Anda di halaman 1dari 23

STRATEGI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

“Kurikulum Merdeka”

Disusun Oleh:
Kelompok 4
TUTI ALAWIYAH (2110247655)
ELSYA SUHARNITAA (2110247717)

Dosen Pengampu Mata Kuliah:


Dra. Yenita Roza, Ph.D

PROGRAM STUDI PASCASARJANA


PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS RIAU
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Kurikulum Merdeka” ini.
Pada makalah ini penulis membahas pengertian kurikulum merdeka,
karakteristik kurikulum merdeka, prinsip kurikulum merdeka, istilah dalam
kurikulum merdeka, perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum 2013, dan
kelebihan kurikulum merdeka. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Strategi Pembelajaran Matematika. Terima kasih penulis ucapkan kepada
Ibu Dra. Yenita Roza, Ph.D selaku dosen pengampu mata kuliah yang telah
memberikan bimbingan dan saran dalam penulisan makalah ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan. Atas
perhatiannya diucapkan terima kasih.

Pekanbaru, Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
D. Manfaat Penulisan ......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. Pengertian Kurikulum Merdeka .................................................................... 3
B. Karakteristik kurikulum merdeka .................................................................. 4
C. Prinsip Kurikulum Merdeka .......................................................................... 5
D. Istilah Baru dalam Kurikulum Merdeka ........................................................ 5
E. Perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013............................. 9
F. Kelebihan Kurikulum Merdeka ................................................................... 17
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 19
A. Kesimpulan .................................................................................................. 19
B. Saran ............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan di Indonesia terus mengalami perkembangan dalam menciptakan
berbagai desain pembelajaran, baik berupa strategi, metode dan berkaitan dengan
administratif atau desain implementasi pembelajarannya. Seiring dengan
perkembangan zaman yang semakin canggih, menjadi tugas yang sangat berat bagi
pendidik untuk mensukseskan dari tujuan suatu pembelajaran. Begitupun dengan
peserta didik menjadi tugas yang pokok dalam memahami dan mempelajari materi
yang diajarkan, untuk dapat menjadi generasi muda yang cerdas.
Sebagai negara yang terus berinovasi dalam pengembangan dalam mendesain
suatu pembelajaran, Indonesia setidaknya telah mengalami lebih dari sepuluh kali
perubahan kurikulum yang memengaruhi gaya suatu pembelajaran tersebut sejak
awal kemerdekaan. Mulai dari Rentjana Pembelajaran 1947 hingga yang baru saja
hangat diperbincangkan, yakni “Merdeka Belajar.” Merdeka Belajar yang
dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di bawah komando
Nadiem Makarim menambahkan fakta bahwa dalam kurun waktu kurang dari 10
tahun saja Indonesia telah melakukan pembaharuan kurikulum sebanyak 3 kali. Hal
tersebut tak lain yaitu untuk menjawab kebutuhan Indonesia yang berubah sesuai
kemajuan zaman dalam mensukseskan dari suatu tujuan pembelajaran, baik strategi,
metode atau yang sifatnya administratif atau desain implementasi pembelajarannya.
Dengan demikian, Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan perserta didik yang
memiliki daya saing di masa yang akan datang.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan kurikulum merdeka

1
2. Bagaimana karakteristik kurikulum merdeka
3. Apa saja prinsip kurikulum merdeka
4. Apa saja istilah baru dalam kurikulum merdeka
5. Bagaimana perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum 2013
6. Apa saja kelebihan kurikulum merdeka

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makah ini yaitu:
1. Memahami apa itu kurikulum merdeka
2. Memahami karakteristik kurikulum merdeka
3. Memahami prinsip kurikulum merdeka
4. Memahami istilah-istilah baru dalam kurikulum merdeka
5. Memahami perbedaan kurikulum merdeka dengan kurikulum 2013
6. Memahami kelebihan kurikulum merdeka

D. Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bagi
mahasiswa dan guru dalam upaya mengimplementasikan kurikulum merdeka di
sekolah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kurikulum Merdeka


