Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENGANTAR BISNIS
DASAR-DASAR MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN

Disusun Oleh :
(Kelompok 4 Pendidikan Akuntansi A19)
1. Ameliya Widiyawati (19803241001)
2. Adea Rizki Amanda (19803241006)
3. Diah Ambar Puspitasari (19803241024)

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta


Jl. Colombo No. 1, Karang Malang, Caturtunggal, Kec. Depok,
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55281
2019

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehadiran berbagai organisasi dalam kehidupan masyarakat merupakan salah satu
fenomena kehidupan modern untuk membantu dan mempermudah pemenuhan
kebutuhan hidup manusia secara individu dan masyarakat. Menurut Winardi (1990)
manusia sebagai makhluk yang hidup berkelompok (zoon political) berusaha untuk
dapat bertahan (survival) dengan membentuk bermacam-macam organisasi guna
memenuhi aneka macam kebutuhan. Maka keanggotaan seseorang dalam organisasi
menyebabkan timbulnya tuntutan penggunaan uang, waktu, dan kerja yang harus
dipikul bersama dan berjalan secara efektif serta efisien.
Praktik manajemen hampir sama tuanya dengan perkembangan peradaban, tetapi
studinya masih belum lama diterapkan. Manajemen telah dipraktikkan dalam bisnis,
rumah sakit, sekolah-sekolah, universitas, pemerintahan, industri, perbankan dan
aktivitas organisasi lainnya. Disadari bahwa untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi
yang menggunakan sumber daya manusia dan sumberdaya material hanya dapat
dimanfaatkan secara efektif dan efisien dengan memfungsikan manajemen.
Secara umum aktivitas manajemen ada dalam organisasi yang diarahkan untuk
mencapai tujuan organisasis secara efektif dan efesien. Terry (1973) menjelaskan
“managementis performance of conceiving and avhieving desired results by meansof
group efforts consisting of utilizing human talent and resources”.Proses mengarahkan
dan menggerakkan sumber daya manusiadan sumber daya lainnya, seperti material,
uang, metode danpasar untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen memiliki banyak peranan dalam suatu organisasi salah satunya adalah
pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan merupakan aspek paling penting dari
kegiatan manajemen. Ia merupakan kegiatan sentral dari manajemen (Perrone,
1968),merupakan kunci kepemimpinan (Gore, 1959), atau anti kepemimpinan
(Siagian, 1988), sebagai suatu karakteristik yang fundamental (Moore, 1966), sebagai
jantung kegiatan administratif (Mitchell,1978), suatu saat krisis bagi tindakan
administratif (Robbins,1998). Bahkan Higgins (1979) melanjutkan bahwa
pengambilan keputusan adalahkegiatan yang paling penting dari semuakegiatan karena
di dalamnya manajer terlibat, dan malahankata Hoy dan Miskel (1978), itu merupakan
pertanggungjawaban utama dari semua administrator melalui suatu proses tempat
keputusan-keputusan dibuat dan dilaksanakan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Manajemen?
2. Apa Fungsi, Level, Peranan, dan Keterampilan Manajemen?

2
3. Bagaimana proses pengambilan keputusan?
4. Apa yang dimaksud dengan struktur organisasi dan konsep organisasi?
5. Apa yang dimaksud dengan Kewirausahaan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi Manajemen.
2. Untuk memahami fungsi, level, peran, dan keterampilan manajemen.
3. Untuk mengetahui proses pengambilan keputusan.
4. Untuk memahami struktur organisasi dan konsep organisasi.
5. Untuk memahami tentang Kewirausahaan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
1. TEORI
A. Definisi Manajemen
Manajemen merupakan serangkaian proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan sumber daya finansial, manusia, serta informasi
suatu perusahaan untuk mencapai sasarannya. Manajer adalah seseorang yang
bertanggung jawab untuk melaksanakan proses manajemen, lebih tepatnya adalah
orang yang merencanakan dan membuat keputusan, mengatur, memimpin, dan
mengendalikan sumber daya manusia, keuangan, fisik, dan informasi.

B. Fungsi, Level, Peranan dan Keterampilan dalam manajemen


1) Fungsi Manajemen
a. Perencanaan (Planning)
Dalam definisi tersebut mengatakan bahwa fungsi dasar pertama dari
Manajemen adalah Perencanaan dan Pembuatan keputusan. Pada
dasarnya, Perencanaan atau Planning adalah menentukan Tujuan
Organisasi dan memutuskan cara yang terbaik untuk mencapainya.
Sedangkan Pembuatan Keputusan adalah bagian dari Perencanaan yang
berkaitan dalam memilih langkah-langkah atau tugas yang harus dilakukan
untuk mencapai sasaran organisasinya. Dalam perencanaan harus memiliki
batas waktu hingga kapan tugas-tugas tersebut harus dilaksanakan dan
siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut.
b. Pengorganisasian (Organizing)
Setelah membuat perencanaan dan menetapkan langkah-langkah ataupun
tugas-tugas untuk mencapai sasaran organisasi, fungsi manajemen
selanjutnya adalah mengorganisir orang-orang yang tepat dan sumber daya
lainnya untuk menjalankan perencanaan yang ditetapkan. Pada dasarnya,
yang dimaksud dengan Pengorganisasian (Organizing) adalah
mendelegasikan tugas-tugas yang telah ditetapkan dalam perencanaan
kepada individu ataupun kelompok yang terdapat dalam organsasi yang
bersangkutan.
c. Pengarahan/Pemimpinan (Directing/Leading)
Setelah menetapkan Perencanan dan mengorganisir sumber daya yang
diperlukan, Fungsi ketiga Manajemen adalah Pemimpinan (Leading) atau
ada yang menyebut fungsi manajemen ini sebagai Pengarahan (Directing).
Pemimpinan (Leading) dalam Manajemen adalah serangkaian proses yang
digunakan agar setiap anggota yang berada dalam organisasi dapat
bekerjasama dalam mencapai sasaran organisasi. Seorang Manajer harus

4
dapat menuntun, mengarahkan, menggerakan dan memotivasi serta
mempengaruhi bawahan agar dapat melakukan tugas-tugas yang telah
direncanakan untuk mencapai tujuan/sasaran organisasi.
d. Pengendalian (Controlling)
Fungsi Manajemen yang terakhir adalah Pengendalian atau Controlling,
Fungsi Pengendalian ini berkaitan dengan penghimpunan informasi-
informasi yang digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap kinerja
organisasi, memantau perkembangan tugas yang telah direncanakan
sebelumnya dan mengambil tindakan korektif terhadap penyimpangan
yang terjadi. Dalam fungsi pengendalian ini, seorang manajer selalu
mengawasi jalannya suatu tugas atau kegiatan yang terarah ke pencapaian
tujuan organisasi yang telah ditetapkannya.

2) Level Manajemen
Manajemen dibagi menjadi tiga tingkatan atau level dasar, yaitu manajer
puncak/paling atas, manajer menengah/madya, dan manajer lini pertama.
a. Manajer Puncak, bertanggung jawab atas seluruh kinerja dan efektivitas
perusahaan. Mereka merumuskan kebijakan umum, menetapkan strategi,
menyetujui seluruh keputusan penting, dan mewakili perusahaan dalam
menghadapi perusahaan lain serta badan pemerintah.
b. Manajer Menengah/Madya, bertanggung jawab menjalankan strategi dan
bekerja untuk mencapai sasaran yang dibuat oleh manajer puncak. Contoh
: manajer pabrik, manajer operasi, dan manajer divisi.
c. Manajer Lini Pertama, bertanggung jawab dalam memimpin dan
mengawasi pegawai non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi.
Biasanya mereka sering disebut supervisor, manajer area, manajer shift,
manajer department, dan mandor.

3) Peranan dan Keterampilan Manajemen


Semua manajer harus memainkan peran tertentu dan mendayagunakan
keterampilan tertentu jika ingin berhasil. Berikut adalah peran-peran
manajemen :
a. Peran Interpersonal
Yang pertama, seorang manajer harus dapat menjadi panutan, yang mana
kegiatannya bersifat seremonial dan simbolis. Sebagai contoh, menghadiri
peresmian dan sejenisnya. Yang kedua, seorang manajer diharapkan dapat
menjadi pemimpin, yang mampu merekrut, melatih, dan memotivasi
karyawannya. Yang ketiga adalah menjadi penghubung atau dapat
menghubungkan berbagai individu, kelompok, atau organisasi.

