BAHASA INDONESIA
FAKTOR INDIVIDU DALAM ORGANISASI
Disusun Oleh :
Kelompok 8
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul FAKTOR INDIVIDU
DALAM ORGANISASI
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasia meridoi segala usaha kita. Amin
Penyusun
DAFTAR ISI
i
BAB II
PEMBAHASAN
ii
2. Kontribusi Dan Kompensasi
Ada dua konsep yang mendasari mengapa factor individu perlu untuk
dipelajari dan dipahami dalam fungsi manajemen dan dalam fungsi
pengimlementasi dan fungsi pengarahan. Dua konsep itu adalah kontribusi
dan konpensasi. Kontribusi (contribution) adalah apa yang bisa diberikan
oleh individu agi organisasi atau perusahaan. Kopensasi (inducement)
adalah apa yang dapat diberikan organisasi kepadaindividu. Kedua konsep
ini akan saling mempengaruhi dalam hal implementasi rencana organisasi.
Tujuan organisasi tidak akan tercapai jika masing-masing individu tidak
memberikan kinerja yang terbaik bagi perusahaan.
Bentuk-bentuk kontribusi yang dapat diberikan individu diantaranya
adalah usaha, kemampuan, loyalitas, keahlian, waktu, dan kopetensi.
Adapun bentuk kopensasi yang diberikan oleh organisasi adalah berupa
upah, kepastian kerja benefit, peluang karier, status dan peluang promosi.
iii
dilaksanakan begitu ketat, tetap saja mempunyai keterbatasan dalam
mendapatkan orang yang benar-benar tepat, serta terjadinya perubahan di
lingkungan organisasi.
3. Keragaman individu dalam organisasi.
Keragaman individu dalam organisasi adalah manusia ditakdirkan
tidak sama, baik dari sisi latar belakang biologisnya, latar belakang
pendidikan, hingga berbagai factor yang mempengaruhi karakteristik
setiap individu tenaga kerja. Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami
keragaman ii secara lebih terbuka dan menerimanya sebagai dinamika
yang terdapat dalam organisasi mana pun.
iv
4. Extraversion (Tingkat Keleluasaan dan Kenyamanan)
Tingkat keleluasaan dan kenyamanan menunjukan kepada
kemampuan individu untuk merasa nyaman dan leluasa bagi orang lain
untuk berinteraksi dengannya.
5. Openness (Tingkat Keterbukaan)
Tingkat keterbukaan menunjukan kepada perilaku individu untuk
bersikap terbuka terhadap orang lain.
v
Risk propensity menunjukan kepada kecenderungan individu
dalam hal risiko dan menjawab tantangan.
vi
1. Tahap 1 (alarm)
yaitu tahap dimana individu mulai mengalami sesuatu yang
menyebabkan dirinya memberikan respon yang tidak biasanya bisa
berupa tekanan, knflik fisik atau perintah diluar kebiasaan.
2. Tahap 2 (resistance)
yaitu tahap dimana individu melakukan penyesuaian diri berupa
reaksi atas respon yang dia lakukan pada tahap alarm bisa berupa
tindakan untuk memberikan respond an reaksi.
3. Tahap 3 (exhaustion)
yaitu tahap dimana individu mengalami indikasi lain selain akibat
dari penyesuaian yang dilakukan pada tahap sebelumnya.
Faktor-faktor Penyebab Stres
Tuntutan pekerjaan (task demands)
Tuntutan fisik (physical demands)
Tuntutan peran atau fungsi (role demands)
Tuntutan interpersonal (interpersonal demands)
vii
bagi organisasi. Factor-faktor yang menyebabkan individu menjadi kreatif
adalah pengalaman individu dengan kreativitas, perlakuan terhadap individu,
dan kemampuan kognitif dari individu. Ada empat tahapan kreativitas, yaitu
tahap persiapan, tahap inkubasi, tahap penemuan gagasan, tahap pengujian.
