Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
(Dosen: )

“KALIMAT”

Disusun oleh:
(Kelompok 6)
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan berkatnya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ysng berjudul “Kalimat” ini baik dalam
bentuk maupun isinya yang sederhana. Dalam makalah ini kami menjelaskan tentang
Kalimat.

Kami menyadari makalah ini masih sangat jauh dari kata sempurna, baik dalam
pemilihan kata, kalimat, penulisan atau penyampaian yang kurang tepat. Oleh karena itu kami
berharap bisa mendapatkan saran atau kritik yang membangun untuk kedepannya.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca maupun kami
sebagai penulis. Terakhir, bila ada kesalahan tulisan maupun kata-kata didalam makalah ini,
kami sebagai penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jakarta, 18 juni 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kalimat merupakan primadona dalam kajian bahasa. Karena dengan perantara


kalimatlah seseorang dapat menyampaikan maksudnya secara lengkap dan jelas. Satuan
bentuk yang sudah kita kenal sebelumnya sampai pada tataran kalimat adalah kata dan
frasa atau kelompok kata. Kata dan frasa tidak dapat mengungkapkan maksud secara
lengkap dan jelas, kecuali jika kata dan frasa itu sedang berperan sebagai kalimat minor
misalnya berupa seruan atau jawaban singkat atas sebuah pertanyaan. Agar dapat
berkalimat dengan baik perlu kita pahami terlebih dahulu struktur dasar suatu kalimat.

1.2 Rumusan Masalah


 Apa itu kalimat?
 Apa saja unsur-unsue kalimat?
 Apa saja pola dasar kalimat?
 Apa saja jenis kalimat berdasarkan jumlah klausanya?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui apa itu kalimat.
 Agar mengetahui apa saja unsur-unsur yang ada di dalam kalimat.
 Agar mengetahui apa saja pola dasar kalimat.
 Agar mengetahui apa saja jenis kalimat berdasarkan jumlah klausanya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kalimat

Kalimat adalah bagian ujaran atau tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek
(S) dan predikat (P), dan intonasi finalnya menunjukkan bagian ujaran atau tulisan itu
sudah lengkap dengan makna (bernada berita, tanya atau perintah). Lengkap dengan
makna menunjukkan sebuah kalimat harus mengandung pokok pikiran yang lengkap
sebagai pengungkap maksud penulis atau penuturnya.

2.2 Unsur Kalimat

Unur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku dalam bahasa lama
disebut jabatan kata dalam kalimat. Kini istilah itu diganti menjadi fungsi sintaksis
kalimat, yakni subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan
(Ket). Kalimat bahasa indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur, yakni S
dan P. Unsur yang lain (O, Pel, dan Ket) dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, aau wajib
tidak hadir dalam suatu kalimat.

1. Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang fungsinya memberi tahu
tindakan/perbuatan apa yang dilakukan oleh subjek (S) yaitu sang
pelaku/sosok/tokoh/ sentral dalam kalimat. Selain itu, P juga dapat menyatakan
sifat/ciri/keadaan S.
Contoh:
- Rafi sedang membaca. (kata benda)
- Memancing hobi Rafi. (kata kerja)
- Ibu sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
- Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
- Karangan itu sangat bagus (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
- Santi adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa
nominal).

2. Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjukan pelaku, tokoh, sosok, sesuatu
hal, atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan. Sebgaian besar S diisi
oleh kata benda/frasa nominal, klausa, atau frasa verbal.
Contoh:
- Andi makan. (kata kerja)
- Andi sedang makan. (frasa kata kerja)
- Adik Andi tiga orang. (frasa numeral)
- Andi pengusaha. (kata benda)
- Andi pengusaha properti. (frasa kata benda)
- Berjalan kaki menyehatkan badan (S yang diisi kata kerja/frasa verbal).
- Gunung Kidul itu tinggi (S yang diisi kata benda/frasa nominal).
3. Objek
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada umumnya diisi
oleh nomina, frasa nominal, atauj klausa. Letak O selalu dibelakang P yang
berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirya O.
Contoh:
- Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa
nominal).
- Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa
nominal).

4. Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi
P.Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verbal.Posisi ini juga bisa
ditempati oleh O,dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga bisa sama,yaitu
nominal atau frasa nominal.akan tetapi,antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Contoh :
- Ketua MPR //membacakan //Pancasila.
S P O

- Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila


S P Pel

Kedua kalimat aktif di atas yang Pel dan O-nya sama-sama nominal
Pancasila,jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat pertama
dengan ubahan sbb :
- Pancasila //dibacakan // oleh Ketua MPR
S P Ket
*Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol (tidak gramatikal karemna posisi
Pancasila sabagai Pel pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke depan
menjadi S dalam bentuk kalimat pasif).

Hal lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisiannya.Pel bisa
diisi oleh adjektiva,frasa adjektif,frasa verbal,dan frasa preposisional.
Contoh :
- Kita benci pada kemunafikan (Pel-nya frase preposisional).
- Mayang bertubuh mungil (Pel-nya frase adjektiva).
- Sekretaris itu mengambilkan bosnya air minum (Pel-nya frase nominal).
- Pak Lam suka bermain tenis (Pel-nya frase verbal).

5. Keterangan
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa dalam
sebuah kalimat.Pengisi Ket adalah adverbial,frasa nominal,frasa
proposisional,atau klausa. Posisi Ket boleh manasuka,di awal,di tengah, atau di
akhir kalimat.
Contoh :
- Antoni menjilid makalah kemarin pagi.
- Antoni kemarin pagi menjilid makalah.
- Kemarin pagi Antono menjilid makalah.
Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan
waktu,tempat,cara, alat, alasan/sebab,tujuan,similatif,dan penyerta.
Contoh :
- Aulia memotong tali dengan gunting. (Ket.alat)
- Mahasiswa fakultas Hukum berdebat bagaikan pengacara. (Ket.similatif)
- Karena malas belajar, mahasiswa itu tidsk lulus ujian. (Ket.sebab)
- Polisi menyelidiki masalah narkoba dengan cara hati-hati.(Ket.cara)
- Amir pergi dengan teman-teman sekelasnya. (Ket.penyetara)
- Karena malas belajar, Petrus tidak lulus ujian. (Ket.penyeba)

2.3 Pola Kalimat Dasar

Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimat yang dapat
dijadikan model pola kalimat dasar bahasa indonesia. Ke enam model tersebut antara lain
sebagai berikut :

1. Kalimat Dasar Tipe S—P


Dalam kalimat yang bertipe ini, predikat biasanya diisi oleh verba transitip atau
frasa verba. Akan tetapi ada pula pengisi predikat berupa nominna, adjektiva,
frasa nomina, dan frasa adjektiva.
Contoh : Nurul tertawa

2. Kalimat Dasar Tipe S—P—O


Dalam kalimat yang bertipe S-P-O ini, predikatnya diisi oleh bentuk verba
transitif yang memerlukan dua unsur pendamping yaitu untuk subjek (S) dan
unsur objek (O) untuk melengkapinya. Jika salah satu unsur itu tidak ada, maka
kalimat tersebut menjadi tidak efektif.
Contoh : PSSI mengalahkan tuan rumah Malaysia

3. Kalimat Dasar Tipe S—P—Pel


Tipe kalimat ini sma seperti tipe kalimt S-P-O, hanya saja dua unsur pendamping
yang melengkapi prediakat adalah subjek (S) dan pelengkap (Pel).
Contoh : Banyak orang yang ingin menjadi anggota DPR