5
b. Peran Informasional
Peran informasional yang pertama adalah pemantau, yaitu seorang yang
gencar mencari informasi yang mungkin bernilai. Manajer juga menjadi
seorang diseminator informasi, yaitu mengirimkan informasi relevan
kepada orang lain di lingkungan kerjanya. Peran yang ketiga berfokus
pada komunikasi eksternal yaitu menjadi juru bica yang secara formal
menyampaikan informasi kepada orang-orang di luar unit atau di luar
organisasi.
c. Peran Desisional
Peran informasional manajer biasanya meninbulkan peran desisional.
Dalam peran desisional, yang pertama manjer berperan sebagai
wirausahawan, yaitu inisiator perubahan sukarela. Peran yang kedua
dipicu bukan oleh manajer melainkan individu atau kelompok lain.
Manajer merespons perannya sebagai pihak yang menangani gangguan
dengan cara mengatasi berbagai persoalan seperti pemogokan kerja,
pelanggaran hak cipta, atau masalah hubungan masyarakat atau citra
perusahaan. Peran yang ketiga adalah pengalokasi sumber daya, yaitu
memutuskan bagaimana sumber daya didistribusikan dan bersama siapa
manajer bekerja. Peran manajer yang keempat adalah menjadi negosiator
yaitu, melakukan negosiasi bersama kelompok atau organisasi lain sebagai
perwakilan perusahaan.
Selain memiliki peran-peran yang telah disebutkan, manajer juga
mempunyai keterampilan, seperti ;
a) Kerampilan Teknis
Yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk menjalankan tugas-tugas
khusus. Sebagai contoh seorang programmer harus dapat membuat kode
program, seorang akuntan mampu mengaudit laporan keuangan
perusahaan, dan sebagainya.
b) Keterampilan Hubungan Manusia
Yaitu keterampilan yang memungkinkan manajer untuk memahami dan
bekerja sama dengan orang lain.
c) Keterampilan Konseptual
Yaitu ketrampilan yang mengacu pada kemampuan seseorang untuk
berpikir abstrak, untuk mendiagnosis dan meganalisis situasi yang
berbeda, dan melihat situasi di masa mendatang.
d) Keterampilan Membuat Keputusan
Kerampilan ini mnecakup kemampuan mendefinisikan masalah dan
memilih tindakan secara efektif. Kemampuan ini melibatkan pengumpulan

6
fakta, mengidentifikasi solusi, mengevaluasi alternatif, dan
mengimplementasikan alternatif pilihan.
e) Keterampilan Manajemen Waktu
Yaitu keterampilan yang berkaitan dengan penggunaan waktu secara
produktif yang dimiliki oleh para manajer. Misalnya, seorang CEO
diberikan gaji pokok sebesar $2 juta, dengan asumsi bekerja selama 50
jam seminggu dan mengambil 2 minggu untuk liburan, CEO ini berarti
memperoleh $800 per jam-sekitar $13 permenit. Waktu yang ia sia-siakan
jelas merugikan perusahaan dan pemegang saham. Maka manajer harus
dapat mengatur waktu sehingga tetap produktif.
Selain keempat ketrampilan tersebut, untuk abad 21 ini manajer harus
memiliki keterampilan tambahan yaitu :
- Keterampilan manajemen global
Keterampilan ini dibutuhkan untuk dapat bersaing di lingkungan global.
Mereka harus dapat memahami pasar global, perbedaan budaya, serta
motif dan praktik yang dilakukan pesaing luar negeri. Selain itu juga perlu
memahami bagaimana berkolaborasi dengan pihak lain secara langsung.
- Keterampilan manajemen dan teknologi
Keterampilan yang diharapkan mampu menguasai teknologi baru sehingga
dapat menambah kemampuan manajer untuk memproses informasi secara
bersamaan sehingga penting untuk menyusun dan menafsirkan segudang
informasi yang masuk.

C. Proses Pengambilan Keputusan


1. Hakikat pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan mempunyai arti penting bagi maju mundurnya
suatu organisasi, terutama karena masa depan suatu organisasi banyak
ditentukan oleh pengambilan keputusan sekarang. Pentingnya pengembilan
keputusan dilihat oleh Mintzberg (1979) dari segi kekuasaan untuk membuat
keputusan, yaitu apakah mengikuti pola sentralisasi atau desentralisasi.
Berbeda dengan Mintzberg, Weber (1969) memberi perhatian pada
pengambilan keputusan dari sudut kehadirannya, yaitu tanpa adanya teori
pengambilan keputusan administratif, kita tidak dapat mengerti, apalagi
meramalkan tindakan-tindakan manajemen sehingga kita tidak dapat
menyempurnakan efektivitas manajemen.
Pengambilan keputusan dapat mengacu pada suatu tindakan spesifik atau
suatu proses umum. Pengambilan keputusan (decision making) adalah
tindakan memilih satu dari berbagai pilihan. Namun proses pengambilan
keputusan lebih dari sekedar memilih saja. Sebagai contoh, salah satu dari

7
proses ini adalah bahwa individu dari yang membuat keputusan tersebut harus
menyadari bahwa suatu keputusan memang memilih salah satu. Oleh karena
itu, proses pengambilan keputusan (decision making) mencakup pengenalan
dan pemahaman karakteristik situasi pengambilan keputusan tersebut,
mengidentifikasikan berbagai altenatif, memilih altenatif “terbaik”, dan
melaksanakannya.
Pengambilan keputusan ialah proses memilih suatu alternatif cara
bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses itu untuk
menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. Suatu aturan kunci dalam
pengembilan keputusan ialah “sekali kerangka yang tepat sudah diselesaikan,
keputusan harus dibuat” (Brinckloe, et al., 1977). Dan, sekali keputusan dibuat
sesuatu mulai terjadi. Dengan kata lain, keputusan mempercepat diambilnya
tindakan, mendorong lahirnya gerakan dan perubahan (Hill et al.,1979). Jadi,
aturan ini menegaskan bahwa harus ada tindakan yang dibuat kalau sudah tiba
saatnya dan tindakan itu tidak dapat ditunda. Sekali keputusan dibuat, harus
diberlakukan dan kalau tidak, sebenarnya ia bukan keputusan, tetapi lebih
tepat dikatakan suatu hasrat, niat baik (Drucker,1967; Hoy, 1987)
Sehubungan dengan itu, pengambilan keputusan hendaknya dipahami
dalam dua pengertian, yaitu (1) penetapan tujuan yang merupakan terjemahan
dari cita-cita, aspirasi, dan (2) pencapaian tujuan melalui implementasinya
(Inbar, 1979). Ringkasnya, keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui
pelaksanaan dan ini semua berimpikan pada hubungan kemanusiaan. Untuk
suksesnya pengambilan keputusan maka “supuluh hukum” hubungan
kemanusiaan (Siagian,1988) hendaknya menjadi acuan dari setiap
pengambilan keputusan.

2. Metode pengambilan keputusan


Ada empat metode pengambilan keputusan yang dianggap lazim
dipergunakan dalam pengambilan keputusan organisasional (Gorhner et al,
1987).
Metode pertama, adalah metode rasional yang disebut juga model rasional.
Ini adalah metode klasik yang secara implisit mencakup model birokratif dari
pengambilan keputusan. Metode kedua, adalah tawar menawai inkremental
(incremental-bargaining). Hasil keputusan ini diperoleh sebagai jeripayah dan
tawarmenawar yang melelahkan dan persuasif melalui perdebatan dan
negoisasi.
Metode ketiga, yang disebut metode Agregatif (aggregative methods)
mencakup antara lain teknik Delphi dan teknik-teknik pengambilan keputusan
yang berkaitan. Seringkali metode ini memanfaatkan konsultan dan tim-tim

8
staf dalam merumuskan kebijaksanaan-kebijaksanaan politik. Konsesus dan
peran serta meruakan karakteristik pertama dari metode agregatif.
Metode keempat, adalah metode keranjang sampah (the garbage-can) atau
nondecision-making model yang dikembangkan oleh March dan Olsen (1979).
Model keranjang sampah menolak model rasional, bahkan rasional-
inkremental yang sederhana sekalipun ia lebih tertarik pada karakter yang
ditampilkan dalam pengambilan keputusan pada isu yang bermacam-macam
dari peserta pengambilan keputusan, dan pada masalah-masalah yang timbul
pada saat itu.

