DISUSUN OLEH :
Muhammad Ridho Wiranata (211710096)
Abdul Rasyid Al Azis (211710016)
Rizky Pahrevi (211710097)
Ririm Sulistia Ningsih (211710099)
Muhammad Farhan (211710095)
Vicky Sahrurramadhan (211710069)
Irma fitri Riswana ( 211710100)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,yang atas rahmat-Nya dan karunianya
Kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini
Makalah ini kami buat sebaik-baiknya dengan mengambil informasi atau referensi dari
berbagai media sehingga dapat memperlancar penyelesaian tugas yang diberikan. Kami
meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu, kami menerima kritik dan saran dari Ibu dosen pengampu
mata kuliah bahasa Indonesia agar kami dapat menyempurnakan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah tentang “Unsur Kebahasaan” ini dapat
memberikan manfaat pengetauan, baik bagi penyusun maupun pembaca. Harapan kami,
semoga hasil kerja kami dapat diterima oleh Ibu. Aamiin ya Rabbal Alamin.
Penulis
Daftar Isi
BAB I
Pendahuluan ……………………………………………………………………………………………………………… 1
BAB II
BAB III
Pendahuluan
manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide,
bahkan pendapatnya guna menginformasikan dan menjelaskan maksud dan tujuannya serta
untuk membuat seseorang mengerti apa yang disampaikannya. Bahasa merupakan alat
komunikasi lisan maupun tulisan. Dalam komunikasi, bahasa dapat digunakan secara
Dalam linguistik terdapat dua tataran yakni tataran fonologi dan tataran tata bahasa
gramatikal. Sintaksis dan morfologi merupakan tataran tata bahasa. Fonologi merupakan
tataran linguistik yang mempelajari bunyi-bunyi bahasa. Bahasa sebagai satu wujud yang
dsebut satuan bahasa atau unit bahasa. Satuan bahasa terkecil disebut fonem, satuan
bahasa di atas fonem disebut morfem, satuan bahasa di atas morfem disebut kata, satuan
bahasa di atas kata disebut frase, satuan bahasa di atas frase disebut klausa, satuan bahasa
di atas klausa disebut kalimat, dan satuan bahasa erbsar disebut wacana.
Rumusan masalah dalam pemahaman unsur kebahasaan diklasifikasi menjadi sebagai berikut.
1.3 Tujuan
contoh dari berbagai unsur-unsur kebahasaan yang ada seperti fenom,mofrem, kata, frasa,
Pembahasan
2.1 Penjelasan
2.1.1 Fonem
Fenom adalah satuan bunyi terkecil yang fungsional atau dapat membedekan makna
kata. Untuk menentapkan apakah suatu bunyi berstatus sebagai fenom atau bukan, harus
dicari pasangan minimalnya. Fenom dalam bahasa mempunyai beberapa macam lafal yang
bergantung pada tempatnya dalam kata atau suku kata. Fenom/p/ dalam bahasa Indonesia,
misalnya mempunyai dua macam lafal. Bila berada pada awal suku kata, fenom dilafalkan
secara lepas. Pada kata /pola/, misalnya, fenom /p/ itu diucapkan secara lepas untuk kemudian
diikuti oleh fenom /o/. Apabila berada pada akhir kata, fenom/p/ tidak diucapkan secara lepas;
bibir kita masih tetap rapat tertutup waktu mengucapkan bunyi ini. Dengan demikian,
Ciri-ciri fonem
Dalam ilmu bahasa, fenom itu ditulis antara dua garis miring /…/ /p/ dan /b/. Kedua
dua fenom tersebut memiliki bunyi dan arti yang berbeda. Contohnya sebagai berikut.