Indonesia telah mengalami krisis pembelajaran dalam waktu yang cukup
lama. Hasil studi dan juga hasil ujian PISA telah menunjukkan bahwa banyak anak
Indonesia yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep
matematika dasar. Terdapat kesenjangan pendidikan yang mencolok antar wilayah
dan kelompok sosial di Indonesia. Dan hal ini diparah dengan adanya pandemi
Covid-19 yang melanda kurang lebih 3 tahun ini. Untuk memulihkan keadaan ini,
diperlukan perubahan yang sistemik. Salah satunya melalui kurikulum sekolah.
Kemendikbudristek mengembangkan Kurikulum Merdeka dengan tujuan utamanya
yaitu untuk memulihkan pembelajaran dari krisis yang sudah lama dialami anak-anak
Indonesia.
Dalam usaha untuk memulihkan kembali pembelajaran yang disebabkan oleh
pandemi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikburistek) mengeluarkan kebijakan dalam pengembangan Kurikulum
Merdeka. Kurikulum ini diberikan kepada satuan pendidikan sebagai opsi tambahan
dalam rangka melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024. Kebijakan
Kemendikburistek terkait kurikulum nasional selanjutnya akan dikaji ulang pada
2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran.
Kurikulum Merdeka adalah nama baru dari kurikulum prototipe yang resmi
diluncurkan oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim. Pada saat ini, sekolah
masih boleh memilih kurikulum yang akan digunakan di satuan pendidikan masing-
masing. Pilihan kurikulum yang diberikan antara lain: Kurikulum 2013, Kurikulum
Darurat, dan Kurikulum Merdeka. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan
pengembangan dan penerapan dari kurikulum darurat yang diluncurkan untuk
merespon dampak dari pandemi Covid-19. Pengertian Merdeka Belajar adalah suatu

3
pendekatan yang dilakukan supaya siswa dan mahasiswa bisa memilih pelajaran yang
diminati.
Adanya pilihan bagi sekolah untuk menggunakan salah satu dari tiga
kurikulum ini didasarkan pada dua alasan berikut ini:
1. Sekolah memiliki kewenangan dan tanggung jawab untuk mengembangkan
kurikulum sesuai kebutuhan dan konteks masing-masing sekolah.
2. Kebijakan memilih kurikulum diharapkan dapat memperlancar proses perubahan
kurikulum nasional karena dilakukan secara bertahap. Dapat dikatakan bahwa
kebijakan memberikan opsi kurikulum sekolah merupakan salah satu upaya
manajemen perubahan.
Esensi Kurikulum Merdeka adalah pendidikan berpatokan pada esensi belajar,
di mana setiap siswa memiliki bakat dan minatnya masing-masing. Tujuan merdeka
belajar adalah untuk memitigasi ketertinggalan pembelajaran pada masa pandemi
Covid-19 secara efektif. Untuk saat ini Kurikulum 2013 tetap dapat digunakan
sembari sekolah bersiap-siap untuk menerapkan kurikulum baru ini. Setiap satuan
pendidikan dapat menerapkan Kurikulum Merdeka secara bertahap berdasarkan
kesiapan masing-masing.

B. Karakteristik kurikulum merdeka


Kurikulum merdeka yang sebelumnya dikenal dengan sebutan kurikulum
prototipe ini dikembangkan sebagai kerangka kurikulum yang lebih fleksibel dan
berfokus pada materi esensial serta pengembangan karakter dan kompetensi siswa.
Kurikulum Merdeka yang diklaim mampu mendukung pemulihan pembelajaran
akibat pandemi Covid-19 yang memunculkan learning loss mempunyai karakteristik
sebagai berikut:
1. Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai
profil pelajar Pancasila.
2. Fokus pembelajaran pada materi esensial akan membuat pembelajaran lebih
mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.

4
3. Guru memiliki fleksibilitas untuk melakukan pembelajaran berdiferensiasi sesuai
kemampuan siswa dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan
lokal.
Guru diberikan keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar yang bisa
disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Dalam
pelaksanaannya, pemerintah menyediakan beragam perangkat ajar serta pelatihan dan
penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan.

C. Prinsip Kurikulum Merdeka


Pada panduan pembelajaran dan asesmen menjelaskan bahwa pembelajaran
kurikulum merdeka memiliki 5 prinsip. Adapun kelima prinsip dan hal yang perlu
diperhatikan dalam implementasinya sebagai berikut:
1. Kondisi peserta didik, yaitu pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan
tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai
kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang
beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.
2. Pembelajar sepanjang hayat, yaitu pembelajaran dirancang dan dilaksanakan
untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.
3. Holistik, yaitu proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan
karakter peserta didik secara holistic
4. Relevan, yaitu pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang
sesuai konteks, lingkungan dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua
dan masyarakat sebagai mitra.
5. Berkelanjutan, yaitu pembelajaran berorientasi pada masa depan yang
berkelanjutan.