3. Proses Pengambilan keputusan


Proses pengambilan keputusan yang efektif menuruf Harrison (1992: 24)

4. Teori Pengambilan Keputusan


Dalam studi tentang pengambilan keputusan dikenal tiga teori yaitu: teori
probabilitas, teori utilitas, dan teori permainan (Harrison, 1992: 219-252).
Teori probabilitas didasarkan pada peluang hasil bila dalam periode waktu
tertentu suatu kejadian diulangulang. Teori utilitas didasarkan pada seberapa
besar manfaat yang diperoleh dari sebuah kejadian yang dipilih. Teori
permainan digunakan apabila seorang pengambil keputusan tidak mengetahui
sutiasi dan kondisi yang riil, dan biasanya digunakan dalam situasi konflik.
Berdasarkan teori pengambilan keputusan tersebut, terdapat beberapa teknik
pengembilan keputusan yang merupakan perpaduan dari teori probabilitas dan
teori utilitas. Pertama, teknik pengambilan keputusan expected values. Teknik
ini mempertimbangkan kemungkinan munculnya kejadian dan kemungkinan
hasil. Kombinasi dua kemungkinan tersebut menghasilkan nilai moneter yang

9
diharapkan. Kejadian yang memiliki nilai moneter paling tinggi akan menjadi
pilihan seorang pengambil keputusan.
Kedua, teknik pengambilan keputusan payoff tables. Teknik ini
memperhitungkan alternatif kejadian yang muncul dan alternatif situasi yang
menguntungkan atau tidak mengungtungkan. Kombinasi kedua alternatif
tersebut akan memberikan gambaran hasil moneter yang berbeda-beda.
Kejadian yang memberi hasil maksimal akan menjadi pilihan seorang
pengambil keputusan untuk memecahkan masalah. Ketiga, teknik
pengambilan keputusan decision trees. Keputusan dilakukan dengan cara
membuat anatomi sebuah pohon yang terdiri dari titik dan cabang. Penilaian
kejadian dimulai dari titik dengan melewati cabang, setiap cabang
mengambarkan kemungkinan keberhasilan sebuah kejadian. Semakin besar
kemungkinan keberhasilannya akan menjadi pilihan seorang pengambil
keputusan.

D. Struktur Organisasi
1. Pengertian Struktur Organisasi
Semua manajer perlu bantuan orang lain untuk berhasil sehingga harus menaruh
kepercayaan besar terhadap tim agar bisa melaksanakan tugas dan mengemban
tanggung jawab masing-masing. Anggota tim itu sendiri memerlukan dukungan
dari bos mereka dan pemahaman yang jelas mengenai peran mereka dalam
organisasi. Hubungan kerja antara manajer dan bawahannya menjadi salah satu
unsur terpenting yang membentuk oganisasi. Pengorganisasian adalah menyusun
unsur-unsur terbaik dalam suatu kelompok. Pemilik dan manajer bisnis harus
menyusun struktur organisasi yang terbaik bagi organisasi mereka. Kita dapat
mendefinisikan struktur organisasi sebagai spesifikasi pekerjaan yang harus
dilakukan di dalam organisasi dan cara mengaitkan satu pekerjaan dengan
pekerjaan lain.

2. Bagan Organisasi
Cara termudah untuk memahami struktur adalah melalui bagan organisasi.
Sebagian besar bisnis membuat bagan organisasi (organizational chart) untuk
menggambarkan dan memperjelas struktur serta menunjukkan posisi karyawan
dalam operasional perusahaan.
Contoh bagan organisasi :

10
Setiap kotak dalam bagan menggambarkan satu pekerjaan. Garis tebal yang
menghubungkan kotak-kotak itu menggambarkan rantai komando. Rantai komando
(chain of command) merupakan hubungan pelaporan di dalam perusahaan. Dalam
teorinya, hubungan pelaporan demikian mengikuti semacam “rantai” dari tingkatan
tertinggi di organisasi hingga tingkatan terendah.

Bagan organisasi dari perusahaan besar jauh lebih kompleks dan mencakup
beragam individu di berbagai tingkatan ketimbang yang ditunjukkan pada peraga
1.1. Skala perusahaan menyebabkan banyak perusahaan tidak dapat
menggambarkan bagan yang meliputi keseluruhan manajernya. Biasanya mereka
membuat satu bagan organisasi yang menunjukkan seluruh struktur perusahaan,
bagan lainnya untuk setiap divisi, dan ada juga bagan yang menunjukkan
departemen atau unit masing-masing.