Contoh dari fonem: /a/, /b/, /c/, dan /d/ dalam bahasa tulis, fonem ditulis dengan
grafem. Grafem ditulis dengan huruf di antara dua kurung sudut: <…>, seperti <a>, <b>, <c>,
dan <d>. Representasi fonem dan grafem kadang-kadang sama, kadang-kadang tidak. Kata
pasar, misalnya, terjadi dari lima grafem, yaitu <p>, <a>, <s>, <a>, dan <r>. Masing-masing
melambangkan fonem /p/, /a/, /s/, /a/, dan /r/. Hubungan satu lawan satu seperti itu tidak
selalu berlaku. Grafem <e> pada kata besar, sore, dan ember, misalnya, ternyata mewakili
tiga fonem yang berbeda. Sebaliknya, pada kata barang grafem <ng>, yang ditulis dengan
2.1.2 Morfem
Morfem merupakan salah satu satuan kebahasaan yang memiliki makna atau satuan
gramatikal selain kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, dan wacana. Dari ketujuh satuan
gramatikal tersebut, morfemlah yang terkecil. Artinya, morfem tidak bisa dibagi lagi menjadi
satuan gramatikal yang lebih kecil. Dalam morfem dikenal istilah morfem dasar yaitu
morfem yang dapat berdiri sendiri seperti lari, datang, tidur, dsb. Ada juga morfem terikat
yaitu morfem yang tidak dapat berdiri sendiri seperti awalan ber-, me (N-), akhiran–kan, -i,
dsb. Selain itu, dikenal juga istilah morfem dasar yaitu bentuk yang merupakan dasar
pembentukan kata polimorfemik (kata yang terdiri dari lebih dari satu morfem) misalnya
rumah, alat, meja, dsb. Sebuah morfem dasar dengan sendirinya sudah membentuk kata.
Namun sebaliknya, konsep kata tidak saja meliputi morfem dasar tetapi juga meliputi
semua bentuk gabungan antara morfem dasar dengan morfem terikat atau morfem dasar
dengan morfem dasar. Contoh morfem: {kerja}, {pergi}, {juang}, {ber-}, {per-}, {per-an}. Ciri-
2.1.3 Kata
Kata adalah kumpulan beberapa huruf yang memiliki makna tertentu.dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata adalah unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan
yang merupakan perwujudan suatu perasaan dan pikiran yang dapat dipakai dalam
berbahasa. Dari segi bahasa, kata diartikan sebagai kombinasi morfem yang dianggap
sebagai bagian terkecil dari kata yang memiliki makna dan tidak dapat dibagi lagi ke bentuk
a) Kata sifat terbentuk karena adanya pemambahan imbuhan ter- yang mengandung
b) Kata sifat dapat diterangkan atau didahului dengan kata lebih, agak, paling, sangat,
1) Anak yang tinggi itu lebih sopan dibandingkkan anak yang disebelahnnya.
2) Orang yang jarang olah raga agak lemah dibandingkan yang sering berolah raga.
c) Kata sifat juga dapat diperluas dengan proses pembentukan seperti se-redupliasi
Contoh:
2.1.4 Frasa
Frasa merupakan sebuah gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua
bagian kata atau juga lebih yang mempunyai satu makna gramatikal (makna yang
berubah-ubah dengan menyesuaikan sebuah konteks). Contoh frasa ini adalah gabungan
atau pengelompokan dari dua kata atau lebih namun tidak bisa membentuk kalimat
sempurna oleh sebab tidak mempunyai predikat. Ciri-ciri frasa sebagai berikut.
1) Dalam frasa harus terdiri setidaknya minmal dua kata atau lebih.
Contoh Frasa
Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri diatas kita dapat menyimpulkan bahwa frasa
merupakan suatu gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak dapat atau bisa
membentuk kalimat sempurna karena tidak mempunyai predikat. Maka kita dapat
a) Nasi goreng
b) Sedang Tidur
c) Sedang makan
d) Banting tulang
e) Tidur siang
f) Dengan tangan kanan
2.1.5 Klausa
Klausa merupakan kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan
predikat dan berpontensi menjadi kalimat. Klausa adalah satuan gramatika yang terdiri dari
subjek (S) dan predikat (P) baik disertai objek (O), dan keterangan (K), serta memilki
potensi untuk menjadi kalimat. Berdasarkan ada tidaknya unsur negasi yang mengaktifkan
Untuk membedakannya dari frasa dan kalimat, klausa dapat dikenali dari beberapa ciri
sebagai berikut.