Tahap persiapan dimana proses kreatif diawali, dapat berupa proses
pendidikan atau pelatihan yang diberikan kepada individu. Tahap inkubasi
dimana pada tahap ini individu dikondisikan pada kondisi yang
memungkinkan dirinya untuk mendapatkan gagasan-gagasan baru mengenai
sesuatu. Tahap penemuan gagasan dimana pada tahap ini individu berhasil
menemukan gagasan yang mungkin akan memberikan manfaat perubahan
bagi organisasi. Tahap pengujian dimana tahapan terakhir untuk
merealisasikan gagasan mengenai sesuatu.
viii
Kelompok variabel psikologis terdiri dari variabel persepsi, sikap,
kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini menurut Gibson (1987) banyak
dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan
variabel demografis.
Kelompok variabel organisasi menurut Gibson (1987) terdiri dari variabel
sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Menurut
Kopelman (1986), variabel imbalan akan berpengaruh terhadap variabel
motivasi, yang pada akhirnya secara langsung mempengaruhi kinerja individu.
Penelitian Robinson dan Larsen (1990) terhadap para pegawai penyuluh
kesehatan pedesaan di Columbia menunjukkan bahwa pemberian imbalan
mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja pegawai dibanding
pada kelompok pegawai yang tidak diberi. Menurut Mitchell dalam Timpe
(1999), motivasi bersifat individual, dalam arti bahwa setiap orang termotivasi
oleh berbagai pengaruh hingga berbagai tingkat. Mengingat sifatnya ini, untuk
peningkatan kinerja individu dalam organisasi, menuntut para manajer untuk
mengambil pendekatan tidak langsung, menciptakan motivasi melalui suasana
organisasi yang mendorong para pegawai untuk lebih propduktif. Suasana ini
tercipta melalui pengelolaan faktor-faktor organisasi dalam bentuk pengaturan
sistem imbalan, struktur, desain pekerjaan serta pemeliharaan komunikasi
melalui praktek kepemimpinan yang mendorong rasa saling percaya.
Jika rencana sudah dibuat, sumber daya telah dialokasikan, dan struktur
organisasi yang telah disusun, maka implementasi dari rencana adalah langkah
selanjutnya dari kegiatan organisasi yang harus dilakukan. Fungsi manajemen
yang membahas mengenai bagaimana rencana dapat diimplementasikan
sehingga tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat dicapai sesuai dengan
rencana melalui pembagian kerja sebagaimana disusun dalam struktur
organisasi dikenal sebagai fungsi pengarahan.
Pada tahap implementasi yang akan menentukan berjalan tidaknya rencana
yang telah disusun adalah factor sumber daya manusia yang telah diberikan
tugas untuk menjalankan rencana. Agar dapat menjalankan tugasnya ssuai
dengan yang telah ditetapkan, fungsi yang perlu dipelajari adalah fungsi
ix
pengarahan, yaitu fungsi yang membahas bagaimana sumber daya manusia
dapat diarahkan oleh manager secara konsisten.
x
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulan bahwa keberhasilan perusahaan
dalam mengimplementasikan rencana perusahaan yang telah direncanakan
ditentukan oleh SDM yang dimiliki oleh perusahaan itu, dan dalam membentuk
SDM yang baik perusahaan itu harus memerhatikan betul tentang kesejahteraan
SDM tersebut.
3.2 Saran
Sebaiknya untuk perusahaan terutama perusahaan-perusahaan dengan
jumlah karyawan yang banyak, untuk lebih memberikan kesejahteraan kepada
karyawan mereka agar mereka dapat lebih efektif dan efisien lagi dalam
melakukan pekerjaan mereka dan lebih loyal terhadap semua kebijakan dari
perusahaan.
xi
DAFTAR PUSTAKA
http://cokroaminoto.wordpress.com/
http://eprints.undip.ac.id/
xii