4. Kalimat Dasar Tipe S—P—Ket


Sama halnya dengan kalimat dasar tipe S-P-Pel, predikat pada kalimat dasar tipe
ini memerlukan dua pendamping untuk melengkapinya. Dua pendamping itu
adalah subjek (S) dan keterangan (Ket)
Contoh : Bencana itu terjadi lima tahun yang lalu

5. Kalimat Dasar Tipe S—P—O—Pel


Pada kalimat dasar tipe S-P-O-Pel, ini menuntut tiga pendamping, yaitu subjek
(S), Objek (O), dan Pelengkap (Pel) untuk melengkapi Predikat (P) supaya
kalimat tersebut menjadi efektif dan gramatikal.
Contoh : Gubernur DKI memerintahkan bawahannya untuk bekerja lebih cepat.

6. Kalimat Dasar Tipe S—P—O—Ket


Sama dengan kalimat dasar tipe tipe S-P-O-Pel, dasar tipe S-P-O-Ket
membuthkan pendamping Keterangan (Ket) setelah Objek (O).
Contoh : Pak Ade membimbing mahasiswa di kampus
2.4 Jenis Kalimat

Kalimat dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan jumlah klausa


pembentuknya, berdasarkan bentuk/fungsi isinya, berdasarkan kelengkapan unsurnya
dan berdasarkan susunan subjek predikatnya.

Yang akan kita bahas disini adalah jenis kalimat berdasarkan jumlah klausanya, yaitu:

1. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa. Karena
klausanya yang tunggal itulah jenis kalimat ini dinamail kalimat tunggal. Hal itu juga
berarti hanya ada satu predikat (P) di dalam kalimat tunggal.
Contoh:
- Andi Pergi
- Kakak bernyanyi

Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi predikat (P) nya, kalimat tunggal dapat
terbagi menjadi empat macam. Kalimat-kalimat tunggal dapat diberi label tambahan
sesuai dengan jenis kata/frasa yang mengisi unsur predikat (P) nya masing-masing,
yaitu nominal, ajektival, verbal, dan numeral.
Contoh:
- Saya mahasiswa Institut Bisnis Nusantara (kalimat nominal)
- Jawaban anak pintar itu sangat tepat (kalimat adjektiva)
- Sapi-sapi sedang merumput (kalimat verbal)
- Mobil Anto ada tiga (kalimat numeral)
Seluruh unsur predikat (P) dalam kalimat diatas ditampilkan berupa frasa,

2. Kalimat majemuk
Berbeda dengan kalimat tunggal yang hanya dibentuk oleh satu klausa,
kalimat majemuk merupakan kalimat dari gabungan dua atau lebih kalimat tunggal.
Hal itu berarti dalam kalimat majemuk terdapat lebih dari satu klausa.

Kalimat majemuk terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

1) Kalimat Majemuk Setara


Kalimat ini terbenetuk dari dua atau lebih kaliamt tunggal dan
kedudukan tiap kalimat sederajat. Konjungtor yang menghubungkan klausa
dalam kalimat majemuk setara jumlahnya cukup banyak. Konjungtor itu
menunjuk beberapa jenis hubungan dan menjalankan beberapa fungsi.
Berikut tabel penghubung klausa dalam kalimat majemuk
setara:

Jenis Hubungan Fungsi Kata Penghubung


menyatakan penjumlahan atau
gabungan kejadian, kegiatan,
1.Penghubung peristiwa, dan proses dan, serta, baik, maupun
bahwa hal yang dinyatakan tetapi, sedangkan,
2.Pertentangan dalam klausa pertama bukannya, melainkan
bertentangan dengan klausa
kedua
menyatakan pilihan di antara
3.Pemilihan dua kemungkinan atau
menyatakan kejadian yang
4.Perurutan berurutan lalu, kemudian

Contoh kalimat majemuk setara :


- Anto gemar menulis sedangkan Anita gemar menari.
- Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan saya.
- Sinta cantik,tetapi sombong.
- Ia memarkirkan mobil di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.

2) Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif yaitu kalimat
tunggal yang salah satu jabatannya diperluas membentuk kalimat baru. Dalam
kalimat majemuk bertingkat kita mengenal
a) Induk kalimat (jabatan kalimat yang bersifat tetap atau tidak
mengalami perubahan).
b) Anak kalimat (jabatan kalimat yang diperluas membentuk kalimat
baru.Anak kalimat ditandai pemakaian kata penghubung dan bila
mendahului induk kalimat dipisah dengan tanda baca koma).
Berikut tabel jenis hubungan antarklausa,konjungtor,dan fungsinya dalam
kalimat majemuk bertingkat.

Jenis Hubungan Kata Penghubung


Sejak, sedari, sewaktu, sementara, seraya, setelah,
sambil, sehabis, sebelum, ketika, tatkala, hingga,
Waktu sampai.
jika(lau), seandainya, adaikata, andaikan, asalkan,
Syarat kalau, apabila, bilamana, manakala.
Tujuan agar, supaya, untuk, biar.
walau(pun), meski(pun), sekalipun ,biar(pun),
Konsesif kendati(pun), sungguh(pun).
seperti, bagaikan, laksana, sebagaimana, dari-pada,
Pembandingan alih-alih, ibarat.
Penyebaban sebab, karena, oleh karena.
Pengakibatan sehingga, sampai-sampai, maka.
Cara/alat dengan, tanpa.
Kemiripan seolah-olah, akan.
Kenyataan Padahal.
Penjelasan Bahwa.
Hasil Makanya.

Contoh kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif :


- Agar koperasi unit desa (KUD) berkembang,perlu dipikirkan
penciptaan kader-kader yang tangguh.
- Ketika memberikan keterangan,saksi itu meneteskan air mata.
- Pembangunan rumah susun itu memerlukan penelitian sebab beberapa
unit rumah susun belum berpenghuni.
- Hujan turun berhari-hari sehingga banjir besar melanda kota itu.
- Dengan menurunkan harga beberapa jenis BBM,kita berharap kegiatan
ekonomi tidak lesu lagi.
- Pengurus lama berjanji bahwa koperasi kita akan memilih pengurus
baru.
- Tempat itu kotor,makanya dia malas kalau disuruh ke situ.
- Dia diam saja seakan-akan tidak tahu kesalahannya.
- Semangat belajarnya tetap tinggi meskipun usianya sudah lanjut.
- Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.

3) Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat majemuk campuran terdiri atas kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk bertingkat atau kebalikannya.
Contoh:
- Karena hari sudah malam, kami berhenti dan langsung pulang.
- Kami pulang, tetapi mereka masih bekerja karena tugasnya belum
selesai.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kajian makalah ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagi berikut:


1. Kalimat adalah bagian ujaran atau tulisan yang mempunyai struktur minimal subjek
(S) dan predikat (P), dan intonasi finalnya menunjukkan bagian ujaran atau tulisan
itu sudah lengkap dengan makna.
2. Unsur-Unsur Kalimat: Subyek (S), Predikat (P), Objek (O), Keterangan
(K),Pelengkap (Pel.).
3. Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia: Kalimat Dasar Berpola S P, Kalimat Dasar
Berpola S P O, Kalimat Dasar Berpola S P Pel., Kalimat Dasar Berpola S P O Pel.,
Kalimat Dasar Berpola S P K, Kalimat Dasar Berpola S P O K, Kalimat Dasar
Berpola S P Pel. K, Kalimat Dasar Berpola S P O Pel. K.
4. Jenis kalimat berdasarkan klausanya terbagi menjadi dua yaitu kalimat tunggal dan
kalimat majemuk. Dan kalimat majemuk juga terbagi lagi menjadi tiga, yaitu
kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat dan kalimat majemuk
campuran.

3.2 Saran

Apabila di dalam makalah ini terdapat kata-kata yang salah ataupun kurang tepat,
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membagun sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai