Anda di halaman 1dari 2

Mengembangkan Pemahaman dalam Matematika

Salah satu teori belajar terkenal adalah teori konstruksivisme yang menjelaskan bahwa
anak-anak harus aktif dalam mengembangkan pemahamannya. Konstruktivisme menolak teori
yang menyebutkan bahwa anak adalah lembaran putih yang kosong, karena anak
mengkonstruksikan sendiri pengetahuan mereka. Hal yang mereka butuhkan untuk membangun
suatu ide salah satunya yaitu pengetahuan yang telah mereka miliki. Mereka akan mendapatkan
suatu ide jika terjadi pemikiran yang aktif, sehingga ide-ide yang ada akan terhubung oleh suatu
jaringan dan menghasilkan ide yang baru. Semakin banyak jaringan perhubung antar ide ini,
maka semakin baik pula pemahaman anak.
Terdapat dua pemahaman menurut Richard Skemp (1978) yaitu pemahaman relasional
yang merupakan jaringan ide yang kaya, dan pemahaman instrumental yang merupakan ide-ide
yang terpisah tanpa makna. Pemahaman relasional ini merupakan puncak pemahaman yang
berisi ide-ide yang saling terhubung oleh jaringan konsep dan prosedur yang bermakna. Adapun
keuntungan pemahaman relasional yaitu anak belajar karena motivasi dirinya sendiri sehingga
mereka dapat diberi penghargaan, anak dapat meningkatkan ingatan karena mengaitkan
informasi yang telah ada, anak akan sedikit mengingat karena mereka telah memiliki ingatan
yang ada, membantu mempelajari konsep dan cara baru, meningkatkan kemampuan pemecahan
soal, membangun sendiri pemahaman, serta memperbaiki sikap dan rasa percaya diri.
Skemp telah menjelaskan bahwa pemahaman tidak lepas dari ide-ide yang saling
terhubung oleh jaringan konsep dan prosedur yang bermakna. Pengetahuan konsep yaitu
kumpulan ide- ide yang menyatu dan hubungan antara ide-ide tersebut. Pengetahuan prosedur
yaitu pengetahuan tentang aturan yang digunakan untuk menyelesaikan suatu permasalahan
matematika. Sehingga prosedur tanpa dasar konsep hanyalah aturan tanpa alasan.
Teori konstrukstivisme menyarankan agar siswa dapat mempunyai pengaruh besar
terhadap apa yang mereka pelajari dan sebaik apa mereka memahaminya, sehingga bukan hanya
siswa yang yang ikut andil tetapi guru juga ikut mengatur suasana kelas. Terdapat tiga faktor
yang mempengaruhi pembelajaran di dalam kelas yaitu yang pertama berfikir relektif agar anak
dapat menggunakan ide yang mereka miliki dengan memecahkan soal dan membuat ide-ide
baru. Kedua, interaksi sosial dengan siswa lain dan guru yang membuat mereka dapat berdiskusi
serta berinteraksi sehingga meningkatkan peluang terjadinya berpikir yang produktif. Ketiga,
penggunaan model atau alat-alat untuk belajar seperti peraga, penggunaan simbol, komputer,
menggambar, dan bahasa lisan.
Salah satu dari faktor di atas adalah interaksi sosial dengan siswa lain dan guru. Teori
belajar yang berkaitan dengan sosial yaitu teori belajar Vygotsky. Vygotsky percaya bahwa
proses berfikir berada di dalam lingkungan sosial dan dari lingkungan inilah mereka
mendapatkan ide-ide. Terdapat ide-ide yang muncul dari luar atau konsep-konsep ilmiah dan dari
dalam atau konsep-konsep spontan. Konsep ilmiah inilah yang membuat guru harus bertanggung
jawab dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk siswa berpikir produktif.
Pengetahuan konsep matematika secara alami merupakan pengetahuan yang dipahami
dan telah dikonstruksi anak yang berisi jaringan ide. Untuk membuat model pada sebuah konsep
matematika, kita merujuk kepada gambar yang berkaitan dengan konsep. Model ini dapat
memperluas ide-ide anak dan membantu anak dalam mengungkap dan memperbincangkan ide-
ide matematika. Guru berperan penting agar siswa berfikir menggunakan model, bekerja aktif,
hingga anak mendapat ide-ide baru.

Anda mungkin juga menyukai