Kotak-kotak di dalam bagan organisasi mewakili pekerjaan-pekerjaan tersebut, dan


garis-garis penghubungnya juga menunjukkan keterkaitan pekerjaan satu sama lain.
Sekalipun struktur organisasi dapat dibagi dalam rangkaian kotak dan garis, hampir
tidak ada dua organisasi yang memiliki struktur yang sama dan sesuai untuk
organisasi lain.

3. Faktor Penentu Struktur Organisasi


Idealnya, manajer menilai secara cermat menilai beragam faktor penting ketika
mereka merencanakan dan membuat struktur organisasi yang memungkinkan
organisasi mereka berfungsi secara efisien.
Banyak faktor yang memainkan peran dalam menentukan struktur organisasi yang
optimal, antara lain :
a. Faktor misi dan strategi organisasi.
Bisnis yang dinamis dan tumbuh pesat, misalnya, membutuhkan struktur
organisasi yang memungkinkannya untuk lebih fleksibel merespons terhadap
perubahan dalam lingkungan dan strateginya untuk berkembang. Organisasi
stabil dengan sasaran pertumbuhan kecil dan strategi yang cenderung

11
konservatif biasanya akan berfungsi baik dengan struktur organisasi yang
berbeda.
b. Skala perusahaan dan aspek-aspek lingkungan organisasi
Pengorganisasian merupakan bagian penting dalam proses manajemen.
Dengan begitu, pengorganisasian harus dilakukan dengan kesadaran akan
lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Penyedia jasa berskala besar atau
produsen manufaktur yang beroperasi dalam lingkungan yang sangat kompetitif
membutuhkan struktur organisasi yang berbeda dengan tukang cukur atau butik
baju lokal. Bahkan setelah struktur organisasi terbentuk pun, belum tentu bebas
dari eksperimen atau bahkan perombakan total. Sebagian besar organisasi
senantiasa mengubah struktur mereka.

4. Organisasi Tersentralisasi
Sebagian besar wewenang pengambilan keputusan dipegang oleh manajer pada
tingkatan yang lebih tinggi. Wewenang tersentralisasi sangat jamak ditemukan di
perusahaan-perusahaan yang menghadapi lingkungan yang relatif stabil dan mudah
diduga serta jamak juga ditemukan di antara bisnis kecil.

5. Organisasi Terdesentralisasi
Saat perusahaan makin besar dan makin banyak keputusan yang harus dibuat,
perusahaan cenderung menerapkan organisasi terdesentralisasi di mana wewenang
pengambilan keputusan didelegasikan ke berbagai tingkatan manajemen di bawah
manajemen puncak. Desentralisasi merupakan pemandangan umum di perusahaan-
perusahaan yang memiliki kondisi lingkungan yang kompleks dan dinamis.
Organisasi terdesentralisasi juga lumrah dalam bisnis yang mengkhususkan diri
dalam layanan pelanggan.
Desentralisasi menjadikan suatu perusahaan lebih resnponsif karena
memungkinkan manajer untuk lebih leluasa membuat keputusan cepat dalam
tanggung jawab yang mereka emban. Perusahaan terdesentralisasi cenderung
memiliki lapisan manajemen yang lebih sedikit, sehingga menghasilkan struktur
organisasi datar (flat organizational structure).

12
Perusahaan tersentralisasi biasanya membutuhkan beragam lapisan manajemen
sehingga memiliki struktur organisasi tinggi (tall organizational structure).

6. Proses Delegasi
Delegasi (delegation) adalah proses ketika manajer mengalokasikan pekerjaan
kepada bawahan. Secara umum, proses delegasi mencakup :
a. Menetapkan tanggung jawab (responsibility), kewajiban melakukan tugas yang
diberikan.
b. Memberikan wewenang (authority) atau kekuasaan membuat keputusan yang
diperlukan guna menyelesaikan tugas
c. Menciptakan akuntabilitas (accountability), kewajiban yang dimiliki karyawan
untuk menyelesaikan tugas secara baik.