D. Istilah Baru dalam Kurikulum Merdeka


Dalam Kurikulum Merdeka atau Kurikulum 2022, terdapat beberapa istilah
baru yang belum ada dalam kurikulum 2013 sebelumnya. Istilah-istilah baru dan
cukup populer yang nantinya akan sering ditemui oleh guru dalam menyusun dan

5
menerapkan kurikulum 2022 nantinya. Berikut ini beberapa istilah baru dalam
kurikulum 2022 dan belum ada dalam kurikulum 2013.
1. Capaian Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka.
Capaian Pembelajaran ini juga menjadi pengganti KI dan KD dalam
kurikulum 2013, pengintegrasian antara segi pengetahuan, ketrampilan dan sikap
sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan dan berkesinambungan.
Sehingga dapat membangun kompetensi yang utuh. Dalam penulisan format CP
tidak ada lagi pemisahan antara segi pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam
KI dan KD, tetapi penggabungan dan pengintegrasian dalam satu paragraf utuh.
Capaian Pembelajaran Setiap Fase: Deskripsi yang mencakup pengetahuan,
keterampilan, serta kompetensi umum. Selanjutnya diturunkan menjadi capaian
pembelajaran menurut elemen yang dipetakan berdasarkan perkembangan siswa.
Pembagian fase dalam CP dapat digambarkan sebagai berikut:
a) Fase A : Pada umumnya SD Kelas 1-2
b) Fase B : Pada umumnya SD Kelas 3-4
c) Fase C : Pada umumnya SD Kelas 5-6
d) Fase D : Pada umumnya SMP Kelas 7-9
e) Fase E : Pada umumnya SMA Kelas 10
f) Fase F : Pada umumnya SMA Kelas 11-12
2. Alur Tujuan Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka.
Setelah menganalisis Capaian Pembelajaran, selanjutnya guru harus
membuat Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Alur Tujuan Pembelajaran adalah
rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis,
menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur tujuan
pembelajaran (ATP) memiliki fungsi yang sama dengan Silabus pada kurikulum
2013, yaitu sebagai acuan perencanaan pembelajaran. Selain itu, ATP sebagai
panduan guru dan siswa untuk mencapai Capaian Pembelajaran di akhir fase
tersebut. Terdapat beberapa aspek-aspek dalam operasional komponen Alur
Tujuan Pembelajaran (ATP). Secara operasional komponen Tujuan Pembelajaran

6
dapat memuat tiga aspek antara lain: Kompetensi, konten, dan variasi. Kriteria
Alur Tujuan Pembelajaran, yakni:
 Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus dikuasai
peserta didik
 Alur tujuan pembelajaran dalam satu fase menggambarkan cakupan dan
tahapan pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.
 Alur tujuan pembelajaran pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan
dan tahapan pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan
kompetensi antarfase dan jenjang.
3. Modul Ajar atau RPP Plus Dalam Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar ini sebagai pengganti RPP di Kurikulum 2013. Modul ajar ini
selayaknya seperti Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tetapi dilengkapi
dengan berbagai materi pembelajaran, lembar aktivitas siswa, dan asesmen untuk
mengecek apakah tujuan pembelajaran dicapai siswa. Intinya, modul ajar tersebut
memiliki komponen yang lebih lengkap dibanding RPP. Tetapi, terdapat 2
macam modul ajar dalam Kurikulum 2022 ini, yaitu Modul Ajar Umum untuk
proses pembelajaran yang diwajibkan untuk semua guru mapel dan Modul Ajar
Khusus Projek Profil Pelajar Pancasila yang dikhususkan untuk mengembangkan
projek Profil Pelajar Pancasila, hanya dibuat oleh guru yang mendapatkan tugas
tambahan sebagai koordinator projek tersebut. Selain itu, akan ada beberapa
istilah baru dalam Modul Ajar Umum dalam Kurikulum Merdeka nantinya.
Istilah baru tersebut adalah
 Pemahaman permakna
 Pertanyaan pemantik
 Refleksi peserta didik dan guru.
 Glosarium

7
4. Profil Pelajar Pancasila Dalam Kurikulum Merdeka
Jika di Kurikurilum 2013, kita mengenal Penguatan Pendidikan Karakter
atau biasa disingkat PPK. Namun, dalam Kurikulum Merdeka, kita akan
mengenal istilah Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila adalah profil
lulusan yang bertujuan menunjukkan karakter dan kompetensi yang diharapkan
diraih dan menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila peserta didik dan para
pemangku kepentingan. Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi,
diantaranya: (1) Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
Berakhlak Mulia, (2) Berkebinekaan Global, (3) Mandiri, (4) Bergotong royong,
(5) Bernalar kritis, dan (6) Kreatif.
5. Teaching at the Right Level (TaRL)
Teaching at the Right Level (TaRL) adalah sebuah pendekatan belajar yang
mengacu pada tingkatan capaian atau kemampuan peserta didik. Teaching at the
right level (TaRL) merupakan pendekatan belajar yang tidak mengacu pada
tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat kemampuan siswa. Inilah yang
menjadikan TaRL berbeda dari pendekatan biasanya. TaRL dapat menjadi
jawaban dari persoalan kesenjangan pemahaman yang selama ini terjadi dalam
kelas.
Teaching at the Right Level (TaRL) yang memungkinkan anak-anak
memperoleh keterampilan dasar, seperti membaca dan berhitung dengan cepat.
Tanpa memandang usia atau kelas, pengajaran dimulai pada tingkat anak. Inilah
yang dimaksud dengan “Mengajar pada Tingkat yang Benar”. Metode TaRL
yang dikembangkan oleh Pratham pada awalnya dirancang dengan mengingat
anak-anak yang telah mencapai sekolah Dasar Kelas III, IV atau V tetapi masih
belum menguasai keterampilan dasar. Fokusnya adalah membantu anak-anak
dengan dasar membaca, memahami, mengekspresikan diri, serta keterampilan
berhitung.

8
6. Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan (KOSP) Dalam Kurikulum
Merdeka
Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan atau yang disingkat KOSP
ini adalah nama lain dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum operasional di satuan pendidikan yakni memuat seluruh rencana
proses belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan, sebagai pedoman
seluruh penyelenggaraan pembelajaran. Untuk menjadikannya bermakna,
kurikulum operasional satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan konteks
dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan.
Dalam proses penyusunannya, KOSP perlu menjadi dokumen yang hidup;
menjadi referensi dalam keseharian, direfleksikan, dan terus dikembangkan.
Penyusunan dokumen kurikulum operasional sekolah dari awal, hendaknya
dimulai dengan memahami secara utuh kerangka dasar kurikulum yang
ditetapkan oleh Pemerintah, antara lain Tujuan Pendidikan Nasional, Profil
Pelajar Pancasila, SNP, Struktur Kurikulum, Prinsip Pembelajaran dan Asesmen,
serta Capaian Pembelajaran. Bagi yang sudah memiliki dokumen kurikulum
operasional satuan pendidikan, dapat langsung melakukan peninjauan dan revisi.

E. Perbedaan Kurikulum Merdeka dengan Kurikulum 2013


Sekolah tetap diberi kebebasan untuk menentukan kurikulum mana yang akan
diterapkan. Sekolah bisa memilih kurikulum dari opsi yang diberikan dalam upaya
pemulihan pembelajaran, yaitu:
1. Kurikulum 2013 secara penuh
2. Kurikulum Darurat, kurikulum 2013 yang disederhanakan
3. Kurikulum Merdeka
Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka
Tujuan pembelajaran ditentukan pertahun Tujuan pembelajaran ditentukan per fase (2-3
tahun) dikenal dengan istilah capaian
pembelajaran

9
Jam pelajaran dihitung per minggu Jam pelajaran dihitung pertahun
Capaian pembelajaran berfokus pada Capaian pembelajaran berfokus pada
rumusan kompetensi yang detail dan kompetensi dan materi yang esensial
terpisah-pisah
Menggunakan pendekatan tematik Menggunakan pendekatan project based
learning dengan mata pelajaran terintegrasi
serta profil pelajar pancasila

SMP/SMPLB/MTs

Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka

Kerangka Dasar

 Rancangan landasan utama Kurikulum  Rancangan landasan utama Kurikulum


2013 adalah tujuan Sistem Pendidikan Merdeka adalah tujuan Sistem
Nasional dan Standar Nasional Pendidikan Nasional dan Standar
Pendidikan Nasional Pendidikan.
 Mengembangkan profil pelajar
Pancasila pada peserta didik