Contoh:
S P S P
S P Pel
2.1.6 Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri memiliki pola
intonasi final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa yang digunakan
sebagai sarana untuk menuangkan serta menyusun gagasan secara terbuka agar dapat
dikomunikasikan kepada orang lain atau bagian ajaran yang mempunyai struktur minimal
a) Merupakan satu kesatuan bahasa yang memiliki fonem dan morfem. Fonem adalah
bunyi pada sebuah bahasa yang membedakan makna dalam sebuah kata, sedangkan
morfem adalah bentuk bahasa yang mengandung arti pada sebuah kata.
Contoh:
Pencuri! (P)
Paragraf merupakan kumpulan beberapa kalimat yang mengandung satu ide pokok
dan merupakan bagian dari sebuah karangan utuh yang mendukung topik pembicaraan
karangan tersebut. Dalam satu paragraf, terdapat satu kalimat utama dan satu atau lebih
kalimat penjelas seperti halnya wacana. Setiap kalimat yang berurutan harus memiliki
hubungan timbal balik dan tidak boleh saling bertentangan. Kalimat-kalimat yang
terlebih dahulu, dan berikut adalah ciri ciri paragraf sebagai berikut.
a) Di awali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda baca titik (.).
b) Letak kata dalam kalimat pertama berjarak lima spasi dari kiri (menjorok
kekanan) untuk jenis karangan biasa. Sedangkan untuk karangan ilmiah, seperti
c) Di dalam paragraf, terdapat ide pokok atau gagasan utama yang terletak pada
kalimat utama
a) Paragraf Narasi
peristiwa atau kejadian, ciri utama paragraf ini adalah adanya orang / pelaku, adanya
Contohnya: “Di malam hari orang tua itu berjalan mengitari perumahan seperti
kebingungan. Saat didekati, ia malah pergi menjauh seperti ketakutan. Tapi setelah
tengah malam. Rupanya ia telah dua hari tersesat di jalan. Orang tua itu bercerita
bahwa ia tidur di emperan toko di pinggir jalan selama dua hari ini. Ternyata orang tua
itu merasa tidak betah di panti jompo dan memilih berjalan - jalan keluar panti. Dan
akibatnya, ia tersesat karena lupa jalan menuju panti dan keesokannya ia diantar
b) Paragraf Eksposisi
Paragraf Eksposisi adalah paragraf yang di dalamnya berisi informasi tentang suatu
tehnik, kiat dan teori sehingga akan menambah wawasan atau pengetahuan
pembaca. ciri utamanya adalah bersifat informatif , dilengkapi data, tabel dan grafik,
Contohnya:
“Tahu adalah jenis makanan yang berbahan baku kedelai, yang dibuat dari endapan
perasan biji kedelai yang mengalami koagulasi. Tahu manfaat kesehatan melalui
kandungan gizinya. Tahu adalah makanan yang rendah kalori dan kaya protein, tahu
adalah sumber mineral yang baik, seperti kalsium, zat besi, magnesium, kalium,
fosfor dan seng. Vitamin yang terkandung di dalam tahu, yaitu vitamin A, C, D, B6,
Asam folat, Thiamin, Niasin dan Riboflavin. Dan memiliki khasiat, yaitu menurunkan
c) Paragraf Argumentasi
Paragraf argumentasi adalah paragraf yang berisi argumen atau pendapat penulis
sendiri, agar pembaca lebih menerima atau yakin terhadap gagasan yang di berikan
penulis. Ciri utamanya adalah berisi argumen atau pendapat penulis, berisi fakta dan
Contoh:
“Selama ini, Indonesia masih mengimpor beberapa komoditas pangan dari negara-
seperti beras, jagung, daging sapi dan gula. Yang menjadi sorotan adalah impor beras,
karena belum lama ini di berbagai wilayah Indonesia mengalami panen raya. Bahkan
ada pihak yang mengatakan pemerintah tidak perlu lagi mengimpor beras karena
stok beras BULOG tercukupi. Namun kenyataannya, kita masih saja melakukan impor
beras dari negara tetangga. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah pemerintah
petani."
d) Paragraf Persuasi
Paragraf Persuasi adalah paragraf yang berisi ajakan atau himbauan agar pembaca
mengikuti apa yang diinginkan penulis. Ciri utamanya, yaitu berisi ajakan, bujukan
Contohnya:
warga masih menggunakan air sungai untuk memenuhi kebutuhan air mereka. Belum
lagi jika musim hujan tiba, kali ciliwung akan meluap hingga ke pemukiman warga,
sehingga mengakibatkan banjir. Hal ini tak terlepas dari limbah rumah tangga yang di
buang di kali ciliwung, akibatnya air menjadi tercemar dan mengakibatkan banjir. Dan
marilah sebagai warga yang peduli lingkungan untuk tidak lagi membuang sampah ke
kali ciluwung."
