Anda di halaman 1dari 10

ririn muktamiroh FAI UNISDA

Minggu, 25 Oktober 2015

MAKALAH ULUMUL QUR’AN “ASBABUN NUZUL”

MAKALAH ULUMUL QUR’AN


“ASBABUN NUZUL”

  
  
Dosen Pengampu:
MAHBUB JUNAIDI M.Th I

     Di Susun Kelompok 2:


1. Ana Fadhilatin (14110005)
2. Lailatul Masfufah (14110014)
3. Ririn Muktamiroh (14110035)
4. Rizky Amalia (14110036)

UNIVERSITAS ISLAM DARUL ULUM LAMONGAN


FAKULTAS AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2015
KATA PENGANTAR
             Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat limpahan rahmat,
taufiq, serta hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Asbabun ” ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada
junjungan kita Nabi besar Muhammad  SAW. yang telah membimbing kami dari jalan
kegelapan menuju jalan yang terang yakni agama Islam.
Makalah ini memuat pendahuluan, pembahasan, penutup, dan daftar pustaka.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Qur’an pada semester
III Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam UNISDA Lamongan.
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak
yang berperan dalam penyusunan makalah ini.  Dengan menggunakan makalah ini
semoga kegiatan belajar dalam memahami materi ini dapat lebih menambah sumber-
sumber pengetahuan. Kami sadar dalam penyusunan makalah ini belum bisa dikatakan
mencapai tingkat kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran tentu kami butuhkan. Mohon
maaf apabila ada kesalahan cetak atau kutipan-kutipan yang kurang berkenan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiiiin.

Lamongan, 10 Oktober 2015

Penulis
   

DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL........................................................................................i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………iii
BAB I: PENDAHULUAN
A.    Latar belakang.........................................................................................1
B.     Rumusan masalah....................................................................................1
C.    Tujuan .....................................................................................................2
BAB II: PEMBAHASAN
A.    Pengertian Asbabun Nuzul.......................................................................3
B.     Bagaimana Cara Mengetahui Asbabun Nuzul.........................................3
C.    Sebab-Sebab Turunnya Ayat (Asbabun Nuzul).......................................3
D.    Beberapa Pandangan Ulama Tentang Asbabun Nuzul.………….……..4
E.     Beberapa Contoh Ayat Yang Mempunyai Asbabun Nuzul.……………5

BAB III: PENUTUP


A.    Kesimpulan....................................................................................................7
B.     Kritik dan Saran......... ...................................................................................7

 DAFTAR PUSTAKA................................................................................................8
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Al-Qur’an adalah mukjizat bagi umat islam yang diturunkan kepada nabi
Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umat manusia. Al-Qur’an sendiri dalam
proses penurunannya mengalami banyak proses yang mana dalam penurunannya itu
berangsur-angsur dan bermacam-macam nabi menerimanya. Kita mengenal turunnya Al-
Qur’an sebagai tanggal 17 Ramadhan. Maka setiap bulan 17 Ramadhan kita mengenal yang
namanya Nuzulul Qur’an yaitu hari turunnya Al-Qur’an.
Mengetahui latar belakang turunnya ayat-ayat Al-Qur’an, akan menimbulkan
perspektif dan menambah khazanah perbendaharaan pengetahuan baru. Dengan
mengetahui hal tersebut kita akan lebih memahami arti dan makna ayat-ayat itu dan akan
menghilangkan keraguan-keraguan dalam menafsirkannya. Dalam penurunan Al-Qur’an
terjadi di dua kota yaitu  Madinah dan Mekkah. Surat yang turun di Mekkah disebut
dengan Makkiyah sedangkan surat yang turun di Madinah disebut dengan surat
Madaniyah.
B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas dapat  dirumuskan
rumusan masalah sebagai berikut :
1.  Apa pengertian dari Asbabun nuzul itu ?
2.  Bagaimana cara mengetahui Asbabun Nuzul?
3.  Sebab-sebab turunnya Asbabun Nuzul?
4.  Bagaimana pandangan para ulama tentang Asbabun Nuzul?
C. Tujuan
1.  Untuk mengetahui pengertian dari Asbabun nuzul itu.
2.  Untuk memahami cara mengetahui dari asbabun nuzul.
3.  Untuk mengetahui  sebab-sebab turunnya  asbabun nuzul.
4.  Untuk mengetahui beberapa pandangan ulama tentang Asbabun Nuzul.
BAB II
PEMBAHASAN

A.     Pengertian Asbab An-Nuzul


Asbab An-Nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata “Asbaba” dan “Nazala”, kata
“Asbaba” merupakan jama’ dari kata “Sababa” yang berarti sebab, maka “Asbaba”
mempunyai arti sebab-sebab. Sedangkan kata “an-Nuzul” berasal dari kata “Nazala” yang
berarti turun. secara Etimologi, asbab An-Nuzul adalah sebab-sebab yang melatar
belakangi terjadinya sesuatu.[1]
Sedangkan secara terminology yang dirumuskan oleh para ulama, diantaranya
adalah:
1)   Menurut Az-Zarqoni: “Asbab An-Nuzul” adalah peristiwa atau kejadian yang terjadi
serta ada hubungannya dengan turunnya ayat Al-Qur’an sebagai penjelas hukum pada
saat itu terjadi.
2)  Ash-Shabuni “Asbab An-Nuzul” adalah peristiwa atau kejadian yang menyebabkan
turunnya satu atau beberapa ayat mulia yang berhubungan dengan peristiwa dan
kejadian tersebut, baik berupa pertanyaan yang diajukan kepada Nabi atau kejadian
yang berkaitan dengan urusan agama.
3)    Shubhi shalih
         ‫ﻣﺘﻀﻤﻨﺔ ﻟﻪ أ و ﻣﺠﻴﺒﺔ أو ﻣﺒﻴﻨﺔ ﻟﺤﻜﻤﻪ زﻣﻦ وﻗﻮﻋﻪ‬
ّ ‫ﻣﺎ ﻧﺰ ﻟﺖ اﻷ ﻳﺔ أواﻻ ﻳﺎت ﺑﺴﺒﺒﻪ‬
            Artinya:“Asbab an-Nuzul” adalah sesuatu yang menjadi sebab turunnya satu atau
beberapa ayat Al-Qur’an (ayat-ayat) terkadang menyiratkan peristiwa itu, sebagai
respons atasnya. Atau sebagai penjelas terhadap hukum-hukum disaat peristiwa itu
terjadi.[2]

Meskipun redaksi pendefinisian diatas sedikit berbeda, namun pada intinya asbab an-
nuzul adalah kejadian yang melatarbelakangi turunnya ayat Al-Qur’an, dalam rangka
menjawab, menjelaskan dan menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dari setiap
kejadian. Hal ini mempermudah kita untuk memahami perintah-peirntah dalam Al-
Qur’an, karena sudah tentu bahan-bahan sejarah ini melingkupi peristiwa pada masa Al-
Qur’an turun.
B. Cara Mengetahui Asbabun Nuzul.[3]
Asbabun Nuzul tidak bisa diketahui semata-mata dengan akal (rasio), tidak lain
mengetahuinya harus berdasarkan riwayat yang shahih dan didengar langsung dari orang-
orang yang mengetahui turunnya Al-Qur’an, atau dari orang-orang yang memahami
Asbabun Nuzul, lalu mereka menelitinya dengan cermat, baik dari kalangan sahabat,
tabi’in atau lainnya dengan catatan pengetahuan mereka diperoleh dari ulama-ulama yang
dapat dipercaya.
Ibnu Sirin mengatakan “saya pernah bertanya kepada Abidah tentang satu ayat Al-
Qur’an, beliau menjawab; Bertaqwalah kepada Allah dan berkatalah yang benar
sebagaimana orang-orang yang mengetahui di mana Al-Qur’an turun”
                      Salah satu cara mengetahui Ababun Nuzul berupa riwayat yang shahih adalah
apabila perawi sendiri menyatakan lafazh sebab secara tegas, dalam hal ini merupakan
nash yang nyata.

C.    Sebab-sebab turunnya Ayat (Asbabun Nuzul)


Mengutip pengertian dari Subhi al-Shaleh kita dapat mengetahui bahwa asbabun nuzul
ada kalanya berbentuk peristiwa atau juga berupa pertanyaan, kemudian asbabun nuzul
yang berupa peristiwa itu sendiri terbagi menjadi 3 macam:[4]
1.      Peristiwa berupa pertengkaran.
Seperti kisah turunnya surat Ali Imran : 100. Yang bermula dari adanya perselisihan
oleh kaum Aus dan Khazraj hingga turun ayat 100. dari surat Ali Imran yang menyerukan
untuk menjauhi perselisihan
“ Hai orang-orang yang beriman, jika kamu mengikuti sebahagian dari orang- orang
yang diberi Al Kitab, niscaya mereka akan mengembalikan kamu menjadi orang kafir
sesudah kamu beriman.”
2.  Peristiwa berupa kesalahan yang serius.
Contoh : Saat itu ada seorang Imam sholat dalam keadaam mabuk, sehingga salah
mengucapkan surat Al-Kafirun, dan kemudian turunlah surat An-Nisa’ dengan Perintah
untuk menjauhi sholat dalam keadaan mabuk.
“    Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam
Keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan....”
3. Peristiwa karena suatu hasrat atau cita-cita.[5]
Ini dicontohkan dari sebagian sahabat Rosulullah yang mempunyai 3 cita-cita besar
dan salah satunya adalah permintaan Umar kepada Rosulullah tentang  maqam Ibrahim
sebagai tempat shalat, lalu turun ayat:
ّ
‫ﻣﺼﻠﻰ‬ ‫واﻟﺘﺨﺬ واﻣﻦ ﻣﻘﺎم اﺑﺮاﻫﻴﻢ‬

Sedangkan peristiwa yang berupa pertanyaan dibagi menjadi 3 macam, yaitu :


