema
IPA Musik
4
Profesional : Pengembangan Materi Ajar di Sekolah Dasar