Kompetensi yang Dituju

 Kompetensi Dasar (KD) yang berupa  Capaian Pembelajaran yang disusun per
lingkup dan urutan (scope and fase
sequence) yang dikelompokkan pada  Capaian Pembelajaran dinyatakan dalam
empat Kompetensi Inti (KI) paragraf yang merangkaikan
yaitu: Sikap Spiritual, Sikap Sosial, pengetahuan, sikap, dan keterampilan
Pengetahuan, dan Keterampilan untuk mencapai, menguatkan, dan
 KD dinyatakan dalam bentuk point- meningkatkan kompetensi

10
point dan diurutkan untuk mencapai KI  SMP/sederajat terdiri dari satu fase,
yang diorganisasikan pertahun yaitu Fase D (umumnya setara dengan
 KD pada KI 1 dan KI 2 hanya terdapat kelas VII, kelas VIII dan kelas IX SMP)
pada mata pelajaran Pendidikan
Agama dan Budi Pekerti dan
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan

Struktur Kurikulum

 Jam Pelajaran (JP) diatur per minggu.  Struktur kurikulum dibagi menjadi 2
Satuan mengatur alokasi waktu (dua) kegiatan pembelajaran utama,
pembelajaran secara rutin setiap yaitu:
minggu dalam setiap semester, pembelajaran reguler atau rutin yang
sehingga pada setiap semester peserta merupakan kegiatan intrakurikuler; dan
didik akan mendapatkan nilai hasil projek penguatan profil pelajar Pancasila
belajar setiap mata pelajaran.  Jam Pelajaran (JP) diatur per tahun.
 Satuan pendidikan diarahkan Satuan pendidikan dapat mengatur
menggunakan pendekatan alokasi waktu pembelajaran secara
pengorganisasian pembelajaran fleksibel untuk mencapai JP yang
berbasis mata pelajaran. ditetapkan
 Satuan pendidikan dapat menggunakan
pendekatan pengorganisasian
pembelajaran berbasis mata pelajaran,
tematik, atau terintegrasi
 Mata pelajaran Informatika merupakan
mata pelajaran wajib
 Satuan pendidikan atau peserta didik

11
dapat memilih sekurang-kurangnya satu
dari 5 (lima) mata pelajaran Seni dan
Prakarya: Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, Seni Tari, atau Prakarya

Pembelajaran

 Pendekatan pembelajaran  Menguatkan pembelajaran


menggunakan satu pendekatan yaitu terdiferensiasi sesuai tahap capaian
pendekatan saintifik untuk semua mata peserta didik
pelajaran  Paduan antara pembelajaran
 Pada umumnya, pembelajaran terfokus intrakurikuler (sekitar 70-80% dari jam
hanya pada intrakurikuler (tatap muka), pelajaran) dan kokurikuler melalui
untuk kokurikuler dialokasikan beban projek penguatan profil pelajar Pancasila
belajar maksimum 50% diluar jam (sekitar 20-30% jam pelajaran)
tatap muka, tetapi tidak diwajibkan
dalam bentuk kegiatan yang
direncanakan secara khusus, sehingga
pada umumnya diserahkan kepada
kreativitas guru pengampu.

Penilaian

 Penilaian formatif dan sumatif oleh  Penguatan pada asesmen formatif dan
pendidik berfungsi untuk memantau penggunaan hasil asesmen untuk
kemajuan belajar, memantau hasil merancang pembelajaran sesuai tahap
belajar, dan mendeteksi kebutuhan capaian peserta didik
perbaikan hasil belajar peserta didik  Menguatkan pelaksanaan penilaian
secara berkesinambungan autentik terutama dalam projek

12
 Menguatkan pelaksanaan penilaian penguatan profil pelajar Pancasila
autentik pada setiap mata pelajaran  Tidak ada pemisahan antara penilaian
 Penilaian dibagi menjadi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Perangkat Ajar yang Disediakan Pemerintah

Buku teks dan buku non-teks Buku teks dan buku non-teks
Contoh-contoh modul ajar, alur tujuan
pembelajaran, contoh projek penguatan
profil pelajar Pancasila, contoh kurikulum
operasional satuan pendidikan

Perangkat Kurikulum

Pedoman implementasi kurikulum, Panduan Pembelajaran dan Asesmen,


Panduan Penilaian, dan Panduan panduan pengembangan kurikulum
Pembelajaran setiap jenjang operasional sekolah, panduan
pengembangan projek penguatan profil
pelajar Pancasila, panduan pelaksanaan
pendidikan inklusif, panduan penyusunan
Program Pembelajaran Individual, modul
layanan bimbingan konseling