13
7. Tiga Bentuk Wewenang
a. Wewenang lini (line authority)
Struktur Organisasi yang wewenangnya mengalir dalam rantai komando
dari puncak pimpinan perusahaan ke bawahannya.
b. Wewenang Staf (staff authority)
Wewenang yang didasarkan pada keahlian yang biasanya melibatkan
tugas memberikan saran dan nasihat kepada manajer lini bidang tertentu.
Umumnya, pemisahan antara wewenang lini dan tanggung jawab staf
dipisahkan dengan jelas dan digambarkan dengan garis tebal (wewenang lini)
dan garis putus-putus (tanggung jawab staf) pada bagan organisasi.

c. Wewenang Komite dan Tim


Wewenang yang diberikan kepada komite dan tim kerja yang terlibat
dalam kegiatan harian perusahaan. Pada tingkatan operasional, banyak
perusahaan saat ini menggunakan tim kerja (work team) yang diberikan
keleluasaan untuk merencanakan, mengorganisasikan, dan melaksanakan
pekerjaan mereka dengan supervisi minim dan sering kali dengan wewenang
khusus.

E. Kewirausahaan
1. Pengertian
Kewirausahaan adalah proses pencarian peluang bisnis dengan berbagai
kondisi resiko. Wirausahawan (enterpreneur) adalah individu yang menerima
resiko dan peluang terkait dengan penciptaan dan pengelolaan usaha baru. Akan
tetapi, tidak semua wirausahawan memiliki tujuan yang sama.

14
2. Tujuan Kewirausahaan
a. Kemandirian
Bebas dari bekerja untuk orang lain serta jaminan finansial yang cukup.
Wirausahawan yang demikian ingin mencapai masa depan finansial yang aman
dan terjamin bagi mereka tetapi tidak berkeinginan untuk mengembangkan
bisnis mereka lebih jauh lagi.
b. Pertumbuhan bisnis dan ekspansi
Mengubah lahan bisnis mereka menjadi bisnis besar atau perusahaan yang jauh
lebih besar skalanya.
c. Tujuan yang tidak begitu jelas pada awal bisnis
Seorang wirausahawan mungkin melahirkan bisnis baru dengan harapan kecil
bahwa bisnisnya akan meraup potensi yang besar tetapi tKecerernyata
berkembang sangat pesat. Wirausahawan lain mungkin memulai bisnis dengan
rencana pertumbuhan yang ambisius tetapi peluang yang diharapkan tidak bisa
direalisasikan; mungkin memang tidak ada pasar yang cukup besar atau
perusahaan lain telah menancapkan dominasinya di pasar tersebut terlebih
dahulu.

3. Karakteristik Kewirausahaan
Terlepas dari tujuan mereka, banyak wirausahawan yang sukses memiliki
serangkaian karakteristik yang membedakan mereka dengan pemilik bisnis kecil
lainnya, antara lain :
a. Dorongan berprestasi
b. Bekerja keras
c. Memperhatikan kualitas
d. Bertanggung jawab
e. Berorientasi pada imbalan
f. Optimis
g. Berorientasi pada hasil yang baik
h. Mampu mengorganisasikan orang atau masalah
i. Berorientasi pada uang

2. ARTIKEL
Semua dasar manajemen harus terpenuhi dengan rinci dan baik dalam suatu
organisasi atau bisnis. Setiap bisnis pasti punya target keuntungan yang ingin dicapai
oleh pemiliknya. Dan semua jenis bisnis punya risiko masing-masing, baik itu risiko
material dan non-material. Untuk mencapai target keuntungan tersebut, maka
diperlukan adanya manajemen bisnis agar sebuah usaha bisa berjalan dengan baik,
seperti halnya berikut ini:

15
Yang pertama adalah manajemen sumber daya manusia, manajemen ini diperlukan
sebagai pondasi berlangsungnya suatu bisnis, baik dari segi kuantitas maupun kualitas
SDM itu sendiri. Yang kedua, manajemen produksi. Manajemen produksi perlu
direncanakan, dikelola dan dikendalikan atas dasar sudut pandang keinginan dan
kepuasan konsumen. Yang ketiga adalah manajemen pemasaran, yang berarti suatu
metode untuk merencanakan bagaimana suatu produk atau jasa dapat diterima di
tengah masyarakat. Dasar manajemen ini berperan dalam mengenalkan perusahaan
atau bisnis ke masyarakat. Manajemen yang keempat adalah manajemen keuangan,
proses keluar masuknya uang baik dan investasi, dana produksi dan sumber dana lain.
Bisnis yang baru berkembang harus memiliki manajemen keuangan yang baik, karena
jika dana perusahaan tidak dikelola sesuai dengan tujuan bisa berakibat pada inflasi
dalam perusahaan, dimana laju pengeluaran lebih tinggi daripada pemasukan. Dan
yang terakhir adalah manajemen informasi. Manajemen informasi yang baik adalah
yang mampu memberikan sumber informasi yang mendukung bisnis untuk
berkembang, seperti informasi terkait pesaing atau kompetitor.
Demikian adalah 5 manajemen yang diperlukan dalam menjalankan suatu bisnis
atau perusahaan. Keberhasilan suatu bisnis tidak hanya ditentukan dari banyaknya
modal saja, tapi bagaimana dapat memberikan manajemen yang baik bagi komponen
bisnisnya untuk menciptakan lingkungan kerja yang efektif dan efisien.

16
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Manajer adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengendalian sumber daya perusahaan untuk mencapai sasarannya. Terdapat tiga
tingkatan manajemen puncak, madya, dan lini pertama. Kebanyakan kegiatan
manajerial yang dibutuhkan manajer ada 10 peran yang berbeda, yang mana terbagi
dalam tiga kategori dasar, yaitu interpersonal, informasional, dan desisional. Selain
peran, manajer yang efektif juga harus dapat mengembangkan sejumlah keterampilan
penting, yaitu keterampilan teknis, hubungan manusia, konseptual, mengambil
keputusan dan manajemen waktu.
Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak
dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi. Pengambilan keputusan merupakan
tugas para manajerial yang harus didasari dengan metode yang tepat sesuai dengan
situasi yang sedang dihadapi. Metode pengambilan keputusan menurut Gorhner et al,
1987 dibagi menjadi empat, yaitu metode rasional, metode tawar-menawar, metode
agregatif dan metode keranjang sampah. Proses pengambilan keputusan menurut
Harrison (1992: 24) adalah (1) penentian tujuan/sasaran, (2) mencari berbagai altenatif,
(3) bandingkan dan evaluasi berbagai altenatif, (4) memilih diantara altenatif, (5)
implementasi keputusan, (6) tindak lanjut dan kontrol.
Setiap organisasi harus mengembangkan struktur organisasi yang sesuai
spesifikasi pekerjaan yang harus dilakukan dan cara mengaitkan pekerjaan-pekerjaan
tersebut. Perusahaan membuat bagan organisasi untuk memperjelas struktur dan
menunjukkan pada karyawan posisi mereka dalam operasi perusahaan.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini terdapat banyak kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber dan referensi yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki
makalah ke depannya.

17
DAFTAR PUSTAKA

Ronald J. Ebert & Ricky W. Griffin. (2015). Pengantar Bisnis. Jakarta: Erlangga.
(Edisi Kedelapan)
Ronald J. Ebert & Ricky W. Griffin. (2015). Pengantar Bisnis. Jakarta: Erlangga.
(Edisi Kesepuluh)
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-manajemen-empat-fungsi-dasar-
manajemen/
http://www.pengertianku.net/2015/06/pengertian-manajer-dan-tugasnya-serta-
tingkatannya.html
Wijaya, Candara dan Fifa’i, Muhammad. (2016). Dasar-Dasar Manajemen. Medan:
Perdana Publishing.
Muhdi., Nurkolis., & Widodo, Suwarno. (2017). Teknik pengambilan keputusan dalam
menentukan model manajemen pendidikan menengah. Jurnal manajemen pendidikan.
https://www.researchgate.net/publication/322080850_Teknik_Pengambilan_Keputusa
n_Dalam_Menentukan_Model_Manajemen_Pendidikan_Menengah
Brian, Rio. (2019). Dasar-Dasar Manajemen Bisnis yang Harus Dipenuhi Saat
Membangun Bisnis. Diakses pada https://www.maxmanroe.com/manajemen-bisnis.html

18

Anda mungkin juga menyukai