BAHASA INDONESIA
(Dosen: )
“KALIMAT”
Disusun oleh:
(Kelompok 6)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ysng berjudul “Kalimat” ini baik dalam
bentuk maupun isinya yang sederhana. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang
Kalimat.
Kami menyadari makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, baik dalam
pemilihan kata, kalimat, penulisan atau penyampaian yang kurang tepat. Oleh karena itu kami
berharap bisa mendapatkan saran atau kritik yang membangun untuk kedepannya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca maupun kami
sebagai penulis. Terakhir, bila ada kesalahan tulisan maupun kata-kata didalam makalah ini,
kami sebagai penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui apa itu kalimat.
Agar mengetahui apa saja unsur-unsur yang ada di dalam kalimat.
Agar mengetahui apa saja pola dasar kalimat.
Agar mengetahui apa saja jenis kalimat berdasarkan jumlah klausanya.
BAB II
PEMBAHASAN
Kalimat adalah bagian ujaran atau tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek
(S) dan predikat (P), dan intonasi finalnya menunjukkan bagian ujaran atau tulisan itu
sudah lengkap dengan makna (bernada berita, tanya atau perintah). Lengkap dengan
makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap
sebagai pengungkap maksud penulis atau penuturnya.
Unur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku dalam bahasa lama
disebut jabatan kata dalam kalimat. Kini istilah itu diganti menjadi fungsi sintaksis
kalimat, yakni subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan
(Ket). Kalimat bahasa indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni S
dan P. Unsur yang lain (O, Pel, dan Ket) dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, aau wajib
tidak hadir dalam suatu kalimat.
1. Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang fungsinya memberi tahu
tindakan/perbuatan apa yang dilakukan oleh subjek (S) yaitu sang
pelaku/sosok/tokoh/ sentral dalam kalimat. Selain itu, P juga dapat menyatakan
sifat/ciri/keadaan S.
Contoh:
- Rafi sedang membaca. (kata benda)
- Memancing hobi Rafi. (kata kerja)
- Ibu sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
- Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
- Karangan itu sangat bagus (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
- Santi adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa
nominal).
2. Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukan pelaku, tokoh, sosok, sesuatu
hal, atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Sebgaian besar S diisi
oleh kata benda/frasa nominal, klausa, atau frasa verbal.
Contoh:
- Andi makan. (kata kerja)
- Andi sedang makan. (frasa kata kerja)
- Adik Andi tiga orang. (frasa numeral)
- Andi pengusaha. (kata benda)
- Andi pengusaha properti. (frasa kata benda)
- Berjalan kaki menyehatkan badan (S yang diisi kata kerja/frasa verbal).
- Gunung Kidul itu tinggi (S yang diisi kata benda/frasa nominal).
3. Objek
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya diisi
oleh nomina, frasa nominal, atauj klausa. Letak O selalu dibelakang P yang
berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirya O.
Contoh:
- Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa
nominal).
- Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa
nominal).
4. Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi
P.Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verbal.Posisi ini juga bisa
ditempati oleh O,dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga bisa sama,yaitu
nominal atau frasa nominal.akan tetapi,antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Contoh :
- Ketua MPR //membacakan //Pancasila.
S P O
Kedua kalimat aktif di atas yang Pel dan O-nya sama-sama nominal
Pancasila,jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat pertama
dengan ubahan sbb :
- Pancasila //dibacakan // oleh Ketua MPR
S P Ket
*Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol (tidak gramatikal karemna posisi
Pancasila sabagai Pel pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke depan
menjadi S dalam bentuk kalimat pasif).
Hal lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisiannya.Pel bisa
diisi oleh adjektiva,frasa adjektif,frasa verbal,dan frasa preposisional.
Contoh :
- Kita benci pada kemunafikan (Pel-nya frase preposisional).
- Mayang bertubuh mungil (Pel-nya frase adjektiva).
- Sekretaris itu mengambilkan bosnya air minum (Pel-nya frase nominal).
- Pak Lam suka bermain tenis (Pel-nya frase verbal).
5. Keterangan
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa dalam
sebuah kalimat.Pengisi Ket adalah adverbial,frasa nominal,frasa
proposisional,atau klausa. Posisi Ket boleh manasuka,di awal,di tengah, atau di
akhir kalimat.
Contoh :
- Antoni menjilid makalah kemarin pagi.
- Antoni kemarin pagi menjilid makalah.
- Kemarin pagi Antono menjilid makalah.
Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan
waktu,tempat,cara, alat, alasan/sebab,tujuan,similatif,dan penyerta.
Contoh :
- Aulia memotong tali dengan gunting. (Ket.alat)
- Mahasiswa fakultas Hukum berdebat bagaikan pengacara. (Ket.similatif)
- Karena malas belajar, mahasiswa itu tidsk lulus ujian. (Ket.sebab)
- Polisi menyelidiki masalah narkoba dengan cara hati-hati.(Ket.cara)
- Amir pergi dengan teman-teman sekelasnya. (Ket.penyetara)
- Karena malas belajar, Petrus tidak lulus ujian. (Ket.penyeba)
Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang dapat
dijadikan model pola kalimat dasar bahasa indonesia. Ke enam model tersebut antara lain
sebagai berikut :
Yang akan kita bahas disini adalah jenis kalimat berdasarkan jumlah klausanya, yaitu:
1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena
klausanya yang tunggal itulah jenis kalimat ini dinamail kalimat tunggal. Hal itu juga
berarti hanya ada satu predikat (P) di dalam kalimat tunggal.
Contoh:
- Andi Pergi
- Kakak bernyanyi
Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi predikat (P) nya, kalimat tunggal dapat
terbagi menjadi empat macam. Kalimat-kalimat tunggal dapat diberi label tambahan
sesuai dengan jenis kata/frasa yang mengisi unsur predikat (P) nya masing-masing,
yaitu nominal, ajektival, verbal, dan numeral.
Contoh:
- Saya mahasiswa Institut Bisnis Nusantara (kalimat nominal)
- Jawaban anak pintar itu sangat tepat (kalimat adjektiva)
- Sapi-sapi sedang merumput (kalimat verbal)
- Mobil Anto ada tiga (kalimat numeral)
Seluruh unsur predikat (P) dalam kalimat diatas ditampilkan berupa frasa,
2. Kalimat majemuk
Berbeda dengan kalimat tunggal yang hanya dibentuk oleh satu klausa,
kalimat majemuk merupakan kalimat dari gabungan dua atau lebih kalimat tunggal.
Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Apabila di dalam makalah ini terdapat kata-kata yang salah ataupun kurang tepat,
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membagun sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA