Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TENTANG UNSUR KEBAHASAAN


BAHASA INDONESIA
Diajukan sebagai satu di antara tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Dosen Pengampuh :Nurhaidah,S.Pd.,M.Pd

DISUSUN OLEH :
Muhammad Ridho Wiranata (211710096)
Abdul Rasyid Al Azis (211710016)
Rizky Pahrevi (211710097)
Ririm Sulistia Ningsih (211710099)
Muhammad Farhan (211710095)
Vicky Sahrurramadhan (211710069)
Irma fitri Riswana ( 211710100)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang atas rahmat-Nya dan karunianya

Kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini

adalah “Unsur Kebahasaan“.

Makalah ini kami buat sebaik-baiknya dengan mengambil informasi atau referensi dari

berbagai media sehingga dapat memperlancar penyelesaian tugas yang diberikan. Kami

meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun

tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran dari Ibu dosen pengampu

mata kuliah bahasa Indonesia agar kami dapat menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang “Unsur Kebahasaan” ini dapat

memberikan manfaat pengetauan, baik bagi penyusun maupun pembaca. Harapan kami,

semoga hasil kerja kami dapat diterima oleh Ibu. Aamiin ya Rabbal Alamin.

Pontianak,4 Oktober 2021

Penulis
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan ……………………………………………………………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………………………………….. 1

1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………………………………………….. 1

1.3 Tujuan ………………………………………………………………………………………………………………….. 2

BAB II

2.1 Pembahasan …………………………………………………………………………………………………… 3

2.1.1 Fonem …………………………………………………………………………………………………………….. 3

2.1.2 Morfem ……………………………………………………………………………………………………………. 4

2.1.3 Kata …………………………………………………………………………………………………………………. 5

2.1.4 Frasa ………………………………………………………………………………………………………………… 6

2.1.5 Klausa ………………………………………………………………………………………………………………. 7

2.1.6 Kalimat …………………………………………………………………………………………………………….. 8

2.1.7 Paragraf ……………………………………………………………………………………………………………. 9

2.1.8 Wacana ……………………………………………………………………………………………………………. 13

BAB III

3.1. Penutup …………………………………………………………………………………………………………… 15

3.1.1 Kesimpulan ………………………………………………………………………………………………………. 15

3.1.2 Saran ……………………………………………………………………………………………………………….. 16

Daftar Pustaka …………………………………………………………………………………………………………… 16


BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan

manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide,

bahkan pendapatnya guna menginformasikan dan menjelaskan maksud dan tujuannya serta

untuk membuat seseorang mengerti apa yang disampaikannya. Bahasa merupakan alat

komunikasi lisan maupun tulisan. Dalam komunikasi, bahasa dapat digunakan secara

langsung maupun tidak langsung.

Dalam linguistik terdapat dua tataran yakni tataran fonologi dan tataran tata bahasa

gramatikal. Sintaksis dan morfologi merupakan tataran tata bahasa. Fonologi merupakan

tataran linguistik yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa. Bahasa sebagai satu wujud yang

utuh dipenggal-penggal untuk kemudian dianalisis satu persatu. Penggalan-penggalan itu

dsebut satuan bahasa atau unit bahasa. Satuan bahasa terkecil disebut fonem, satuan

bahasa di atas fonem disebut morfem, satuan bahasa di atas morfem disebut kata, satuan

bahasa di atas kata disebut frase, satuan bahasa di atas frase disebut klausa, satuan bahasa

di atas klausa disebut kalimat, dan satuan bahasa erbsar disebut wacana.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam pemahaman unsur kebahasaan diklasifikasi menjadi sebagai berikut.

1. Jelaskan tentang pengertian contoh dan ciri khusus fenom


2. Jelaskan tentang pengertian contoh dan ciri khusus mofrem

3. Jelaskan tentang pengertian contoh dan ciri khusus kata

4. Jelaskan tentang pengertian contoh dan ciri khusus frasa

5. Jelaskan tentang pengertian contoh dan ciri khusus klausa

6. Jelaskan tentang pengertian contoh dan ciri khusus kalimat

7. Jelaskan tentang pengertian contoh dan ciri khusus paragraf

8. Jelaskan tentang pengertian contoh dan ciri khusus wacana

1.3 Tujuan

Tujuan dari pemahaman unsur kebahasaan adalah mendeskripsikan berbagai macam

contoh dari berbagai unsur-unsur kebahasaan yang ada seperti fenom,mofrem, kata, frasa,

klausa, kalimat, paragraf, dan wacana.


BAB II

Pembahasan

2.1 Penjelasan

2.1.1 Fonem

Fenom adalah satuan bunyi terkecil yang fungsional atau dapat membedekan makna

kata. Untuk menentapkan apakah suatu bunyi berstatus sebagai fenom atau bukan, harus

dicari pasangan minimalnya. Fenom dalam bahasa mempunyai beberapa macam lafal yang

bergantung pada tempatnya dalam kata atau suku kata. Fenom/p/ dalam bahasa Indonesia,

misalnya mempunyai dua macam lafal. Bila berada pada awal suku kata, fenom dilafalkan

secara lepas. Pada kata /pola/, misalnya, fenom /p/ itu diucapkan secara lepas untuk kemudian

diikuti oleh fenom /o/. Apabila berada pada akhir kata, fenom/p/ tidak diucapkan secara lepas;

bibir kita masih tetap rapat tertutup waktu mengucapkan bunyi ini. Dengan demikian,

fenom /p/ dalam bahasa Indonesia mempunyai dua variasi.

Ciri-ciri fonem

Dalam ilmu bahasa, fenom itu ditulis antara dua garis miring /…/ /p/ dan /b/. Kedua

dua fenom tersebut memiliki bunyi dan arti yang berbeda. Contohnya sebagai berikut.

a) Pola - /pola/ :bola - /bola/

b) Parang - /parang/ :barang - /barang/

c) Peras - /peras/ :beras - /beras/

Contoh dari fonem: /a/, /b/, /c/, dan /d/ dalam bahasa tulis, fonem ditulis dengan

grafem. Grafem ditulis dengan huruf di antara dua kurung sudut: <…>, seperti <a>, <b>, <c>,

dan <d>. Representasi fonem dan grafem kadang-kadang sama, kadang-kadang tidak. Kata
pasar, misalnya, terjadi dari lima grafem, yaitu <p>, <a>, <s>, <a>, dan <r>. Masing-masing

melambangkan fonem /p/, /a/, /s/, /a/, dan /r/. Hubungan satu lawan satu seperti itu tidak

selalu berlaku. Grafem <e> pada kata besar, sore, dan ember, misalnya, ternyata mewakili

tiga fonem yang berbeda. Sebaliknya, pada kata barang grafem <ng>, yang ditulis dengan

dua huruf, hanya melambangkan sebuah fonem.

2.1.2 Morfem

Morfem merupakan salah satu satuan kebahasaan yang memiliki makna atau satuan

gramatikal selain kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Dari ketujuh satuan

gramatikal tersebut, morfemlah yang terkecil. Artinya, morfem tidak bisa dibagi lagi menjadi

satuan gramatikal yang lebih kecil. Dalam morfem dikenal istilah morfem dasar yaitu

morfem yang dapat berdiri sendiri seperti lari, datang, tidur, dsb. Ada juga morfem terikat

yaitu morfem yang tidak dapat berdiri sendiri seperti awalan ber-, me (N-), akhiran–kan, -i,

dsb. Selain itu, dikenal juga istilah morfem dasar yaitu bentuk yang merupakan dasar

pembentukan kata polimorfemik (kata yang terdiri dari lebih dari satu morfem) misalnya

rumah, alat, meja, dsb. Sebuah morfem dasar dengan sendirinya sudah membentuk kata.

Namun sebaliknya, konsep kata tidak saja meliputi morfem dasar tetapi juga meliputi

semua bentuk gabungan antara morfem dasar dengan morfem terikat atau morfem dasar

dengan morfem dasar. Contoh morfem: {kerja}, {pergi}, {juang}, {ber-}, {per-}, {per-an}. Ciri-

ciri morfen sebagai berikut.

a) Ada bentuk dasar

b) Ada proses morfologis


c) Ada proses morfofonemik

2.1.3 Kata

Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu.dalam Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan

yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam

berbahasa. Dari segi bahasa, kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap

sebagai bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk

yang lebih kecil. Ciri-ciri kata sebaga berikit.

a) Kata sifat terbentuk karena adanya pemambahan imbuhan ter- yang mengandung

makna paling. Berikut contoh imbuhan ter- dalam kalimat.

1) Andi merupakan orang terpandai dikelas

2) Bang pudin orang terkuat di desa ini

b) Kata sifat dapat diterangkan atau didahului dengan kata lebih, agak, paling, sangat,

dan cukup. Contoh kata sifat tersebut sebagai berikut.

1) Anak yang tinggi itu lebih sopan dibandingkkan anak yang disebelahnnya.

2) Orang yang jarang olah raga agak lemah dibandingkan yang sering berolah raga.

c) Kata sifat juga dapat diperluas dengan proses pembentukan seperti se-redupliasi

(pengulangan kata)-nya, contohnya sehebat-hebatnya, setinggi-tingginya, dll.

Contoh:

1) Sehebat-hebatnya petinju, pasti akan kalah juga.


2) Setinggi-tingginya ilmu yang didapat jika tidak diamalkan akan sia-sia.

2.1.4 Frasa

Frasa merupakan sebuah gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua

bagian kata atau juga lebih yang mempunyai satu makna gramatikal (makna yang

berubah-ubah dengan menyesuaikan sebuah konteks). Contoh frasa ini adalah gabungan

atau pengelompokan dari dua kata atau lebih namun tidak bisa membentuk kalimat

sempurna oleh sebab tidak mempunyai predikat. Ciri-ciri frasa sebagai berikut.

1) Dalam frasa harus terdiri setidaknya minmal dua kata atau lebih.

2) Menduduki atau memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat.

3) Dalam frasa harus memiliki satu makna gramatikal.

a) Frasa bersifat nonpredikatif.

Contoh Frasa

Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri diatas kita dapat menyimpulkan bahwa frasa

merupakan suatu gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak dapat atau bisa

membentuk kalimat sempurna karena tidak mempunyai predikat. Maka kita dapat

membuat contoh frasa ialah sebagai berikut

a) Nasi goreng

b) Sedang Tidur

c) Sedang makan

d) Banting tulang

e) Tidur siang
f) Dengan tangan kanan

2.1.5 Klausa

Klausa merupakan kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan

predikat dan berpontensi menjadi kalimat. Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari

subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki

potensi untuk menjadi kalimat. Berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang mengaktifkan

P, klausa positif ialah klausa yang ditandai.

Ciri -ciri klausa:

Untuk membedakannya dari frasa dan kalimat, klausa dapat dikenali dari beberapa ciri

sebagai berikut.

a) Memiliki satu predikat

b) Tidak memiliki intonasi akhir

c) Jika ditambah intonasi akhir maka akan menjadi sebuah kalimat

d) Klausa merupakan bagian dari kalimat plural

Kontruksi yang terdiri dari minimal S-P(boleh dilengkapi O,K,Pel)

Contoh:

Dia menangis ; saya tertawa

S P S P

Si cantik itu ternyata seorang pria.

S P Pel

Kecemburuannnya berakhir pada hari ini


S P K

2.1.6 Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri memiliki pola

intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa yang digunakan

sebagai sarana untuk menuangkan serta menyusun gagasan secara terbuka agar dapat

dikomunikasikan kepada orang lain atau bagian ajaran yang mempunyai struktur minimal

subjek dan predikat, mempunyai intonasi dan bermakna.

Ciri -ciri kalimat sebagai berikut.

a) Merupakan satu kesatuan bahasa yang memiliki fonem dan morfem. Fonem adalah

bunyi pada sebuah bahasa yang membedakan makna dalam sebuah kata, sedangkan

morfem adalah bentuk bahasa yang mengandung arti pada sebuah kata.

b) Dapat berdiri sendiri meskipun tidak ditambah dengan kalimat lengkap.

c) Mempunyai pola intonasi akhir.

d) Adanya huruf kapital dan tanda baca dalam sebuah kalimat.

Contoh:

Pencuri! (P)

Pencuri itu sudah kabur.


S P

Dia mencuri hatiku ketika aku sedang tidur.


S P O Kw
2.1.7 Paragraf

Paragraf merupakan kumpulan beberapa kalimat yang mengandung satu ide pokok

dan merupakan bagian dari sebuah karangan utuh yang mendukung topik pembicaraan

karangan tersebut. Dalam satu paragraf, terdapat satu kalimat utama dan satu atau lebih

kalimat penjelas seperti halnya wacana. Setiap kalimat yang berurutan harus memiliki

hubungan timbal balik dan tidak boleh saling bertentangan. Kalimat-kalimat yang

menyusun sebuah paragraf juga harus bersifat utuh.

Ciri - Ciri Paragraf

Untuk memudahkan mengenali sebuah paragraf, kita harus mengetahui ciri-cirinya

terlebih dahulu, dan berikut adalah ciri ciri paragraf sebagai berikut.

a) Di awali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.).

b) Letak kata dalam kalimat pertama berjarak lima spasi dari kiri (menjorok

kekanan) untuk jenis karangan biasa. Sedangkan untuk karangan ilmiah, seperti

makalah, skripsi dan tesis, letaknya berjarak 8 spasi.

c) Di dalam paragraf, terdapat ide pokok atau gagasan utama yang terletak pada

kalimat utama

d) Kalimat selanjutnya disebut kalimat penjelas, yang berfungsi untuk menerangkan

isi kalimat utama tadi.

e) Memenuhi beberapa syarat paragraf yang baik, yaitu kesatuan (kohesi ),

kepaduan (koherensi), kelengkapan, kevariasian.


Jenis dan contoh:

a) Paragraf Narasi

Paragraf narasi adalah paragraf yang isinya menjelaskan / menceritakan suatu

peristiwa atau kejadian, ciri utama paragraf ini adalah adanya orang / pelaku, adanya

peristiwa dan waktu kejadian.

Contohnya: “Di malam hari orang tua itu berjalan mengitari perumahan seperti

kebingungan. Saat didekati, ia malah pergi menjauh seperti ketakutan. Tapi setelah

dibujuk, ia mau mendekat dan mau menceritakan mengapa ia berjalan sendirian di

tengah malam. Rupanya ia telah dua hari tersesat di jalan. Orang tua itu bercerita

bahwa ia tidur di emperan toko di pinggir jalan selama dua hari ini. Ternyata orang tua

itu merasa tidak betah di panti jompo dan memilih berjalan - jalan keluar panti. Dan

akibatnya, ia tersesat karena lupa jalan menuju panti dan keesokannya ia diantar

pulang oleh orang yang merasa iba dengannya.

b) Paragraf Eksposisi

Paragraf Eksposisi adalah paragraf yang di dalamnya berisi informasi tentang suatu

tehnik, kiat dan teori sehingga akan menambah wawasan atau pengetahuan

pembaca. ciri utamanya adalah bersifat informatif , dilengkapi data, tabel dan grafik,

tidak bertujuan memengaruhi pembaca, berdasarkan fakta atau hasil penelitian,

bersifat nonfiksi atau ilmiah.

Contohnya:

“Tahu adalah jenis makanan yang berbahan baku kedelai, yang dibuat dari endapan

perasan biji kedelai yang mengalami koagulasi. Tahu manfaat kesehatan melalui
kandungan gizinya. Tahu adalah makanan yang rendah kalori dan kaya protein, tahu

adalah sumber mineral yang baik, seperti kalsium, zat besi, magnesium, kalium,

fosfor dan seng. Vitamin yang terkandung di dalam tahu, yaitu vitamin A, C, D, B6,

Asam folat, Thiamin, Niasin dan Riboflavin. Dan memiliki khasiat, yaitu menurunkan

risiko kanker, anemia, osteoporosis dan kadar kolesterol."

c) Paragraf Argumentasi 

Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi argumen atau pendapat penulis

mengenai suatu permasalahan berdasarkan perspektif / sudut pandang penulis

sendiri, agar pembaca lebih menerima atau yakin terhadap gagasan yang di berikan

penulis. Ciri utamanya adalah berisi argumen atau pendapat penulis, berisi fakta dan

data guna meyakinkan pembaca, bersifat nonfiksi atau ilmiah.

Contoh:

“Selama ini, Indonesia masih mengimpor beberapa komoditas pangan dari negara-

negara tetangga. Target Swasembada pangan tampaknya belum terealisasikan

sepenuhnya, mengingat kita masih mengimpor beberapa komoditas pangan utama

seperti beras, jagung, daging sapi dan gula. Yang menjadi sorotan adalah impor beras,

karena belum lama ini di berbagai wilayah Indonesia mengalami panen raya. Bahkan

ada pihak yang mengatakan pemerintah tidak perlu lagi mengimpor beras karena

stok beras BULOG tercukupi. Namun kenyataannya, kita masih saja melakukan impor

beras dari negara tetangga. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah pemerintah

mampu merealisasikan target Swasembada pangan hingga masa jabatan berakhir.

Seharusnya, pemerintah lebih gencar lagi mensosialisasikan kepada petani-petani


daerah tentang swasembada pangan dan memberi subsidi atau bantuan alat kepada

petani."

d) Paragraf Persuasi

Paragraf Persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan atau himbauan agar pembaca

mengikuti apa yang diinginkan penulis. Ciri utamanya, yaitu berisi ajakan, bujukan

atau himbauan dan berusaha memengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu.

Contohnya:

"Lingkungan perumahan di sekitar kali ciliwung sangat memprihatinkan. Beberapa

warga masih menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan air mereka. Belum

lagi jika musim hujan tiba, kali ciliwung akan meluap hingga ke pemukiman warga,

sehingga mengakibatkan banjir. Hal ini tak terlepas dari limbah rumah tangga yang di

buang di kali ciliwung, akibatnya air menjadi tercemar dan mengakibatkan banjir. Dan

marilah sebagai warga yang peduli lingkungan untuk tidak lagi membuang sampah ke

kali ciluwung."

e) Paragraf Deskripsi

Paragraf deskripsi adalah paragraf yang berisi penggambaran suatu objek

sehingga seolah-olah pembaca melihat, mendengar dan merasakan sendiri objek

yang di gambarkan itu. Ciri utamanya adalah ada objek yang digambarkan,

penggambaran melibatkan panca indera, penggunaan kata sifat yang

menggambarkan objek. Berikut contohnya sebagai berikut.

1. Cantik, tampan, pandai, bodoh dan lain sebagainya.


"Tubuhnya kekar dan tinggi, dengan kumis tipis dan rambut sedikit ikal ia terlihat

sangat gagah. Namun tubuhnya tidak menggambarkan sifatnya, yang terlihat pemalu

dan agak pemalas. Dia dari keluarga sederhana, dilihat dari rumahnya yang tidak

terlalu besar dan ia anak kedua dari tiga bersaudara. Di kampungnya ia menjadi pria

idaman wanita, namun karena sifatnya yang pemalu tadi, para wanita harus gigit jari

karena sangat sulit untuk saling tegur sapa atau bahkan berkenalan."

2.1.8 Wacana

Wacana adalah salah satu bagian dari strata kebahasan yang menduduki posisi tertinggi.

Berdasarkan pernyataan itu, dapat dikatakan bahwa wacana merupakan satuan bahasa

terlengkap, yang dalam hirarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau

terbesar. Ciri-ciri wacana adalah sebagai berikut.

a) Terdapat tema

b) Satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap

c) Memiliki hubungan kontinuitas, berkesinambungan

d) Memiliki hubungan koherensi

e) Memiliki hubungan kohesi

f) Medium bisa lisan maupun tulis

g) Sesuai dengan konteks

Contoh wacana pendek:

1) Awas! kabel tetangan tinggi


2) Exit ( pintu keluar)

Contoh Wacana Sedang:

1) Hutan lindung kebakaran. Premium di pom bensin sudah mulai jarang. Pemimpin

perusahaan tersenyum ketika di Tanya penyidik. Hari minggu jalanan sangat sepi.

2) Disewakan. Butuh uang segera. Sebuah mobil baru, avanza berwarna putih tahun

2016. Peminat yang serius harap hubungi langsung kami. Kami tidak memiliki

perantara, hati-hati penipuan.

Contoh Wacana Panjang:

1) Di taman rumah kami, telah berubah menjadi pemandangan yang hijau, di halaman

depan ditanami berbagai jenis bunga yang sangat indah, seperti bunga melati,

kamboja, matahari, anggrek, kuping gajah dan lain-lain. Di samping pekarangan

rumah, di tanami kebutuhan sehari-hari, seperti capai, terong, tomat, dan singkong.

2) Kelebihan bunga dan kebutuhan sehari-hari, yakni dapat dijual, seperti anggek,

melati, cabai, terong da yang lainnya.


BAB III

3.1 Penutup
3.1.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini penulis simpulkan dalam unsur kebahasaan

ini dikelompokkan menjadi beberapa ciri, yaitu ciri fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat,

paragraf, dan wacana. Fonem ditulis dengan grafem dan grafem ditulis dengan huruf di antara

dua kurung sudut: <…>, seperti <a>, <b>, <c>, dan <d>. Berikutnya, ciri-ciri morfem bisa

berbentuk dasar, proses morfologis, dan proses morfofonemik. Kata sifat terbentuk adanya

pemambahan imbuhan ter- yang mengandung makna paling. Penggunaan kata sifat dapat

didahului dengan kata lebih, agak, paling, sangat, dan cukup. Terakhir, kata sifat juga dapat

diperluas dengan proses pembentukan se-redupliasi (pengulangan kata) -nya, misalnya kata

sehebat-hebatnya dan setinggi-tingginya. Selanjutnya, frasa juga memiliki ciri minimal dua kata

atau lebih, memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat, dan memiliki satu makna gramatikal.

Klausa merupakan kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan

berpontensi menjadi kalimat. Kalimat terdiri dari kata, frasa, dan klausa. Ciri-ciri kalimat

merupakan satu-kesatuan bahasa yang memiliki fonem dan fonem, kalimat lengkap,

mempunyai pola intonasi akhir, dan adanya huruf kapital serta tand abaca dalam sebuah

kalimat. Jenis dan contoh paragraf meliputi, paragraf narasi, eksposisi, argumentasi, deskripsi,

dan persuasi. Terakhir, wacana merupakan bagian satuan bahasa terlengkap dalam hirarki

gramatikal. Ciri-ciri wacana, yaitu terdapat tema, satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap;

memiliki hubungan kontinyitas, berkesinambungan; memiliki hubungan koherensi, medium bisa

lisan dan tulis, serta sesuai dengan konteks.


3.1.2 Saran

Berdasarkan simpulan di atas, penulis menyarankan dalam penulisan bahasa Indonesia

khususnya penulisan ilmiah, hendaknya menerapkan kaidah atau aturan bahasa dalam bahasa

Indonesia. Aturan bahasa Indonesia yang baik dan benar tentu saja dengan mengikuti kaidah

penulisan yang sudah diatur dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penting mengetahui,

memahami dan menerapkan penulisan yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Daftar Pustaka

Andika. 2011. Satuan Kebahasaan. Mediabahasaindonesia. http://mediabahasaindonesia-


com.blogspot.com/2011/07/satuan-kebahasaan.html. Diakses 30 September 2021.
Sulaiman , Y.H.2010. Frasa. Pendidikan. https://pendidikan.co.id/frasa/ Diakses 30 September
2021.

Anda mungkin juga menyukai