Anda di halaman 1dari 7

[STATISTIK TEKNIK] IFIGINIA,ST,SP.d.

K,MT

PERTEMUAN 5

DISTRIBUSI FREKUENSI

Data yang diperoleh melalui kegiatan pengumpulan data statistik, pada umumnya masih berupa
data mentah, keadaannya kurang tersusun dan teratur. Bila jumlah data yang ada hanya sedikit, tidak
sulit untuk mengetahui ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh data tersebut. Akan tetapi, bila jumlah
datanya banyak, akan sulit untuk mengetahui ciri-ciri atau sifat-sifat yang dimiliki oleh data tersebut.
Oleh karena itu, agar dengan mudah dapat diketahui ciri-ciri atau sifat- -sifat yang dimiliki oleh
suatu data, atau agar data yang telah berhasil dikumpulkan itu dapat memberikan informasi yang berarti
dan berguna, sejalan dengan maksud dan tujuan pengumpulannya, maka data itu perlu disajikan dalam
bentuk yang mudah dipahami dan dimengerti. Data yang telah dikumpulkan tersebut perlu disusun
secara sistematis dalam bentuk tabel frekuensi (distribusi frekuensi), grafik atau diagram.

A. Penyusunan Data Secara Sistematis


Dengan cara ini, data disusun atau dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok dan sub-sub
kelompok menurut sifat-sifat atau ciri-ciri yang dimiliki oleh data, maupun menurut bilangan (nilai yang
dimiliki oleh data). Penyusunan data secara sistematis, dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
1. Berdasarkan waktu (Time series)
Menyusun data dengan cara ini, waktu menjadi dasar utama penyusunannya.

Contoh :

Tabel Nilai Ekspor Indonesia Kurun Waktu 2002 – 2014 (juta USD)
[STATISTIK TEKNIK] IFIGINIA,ST,SP.d.K,MT

2. Berdasarkan Wilayah
Menyusun data dengan cara ini, wilayah atau daerah menjadi dasar utama penyusunannya.
Contoh :
Tabel Nilai Ekspor Gas Indonesia Menurut Negara Tujuan Utama (juta USD)

3. Berdasarkan Keadaan / Frekuensi


Menyusun data dengan cara ini kondisi fisik atau banyaknya kejadian pada suatu tempat dalam
waktu tertentu, menjadi dasar utama penyusunannya.
Contoh :
Tabel Omzet Penjualan Bulanan

B. Distribusi Frekuensi
1. Klasifikasi Data
Langkah awal dari analisis data adalah mengklasifikasikan data, yaitu memisahkan data
berdasarkan sifat-sifat yang dimilikinya, yaitu dari data yang sifatnya heterogen ke dalam kelompok-
kelompok data yang memiliki sifat lebih homogen, sehingga data dengan sifat-sifat tertentu yang
menjadi perhatian atau yang dipelajari dapat dilihat dengan segera. Klasifikasi data pada garis besarnya
disusun berdasarkan dua cara, yaitu :
a. Klasifikasi berdasarkan sifat – sifat
Klasifikasi berdasarkan sifat – sifat atau ciri – ciri tertentu yang dimiliki oleh serangkaian data
adalah klasifikasi data secara kualitatif. Misalnya penduduk yang bekerja dan penduduk yang
[STATISTIK TEKNIK] IFIGINIA,ST,SP.d.K,MT

tidak bekerja, penduduk yang berpendidikan dan penduduk yang tak berpendidikan,
kelompok orang yang setuju dan yang tidak setuju terhadap suatu kebijakan yang akan
diambil. Klasifikasi berdasarkan sifat-sifat (attribute) ini disebut juga klasifikasi berdasarkan
katagorik.
b. Klasifikasi berdasarkan bilangan
Klasifikasi berdasarkan bilangan adalah klasifikasi kuantitatif yang juga disebut klasifikasi
berdasarkan kelas interval. Misalnya gaji karyawan, volume ekspor, harga barang dan yang
lainnya yang diklasifikasikan ke dalam batas-batas nilai tertentu.
2. Distribusi Frekuensi
Distribusi frekuensi atau tabel frekuensi adalah suatu daftar atau tabel yang mendistribusikan
data yang ada ke dalam beberapa kelas. Dengan kata lain, distribusi frekuensi merupakan tabel yang
menunjukkan sebaran distribusi data yang ada, yang tersusun atas frekuensi tiap-tiap kelas atau
kategori.
Frekuensi tiap kelas atau kategori menunjukkan banyak pengamatan dalam kelas atau katagori
yang bersangkutan. Data yang perlu disusun ke dalam distribusi frekuensi, pada umumnya adalah data
yang jumlahnya besar dan tidak teratur atau bervariasi. Ada dua macam distribusi frekuensi yaitu :
a. Distribusi frekuensi numerikal
Distribusi frekuensi numerikal adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelasnya
dinyatakan dalam bentuk angka-angka atau secara kuantitatif.
Contoh :
Tabel Upah Harian 40 Karyawan Lepas
[STATISTIK TEKNIK] IFIGINIA,ST,SP.d.K,MT

b. Distribusi frekuensi kategorikal


Distribusi frekuensi kategorikal adalah distribusi yang pembagian kelasnya didasarkan atas
jenis data atau golongan data yang dilakukan secara kualitatif.
Contoh :
Tabel Banyaknya Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Indonesia Menurut Jenis Kelamin

3. Penyusunan Distribusi Frekuensi Numerikal


Penyusunan distribusi frekuensi atau tabel frekuensi berdasarkan bilangan (numerikal) bagi
sekelompok atau sekumpulan data yang jumlahnya besar dapat dilakukan melalui beberapa tahapan
sebagai berikut:
a. Tahapan 1 Menentukan banyaknya kelas
Penentuan banyaknya kelas dipergunakan untuk mengelompokkan data yang ada. Banyak
kelas dalam suatu distribusi frekuensi sebenarnya dapat ditentukan oleh penyusun distribusi
frekuensi itu sendiri, disesuaikan dengan kebutuhan. Jadi, bersifat sangat subyektif. Dalam
menentukan jumlah kelas boleh jumlah kelasnya sedikit, boleh juga jumlah kelasnya banyak,
yang penting semua data dapat masuk ke dalam kelas-kelas tersebut.
Data dengan nilai terkecil masuk pada kelas pertama dan data dengan nilai terbesar masuk
pada kelas terakhir. Namun demikian, dalam menentukan banyak kelas dari distribusi
frekuensi yang akan disusun (agar banyaknya kelas tidak terlalu banyak atau pun tidak
terlalu sedikit), Sturges (1926) menyarankan untuk menggunakan rumus berikut ini :
k =1+3,3 log n
k = banyak kelas
n = banyak data
b. Tahapan 2 Menentukan Panjang Kelas / Interval Kelas
Setelah banyaknya kelas ditentukan, langkah selanjutnya adalah menentukan panjang kelas.
Panjang kelas dapat ditentukan dengan rumus:

R X n −X 1
c= =
k k
c = Interval kelas
[STATISTIK TEKNIK] IFIGINIA,ST,SP.d.K,MT

Xn = Nilai data terbesar


X1 = Nilai data terendah/ terkecil
R = Range
k = banyak kelas.
c. Tahapan 3 Menentukan batas kelas
Setelah banyaknya kelas dan interval kelas ditentukan, langkah selanjutnya ialah
menentukan batas kelas bawah dari masing-masing kelas. Batas kelas bawah ini ditentukan
sedemikian rupa sehingga nilai terkecil dari data tersebut dapat masuk dalam kelas pertama
dan nilai terbesar dari data dapat masuk pada kelas terakhir.
d. Tahapan 4 Memasukkan masing – masing data dan menjumlahkannya
Langkah atau tahap terakhir dalam penyusunan tabel frekuensi ialah memasukkan
(mendistribusikan) masing-masing data ke dalam kelas-kelas yang sesuai dan
menjumlahkannya. Untuk mengecek frekuensinya dalam masing - masing kelas yang telah
disusun dapat digunakan dua cara yaitu cara turus atau jari-jari (tally form) dan cara entry
(entry form).

Contoh soal :

Hasil survei penghasilan per bulan (juta rupiah) dari 70 usaha rental kendaraan roda empat yang
diambil secara acak dari seluruh usaha rental kendaraan roda empat di Sulawesi Tengah pada
tahun 2019, diperoleh hasil sebagai berikut:

Susunlah distribusi frekuensi data mentah (raw data) tersebut !

Jawab :

Tahapan penyusunan distribusi frekuensi adalah sebagai berikut:

a. Menentukan banyak kelas


n = 70
[STATISTIK TEKNIK] IFIGINIA,ST,SP.d.K,MT

k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 70
= 1 + 3,3 (1, 8451) = 1 + 6,08
= 7,08 dibulatkan menjadi 7
b. Menentukan interval kelas
R 88−25
c= = =9sebaiknya diambil 10
k 7
c. Menentukan batas kelas
Oleh karena nilai data terkecil 25, maka batas bawah kelas I (pertama), dapat dimulai
dengan nilai 20, dengan demikian batas bawah kelas II (kedua) dan III (ketiga) berturut-turut
20 + 10 = 30 dan 30 + 10 = 40 dan seterusnya, seperti di bawah ini.

d. Memasukkan masing-masing data satu persatu mulai dari data yang pertama hingga data
yang terakhir ke dalam kelasnya yang sesuai, dengan memberi tanda tally atau tanda turus
(/) dan menjumlahkannya, seperti tabel di bawah ini :
Tabel Tabulasi Penghasilan per bulan 70 Usaha Rental Kendaraan Roda Empat
di Sulawesi Tengah

Setelah keseluruhan data dimasukkan ke dalam kelas-kelas yang sesuai (terdistribusi sampai
habis) dan dijumlahkan, maka akhirnya diperoleh tabel frekuensi atau distribusi frekuensi
seperti berikut :
[STATISTIK TEKNIK] IFIGINIA,ST,SP.d.K,MT

Tabel Distribusi Penghasilan per Bulan 70 Usaha Rental Kendaraan Roda Empat
di Sulawesi Tengah

Dengan tersusunnya tabel frekuensi, maka pola sebaran data dapat diketahui. Secara kasar,
data dengan mudah dapat dides kripsikan. Namun, kekurangannya adalah beberapa
informasi yang lebih rinci dari beberapa data akan hilang.
Dari tabel dapat diketahui (secara kasar) bahwa:
 Penghasilan bulanan usaha rental kendaraan roda empat bervariasi dari 20 juta rupiah
sampai 89 juta rupiah.
 Sebagian besar penghasilan bulanan terpusat di antara 50 juta rupiah dan 79 juta
rupiah, yaitu sebanyak 53 unit, atau 75,71 persen dari seluruh sampel.
 Konsentrasi terbesar atau frekuensi tertinggi terdapat pada kelas ke-5 (kelas 60 - 69),
dengan nilai tengah sebesar 64,5. Nilai ini (64,5) dapat dianggap mewakili keseluruhan
data. Jadi, penghasilan rata-rata usaha rental kendaraan roda empat di Sulawesi Tengah
sebesar 64,5 juta per bulan.

Anda mungkin juga menyukai