0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
162 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pola dasar kata, kalimat, dan paragraf dalam bahasa Indonesia meliputi definisi kata, frasa, klausa, dan jenis-jenis kalimat dasar dan paragraf dedaktif dan induktif beserta strukturnya.
Dokumen tersebut membahas tentang pola dasar kata, kalimat, dan paragraf dalam bahasa Indonesia meliputi definisi kata, frasa, klausa, dan jenis-jenis kalimat dasar dan paragraf dedaktif dan induktif beserta strukturnya.
Dokumen tersebut membahas tentang pola dasar kata, kalimat, dan paragraf dalam bahasa Indonesia meliputi definisi kata, frasa, klausa, dan jenis-jenis kalimat dasar dan paragraf dedaktif dan induktif beserta strukturnya.
Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri.
Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas subjek, predikat, dan berpotensi menjadi kalimat Pola Dasar Kalimat 1. Kalimat Dasar Tipe S-P Dalam kalimat dasar bertipe S-P, predikat biasanya diisi oleh verba transitif atau frasa verba. Akan tetapi, ada pula pengisi predidkat berupa nomina, adjektiva, frasa nomina dan frasa adjektiva. Contoh: Nurul tertawa S P 2. Kalimat Dasar Tipe S-P-O Biasanya pada kalimat dasar tipe S-P-O, predikatnya diisi oleh bentuk verba transitif yang memerlukan dua unsur pendamping yaitu unsur subjek (S) dan unsur objek (O) untuk melengkapinya. Contoh: PSSI mengalahkan tuan rumah Malaysia S P O 3. Kalimat Dasar tipe S-P-Pel Tipe kalimat ini sama seperti tipe kalimat S-P-O, hanya saja dua unsur pendamping yang melengkapi predikat adalah Subjek (S) dan Pelengkap (Pel). Misalnya: Banyak orang yang ingin menjadi anggota DPR. S P Pel 4. Kalimat Dasar tipe S-P-Ket Sama halnya dengan kalimat dasar tipe S-P-Pel, predikat pada kalimat dasar tipe ini memerlukan dua pendamping untuk melengkapinya. Dua pendamping itu adalah Subjek (S) dan Keterangan (Ket). Contoh: Bencana itu terjadi lima tahun yang lalu. S P Ket 5. Kalimat Dasar Tipe S-P-O-Pel Pada kalimat dasar tipe ini menuntut tiga pendamping, yaitu Subjek (S), Objek (O), dan Pelengkap (Pel) untuk melengkapi predikat supaya kalimat tersebut menjadi efektif dan gramatikal. Contoh: Tuti membelikan adiknya buku baru S P O Pel 6. Kalimat Dasar tipe S-P-O-Ket Sama dengan kalimat dasar tipe S-P-O-Pel, kalimat dasar tipe S-P-O-Ket membutuhkan pendamping Keterangan setelah objek. Contoh: Pak Ade membimbing mahasiswa di kampus. S P O Ket
Pola Dasar Paragraf Deduktif
Orientasi pendekatan prinsip-prinsip etik pada dasarnya dapat dibagi menjadi proses dan hasil. Dalam pendekatan proses, Sebuah tindakan dikategorikan memenuhi kode etik apabila keseluruhan tahapan mengacu pada nilai-nilai dasar kemanusiaan. Dalam orientasi hasil, sebuah aksi dikatakan etikjika hasilnya sejalan dengan hak- hak dasar seorang manusia. Contoh dari pendekatan pertama adalah saat manusia tidak berbohong sekalipun tindakan tersebut dilakukan untuk kebaikan. Contoh untuk pendekatan kedua adalah saat manusia terpaksa harus membunuh dan mempertahankan kehidupannya. Struktur Pola Dasar Deduktif • Kalimat kunci –KK • Kalimat pendukung 1 –KP1 • Kalimat pendukung 2 –KP2 • Kalimat penjelas 1 (untuk kalimat pendukung 1) –KJ 1 • Kalimat penjelas 2 (untuk kalimat pendukung 2) –KJ 2
Pola Dasar Paragraf Induktif
Pengambilan sampel hitung-cepat di pulau Jawa mencapai tingkat akurasi yang mendekati angka 91,5%. Kenyataan ini Dapat dilihat dari hasil yang didapat di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Proses serupa yang dilakukan di Sumatera mencapi angka 93%. Medan, Padang, dan Palembang adalah indikator-indikator terpercaya dari temuan tersebut. Metode hitung cepat di Indonesia diprediksi menghasilkan perkiraan pemenang pemilihan kepala daerah dengan tingkat keper- cayaan diatas 90%. Struktur Pola Dasar Induktif • Kalimat pendukung 1 –KP1 • Kalimat penjelas 1 (untuk kalimat pendukung 1) –KJ 1 • Kalimat pendukung 2- KP 2 • Kalimat penjelas 2 (untuk kalimat pendukung 2) –KJ 2 • Kalimat kunci -KK