1.        Pertanyaan tentang masa lalu seperti :
ً ْ‫َوﻳَ ْﺴﺎ ُﻟﻮ َﻧ َﻚ ﻋَ ﻦ ِذي ْاﻟ َﻘ ْﺮ َﻧ ْﻴﻦ ُﻗ ْﻞ َﺳﺎ ْﺗ ُﻠﻮ ﻋَ ﻠَ ْﻴﻜُﻢ ﻣﻨ ُْﻪ ِذﻛ‬
‫ﺮا‬ ِ
“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah:
"Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya". (QS. Al-Kahfi: 83).
2.      Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang berlangsung pada waktu
itu seperti ayat:
ً ‫وح ِﻣ ْﻦ ا ْﻣ ِﺮ َرﺑﻲ َو َﻣﺎ او ِﺗﻴﺘُ ﻢ ﻣﻦ ْاﻟ ِﻌ ْﻠ ِﻢ اﻻ َﻗ ِﻠﻴ‬
ُ ‫وح ُﻗ ِﻞ اﻟﺮ‬ ُ
‫ﻼ‬ ِ ‫َوﻳَ ْﺴﺎﻟﻮ َﻧ َﻚ ﻋَ ِﻦ اﻟﺮ‬
“Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan
Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit". (QS. Al-Isra’ :
85).
3.      Pertanyaan tentang masa yang akan datang
  “(orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari kebangkitan,
kapankah terjadinya?”
D.    Beberapa pandangan Ulama tentang Asbabun Nuzul
Para ulama tidak sepakat mengenai Asbabun Nuzul. Mayoritas ulama tidak
memberikan keistemewaan khusus kepada ayat-ayatyang mempunyai riwayat Asbabun
Nuzul, karena yang terpenting bagi mereka apa yang tertera didalam redaksi ayat. Jumhur
ulama kemudian menetapkan suatu kaidah yaitu:” yang dijadikan pegangan iala
keumuman lafal, bukan kekhususan sebab”. Sedangkan minoritas ulama memandang
penting keberadaan riwayat-riwayat Asbabun Nuzul didalam memahami ayat. Golongan
ini juga menetapkan suatu kaidah yaitu: “ yang dijadikan pegangan adalah kekhususan
sebab, bukan keumuman lafal ”. jumhur ulama berpendapat bahwa ayat-ayat yang
diturunkan berdasarkan sebab khusus tetapi diungkapkan dalam bentuk lafal umum. Az-
Zarkasyi dalam menghubungkan kekhususan sebab turunnya suatu ayat dengan
keumuman bentuk dan rumus kalimatnya. Dia mengatakan “ada kalanya turunnya sebab
turunnya ayat bersifat umum”. Ini untuk mengingatkan bahwa didalam lafadz yang
bersifat umum terdapat hal yang perlu diperhatikan.
Sebagai contoh, turunnya QS.Al-Maidah (5):38. “Laki-laki yang mencuri dan
perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa
yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari allah. Dan Allah maha perkasa lagi maha
bijaksana. “ayat ini turun berkenaan dengan pencurian sejumlah perhiasan yang
dilakukan seseorang pada masa nabi. Mayoritas ulama memahami ayat tersebut berlaku
umum, tidak hanya kepada yang menjadi sebab turunnya ayat. Sebaliknya, minoritas
mempunyai sisi pandangan lain  mereka berpegang kepada kaida lafal umum, bukan
untuk menjelaskan suatu peristiwa atau serba khusus, mengapa tuhan menunda
penjelasan-penjelasan hukumnya hingga terjadi peristiwa tersebut. Berbeda dengan
pendapat mayoritas ulama yang menolak pendapat kedua dengan alasan bahwa lafal
umum iala kalimat baru, dan hokum yang terkandung didalamnya bukan merupakan
hubungan kausal dengan peristiwa yang melatarbelakanginya. Bagi kelompok ulama ini
kedudukan Asbabun Nuzul ini tidak terlalu penting.
Sebaliknya minoritas ulama menekankan pentingnya riwayat Asbabun Nuzul dengan
memberikan contoh tentang Al-Baqarah (2):115, yaitu: “Dan kepunyaan Allah-lah timur
dan barat , maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah
maha luas (Rahmat-Nya) lagi maha mengetahui”. Jika hanya berpegang pada redaksi ayat,
maka hukum yang dipahami dari ayat tersebut adalah tidak wajib menghadap kiblat pada
waktu sholat, baik dalam keadaan musyafir atau tidak. Pemahaman secara ini jelas keliru
karena bertentangan dengan dengan dalil lain dan ijma’ para ulama akan tetapi
memperhatikan Asbabun Nuzul ayat tersebut, maka dipahami bahwa ayat itu bukan
ditujuhkan kepada orang-orang yang berada pada kondisi biasa atau bebas, tetapi pada
orang-orang yang karena sebab tertentu tidak dapat menentukan arah kiblat. Kaidah
kedua lebih kontestual, tetapi persoalannya ialah tidak semua ayat-ayat Al-Qur’an
mempunyai Asbabun Nuzul jumlahnya sangat terbatas. Sebagian diantaranya tidak
shahih, ditambah lagi satu ayat kadang-kadang mempunyai dua atau lebih riwayat
Asbabun Nuzul.

E. Beberapa Contoh Ayat Yang Mempunyai Asbabun Nuzul:


1. Asbabun Nuzul surat An Nisa’ ayat 51
Sebab-sebab turun ayat ini adalah seorang Yahudi Mandinah bernama Ka’ab Ibnu
Asyraf datang berkunjung ke Mekkah. Ia menyaksikan perang Badar dan mendorong
orang kafir Quraisy menuntut bela dan memerangi Muhammad SAW. Kemudian orang-
orang Quraisy bertanya kepada Ka’ab yang mengetahui Al Kitab (Taurat): “Siapakah yang
lebih benar jalannya (siapakah yang berbeda dipihak yang benar ?) apakah Muhammad
SAW ?. lalu Ka’ab menjawab: “kalianlah yang benar”, justru ucapan itu, maka Ka’ab telah
berdusta dan mendapatkan kutukan oleh Allah SWT terhadap orang-orang berpandangan
demikian,kemudian turunlah surat An Nisa’ ayat 51 yang berbunyi:Artinya: Apakah kamu
tidak memperhatikan orang-orang yang diberi bahagian dari Al kitab? mereka percaya
kepada jibt dan thaghut, dan mengatakan kepada orang-orang kafir (musyrik Mekah),
bahwa mereka itu lebih benar jalannya dari orang-orang yang beriman.
2. Asbabun Nuzul surat Al Maidah ayat 93
Sebab-sebab turunya ayat tersebut adalah sahabat Usman Ibnu Mazh’un dan Amru
Ibnu Ma’dikariba pernah mengatakan bahwa Khamar itu sebenarnya mudah (boleh
diminum), keduanya menggunakan surat Al-Maidah ayat 93:Artinya:  Tidak ada dosa bagi
orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan yang saleh karena memakan
makanan yang telah mereka Makan dahulu, apabila mereka bertakwa serta beriman, dan
mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kemudian mereka tetap bertakwa dan beriman,
kemudian mereka (tetap juga) bertakwa dan berbuat kebajikan. dan Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan.Padahal Amru dan Ma’dikariba belum tahu apakah
sebabnya ayat tersebut diatas diturunkan. Ayat ini turunya adalah pada saat turunnya ayat
yang mengharamkan Khamar, kemudian para sahabat bertanya kepada Rasulullah,
“bagaimanakah nasib bagi saudara-saudara kami yang telah meninggal dunia, sedangkan
dalam perut mereka ada minuman khamar (ketika hidup mereka minum khamar), lalu
Allah memberitakan bahwa minuman khamar semasa hidupnya sedangkan ayat yang
mengharamkan belum turun, telah dianggap tidak berdosa lagi seperti yang tersebut
dalam surat Al Maidah ayat 39.Demikianlah jelas bahwa Usman dan Amru tidak
mengetahui Asbabun Nuzul surat Al Maidah 93 sehingga hampir saja keduanya
menghalalkan khamar yang telah diharamkan Allah.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
     Pengertian Asbabun Nuzul.

Asbab An-Nuzul merupakan bentuk idhafah dari kata “Asbaba” dan “Nazala”,
kata “Asbaba” merupakan jama’ dari kata “Sababa” yang berarti sebab, maka
“Asbaba” mempunyai arti sebab-sebab. Sedangkan kata “an-Nuzul” berasal dari kata
“Nazala” yang berarti turun. secara Etimologi, asbab An-Nuzul adalah sebab-sebab
yang melatar belakangi terjadinya sesuatu.
     Cara Mengetahui Asbabun Nuzul.

Asbabun Nuzul tidak bisa diketahui semata-mata dengan akal (rasio), tidak lain
mengetahuinya harus berdasarkan riwayat yang shahih dan didengar langsung dari
orang-orang yang mengetahui turunnya Al-Qur’an, atau dari orang-orang yang
memahami Asbabun Nuzul, lalu mereka menelitinya dengan cermat, baik dari
kalangan sahabat, tabi’in atau lainnya dengan catatan pengetahuan mereka
diperoleh dari ulama-ulama yang dapat dipercaya.
     Sebab-Sebab Turunnya Ayat.

-Asbabun Nuzul yang berupa peristiwa itu sendiri terbagi menjadi 3 macam:
1.Peristiwa berupa pertengkaran.
2.Peristiwa berupa kesalahan yang serius.
3.Peristiwa karena suatu hasrat atau cita-cita
-Sedangkan peristiwa yang berupa pertanyaan dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
 Pertanyaan tentang masa lalu
1.      Pertanyaan yang berhubungan dengan sesuatu yang sedang berlangsung
pada waktu itu
2.    Pertanyaan tentang masa yang akan dating

4.      Beberapa pandangan Ulama tentang Asbabun Nuzul.


Para ulama tidak sepakat mengenai Asbabun Nuzul. Mayoritas ulama tidak
memberikan keistemewaan khusus kepada ayat-ayatyang mempunyai riwayat
Asbabun Nuzul, karena yang terpenting bagi mereka apa yang tertera didalam
redaksi ayat. Jumhur ulama kemudian menetapkan suatu kaidah yaitu:” yang
dijadikan pegangan iala keumuman lafal, bukan kekhususan sebab”.

B.     Kritik dan Saran


Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan, baik
dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga masih
perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para pembaca
makalah ini agar dapat memberikan kritkan dan masukan yang bersifat membangun.

DAFTAR PUSTAKA
Anwar Abu.2009. Ulumul Qur’an. Pekan Baru: Amzah

Muhammad al-Aruzi Abd Qodir, Masalah Takhsish al-Am bi al-Sabab,(t.p.;Jamiah Umm Al-
Qur’an,1983).
Sukardi K.D.2002.Belajar mudah ‘ulum Al-Qur’an.Jakarta:PT.Lentera Basritama.

[1] Rosihan Anwar, Ulum Al-Qur’an, Pustaka Setia, Bandung, 2008, hlm. 60
[2] Subhi Al-shalih, Mabahits fi’ulum Al-Qur’an, Dar Al-Qalam li al-Malayyin, Bairut, 1988, hlm. 132.
[3] Mohammad Aly Ash Shabuny, Pengantar Study Al-Qur’an(Bandung:PT.Alma’arif,1996),hal 46.
[4] Ibid,hal 30.
[5] Sukardi K.D,Belajar mudah ‘Ulum Al-Qur’an,(Jakarta:PT.LENTERA BASTRITAMA,2002),Hal 130

ririn muktamiroh FAI UNISDA di 09.45

Berbagi

3 komentar:

Duta Islam 9 April 2018 15.46


KUMPULAN ARTIKEL ASBABUN NUZUL, BISA DIBACA:

1.Apa Saja Kaidah Asbabun Nuzul dan Bagaimana Penerapannya?


2.Kitab Asbabun Nuzul al-Wahidi, Keprihatinan atas Kualitas Riwayat Asbabun Nuzul
3.Kitab Asbabun Nuzul Karya Imam Suyuthi, Referensi Utama Memahami Sebab Turunnya Ayat al-
Qur'an
4.Asbabun Nuzul Surat Al-Insyirah: Satu Kesulitan, Dua Kemudahan
5.Asbabun Nuzul Surat al-Kafirun: Prinsip Dasar Toleransi Antarumat Beragama
6.Asbabun Nuzul Surat Al-Ahzab Ayat 59 Tentang Wajibnya Berhijab
7.Asbabun Nuzul Surat al-Kautsar, Bantahan Atas Tuduhan Orang Kafir Tentang Terputusnya
Keturunan Rasulullah
Balas

muhamad mahmud 29 Agustus 2018 11.32


Terima kasih artikelnya ya mbak.dan sangat membantu saya mengerjakan tugas diawal semester ini
Balas

Unknown 10 Oktober 2018 20.16


terimakasih , sangat membantu :)
Balas
Masukkan komentar Anda...

Beri komentar sebagai: Google Acco

Publikasikan Pratinjau

Beranda ›
Lihat versi web

Mengenai Saya

ririn muktamiroh FAI UNISDA


Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai