Materi ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Problematika Bahasa
Indonesia
Dosen Pengampu: Drs, Ngatman, M.Pd.
Disusun oleh:
Kelompok 2/ Kelas VII C
1. Diah Ayu Kusworo (K7116034/05)
2. Yunia Nur Arifah (K7116218/32)
3. Yuniatun Dwi Nurriskah (K7116219/33)
D. Penulisan Huruf
Ada dua hal yang diatur dalam penulisan huruf di dalam Ejaan yang
Disempurnakan (EYD), yaitu aturan penulisan huruf besar atau huruf capital dan
aturan penulisan huruf miring.
1. Huruf Kapital atau Huruf Besar
a. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada
awal kalimat.
Contoh:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
b. Huruf kapital dipakai sebagai uruf pertama petikan langsung.
Contoh:
Adik bertanya, “Kapan kita pulang?”
Bapak menasihatkan, “Berhati-hatilah, Nak!”
“Kemarin engkau terlambat,” katanya
“Besok pagi,” kata Ibu, “dia akan berangkat”.
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang
berhubungan dengan nama Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti
milik untuk Tuhan
Contoh:
Allah, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Pengasih
Alkitab, Quran, Weda, Islam, Kristen
Tuhan akan menunjukkan jalan yang benar kepada hamba-Nya.
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau beri rahmat.
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
Mahaputra Yamin, Sultan Hasanuddin, Haji Agus Salim, Imam Syafii,
Nabi Ibrahim.
e. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jubatan dan
pangkat yang diikuti nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti
nama orang tertentu, nama instansi, atau nama tempat.
Wakil Presiden Adam Malik, Perdana Menteri Nehru, Profesor Supomo,
Laksamana Muda Udara Husein Sastranegara.
f. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
Contoh:
Amir Hamzah, Dewi Sartika, Wage Rudolf Supratman, Halim
Perdanakusumah.
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa,
dan bahasa.
Contoh:
Bahasa Indonesia, suku Sunda, bahasa Inggris.
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari
raya, dan peristiwa sejarah.
Contoh:
Tahun Hijriah, tarikh Masehi, bulan Agustus, bulan Maulid, hari Jumat,
hari Galungan, hari Lebaran, Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
i. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi (daerah).
Contoh:
Asia Tenggara, Bayuwangi, Bukit Barisan, Teluk Benggala.
j. Huruf kapital sebagai huruf pertama semua unsur nama Negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata
seperti dan.
Contoh:
Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Rakyat; Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
k. Huruf kapital diapakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, serta dokumen resmi.
Contoh:
Perserikatan Bangsa-Bangsa, Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial, Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia, Rancangan Undang-Undang Kepegawaian.
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua
unsur kata ulang sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar,
dan judul karangan kecuali kata seperti di, ke, dari, yang, dan untuk yang
terletak pada posisi awal.
Contoh:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
Contoh:
Dr. doctor
M.A. master of arts
S.E. sarjana ekonomi
Sdr saudara
n. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan seperti bapak, ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
dipakai dalam penyapaan.
Contoh:
“Kapan Bapak berangkat?” tanya Harto.
Besok Paman akan dating.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak dipakai dalam penyapaan.
Contoh:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
o. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
Contoh:
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
2. Huruf Miring
a. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan nama buku,
majalah, dan surat kabar yang dikutip dalam tulisan.
Contoh:
Majalah Bahasa dan Kesusastraan, buku Negara-kertagama karangan
Prapanca, surat kabar Suara Karya.
b. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menegaskan atu
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata.
Contoh:
Huruf pertama kata abad adalah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.
c. Huruf miring dan cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh:
Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana.
Politik divide et impera pernah merajalela di negeri ini.
3. Huruf Tebal
a. Huruf tebal dalam cetakan dipakai untuk menuliskan judul buku, bab,
bagian bab, daftar isi, daftar tabel, daftar lambang, daftar pustaka, indeks,
dan lampiran.
Misalnya:
1) Judul: PENINGKATAN MOTIVASI ANAK
2) Bab: BAB II PEMBAHASAN
b. Huruf tebal tidak dipakai dalam cetakan untuk menegaskan atau
mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata. Untuk
menegaskan atau mengkhususkan kata digunakan huruf miring.
Misalnya:
Saya tidak mengambil milikmu
E. Kata depan “di” dan awalan “di-“
Sampai sekarang masih banyak kesalahan yang dibuat orang dalam
menuliskan kata yang berlawanan di- atau berkata depan di. Dalam surat-surat
kabar dan majalah pun masih banyak kita temukan kesalahan, padahal mudah
sekali membedakan mana di yang harus dituliskan terpisah dari kata yang
mengikutinya dan mana di yang harus diserangkaikan.
Awalan di- hanya terdapat pada kata kerja baik kata kerja itu berakhiran
–kan atau –I maupun tanpa akhiran-akhiran itu.
Contoh: dipukul, dipukulkan, dipukuli
Kata kerja yang berlawanan di- itu ialah semua kata yang menjadi
jawaban pertanyan diapakan dia, atau diapakan benda itu. Ini adalah salah satu
cara mengenal kata depan awalan di-. Cara yang kedua ialah bahwa kata-kata
kerja berawalan di- mempunyai bentuk awalan me-.
Dipukul lawannya memukul
Dipukulkan lawannya memukulkan
Dipukuli lawannya memukuli
Jadi, kalau kita ragu apakah di pada kata itu dirangkaikan, kita cobalah
membentuk lawan kata itu dengan cara di atas. Apabila ada lawan bentuknya
dengan awalan me-, pastilah di pada kata itu adalah awalan dan oleh karenanya
haruslah dirangkaikan.
Kata depan di memang harus ditulis terpisah dari kata yang
mengikutinya karena di jenis ini mempunyai kedudukan sebagai kata. Fungsinya
mrnyatakan ‘tempat’. Cara mengenalnya mudah sekali. Semua kata yang menjadi
jawaban pertanyaan dimana pastilah kata yang mengandung kata depan di, karena
itu jawaban itu harus dituliskan dengan dua patah kata yang terpisah.
F. Pemakaian Tanda Baca
1. Tanda Titik (.)
Tanda titik dipakai pada:
a. akhir kalimat
Biarlah saya saja yang datang ke rumahnya.
b. memisahkan angka jam, menit, dan detik atau menunjukkan jangka
waktu pukul 1.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik)
1.35.20 ( 1 jam, 35 menit, 20 detik)
c. daftar pustaka
Djajasudarma, Fatimah T. 2006. Wacana: Pemahaman dan Hubungan
Antarunsur. Bandung: Refika Aditama.
d. memisahkan bilangan ribuan
Desa itu berpenduduk 30.200 orang.
2. Tanda Koma (,)
Tanda koma dipakai:
a. Di antara unsur-unsur dalam rincian atau pembilangan
Misalnya:
Saya memasak sayur lodeh, ayam goreng, dan tempe bacem.
Satu, dua, … tiga!
b. Memisahkan klausa yang menggunakan tetapi atau melainkan
Misalnya:
Azizan ingin datang, tetapi giginya sakit.
c. Memisahkan anak kalimat dari induk kalimat
Misalnya:
Kalau hari hujan, Aulia tidak akan datang.
d. Sesudah oleh karena itu, jadi, lagi pula, dengan demikian, sehubungan
dengan itu, meskipun begitu, dan akan tetapi.
Misalnya:
Oleh karena itu, kita harus belajar dengan rajin.
e. Sesudah kata seru seperti o, ya, wah, aduh, kasihan.
Misalnya:
O, begitu?
Aduh, kakiku terinjak.
f. Kalimat langsung
Misalnya:
Kata Naja, “Aku gembira sekali hari ini.”
g. Daftar pustaka
Misalnya:
Djajasudarma, Fatimah T. 2006. Wacana: Pemahaman dan Hubungan
Antarunsur. Bandung: Refika Aditama.
h. Di antara nama orang dan gelar akademik
Misalnya:
Fahrieza Akbar Muhammad, Ph.D.
i. Untuk mengapit keterangan tambahan
Misalnya:
Teman saya, Akbar, pintar dan baik sekali.
3. Tanda Titik Koma (;)
Tanda titik koma dipakai:
a. Untuk memisahkan bagian kalimat yang setara
Misalnya:
Malam semakin larut, pekerjaan masih banyak.
b. Sebagai pengganti kata penghubung
Misalnya:
Yara membaca buku; Naja menggambar; Akbar mencoret-coret dinding.
4. Tanda Titik Dua (:)
Tanda titik dua dipakai:
a.Untuk pemerian (rangkaian)
Misalnya:
Untuk memasak sup, kita memerlukan: sayuran, daging, dan bumbu-
bumbu.
b. Pada teks drama
Misalnya
Santi: (memandang ke arah jendela) “Harus ke mana aku sekarang
Setelah keluargaku mengusirku?”
Dion: Jangan khawatir, kamu bisa tinggal di rumahku.
c.Di antara jilid atau nomor halaman, di antara bab dan ayat dalam kitab
suci, di antara judul dan anak judul, nama kota dan penerbit buku
acuan pada karangan
Misalnya:
Surah Yasin: 9
Buku Wacana: Pemahaman dan Hubungan Antarunsur sudah saya
baca.
5. Tanda Hubung (-)
Tanda hubung dipakai:
a.Menyambung suku kata kata dasar yang terpisah oleh penggantian baris
Misalnya:
Di samping cara-cara baru, cara-cara yang lama ju-
ga masih manjur
b.Menyambung kata dengan imbuhan pada pergantian baris
Misalnya
Senjata ini merupakan alat pertahan-
an yang sangat canggih.
c.Menyambung unsur-unsur kata ulang.
Misalnya: anak-anak, malam-malam, berlari-lari.
d.Menyambung huruf yang dieja satu-satu atau bagian-bagian tanggal.
Misalnya:
m-a-r-d-i-a-h
5-7-2007
e.Memperjelas hubungan bagian-bagian kata
Misalnya:
ber-evolusi.
dua-puluh-lima-ribuan (1x25.000)
f. Merangkai se- dengan kata yang dimulai huruf kapital, ke- dengan
angka, angka dengan –an, singkatan berhuruf kapital, dan nama
jabatan rangkap.
Misalnya:
se-Indonesia di-PHK-kan
hari-H Menteri-Sekretaris Negara
g. Merangkai unsur bahasa Indonesia dan bahasa asing
Misalnya:
di-smash, men-judge
1.
Data: Sekaligus menjadi sarana kohesi teks, seperti pertama, kedua, ketiga, dan
setelah, seperti pada kalimat: … Ketiga, pastikan tuduhan pelanggaran.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya tanda elipsis
“…” ditambah satu titik lagi menjadi empat titik untuk menyatakan berakhirnya
kalimat. Dalam EYD, tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan
kalimat seru atau kalimat tanya.
Perbaikan: Sekaligus menjadi sarana kohesi teks, seperti pertama, kedua, ketiga,
dan setelah, seperti pada kalimat: …. Ketiga, pastikan
tuduhan pelanggaran.
2.
Data: Kalau begitu, kami tetap akan melakukan aksi mogok kerja sampai tuntutan
kami dipenuhi
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya diakhir kalimat diberi
tanda titik. Dalam EYD, tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan
kalimat seru atau kalimat tanya.
Perbaikan: Kalau begitu, kami tetap akan melakukan aksi mogok kerja sampai
tuntutan kami dipenuhi.
3.
Data: Selain itu, kalian juga bisa menambahkan ukuran dan keadaan kandangnya
(luas atau tidak, bersih atau tidak)
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya diakhir kalimat diberi
tanda titik. Dalam EYD, tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan
kalimat seru atau kalimat tanya.
Perbaikan: Selain itu, kalian juga bisa menambahkan ukuran dan
keadaan kandangnya (luas atau tidak, bersih atau tidak).
4.
Data: Bilingual: berhubungan dengan kemampuan untuk menggunakan dua
bahasa. =˃ multilingual
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya diakhir kalimat diberi
tanda titik. Dalam EYD, tanda titik digunakan pada akhir kalimat yang bukan
kalimat seru atau kalimat tanya.
Perbaikan: Bilingual: berhubungan dengan kemampuan untuk
menggunakan dua bahasa. =˃ multilingual.
No
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca (Tanda Koma )
1.
Data: Vertebrata mempunyai tulang belakang yang meliputi manusia, burung,
kucing, katak, dan lain-lain, sedangkan invertebrate tidak mempunyai tulang
belakang yang meliputi ubur-ubur, kupu-kupu, dan laba-laba.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata “dan lain- lain”
diakhiri dengan tanda titik bukan tanda koma. Dan setelah kata “sedangkan”
seharusnya diberi tanda koma. Karena dalam EYD, tanda koma digunakan di
belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat, yang terdapat pada awal
kalimat, seperti jadi, lagipula, oleh karena itu, akan tetapi, meskipun begitu, dan
sebagainya.
Perbaikan: Vertebrata mempunyai tulang belakang yang meliputi manusia,
burung, kucing, katak, dan lain-lain. Sedangkan, invertebrate tidak mempunyai
tulang belakang yang meliputi ubur-ubur, kupu-kupu,
dan laba-laba.
2.
Data: Langkah kedua tidak dapat dilakukan sebelum langkah pertama ditempuh?
Jelas bahwa langkah awal merupakan syarat bagi langkah berikutnya.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya setelah kata “Jelas”
diberi tanda koma. Dalam EYD, tanda koma digunakan di belakang kata atau
ungkapan penghubung antar kalimat, yang terdapat pada awal kalimat, seperti jadi,
lagipula, oleh karena itu, akan tetapi, meskipun begitu, dan sebagainya.
Perbaikan: Langkah kedua tidak dapat dilakukan sebelum langkah pertama
ditempuh? Jelas, bahwa langkah awal merupakan syarat bagi
langkah berikutnya.
3.
Data: Pada kenyataannya jenis teks yang telah disebutkan itu tidak muncul secara
murni atau orang tidak hanya menggunakan satu jenis teks sekaligus.
Analisis: kalimat di atas kurang tepat, Karena seharusnya setelah kata
“pada kenyataannya” diberi tanda koma untuk penjeda. Dalam EYD, tanda
koma digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat, yang
terdapat pada awal kalimat, seperti jadi, lagipula, oleh karena itu, akan tetapi,
meskipun begitu, dan sebagainya.
Perbaikan: Pada kenyataannya, jenis teks yang telah disebutkan itu tidak muncul
secara murni atau orang tidak hanya menggunakan satu jenis teks
sekaligus.
4.
Data: Pada kenyataannya jenis teks yang telah disebutkan itu tidak muncul secara
murni atau orang tidak hanya menggunakan satu jenis teks sekaligus.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, Karena seharusnya setelah kata “pada
kenyataannya” diberi tanda koma untuk penjeda. Dalam EYD, tanda koma
digunakan di belakang kata atau ungkapan penghubung antar kalimat, yang
terdapat pada awal kalimat, seperti jadi, lagipula, oleh karena itu, akan tetapi,
meskipun begitu, dan sebagainya.
Perbaikan: Pada kenyataannya, jenis teks yang telah disebutkan itu tidak
muncul secara murni atau orang tidak hanya menggunakan satu jenis teks
sekaligus.
5.
Data: Kemudian keluarkanlah kartrid toner baru dari kemasannya. Lalu lepaskan
pita kemasan kartrid.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya setelah kata “Lalu” diberi
tanda koma untuk penjeda. Dalam EYD, tanda koma digunakan di belakang kata
atau ungkapan penghubung antar kalimat, yang terdapat pada awal kalimat, seperti
jadi, lagipula, oleh karena itu, akan tetapi, meskipun begitu, dan sebagainya.
Perbaikan: Kemudian keluarkanlah kartrid toner baru dari kemasannya.
Lalu, lepaskan pita kemasan kartrid.
No
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca (Tanda Hubung )
1.
Data: Teks laporan berkaitan dengan hubungan berjenjang antara sebuah
kelas dan subsubkelas yang ada di dalamnya.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata “subsubkelas” diberi
tanda hubung. Karena dalam EYD, tanda hubung digunakan untuk menyambung
bagian-bagian bentuk ulang dan kata ulang.
Perbaikan: Teks laporan berkaitan dengan hubungan berjenjang antara
sebuah kelas dan sub-subkelas yang ada di dalamnya.
2.
Data: Tumbuh-tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tumbuhtumbuhan
berbunga dan tumbuh-tumbuhan tidak berbunga.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata “tumbuhtumbuhan”
menggunakan tanda hubung. Karena dalam EYD, tanda hubung digunakan untuk
menyambung bagian-bagian bentuk ulang dan kata ulang.
Perbaikan: Tumbuh-tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tumbuh-
tumbuhan berbunga dan tumbuh-tumbuhan tidak berbunga.
3.
Data: Manusia makin berusaha memiliki secara pribadi hewanhewan langka
tersebut.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata “hewanhewan”
diberi tanda hubung. Karena dalam EYD, tanda hubung digunakan untuk
menyambung bagian-bagian bentuk ulang dan kata ulang.
Perbaikan: Manusia makin berusaha memiliki secara pribadi hewan-hewan langka
tersebut.
4.
Data: Keterangan tersebut adalah bahanbahan makanan yang harus disiapkan
sebelum langkah-langkah memasak dilakukan.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya kata “bahanbahan” diberi
tanda hubung. Karena dalam EYD, tanda hubung digunakan untuk menyambung
bagian-bagian bentuk ulang dan kata ulang.
Perbaikan: Keterangan tersebut adalah bahan-bahan makanan yang
harus disiapkan sebelum langkah-langkah memasak dilakukan.
No
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca (Tanda Titik Dua )
1.
Data: Transaksi penting melalui ATM itu, antara lain, adalah
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya di akhir kalimat diberi
tanda titik dua. Dalam EYD, tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan
lengkap yang diikuti oleh suatu pemerian.
Perbaikan: Transaksi penting melalui ATM itu, antara lain, adalah:
2.
Data: Fungsi pelaporan portofolio (sebagai bukti karya nyata dan alat penilaian)
adalah untuk
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya di akhir kalimat diberi
tanda titik dua. Dalam EYD, tanda titik dua digunakan pada akhir suatu pernyataan
lengkap yang diikuti oleh suatu pemerian.
Perbaikan: Fungsi pelaporan portofolio (sebagai bukti karya nyata dan
alat penilaian) adalah untuk:
No
Analisis Kesalahan Penggunaan Tanda Baca (Tanda Pisah )
1.
Data: Kalian diskusikan terlebih dahulu tugas berikut ini dalam kelompok yang
terdiri atas tiga sampai lima orang.
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya “tiga sampai lima orang”
menggunakan angka dan tanda pisah. Karena dalam EYD, tanda pisah digunakan di
antara dua bilangan atau tanggal yang berarti
„sampai dengan‟, atau di antara dua nama kota yang berarti „ke‟, atau
„sampai‟.
Perbaikan: Kalian diskusikan terlebih dahulu tugas berikut ini dalam kelompok
yang terdiri atas 3—5 orang.
2.
Data: Kerjakanlah tugas 1 sampai dengan 4 sesuai dengan petunjuk yang
diberikan!
Analisis: Kalimat di atas kurang tepat, karena seharusnya bilangan “1 sampai
dengan 4” menggunakan angka dan tanda pisah. Karena dalam EYD, tanda pisah
digunakan di antara dua bilangan atau tanggal yang berarti „sampai dengan‟, atau
di antara dua nama kota yang berarti „ke‟, atau „sampai‟.
Perbaikan: Kerjakanlah tugas 1—4 sesuai dengan petunjuk yang
diberikan!