Anda di halaman 1dari 3

Pola Dasar Kata

Kata adalah satuan bahasa terkecil yang dapat berdiri sendiri.


Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif.
Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya terdiri atas
subjek, predikat, dan berpotensi menjadi kalimat
Pola Dasar Kalimat
1. Kalimat Dasar Tipe S-P
Dalam kalimat dasar bertipe S-P, predikat biasanya diisi oleh verba transitif atau frasa verba.
Akan tetapi, ada pula pengisi predidkat berupa nomina, adjektiva, frasa nomina dan frasa
adjektiva.
Contoh: Nurul tertawa
S P
2. Kalimat Dasar Tipe S-P-O
Biasanya pada kalimat dasar tipe S-P-O, predikatnya diisi oleh bentuk verba transitif yang
memerlukan dua unsur pendamping yaitu unsur subjek (S) dan unsur objek (O) untuk
melengkapinya. Contoh: PSSI mengalahkan tuan rumah Malaysia
S P O
3. Kalimat Dasar tipe S-P-Pel
Tipe kalimat ini sama seperti tipe kalimat S-P-O, hanya saja dua unsur pendamping yang
melengkapi predikat adalah Subjek (S) dan Pelengkap (Pel).
Misalnya: Banyak orang yang ingin menjadi anggota DPR.
S P Pel
4. Kalimat Dasar tipe S-P-Ket
Sama halnya dengan kalimat dasar tipe S-P-Pel, predikat pada kalimat dasar tipe ini
memerlukan dua pendamping untuk melengkapinya. Dua pendamping itu adalah Subjek
(S) dan Keterangan (Ket).
Contoh: Bencana itu terjadi lima tahun yang lalu.
S P Ket
5. Kalimat Dasar Tipe S-P-O-Pel
Pada kalimat dasar tipe ini menuntut tiga pendamping, yaitu Subjek (S), Objek (O), dan
Pelengkap (Pel) untuk melengkapi predikat supaya kalimat tersebut menjadi efektif dan
gramatikal.
Contoh: Tuti membelikan adiknya buku baru
S P O Pel
6. Kalimat Dasar tipe S-P-O-Ket
Sama dengan kalimat dasar tipe S-P-O-Pel, kalimat dasar tipe S-P-O-Ket membutuhkan
pendamping Keterangan setelah objek.
Contoh: Pak Ade membimbing mahasiswa di kampus.
S P O Ket

Pola Dasar Paragraf Deduktif


Orientasi pendekatan prinsip-prinsip etik pada dasarnya dapat dibagi menjadi proses dan hasil.
Dalam pendekatan proses,
Sebuah tindakan dikategorikan memenuhi kode etik apabila keseluruhan tahapan mengacu pada
nilai-nilai dasar
kemanusiaan. Dalam orientasi hasil, sebuah aksi dikatakan etikjika hasilnya sejalan dengan hak-
hak dasar seorang
manusia. Contoh dari pendekatan pertama adalah saat manusia tidak berbohong sekalipun
tindakan tersebut dilakukan
untuk kebaikan. Contoh untuk pendekatan kedua adalah saat manusia terpaksa harus membunuh
dan mempertahankan
kehidupannya.
Struktur Pola Dasar Deduktif
• Kalimat kunci –KK
• Kalimat pendukung 1 –KP1
• Kalimat pendukung 2 –KP2
• Kalimat penjelas 1 (untuk kalimat pendukung 1) –KJ 1
• Kalimat penjelas 2 (untuk kalimat pendukung 2) –KJ 2

Pola Dasar Paragraf Induktif


Pengambilan sampel hitung-cepat di pulau Jawa mencapai tingkat akurasi yang mendekati angka
91,5%. Kenyataan ini
Dapat dilihat dari hasil yang didapat di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Proses serupa yang
dilakukan di Sumatera
mencapi angka 93%. Medan, Padang, dan Palembang adalah indikator-indikator terpercaya dari
temuan tersebut. Metode
hitung cepat di Indonesia diprediksi menghasilkan perkiraan pemenang pemilihan kepala daerah
dengan tingkat keper-
cayaan diatas 90%.
Struktur Pola Dasar Induktif
• Kalimat pendukung 1 –KP1
• Kalimat penjelas 1 (untuk kalimat pendukung 1) –KJ 1
• Kalimat pendukung 2- KP 2
• Kalimat penjelas 2 (untuk kalimat pendukung 2) –KJ 2
• Kalimat kunci -KK

Anda mungkin juga menyukai