Anda di halaman 1dari 20

Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indoensia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan
berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Dengan adanya pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan
memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan. Pendidikan merupakan salah satu
syarat untuk lebih memajukan pemrintah ini, maka usahakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai
pendidikan di tingkat Universitas.
Pada intinya pendidikan itu bertujuan untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa. Akan tetapi disini pendidikan hanya menekankan pada intelektual saja,
dengan bukti bahwa adanya UN sebagai tolak ukur keberhasilan pendidikan tanpa melihat proses
pembentukan karakter dan budi pekerti anak.

Tujuan Pendidikan Nasional dalam UUD 1945 (versi Amandemen)


1. Pasal 31, ayat 3 menyebutkan, “Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu
sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta ahlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.”
2. Pasal 31, ayat 5 menyebutkan, “Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menunjang tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban
serta kesejahteraan umat manusia.”
Tujuan Pendidikan Nasional dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003
Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-Undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3
menyebutkan, “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”
Tujuan Pendidikan Menurut UNESCO
Dalam upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara lain kecuali melalui peningkatan mutu
pendidikan. Berangkat dari pemikiran itu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melalui lembaga UNESCO
(United Nations, Educational, Scientific and Cultural Organization) mencanangkan empat pilar pendidikan
baik untuk masa sekarang maupun masa depan, yakni: (1) learning to Know, (2) learning to do (3) learning
to be, dan (4) learning to live together. Dimana keempat pilar pendidikan tersebut menggabungkan tujuan-
tujuan IQ, EQ dan SQ.

Pengertian Pendidikan Menurut Undang – Undang dan Para Ahli


Pendidikan memang tak lepas dari makna dan definisi. Dalam dunia pendidikan banyak
sekali istilah-istilah yang dipakai dan memerlukan pembahasan mengenai hal definisi atau
pengertiannya. Pada blog pendidikan ini, Maswins for Educations, sebelum melangkah
membahas mengenai pengertian-pengertian istilah dalam dunia pendidikan, ada baiknya
jika terlebih dahulu membahas mengenai pengertian pendidikan itu sendiri.
Berikut adalah beberapa pengertian Pedidikan menurut Undang-Undang dan para ahli yang
saya kutip dari beberapa sumber :
1. Pendidikan Menurut UU Sisdiknas
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
1. Pendidikan Menurut Carter V. Good
Pendidikan adalah proses perkembangan kecakapan seseorang dalam bentuk sikap dan
prilaku yang berlaku dalam masyarakatnya. Proses sosial dimana seseorang dipengaruhi
oleh sesuatu lingkungan yang terpimpin (khususnya di sekolah) sehingga iya dapat
mencapai kecakapan sosial dan mengembangkan kepribadiannya.
1. Pendidikan Menurut Godfrey Thomson
Pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan perubahan yang
tepat didalam kebiasaan tingkah lakunya, pikiranya dan perasaannya.
1. Pendidikan Menurut UNESCO
UNESCO menyebutkan bahwa: “education is now engaged is preparinment for a tife
Society which does not yet exist” atau bahwa pendidikan itu sekarang adalah untuk
mempersiapkan manusia bagi suatu tipe masyarakat yang masih belum ada. Konsep
system pendidikan mungkin saja berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat dan
pengalihan nilai-nilai kebudayaan (transfer of culture value). Konsep pendidikan saat ini
tidak dapat dilepaskan dari pendidikan yang harus sesuai dengan tuntutan kebutuhan
pendidikan masa lalu,sekarang,dan masa datang.
1. 5. Pendidikan Menurut Thedore Brameld
‘’Education as power means copetent and strong enough to enable us,the majority of
people,to decide what kind of a world‘’. (Pendidikan sebagai kekuatan berarti mempunyai
kewenangan dan cukup kuat bagi kita, bagi rakyat banyak untuk menentukan suatu dunia
yang macam apa yang kita inginkan dan macam mana mencapai tujuan semacam itu).
1. Pendidikan Menurut Thedore Brameld
Robert W. richey menyebutkan bahwa; The term “Education” refers to the broad funcition of
preserving and improving the life of the group through bringing new members into its shared
concem. Education is thus a far broader process than that which occurs in schools. It is an
essential social activity by which communities continue to exist. In Communities this
function is specialzed and institutionalized in formal education, but there is always the
education, out side the school with which the formal process is related. (Istilah pendidikan
mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat,
terutama membawa warga masyarakat yang baru mengenal tanggung jawab bersama di
dalam masyarakat. Jadi pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses
yang berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang
memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di dalam masyarakat yang
kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan pendidikan
formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar
sekolah).
Pilar – Pilar Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter didasarkan pada enam nilai-nilai etis bahwa setiap orang dapat
menyetujui – nilai-nilai yang tidak mengandung politis, religius, atau bias budaya. Beberapa
hal di bawah ini yang dapat kita jelaskan untuk membantu siswa memahami Enam Pilar
Pendidikan Berkarakter, yaitu sebagai berikut :
1. Trustworthiness (Kepercayaan)
Jujur, jangan menipu, menjiplak atau mencuri, jadilah handal – melakukan apa yang anda
katakan anda akan melakukannya, minta keberanian untuk melakukan hal yang benar,
bangun reputasi yang baik, patuh – berdiri dengan keluarga, teman dan negara.
2. Recpect (Respek)
Bersikap toleran terhadap perbedaan, gunakan sopan santun, bukan bahasa yang buruk,
pertimbangkan perasaan orang lain, jangan mengancam, memukul atau menyakiti orang
lain, damailah dengan kemarahan, hinaan dan perselisihan.
3. Responsibility (Tanggungjawab)
Selalu lakukan yang terbaik, gunakan kontrol diri, disiplin, berpikirlah sebelum bertindak –
mempertimbangkan konsekuensi, bertanggung jawab atas pilihan anda.
4. Fairness (Keadilan)
Bermain sesuai aturan, ambil seperlunya dan berbagi, berpikiran terbuka; mendengarkan
orang lain, jangan mengambil keuntungan dari orang lain, jangan menyalahkan orang lain
sembarangan.
5. Caring (Peduli)
Bersikaplah penuh kasih sayang dan menunjukkan anda peduli, ungkapkan rasa syukur,
maafkan orang lain, membantu orang yang membutuhkan.
6. Citizenship (Kewarganegaraan)
Menjadikan sekolah dan masyarakat menjadi lebih baik, bekerja sama, melibatkan diri
dalam urusan masyarakat, menjadi tetangga yang baik, mentaati hukum dan aturan,
menghormati otoritas, melindungi lingkunganhidup.
Tujuan, Fungsi dan Media Pendidikan karakter & Nilai-nilai Pembentuk Karakter
 Tujuan, Fungsi dan Media Pendidikan karakter

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, berjiwa patriotik, berkembang
dinamis, berorientasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan
takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.
Pendidikan karakter berfungsi untuk:
1. mengembangkan potensi dasar agar berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik
2. memperkuat dan membangun perilaku bangsa yang multikultur
3. meningkatkan peradaban bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.
Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup keluarga, satuan
pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media
massa.