SMA/SMALB/MA

Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka

Kerangka Dasar

 Rancangan landasan utama Kurikulum  Rancangan landasan utama Kurikulum

13
2013 adalah tujuan Sistem Pendidikan Merdeka adalah tujuan Sistem
Nasional dan Standar Nasional Pendidikan Nasional dan Standar
Pendidikan Nasional Pendidikan.
 Mengembangkan profil pelajar Pancasila
pada peserta didik

Kompetensi yang Dituju

 Kompetensi Dasar (KD) yang berupa  Capaian Pembelajaran yang disusun per
lingkup dan urutan (scope and fase
sequence) yang dikelompokkan pada  Capaian Pembelajaran dinyatakan dalam
empat Kompetensi Inti (KI) paragraf yang merangkaikan
yaitu: Sikap Spiritual, Sikap Sosial, pengetahuan, sikap, dan keterampilan
Pengetahuan, dan Keterampilan untuk mencapai, menguatkan, dan
 KD dinyatakan dalam bentuk point- meningkatkan kompetensi
point dan diurutkan untuk mencapai  SMA/sederajat terdiri dari:
KI yang diorganisasikan pertahun  Fase E (umumnya setara dengan kelas X
 KD pada KI 1 dan KI 2 hanya terdapat SMA)
pada mata pelajaran Pendidikan  Fase F (umumnya setara dengan kelas
Agama dan Budi Pekerti dan XI dan XII SMA)
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan

Struktur Kurikulum

 Jam Pelajaran (JP) diatur per minggu.  Struktur kurikulum dibagi menjadi 2
Satuan mengatur alokasi waktu (dua) kegiatan pembelajaran utama,
pembelajaran secara rutin setiap yaitu:
minggu dalam setiap semester,  pembelajaran reguler atau rutin yang

14
sehingga pada setiap semester peserta merupakan kegiatan intrakurikuler; dan
didik akan mendapatkan nilai hasil  projek penguatan profil pelajar Pancasila
belajar setiap mata pelajaran.  Jam Pelajaran (JP) diatur per tahun.
 Satuan pendidikan diarahkan Satuan pendidikan dapat mengatur
menggunakan pendekatan alokasi waktu pembelajaran secara
pengorganisasian pembelajaran fleksibel untuk mencapai JP yang
berbasis mata pelajaran ditetapkan
 Satuan pendidikan dapat menggunakan
pendekatan pengorganisasian
pembelajaran berbasis mata pelajaran,
tematik, atau terintegrasi
 Mata pelajaran IPA dan IPS di Kelas X
SMA belum dipisahkan menjadi mata
pelajaran yang lebih spesifik
 Satuan pendidikan atau peserta didik
dapat memilih sekurang-kurangnya satu
dari lima mata pelajaran Seni dan
Prakarya: Seni Musik, Seni Rupa, Seni
Teater, Seni Tari, atau Prakarya
 Di kelas X peserta didik mempelajari
mata pelajaran umum (belum ada mata
pelajaran pilihan). Peserta didik memilih
mata pelajaran sesuai minat di kelas XI
dan XII. Peserta didik memilih mata
pelajaran dari kelompok mata pelajaran
yang tersedia
 Peserta didik menulis esai ilmiah sebagai

15
syarat kelulusan

Pembelajaran

 Pendekatan pembelajaran  Menguatkan pembelajaran terdiferensiasi


menggunakan satu pendekatan yaitu sesuai tahap capaian peserta didik
pendekatan saintifik untuk semua  Paduan antara pembelajaran
mata pelajaran intrakurikuler (sekitar 70-80% dari jam
 Pada umumnya, pembelajaran pelajaran) dan kokurikuler melalui projek
terfokus hanya pada intrakurikuler penguatan profil pelajar Pancasila
(tatap muka), untuk kokurikuler (sekitar 20-30% jam pelajaran)
dialokasikan beban belajar maksimum
50% diluar jam tatap muka, tetapi
tidak diwajibkan dalam bentuk
kegiatan yang direncanakan
secara khusus, sehingga pada
umumnya diserahkan kepada
kreativitas guru pengampu.

Penilaian

 Penilaian formatif dan sumatif oleh  Penguatan pada asesmen formatif dan
pendidik berfungsi untuk memantau penggunaan hasil asesmen untuk
kemajuan belajar, memantau hasil merancang pembelajaran sesuai tahap
belajar, dan mendeteksi kebutuhan capaian peserta didik
perbaikan hasil belajar peserta didik  Menguatkan pelaksanaan penilaian
secara berkesinambungan autentik terutama dalam projek
 Menguatkan pelaksanaan penilaian penguatan profil pelajar Pancasila
autentik pada setiap mata pelajaran  Tidak ada pemisahan antara penilaian

16
 Penilaian dibagi menjadi penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sikap, pengetahuan, dan keterampilan

Perangkat Ajar yang Disediakan Pemerintah

Buku teks dan buku non-teks Buku teks dan buku non-teks
Contoh-contoh modul ajar, alur tujuan
pembelajaran, contoh projek penguatan
profil pelajar Pancasila, contoh kurikulum
operasional satuan pendidikan

Perangkat Kurikulum

Pedoman implementasi kurikulum, Panduan Pembelajaran dan Asesmen,


Panduan Penilaian, dan Panduan panduan pengembangan kurikulum
Pembelajaran setiap jenjang operasional sekolah, panduan pengembangan
projek penguatan profil pelajar Pancasila,
panduan pelaksanaan pendidikan inklusif,
panduan penyusunan Program Pembelajaran
Individual, modul layanan bimbingan
konseling

F. Kelebihan Kurikulum Merdeka


1. Lebih Sederhana dan Mendalam. Fokus pada materi yang esensial dan
pengembangan kompetensi siswa pada fasenya. Sehingga, belajar menjadi lebih
mendalam, bermakna, tidak terburu-buru, dan menyenangkan.
2. Lebih Relevan dan Interaktif. Pembelajaran dengan kegiatan proyek memberikan
kesempatan lebih luas bagi siswa untuk aktif mengeksplorasi masalah-masalah

17
terkini untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi profil pelajar
pancasila.
3. Lebih Merdeka. Siswa tidak mempunyai program peminatan di SMA, mereka
bebas memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya. Guru
mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah
mempunyai wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum, serta
menentukan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan
dan siswa.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Salah satu tujuan nasional Indonesia yaitu mencerdaskan kehidupan
berbangsa. Indonesia sebagai negara yang terus berinovasi dalam
pengembangan dalam mendesain suatau pelajaran setidaknya telah mengalami
sepuluh perubahan kurikulum. Pandemi covid-19 termasuk menjadi penyebab
perubahan kurikulum 2013 menjadi kurikulum merdeka belajar. Hal tersebut
tak lain yaitu untuk menjawab kebutuhan Indonesia yang berubah sesuai
kondisi dan perkembangan zaman dalam mensukseskan dari suatu tujuan
pembelajaran, baik strategi, metode atau yang sifatnya administratif atau
desain implementasi pembelajarannya. Dengan demikian, Kurikulum
Merdeka diharapkan dapat diimplementasikan dengan baik sehingga
Indonesia terus mencapai tujuan nasionalnya dan memiliki daya saing yang
mumpuni.

B. Saran
Kurikulum Merdeka dapat diterapkan dengan baik jika semua bekerja
sama untuk mensukseskan program Kurikulum Merdeka ini. Guru dapat
mengajar sesuai tahap capaian dan perkembangan peserta didik. Sekolah
dapat mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik. Peserta didik secara
aktif mengeksprlorasi isu-isu actual untuk mendukung pengembangan
karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila yang relevan dengan
kehidupan sehari-hari siswanya.

19
DAFTAR PUSTAKA

Guru belajar. 6 Istilah Baru dan Populer Dalam Kurikulum Merdeka yang Tidak
Ada di Kurikulum 2013. https://gurubelajar.id/6-istilah-baru-dan-populer-
dalam-kurikulum-merdeka-yang-tidak-ada-di-kurikulum-2013/ diakses
pada 18 Mei 2022.
Kemdikbud. 2021. Mengenal Prinsip Dasar Merdeka Belajar.
https://gtk.kemdikbud.go.id/read-news/mengenal-prinsip-dasar-merdeka-
belajar diakses pada 18 Mei 2022.
Kemdikbud. 2022. Kurikulum Merdeka.
https://kurikulum.kemdikbud.go.id/kurikulum-merdeka/ diakses pada 18
Mei 2022.
Kepmendikbudristek No. 56 Tahun 2022. Pedoman Penerapan Kurikulum dalam
rangka Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka).

20

Anda mungkin juga menyukai