e) Paragraf Deskripsi
yang di gambarkan itu. Ciri utamanya adalah ada objek yang digambarkan,
sangat gagah. Namun tubuhnya tidak menggambarkan sifatnya, yang terlihat pemalu
dan agak pemalas. Dia dari keluarga sederhana, dilihat dari rumahnya yang tidak
terlalu besar dan ia anak kedua dari tiga bersaudara. Di kampungnya ia menjadi pria
idaman wanita, namun karena sifatnya yang pemalu tadi, para wanita harus gigit jari
karena sangat sulit untuk saling tegur sapa atau bahkan berkenalan."
2.1.8 Wacana
Wacana adalah salah satu bagian dari strata kebahasan yang menduduki posisi tertinggi.
Berdasarkan pernyataan itu, dapat dikatakan bahwa wacana merupakan satuan bahasa
terlengkap, yang dalam hirarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau
a) Terdapat tema
1) Hutan lindung kebakaran. Premium di pom bensin sudah mulai jarang. Pemimpin
perusahaan tersenyum ketika di Tanya penyidik. Hari minggu jalanan sangat sepi.
2) Disewakan. Butuh uang segera. Sebuah mobil baru, avanza berwarna putih tahun
2016. Peminat yang serius harap hubungi langsung kami. Kami tidak memiliki
1) Di taman rumah kami, telah berubah menjadi pemandangan yang hijau, di halaman
depan ditanami berbagai jenis bunga yang sangat indah, seperti bunga melati,
rumah, di tanami kebutuhan sehari-hari, seperti capai, terong, tomat, dan singkong.
2) Kelebihan bunga dan kebutuhan sehari-hari, yakni dapat dijual, seperti anggek,
3.1 Penutup
3.1.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini penulis simpulkan dalam unsur kebahasaan
ini dikelompokkan menjadi beberapa ciri, yaitu ciri fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat,
paragraf, dan wacana. Fonem ditulis dengan grafem dan grafem ditulis dengan huruf di antara
dua kurung sudut: <…>, seperti <a>, <b>, <c>, dan <d>. Berikutnya, ciri-ciri morfem bisa
berbentuk dasar, proses morfologis, dan proses morfofonemik. Kata sifat terbentuk adanya
pemambahan imbuhan ter- yang mengandung makna paling. Penggunaan kata sifat dapat
didahului dengan kata lebih, agak, paling, sangat, dan cukup. Terakhir, kata sifat juga dapat
diperluas dengan proses pembentukan se-redupliasi (pengulangan kata) -nya, misalnya kata
sehebat-hebatnya dan setinggi-tingginya. Selanjutnya, frasa juga memiliki ciri minimal dua kata
atau lebih, memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat, dan memiliki satu makna gramatikal.
Klausa merupakan kelompok kata yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan predikat dan
berpontensi menjadi kalimat. Kalimat terdiri dari kata, frasa, dan klausa. Ciri-ciri kalimat
merupakan satu-kesatuan bahasa yang memiliki fonem dan fonem, kalimat lengkap,
mempunyai pola intonasi akhir, dan adanya huruf kapital serta tand abaca dalam sebuah
kalimat. Jenis dan contoh paragraf meliputi, paragraf narasi, eksposisi, argumentasi, deskripsi,
dan persuasi. Terakhir, wacana merupakan bagian satuan bahasa terlengkap dalam hirarki
gramatikal. Ciri-ciri wacana, yaitu terdapat tema, satuan terbesar, tertinggi, atau terlengkap;
khususnya penulisan ilmiah, hendaknya menerapkan kaidah atau aturan bahasa dalam bahasa
Indonesia. Aturan bahasa Indonesia yang baik dan benar tentu saja dengan mengikuti kaidah
penulisan yang sudah diatur dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, penting mengetahui,
memahami dan menerapkan penulisan yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari.
Daftar Pustaka