UNESCO memberikan definisi pendidikan berdasarkan tujuannya yaitu:

1. LEARNING TO KNOW (BELAJAR MENNGETAHUI)


2. LEARNING TO DO (BELAJAR MELAKUKAN SESUATU)
3. LEARNING TO BE (BELAJAR MENJADI SESUATU)
4. LEARNING TO LIVE TOGETHER (BELAJAR HIDUP BERSAMA)
Pengertian Pendidikan dan Tujuan Pendidikan Menurut Herbert Spencer
Herbert Spencer (1860) merupakan salah satu filsfuf pendidikan. Beliau mengatakan bahwa pendidikan
memiliki 5 tujuan yang juga merupakan bagian dari pendidikan itu sendiri yaitu:

Kegiatan demi kelangsungan hidup (Activities for survival).


Usaha mencari nafkah (Efforts to make a living).
Pendidikan anak (Child education).
Pemeliharaan hubungan dengan masyarakat dan negara (Maintenance of relationships with
communities and countries).
Penggunaan waktu senggang (Use of leisure time).
Tujuan Pendidikan
Mari kaji berdasarkan UU No. 2 Tahun 1985. UU No. 2 Tahun 1985 berbunyi bahwa tujuan pendidikan
yaitu
Mencerdaskan Kehidupan Bangsadan Mengembangkan Manusia Yang Seutuhnya Yaitu Yang Beriman
Dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Dan Berbudi Pekerti Luhur, Memiliki Pengetahuan Dan
Keterampilan, Kesehatan Jasmani Dan Rohani, Kepribadian Yang Mantap Dan Mandiri Serta Rasa
Tanggung Jawab Kemasyarakatan Bangsa.
Berdasarkan MPRS No. 2 Tahun 1960 bahwa tujuan pendidikan adalah
Membentuk Pancasilais Sejati Berdasarkan Ketentuan-Ketentuan Yang Dikehendaki Oleh Pembukaan
Uud 1945 Dan Isi Uud 1945.
Berdasarkan UU. No.20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional dalam pasal 3, bahwa
tujuan pendidikan nasional adalah
Mengembangkan Potensi Peserta Didik Agar Menjadi Manusia Yang Beriman Dan Bertakwa Kepada
Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak Mulia, Sehat, Berilmu, Cakap, Kreatif, Mandiri, Dan Menjadi Warga
Negara Yang Demokratis Serta Bertanggung Jawab.

Tujuan Pendidikan Menurut Bloom


Menuru beliau, pendidikan dapat memiliki tiga tujuan utama yaitu kognitif, afektif dan psikomotor.
Kognitif berhubungan dengan kemampuan otaknya atau intelektual – mental peserta didik. Afektif
berhubungan dengan sikap serta perasaan dan nilai nilai moral peserta didik. Dan terakhir adalah
psikomotor yang menyangkut kemampuan motoris peserta didik.
Bloom selanjutnya menjelaskan dan membagi lagi tujuan pendidikan koginitif menjadi 6 bagian yaitu
Knowledge (pengetahuan); Comprehension (Pemahaman); Application (Penerapan); Analysis (Analisis);
Synthesis (Sintesis); Evaluation (Evaluasi).
Selanjutnya pada tujuan afektif, Bloom membagi menjadi 5 bagian sehingga lebih jelas lagi tujuan
pendidikan yaitu: Receiving (menerima); Responding (menanggapi) ; Valuing (Menghargai); Organization
(Menyusun); Characterization by value (Karakter bernilai).

Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli


Sedangkan pendapat ahli lainnya memiliki pendapat sendiri mengenai pengertian pendidikan, antara
lain sebagi berikut.

1. Prof. H . Mahmud Yunus


Pendidikan menurut Prof. H . Mahmud Yunus adalah suatu usaha yang dengan sengaja dipilih untuk
mempengaruhi dan membantu anak yang bertujuan untuk meningkatkan ilmu pengetahuan, jasmani
dna akhlak sehingga secara perlahan bisa mengantarkan anak kepada tujuan dna cita-cita. Agar
memperoleh kehidupan yang bahagia dan apa yang dilakukanya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri,
masyarakat, bangsa, negara dan agamanya.
2. Prof. Dr. John Dewey
Pendidikan menurut Prof. Dr. John Dewey merupakan suatu proses pengalaman. Karena kehidupan
merupakan pertumbuhan, maka pendidikan berarti membantu pertumbuhan batin manusia tanpa
dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan adalah proses penyesuaian pada setiap fase dan menambah
kecakapan dalam perkembangan seseorang melalui pendidikan.
3. M.J. Langeveld
Pendidikan menurut M.J. Langeveld yaitu upaya dalam membimbing manusia yang belum dewasa
kearah kedewasaan. Pendidikan adalah suatu usaha dalam menolong anak untuk melakukan tugas-tugas
hidupnya agar senantiasa mandiri dan bertanggung jawab secara susila. Pendidikan juga diartikan
sebagai usaha untuk mencapai penentuan diri dan tanggung jawab.
4. Driyarkara
Pendidikan didefinisikan sebagai upaya memanusiakan manusia muda atau pengangkatan manusia
muda ke taraf insani. (Driyarkara, Driyarkara Tentang Pendidikan, Yayasan Kanisius, Yogyakarta, 1950,
hlm.74.)
5. Stella van Petten Henderson
Pendidikan merupakan kombinasai dari pertumbuhan dan perkembangan insani dengan warisan sosial.
Kohnstamm dan Gunning (1995) : Pendidikan adalah pembentukan hati nurani. Pendidikan adalah
proses pembentukan diri dan penetuan-diri secara etis, sesuai denga hati nurani.
6. H.H Horne
Dalam pengertian luas, pendidikan merupakan perangkat dengan mana kelompok sosial melanjutkan
keberadaannya memperbaharui diri sendiri, dan mempertahankan ideal-idealnya.
7. Thedore Brameld
Pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang berlangsung di dalam sekolah saja.
Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial yang memungkinkan masyarakat tetap ada dan berkembang. Di
dalam masyarakat yang kompleks, fungsi pendidikan ini mengalami spesialisasi dan melembaga dengan
pendidikan formal yang senantiasa tetap berhubungan dengan proses pendidikan informal di luar
sekolah).

8. Plato
Pendidikan adalahproses yang dilakukan seumur hidup yang dimulai dari proses lahir hingga kematian,
yang akan membuat seseorang bersemangat dalama mewujudkan warga negara yang ideal dan
mengajarkannya bagaimana cara memimpin dan mematuhi yang benar.
9. C.D Hardie
Menurut C.D Hardie dalam buku monografnya Truth and Fallacy in Educational Theory (1941),
menyatakan bahwa pendidikan seharusnya mendidik seseorang dengan alami (nature), bahwa seorang
guru harus bertindak sebagai tukang kebun yang membina tumbuhan secara alami dan tidak melakukan
hal hal yang tidak alamiah. Dalam monografnya, C.D. Hardi mengkritik pemerintah yang memberikan
aturan aturan (law) yang mengatur pendidikan.
10. Comenius
Pada abad pertengahan Bapak Comenius menyatakan bahwa pendidikan adalah proses dimana individu
mengembangkan kualitasnya terhadap agama, ilmu pengetahuan dan moralnya, yang membuatnya
mampu mengklaim dirinya sebagai manusia.
11. Ki Hajar Dewantara
Menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak.
Maksudnya ialah bahwa pendidikan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada peserta didik agar
sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan hidup yang
setinggi-tingginya.
12. Frederick J. Mc Donald
Frederick J. Mc Donald mengatakan bahwa pendidikan ialah suatu proses yang arah dan tujuannya
merubah tabiat manusia atau peserta didik.
13. Ahmad D. Marimba
Ahmad D. Marimba menyatakan pendidikan ialah proses bimbingan yang dilaksanakan secara sadar oelh
pendidik terhadap suatu proses perkembangan jasmani dan rohani peserta didik yang bertujuan agar
kepribadian peserta didik terbentuk dengan sangat unggul.
14. Carter V. Good
Carter V. Good mengartikan pendidikan sebagai prosess perkembangan percakapan seseornag dalam
bentuk dan perilaku yang berlaku dlam masyarakat.
15. Ensiklopedi Pendidikan Indonesia
Menurut Ensiklopedi Pendidikan Indonesia pendidikan adalah proses membimbing manusia atau anak
dari kegelapan, ketidak tahuan, kebodohan dan kecerdasan pengetahuan.
16. UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003
Sedangkan menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 , mengatakan bahwa pendidikan adalah suatu
usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mampu mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri, berakhlak mulia,
kecerdasan,dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya dan masyarakat.
17. Encyclopedia Americana 1978
Menurut Encyclopedia Americana 1978 , Pendidikan adalah proses yang digunakan setiap individu untuk
mendapatkan pengetahuan, wawasan serta mengembangkan sikap dan keterampilan.
18. Kohnstamm dan Gunning
Menurutnya pendidikan adalah ciptaan dari hati nurani manusia, bahwa pendidikan merupakan proses
pembentukan dan penentuan nasib sendiri sesua hati nurani.
19. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
Dalam KBBI Pendidikan memiliki arti sebagai proses pembelajaran bagi setiap individu untuk mencapai
pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi dari objek tertentu dan spesifik. Secara formal diperoleh
hasil pengetahuan setiap individu yang memiliki pola pikir, perilaku dan moral sesuai dengan pendidikan
yang diperoleh.
20. Aldous Huxley
Beliau mengatakan bahwa pendidikan yang sempurna adalah dimana semua manusia dilatih agar siap
untuk ditempatkan dalam hirarki sosial akan tetapi dalam prosesnya tidak melakukan penghancuran
atau pengrusakan terhadap individu atau karakter unik atau khas seseorang.

Definisi pendidikan dapat disimpulakan sebagai proses bimbingan yang diberikan kepada anak dalm
masa pertumbuhan dan perkembangannya yang bertujuan untuk mencapai tingkat kedewasaan dan
untuk menambah ilmu pengetahuan, karakter diri dan mengarahkan anak utnuk menjadi pribadi yang
lebih baik. Pendidikan juga diartikan sebagai usah sadar yang bertujuan untuk menyiapkan peserta didik
dalam belajar melalui suatu kegiatan pengajaran, bimbingan untuk peranannya dimasa yang akan
datang.

Fungsi Pendidikan
Sebuah pendidikan memiliki banyak fungsinya, antara lain:
Menanamkan keterampilan yang diperlukan untuk ikut ambil bagian dalam demokrasi
Mengembangkan bakat yang dimiliki tiap orang demi kepentingan pribadi dan masyarakat
Mempersiapkan anggota masyarakat untuk dapat mencari nafkah
Melestarikan kebudayaan
Mengurangi pengendalian orang tua. Melalui mekanisme pendidikan di sekolah, orang tua melimpahkan
wewenang dan tugas dalam mendidik anak pada pihak sekolah
Sebagai sarana untuk mengakomodir perselisihan paham seperti perbedaan pandangan antara pihak
sekolah dan pihak umum tentang beberapa nilai tertentu misalnya keterbukaan, pendidikan seks dan
lain sebagainya
Menjaga system kelas sosial. Pendidikan sekolah adalah sebagai sarana siswa melangkah ke tahapan
dimana pada akhirnya dapat memiliki status sosial yang sama atau lebih tinggi dari orang tuanya.
Pendidikan sekolah juga dianggap mampu memperpanjang masa remaja seseorang karena peserta didik
dianggap masih tergantung secara psikologis dan finansial pada orang tuanya
Menurut seorang pakar, David Popenoe, pendidikan memiliki fungsi-fungsi yang berhubungan dengan
perkembangan resepsi sosial seseorang seperti sumber inovasi sosial, sarana pengajaran tentang adanya
berbagai corak dan kultur kepribadian, transmisi kebudayaan, menjamin integrasi sosial dan memilih
serta mengajarkan berbagai peranan dalam kehidupan sosial. Diharapkan pada kemudian hari seseorang
dapat menjadi pribadi yang peka akan kehidupan sosial di sekitarnya .

Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan adalah suatu faktor yang amat sangat penting di dalam pendidikan, karena tujuan
merupakan arah yang hendak dicapai atau yang hendak di tuju oleh pendidikan. Begitu juga dengan
penyelenggaraan pendidikan yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah tujuan yang hendak dicapainya.
Hal ini dibuktikan dengan penyelenggaraan pendidikan yang di alami bangsa Indonesia.

Tujuan pendidikan yang berlaku pada waktu Orde Lama berbeda dengan Orde Baru, demikian pula
sejak Orde Baru hingga sekarang, rumusan tujuan pendidikan selalu mengalami perubahan dari pelita ke
pelita sesuai dengan tuntutan pembangunan dan perkembangan kehidupan masyarakat dan negara
Indonesia.[5]
Tujuan pendidikan secara umum dapat dilihat sebagai berikut:
1). Tujuan pendidikan terdapat dalam UU No 2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan dan bertakwa kepada tuhan yang
maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan kerampilan, kesehatan jasmani dan
rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan
berbangsa.
2). Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu Meningkatkan kualitas
manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi
pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos
kerja profesional serta sehat jasmani dan rohani. Pendidikan nasional juga harus menumbuhkan jiwa
patriotik dan memepertebal rasa cinta tanah air, meningkatkan semangat kebangsaan dan
kesetiakawaan sosial, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para pahlawan
serta berorientasi pada masa depan.
3). TAP MPR No 4/MPR/1975, tujuan pendidikan adalah membangun di bidang pendidikan didasarkan
atas falsafah negara pancasila dan diarahkan untuk membentuk manusia-manusia pembangun yang
berpancasila dan untuk membentuk manusia yang sehat jasmani dan rohaninya, memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang dapat mengembangkan kreatifitas dan tanggung jawab dapat menyuburkan
sikap demokratis dan penuh tenggang rasa, dapat mengembangkan kecerdasan yang tinggi dan disertai
budi pekerti yang luhur, mencintai bangsanya dan mencintai sesama manusia sesuai dengan ketentuan
yang termaktub dalam UUD 1945.
Adapun tujuan pendidikan di Negara Indonesia yaitu sebagai berikut:
1. Tujuan Pendidikan Nasional
Tujuan pendidikan ini merupakan tingkatan yang tertinggi. Pada tujuan ini digambarkan harapan
masyarakat atau negara tentang ciri-ciri seorang manusia yang dihasilkan proses pendidikan atau
manusia yang terdidik. Adapun yang dimaksud dengan tujuan pendidikan nasional adalah tujuan umum
yang hendak dicapai oleh seluruh bangsa Indonesia dan merupakan rumusan kualifikasi terbentuknya
setiap warga negara yang dicita-citakan bersama. [6]
Tujuan pendidikan nasional secara formal di Indonesia telah beberapa kali mengalami perumusan atau
perubahan, dan rumusan tujuan pendidikan nasional yang terakhir seperti disebutkan dalam Undang-
Undang RI No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Bab II Pasal 3 yang berbunyi: Tujuan pendidikan nasional
ialah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia-manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Perumusan tujuan pendidikan nasional tersebut dapat memberikan arah yang jelas bagi setiap usaha
pendidikan di Indonesia. Untuk dapat mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, dibutuhkan
adanya lembaga-lembaga pendidikan yang masing-masing mempunyai tujuan tersendiri, yang selaras
dengan tujuan nasional. Oleh karena itu, setiap usaha pendidikan di Indonesia tidak boleh bertentangan
dengan tujuan pendidikan nasional, bahkan harus menopang atau menunjang tercapainya tujuan
tersebut.[7]
2. Tujuan Institusional
Tujuan institusional adalah perumusan secara umum pola perilaku dan pola kemampuannya yang harus
dimiliki oleh setiap lembaga pendidikan yang berbeda-beda sesuai dengan fungsi dan tugas yang harus
dipikul oleh setiap lembaga dalam rangka menghasilkan lulusan dengan kemampuan dan keterampilan
tertentu.
Sebagai subsistem pendidikan nasional, tujuan institusional untuk setiap lembaga pendidikan tidak
dapat terlepas dari tujuan pendidikan nasional. Hal ini disebabkan setiap lembaga pendidikan ingin
menghasilkan lulusan yang akan menunjang tinggi martabat bangsa dan negaranya, yang bertekad
untuk mempertahankan falsafah Pancasila sebagai dasar Negara, di samping kemampuan dan
keterampilan tertentu sesuai dengan kekhususan setiap lembaga.

Dengan demikian, perumusan tujuan institusional dipengaruhi oleh tiga hal: Tujuan Pendidikan
Nasional, Kekhususan setiap lembaga dan Tingkat usia peserta didik. Tujuan institusional itu dicapai
melalui pemberian berbagai pengalaman belajar kepada peserta didikny.
3. Tujuan Kurikuler
Tujuan Kurikuler adalah tujuan yang dirumuskan secara formal pada kegiatan kurikuler yang ada pada
lembaga-lembaga pendidikan. Tujuan kurikuler sifatnya lebih khusus jika dibandingkan dengan tujuan
institusional, tetapi tidak boleh menyimpang dari tujuan institusional. Seperti misalnya, tujuan
kurikulum di sekolah-sekolah ada mata pelajaran kewarganegaraan yang berbeda dibandingkan dengan
SMP.
Tujuan mata pelajaran untuk Kewarganegaraan di sekolah-sekolah tersebut disebut tujuan kurikuler
sesuai dengan kurikulum pada masing-masing sekolah. Tujuan kurikuler merupakan penjabaran dari
tujuan institusional, yang berarti lebih khusus dari pada tujuan Institusional.[8]
4. Tujuan Instruksional
Tujuan Instruksional merupakan tujuan yang hendak dicapai setelah selesai proses belajar
mengajar/program pengajaran. Tujuan tersebut merupakan penjabaran dari tujuan kurikuler, yang
merupakan perubahan sikap atau tingkah laku secara jelas. Tujuan Instruksional dapat dibagi menjadi
dua, yaitu Tujuan Instruksional Umum (TIU) dan Tujuan Instruksional Khusus (TIK).
Dalam merumuskan tujuan tujuan instruksional ini, terlebih-lebih tujuan instruksional khusus harus
berorientasi kepada peserta didik, atau kepada output-oriented. Tujuan Instruksional akan
mempengaruhi pemilihan materi, metode, strategi, dan lainnya demi mencapai tujuan instruksional
yang telah dirumuskan.
Sesuai dengan visi dan misi pendidikan Nasional, maka tujuan pendidikan harus mencerminkan
kemampuan system pendidikan Nasional untuk mengakomodasikan berbagai tuntutan peran yang multi
dimensional. Secara umum, pendidikan harus mampu menghasilkan manusia sebagai individu dan
anggota masyarakat yang sehat dan cerdas dengan: Kepribadian kuat, religius dan menjunjung tinggi
budaya luhur, Kesadaran demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
Kesadaran moral hokum yang tinggi dan , Kehidupan yang makmur dan sejahtera.

https://tugas2kampus.wordpress.com/2013/12/03/dasar-dan-tujuan-pendidikan/
http://www.learniseasy.com/pengertian-pendidikan-tujuan-manfaat-pendidikan-menurut-
para-ahli.html
Hirarki Tujuan Pendidikan
Menurut Undang-Undang RI no. 20 tahun 2003, pada pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Ada empat rumusan tujuan pendidikan di Indonesia :

Rumusan tujuan pendidikan menurut UU No. 4 tahun 1950, tecatum dalam bab II pasal 3 yang
berbunyi “tujuan pendidikan dan pengajaran membentuk manusia susila yang cakap dan warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah
air.
Rumusan tujuan pendidikan menurut ketetapan MPR No. II tahun 1960 yang berbunyi tujuan
pendidikan ialah mendidik anak ke arah terbentuknya manusia yang berjiwa pancasila dan
bertanggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia yang adil dan makmur
material dan spiritual
Rumusan tujuan pendidikan menurut sistem pendidikan nasional pancasila dengan penetapan
Presiden no. 19 tahun 1965 yang berbunyi tujuan pendidikan nasional kita, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta, dari pendidikan prasekolah sampai
pendidikan tinggi, supaya melahirkan warga negara sosialis Indonesia yang susila, yang
bertaggung jawab atas terselenggaranya masyarakat sosialis Indonesia, adil dan makmur baik
spiritual maupun material yang berjiwa pancasila.
Rumusan tujuan pendidkan menurut ketetapan MPRS No. 2 tahun 1960 yang berbunyi tujuan
pendidikan ialah membetuk manusia pancasialis sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
dikehendaki oleh pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan isi Undang-Undang Dasar 1945.
Tujuan pendidikan dan pengajaran dapat dibedakan dan disusun menurut hirarki sebagai
berikut: tujuan umum, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan intruksional.

Tujuan umum pendidikan nasional Indonesia adalah manusia yang berjiwa pancasila
Tujuan Institusional ialah tujuan pendidikan yang akan dicapai menurut jenis dan tingkatan
sekolah atau lembaga pendidikan masing-masing, biasanya tercantum dalam kurikulum sekolah
atau lembaga pendidikan yang harus dicapai setelah selesai belajar, Tujuan Institusional ini
berbentuk Standar Kompetensi Lulusan.
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Standar Kompetensi Lulusan tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal satuan
pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok mata
pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 23 Tahun 2006 menetapkan


Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Lampiran
Permen ini meliputi:
• SKL Satuan Pendidikan & Kelompok Mata Pelajaran
• SKL Mata Pelajaran SD-MI
• SKL Mata Pelajaran SMP-MTs
• SKL Mata Pelajaran SMA-MA
• SKL Mata Pelajaran PLB ABDE
• SKL Mata Pelajaran SMK-MAK 7

Tujuan kurikuler adalah tujuan kurikulum sekolah yang telah diperinci menurut bidang studi
atau mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
Tujuan intruksional adalah tujuan pokok bahasan atau tujuan sub pokok bahasan yang
diajarkan oleh guru. Tujuan intruksional dibedakan menjadi dua macam yaitu tujuan
intruksional umum (TIU) dan tujuan intruksional khusus (TIK).
a. Umumnya tujuan intruksional umum berada pada tiap-tiap pokok bahasan yang telah
dirumuskan didalam kurikulum sekolah, khususnya didalam Garis-Garis Besar Program
Pengajaran (GBPP).
b. Tujuan intruksional khusus adalah tujuan pengajaran yang diharapkan dapat dicapai oleh
siswa pada akhir tiap jam pelajaran, biasanya dibuat oleh guru yang dimuatkan didalam satuan
pelajaran (satpel).

KURIKULUM PEMBELAJARAN : Tujuan Pendidikan Nasional dan Hierarki tujuan pendidikan


Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan pendidikan nasional merupakan tujuan yang ingin dicapai dan didasari oleh falsafah
negara Indonesia (didasari oleh pancasila).

Tujuan pendidikan nasional yaitu tujuan dari keseluruhan satuan, jenis dan kegiatan
pendidikan, baik pada jalur pendidikan formal, informal dan nonformal dalam konteks
pembangunan nasional. Tujuan pendidikan nasional indonesia adalah untuk “berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang
maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab”.

(Bab II Pasal 3 UU RI No. 20 Tahun 2003

Tujuan Institusional / Lembaga


Tujuan institusional merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap sekolah atau lembaga
pendidikan. Tujuan institusional ini merupakan penjabaran dari tujuan pendidikan sesuai
dengan jenis dan sifat sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh karena itu, setiap sekolah atau
lembaga pendidikan memiliki tujuan institusionalnya sendiri – sendiri. Tidak seperti tujuan
pendidikan nasional, tujuan institusional lebih bersifat kongkrit. Tujuan institusional ini dapat
dilihat dalam kurikulum setiap lembaga Pendidikan

Tujuan Kulikuler

Tujuan kulikuler adalah tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi. Tujuan ini dapat
dilihat dari GBPP (Garis – garis Besar Program Pembelajaran) setiap bidang studi. Tujuan
kulikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional sehingga kumulasi dari setiap tujuan
kulikuler ini akan menggambarkan tujuan istitusional. Artinya, semua tujuan kulikuler yang ada
pada suatu lembaga pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan institusional yang
bersangkutan

Tujuan Instruksional / Tujuan Pembelajaran

Tujuan instruksional adalah tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan instruksional atau
pembelajaran. Tujuan ini seringkali dibedakan menjadi dua bagian, yaitu :

Tujuan Instruksional (tujuan pembelajaran) Umum. Tujuan instruksional umum adalah tujuan
pembelajaran yang sifatnya masih umum dan belum dapat menggambarkan tingkah laku yang
lebih spesifik. Tujuan instruksional umum ini dapat dilihat dari tujuan setiap pokok bahasan
suatu bidang studi yang ada di dalam GBPP. Tujuan Instruksional (tujuan pembelajaran) Khusus.
Tujuan instruksional khusus merupakan penjabaran dari tujuan instruksional umum. Tujuan ini
dirumuskan oleh guru dengan maksud agar tujuan instruksional umum tersebut dapat lebih
dispesifikasikan dan mudah diukur tingkat ketercapaiannya

HIERARKI TUJUAN PENDIDIKAN

Pengkhususan dari tujuan umum pendidikan antara lain akan mengahasilkan rumusan tujuan
pendidikan nasional. Tujuan pendidikan nasional ini bersifat ideal dan belum operasional.
Dalam upaya pencapaiannya, tujuan pendidikan nasional perlu dijabarkan lebih lanjut sehingga
bersifat operasional dan mudah dievaluasi.
hirarki tersebut menjelaskan bahwa tujuan pendidikan nasional yang merupakan sasaran akhir
dari proses pendidikan, melahirkan tujuan-tujuan institusional atau tujuan lembaga pendidikan.
Tujuan lembaga pendidikan itu selanjutnya dijabarkan kedalam beberapa tujuan kurikuler atau
tujuan bidang studi, dan kemudian dijabarkan lagi kedalam tujuan pembelajaran, atau tujuan
yang harus dicapai dalam satu kali pertemuan.

Walaupun tujuan yang dirumuskan guru adalah tujuan pembelajaran, namun jangan lupa
bahwa sebenarnya tujuan yang ingin dicapai adalah tujuan yang ada diatasnya, yaitu tujuan
kurikuler yang bersumber dari tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. Hal ini perlu
dipahami, sebab dalam implementasi proses belajar mengajar guru sering terjebak oleh
pencapaian tujuan yang sangat khusus, sehingga tujuan akhir seperti yang tercantum dalam
tujuan nasional menjadi terabaikan.

Tujuan Pendidikan Nasional yang sangat umum ini lebih lanjut diuraikan dalam tujuan
institusioal, yakni tujuan yang harus dicapai oleh suatu jenis sekolah tertentu. Bagi SMA
misalnya, tujuan institusional umum ialah agar lulusannya:

Menjamin warga negara yang baik sebagai manusia yang utuh, sehat, kuat lahir dan batin.
Menguasai hasil-hasil pendidikan umum yang merupakan kelanjutan dari pendidikan di Sekolah
Menengah Umum tingkat Pertama.
Memiliki bekal untuk melanjutkan studinya kelembaga yang lebih tinggi.
Memiliki bekal untuk terjun kemasyarakat dengan mengambil keterampilan untuk bekerja yang
dapat dipilih oleh siswa sesuai dengan minatnya dan kebutuhan masyarakat.
Tujuan Institusional khusus pendidikan SMA adalah agar lulusan :

Di bidang pengetahuan ( knowledge ) :


Memiliki pengetahuan tentang agama atau kepercayaan kepada Tuhan Yang maha Esa.
Memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar kenegaraan dan pemerintahan sesuai dengan
Undang-Undang Dasar 1945.
Memiliki pengetahuan yang fungsionl tentang fakta dan kejadian penting yang aktual, baik
lokal, regional, nasional, maupun internasional.
Menguasai pengetahuan dasar dalam bidang matematika, ilmu penegetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, dan bahasa (khususnya bahasa Indonesia dan bahasa Inggris)serta
menguasai pengetahuan yang cukup lanjut dalam suatu atau beberapa dari bidang
pengetahuan tersebut diatas.
Memiliki pengetahuan tentang berbagai jenis dan jenjang pekerjaan yang ada di masyarakat
serta syarat-syaratnya.
Memiliki pengetahuan tentang berbagai unsur kebudayaan dan tradisi nasional.
Memiliki pengetahuan dasar tentang kependudukan, kesejahteraan keluarga, dan kesehatan.
Di bidang keterampilan (skill) :
Menguasai cara belajar yang baik.
Memiliki keterampilan memecahhkan masalah dengan sistematis.
Mampu membawa/memahami isi bacaan yang agak lanjut dalam bahasa Indonesia dan bacaan
sederhana dalam bahasa Inggris yang berguna baginya.
Memiliki keterampilan mengadakan komunikasi sosial dengan orang lain, lisan maupun tulisan
dan keterampilan mengespresikan diri sendiri, lisan maupun tulisan.
Memiliki keterampilan olah raga dan kebiasaan olah raga.
Memiliki keterampilan sekurang-kurangnya dalam satu cabang kesenian.
Memiliki keterampilan dalam segi kesejahteraan keluarga dalam segi kesehatan
Memiliki keterampilan dalam bidang administrasi dan kepemimpinan.
Menguasai sekurang-kurangnya satu jenis keterampilan untuk bekerja sesuai dengan minat dan
bebutuhan lingkungan.
Di bidang nilai dan sikap ( value and attitude) :
Menerima dan melaksanakan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Menerima dan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Masa Esa
yang dianutnya, serta menghormati dank epercayaan Tuhan Yang Mahasa Esa yang dianut
orang lain.
Mencintai sesama manusia, bangsa, dan lingkungan sekitarnya.
Memiliki sikap demokrasi dan tenggang rasa.
Memiliki rasa tanggung jawab dalam pekerjaan dan masyarakat.
Dapat mengapresiasi kebudayaan dan tradisi nasional.
Percaya pada diri sendiri dan bersikap makarnya.
Memiliki minat dan sikap positif terhadap ilmu pengetahuan.
Memiliki kesadaran akan disiplin dan patuh pada peraturan yang berlaku, bebas dan jujur.
Memiliki inisiatif, daya kreatif, sikap kritis, rasional dan obyektif dalam memecahkan persoalan.
Memiliki sikap hemat dan produktif.
Memiliki minat dan sikap positif dalam konstruktif terhadap olah raga dan hidup sehat.
Menghargai setiap jenis pekerjaan dan prestasi kerja dimasyarakat tanpa memandang tinggi
rendahnya nilai sosial/ekonomi masing-masing jenis pekerjaan tersebut dan berjiwa mengabdi
kepada masyarakat.
Memiliki kesadaran menghargai waktu.
Demikianlah secara lengkap tujuan institusional yang harus diwujudkan kepada peserta didik
SMA. Tujuan ini pun masih bersifat umum dan perlu diuraikan lagi menjadi tujuan yang
terperinci yakni : Tujuan kurikuler, dimana dalam tujuan kurikuler ini haruslah dicapai oleh
suatu bidang studi dan tujuan instruksional yang harus dicapai oleh suatu mata pelajaran.

Misalnya untuk bidang studi Ilmu Pengetahuan Sosial, dengan mata pelajaran Ekonomi dan
Koperasi. Topik yang disajikan yakni Produksi Nasional dan Pendapatan Nasional. Topik ini
untuk kelas X Semester 1 dengan durasi waktu 3 JPL/minggu.

Pengembang Kurikulum menetapkan bahwa TIU adalah agar peserta didik mengetahui serta
memahami Produksi Nasional dan Pendapatan Nasional. Sedangkan TIK–nya sebagai berikut :

Agar peserta didik dapat menjelaskan perbedaan dan persamaan antara Produksi Nasional dan
Pendapatan Nasional.
Agar peserta didik dapat menyebutkan unsur dari Produksi Nasional dan Pendapatan Nasional.
Agar peserta didik dapat menghitung Pendapatan Nasional.
Agar peserta didik dapat menyebutkan kegunaan pengetahuan besarnya Pendapatan Nasional.
Agar peserta didik dapat mengukur tingkat kemakmuran suatu Negara.
Agar peserta didik dapat menyebutkan akibat dari Pendapatan Nasional yang konstan dari
tahun ke tahun.
Dari contoh diatas kita bisa melihat usaha untuk menguraikan tujuan instruksional umum
menjadi sejumlah tujuan instruksional khusus yang diharapkan dapat mencapai apa yang
terkandung dalam tujuan instruksional umum, atau dalam topik bahasan. Selanjutnya
diharapkan bahwa TIU ini merupakan bagian dari tujuan yang lebih tinggi yaitu pembentukan
manusia Indonesia seutuhnya. Meskipun jauh jarak antara TIK dengan TPN, akan tetapi
diharapkan bahwa setiap tujuan, betapapun spesifiknya selalu merupakan bagian dan
sumbangan kepada tercapainya TPN tersebut. Tiap tujuan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di
sekolah memperoleh maknanya dalam rangka TPN tersebut.
Kita melihat disini dari suatu usaha untuk memperoleh tujuan yang spesifik, dirumuskan
sebagai TIK. Dasar pemikiran ialah bahwa semakin spesifik tujuan itu maka makin jelas
diketahui metode untuk mencapainya dan makin mudah pula hasil belajar di nilai sebagai feed
back (umpan balik) untuk membantu anak memperbaiki kekurangannya
Dengan sendirinya semua tujuan yang lebih khusus bertalian erat dengan tujuan yang lebih
umum, bahkan merupakan analisis yang makin terinci dari tujuan yang lebih umum. Semua
tujuan-tujuan yang khusus merupakan usaha kearah tercapainya tujuan umum, yang pada
akhirnya menuju kepada terwujudnya TPN
Dari uraian tersebut diatas akan semakin jelas dalam memahami hirarki masing-masng tujuan
yang ingin dicapai. Baik melalui tujuan pendidikan nasional sampai dengan tujuan pembelajaran
khusus. Apabila rentetan tujuan ini dilaksanakan atau diimplementasikan dengan baik terutama
guru sebagai pengembang amanat dilapangan, akan mudah tercapai tujuan kurikulum dan
pemebelajaran yang telah kita susun.
https://ratnairmayanti.wordpress.com/2014/12/30/kurikulum-pembelajaran-tujuan-
pendidikan-nasional-dan-hierarki-tujuan-pendidikan/

Perbedaan Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran


Tugas Pengmbenagan Kurikukulum
Oleh:
Mahmud P
AI – A Semester VI

1. Indikator pencapaian kompetensi?


Menurut Standar Proses pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41
Tahun 2007, indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau
diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan
penilaian mata pelajaran.Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ini
berarti indikator pencapaian kompetensi merupakan rumusan kemampuan yang harus dilakukan
atau ditampilkan oleh siswa untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar (KD). Dengan
demikian indikator pencapaian kompetensi merupakan tolok ukur ketercapaian suatu KD. Hal ini
sesuai dengan maksud bahwa indikator pencapaian kompetensi menjadi acuan penilaian mata
pelajaran.
2. Tujuan pembelajaran?
Menurut Standar Proses pada Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007, tujuan pembelajaran
menggambarkan proses dan hasil belajara yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai
dengan kompetensi dasar. Ini berarti kemampuan yang dirumuskan dalam tujuan pembelajaran
mencakup kemampuan yang akan dicapai siswa selama proses belajar dan hasil akhir belajar pada
suatu KD.
4. Perbedaan indikator pencapaian kompetensi dengan tujuan pembelajaran?
Dalam pembelajaran, setiap siswa akan diukur pencapaian kompetensinya. Bagi siswa yang
pencapaian kompetensinya belum mencapai kriteria yang ditetapkan (kriteria itu populer dengan
nama KKM atau Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal) maka ia akan mendapat pelayanan
pembelajaran remidial untuk memperbaiki kemampuannya yang didahului dengan analisis
kesulitan atau kelemahannya dan diakhiri dengan penilaian kemajuan belajarnya. Mengingat
bahwa tolok ukur yang digunakan dalam pengukuran itu adalah kemampuan pada indikator
pencapaian kompetensi maka dapat diartikan bahwa indikator pencapaian kompetensi merupakan
target kemampuan yang harus dikuasai siswa secara individu atau dengan kata lain bahwa
indikator pencapaian kompetensi adalah target pencapaian kemampuan individu siswa.
Merujuk pada pengertiannya, maka tujuan pembelajaran adalah gambaran dari proses dan hasil
belajar yang akan diraih selama pembelajaran berlangsung. Ini berarti tujuan pembelajaran adalah
target kemampuan yang akan dicapai oleh seluruh siswa. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa perbedaan dari indikator pencapaian kompetensi dan tujuan pembelajaran adalah bahwa
kemampuan yang dirumuskan pada indikator pencapaian kompetensi merupakan target
pencapaian kemampuan individu siswa sedangkan kemampuan yang dirumuskan pada tujuan
pembelajaran merupakan target pencapaian kemampuan siswa secara kolektif.

NO PERBEDAAN INDIKATOR PEMBELAJARAN TUJUAN PEMBELAJARAN


1 PENGERTIAN Menurut Standar Proses pada Menurut Standar Proses pada
Peraturan Menteri Pendidikan Permendiknas Nomor 41
Nasional (Permendiknas) Nomor Tahun 2007, tujuan
41 Tahun 2007, indikator pembelajaran
pencapaian kompetensi adalah menggambarkan proses dan
perilaku yang dapat diukur hasil belajar yang diharapkan
dan/atau diobservasi untuk dicapai oleh peserta didik
menunjukkan ketercapaian sesuai dengan kompetensi
kompetensi dasar tertentu yang dasar.
menjadi acuan penilaian mata
pelajaran.Indikator pencapaian
kompetensi dirumuskan dengan
menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diukur,
yang mencakup pengetahuan,
sikap, dan keterampilan.
2 HUBUNGAN Indikator pencapaian kompetensi Ini berarti kemampuan yang
DENGAN KD merupakan rumusan kemampuan dirumuskan dalam tujuan
(KOMPETENSI yang harus dilakukan atau pembelajaran mencakup
DASAR) ditampilkan oleh siswa untuk kemampuan yang akan
menunjukkan ketercapaian dicapai siswa selama proses
kompetensi dasar (KD). belajar dan hasil akhir belajar
pada suatu kompetensi dasar
(KD).
3 FUNGSI DAN Indikator berfungsi sebagai Upaya merumuskan tujuan
MANFAAT berikut: pembelajaran dapat
1. Pedoman dalam mengembangkan memberikan manfaat tertentu,
materi pembelajaran. baik bagi guru maupun siswa.
2. Pedoman dalam mendesain Nana Syaodih Sukmadinata
kegiatan pembelajaran. (2002) mengidentifikasi 4
3. Pedoman dalam mengembangkan (empat) manfaat dari tujuan
bahan ajar. pembelajaran, yaitu:
4. Pedoman dalam merancang dan
melaksanakan penilaian hasil
1. Memudahkan dalam
belajar. mengkomunikasikan maksud
kegiatan belajar mengajar
kepada siswa, sehingga siswa
dapat melakukan perbuatan
belajarnya secara lebih
mandiri
2. Memudahkan guru memilih
dan menyusun bahan ajar
3. Membantu memudahkan guru
menentukan kegiatan belajar
dan media pembelajaran
4. Memudahkan guru
mengadakan penilaian.
4 HUBUNGAN 1. Bersifat Generik 1. Menggambarkan proses dan
DALAM PROSES2. Dasar pembuatan alat penilaian hasil belajar
PEMBELAJARAN3. Menggambarkan hasil belajar 2. Dasar pembuatan tugas dalam
KBM
3. Bersifat kontekstual
5 TARGET indikator merupakan target tujuan pembelajaran
KEMAMPUAN pencapaian kemampuan individu merupakan target pencapaian
YANG AKAN siswa kemampuan siswa secara
DICAPAI kolektif

CONTOH INDIKATOR DAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Indikator Pencapaian Kompetensi


Siswa dapat menyebutkan contoh berbagai gerak benda
Siswa dapat mendemonstrasikan cara mengge-rakkan benda misalnya di dorong dan di tarik.
Tujuan Pembelajaran
Melalui penjelasan guru, demontrasi dan tanya jawab tentang berbagai gerak benda, siswa dapat
menyebutkan contoh gerak benda serta dapat mendemonstrasikan cara menggerakkan benda
Indikator
Menyebutkan tugas-tugas Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan
Menyebutkan lama masa jabatan presiden dan dapat dipilih kembali pada periode kedua melalui
pilpres
Menyebutkan nama-nama Presiden yang pernah memimpin Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Tujuan Pembelajaran
Melalui penjelasan guru dan tanya jawab, siswa dapat menyebutkan tugas-tugas presiden,lama
masa jabatan presiden serta dapat menyebutkan nama-nama presiden yang pernah memimpin
negara Republik Indonesia
Indikator
Menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama
Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan campuran
Tujuan Pembelajaran
Melalui penjelasan guru dan tanya jawab, siswa dapat menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak
sama, menjumlahkan pecahan biasa dan pecahan campuran
Indikator :
Menyebutkan pengertian Gaya Magnet
Menuliskan bentuk-bentuk magnet
Mengelompokkan benda-benda yang bersifat magnetis dan non magnetis
Menyebutkan contoh benda-benda magnetis dan non magnetis
Tujuan Pembelajaran :
Melalui penjelasan dari guru, siswa dapat menyebutkan Pengertian Gaya Magnet dan bentuk-
bentuk magnet
Dengan percobaan siswa dapat mengelompokkan dan menyebutkan contoh benda magnetis dan
non magnetis
http://mahmudcahangon.blogspot.co.id/2017/02/perbedaan-indikator-dan-tujuan.html

Anda mungkin juga menyukai