Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BAHASA INDONESIA
FAKTOR INDIVIDU DALAM ORGANISASI

Dosen Pengampu : Tuti Handayani.S.Pd.M.M

Disusun Oleh :
Kelompok 8

1 RIYAN HIDAYAT (23110032)


2 KONNY SETIAWAN (23110009)
3 MAYANG NITASARI (23110023)
4 DINA RINANDA (23110008)

PROGRAM STUDI S1 SISTEM INFORMASI


INSTITUT BAKTI NUSANTARA
2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul FAKTOR INDIVIDU
DALAM ORGANISASI
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasia meridoi segala usaha kita. Amin

Pringsewu, Agustus 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 2


2.1 Karakteristik Individu Dan Organisasi .......................................... 2
2.2 Beberapa Isu Seputar Perilaku Individu Dalam Organisasi .......... 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 10


A. Kesimpulan.................................................................................... 10
B. Saran .............................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Faktor individu sangat berpengaruh dalam organisasi. Kunci utama dalam
fungsi pengarahan dan implementasi adalah pemahaman atas karakteristik dan
peran individu dalam organisasi. Keragaman karakteristik individu perlu dipahami
manajer sebelum implementasi dan fungsi pengarahan dilakukan. Hal tersebut
disebabkan karena keragaman individu dapat memberikan damak berlawanan satu
sama lain. Dampak positif ketika keragaman tersebut menjadi potensi untuk saling
melengkapi, atau sebaliknya, dampak negatif sebagai sumber konflik bagi
organisasi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka
rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah bagaimana
keragaman individu dalam organisasi dapat dijadikan sebagai potensi untuk saling
melengkapi perbedaan yang ada?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dalam penulisan makalah ini diharapkan mahasiswa / mahasiswi
mampu memahami hal-hal sebagai berikut :
1. Mengetahui pentingnya mengenali karakteristik individu sebagai esensi
dari faktor sumber daya manusia dalam organisasi
2. Mengetahui bahwa karakteristik individu sangat beragam dan dapat
berdampak pada perilaku, kepribadian, sikap individu dalam organisasi
3. Mengetahui berbagai isu seputar karakteristik individu dalam organisasi,
terutama mengenai stres dan kreatifitas.

i
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Individu Dan Organisasi

Perilaku individu dalam organisasi adalah bentuk interaksi antara


karakteristik individu dengan karakteristik organisasi. Setiap individu
dalam organisasi, semuanya akan berperilaku berbeda satu sama lain, dan
perilakunya adalah ditentukan oleh masing-masing lingkungannya yang
memang berbeda. Individu membawa ke dalam tatanan organisasi
kemampuan, kepercayaan pribadi, pengharapan kebutuhan dan
pengalaman masa lalunya. Karakteristik yang dipunyai individu ini akan
dibawanya manakala memasuki lingkungan baru yaitu oraganisasi atau yg
lainnya. Organisasi juga merupakan suatu lingkungan yang mempunyai
karakteristik seperti keteraturan yang diwujudkan dalam susunan hirarki,
pekerjaan, tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem penggajian, sistem
pengendalian, dan sebagainya.

1. Faktor Individu Dan Implementasi Rencana Organisasi


Dalam fungsi pengorganisasian yang dimulai dari desain organisasi hingga
penempatan SDM untuk menjalankan rencana organisasi,langkah
berikutnya tentu adalah bagaimana keseluruhan rencana yang telah diatur
menurut struktur organisasi dapat diimplementasikan. Apabila dalam
manajemen SDM perusahaan berusaha mendapatkan tenaga kerja yang
terbaik untuk dapat bekerja sesuai dengan jabatan-jabatan yang ada dalam
organisasi, maka dengan demikian langkah implementasi sangat
ditentukan oleh sampai sejauh mana SDM perusahaan yang telah dipilih
dan ditempatkan tersebut menunjukan kinerja terbaik. Dengan demikian,
maka faktor SDM kembali menjadi kunci penting dalam langkah
implementasi. Implementasi dari rencana organisasi sangat bergantung
kepada karakteristik individu yang terdapat dalam organisasi. Oleh karena
itu perusahaan perlu memahami lebih jauh mengenai karakteristik individu
tersebut, termasuk sikap dan perilaku dari setiap individu di perusahaan.

ii
2. Kontribusi Dan Kompensasi
Ada dua konsep yang mendasari mengapa factor individu perlu untuk
dipelajari dan dipahami dalam fungsi manajemen dan dalam fungsi
pengimlementasi dan fungsi pengarahan. Dua konsep itu adalah kontribusi
dan konpensasi. Kontribusi (contribution) adalah apa yang bisa diberikan
oleh individu agi organisasi atau perusahaan. Kopensasi (inducement)
adalah apa yang dapat diberikan organisasi kepadaindividu. Kedua konsep
ini akan saling mempengaruhi dalam hal implementasi rencana organisasi.
Tujuan organisasi tidak akan tercapai jika masing-masing individu tidak
memberikan kinerja yang terbaik bagi perusahaan.
Bentuk-bentuk kontribusi yang dapat diberikan individu diantaranya
adalah usaha, kemampuan, loyalitas, keahlian, waktu, dan kopetensi.
Adapun bentuk kopensasi yang diberikan oleh organisasi adalah berupa
upah, kepastian kerja benefit, peluang karier, status dan peluang promosi.

3. Memahami Faktor Individu Dalam Organisasi


Selain kedua konsep diatas, terdapat tiga factor lain. Ketiga factor itu
adalah yang terkait dengan kontrak psikologis, kesesuaian tenaga kerja yang
dibutuhkan perusahaan, dan keragaman individu dalam organisasi.
1. Kontrak psikologis.
Kontrak psikologis adalah suatu kesepakatan tak tertulis yang
muncul ketika seorang bergabung dengan sebuah organisasi atau ketika
tenaga kerja bergabung dengan perusahaan. Kesepakatan tidak tertulis
tersebut adalah bahwa secara psikologis tenaga kerja tersebut akan
memberikan hal yang terbaik yang dimilikinya untuk organisasi dimana
dia bergabung.
2. Kesesuaian tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan.
Kesesuaian tenaga kerja yang dibutuhkan perusahaan terkait
dengan individu dari tenaga kerja. Dalam kenyataan perusahaan tidak
pernah mendapatkan tenaga kerja yang benar-benar sesuai dengan
kriterianya. Oleh karena itu, perusahaan mengadakan proses seleksi yang

iii
dilaksanakan begitu ketat, tetap saja mempunyai keterbatasan dalam
mendapatkan orang yang benar-benar tepat, serta terjadinya perubahan di
lingkungan organisasi.
3. Keragaman individu dalam organisasi.
Keragaman individu dalam organisasi adalah manusia ditakdirkan
tidak sama, baik dari sisi latar belakang biologisnya, latar belakang
pendidikan, hingga berbagai factor yang mempengaruhi karakteristik
setiap individu tenaga kerja. Oleh karena itu, perusahaan perlu memahami
keragaman ii secara lebih terbuka dan menerimanya sebagai dinamika
yang terdapat dalam organisasi mana pun.

4. Perilaku Dan Kepribadian Individu


Kepribadian pada dasarnya merupakan karakteristik psikologis dan
perilaku dari individu yang sifatnya relative permanen yang membedakan satu
individu dengan individu lainnya. Manager dituntut untuk memahami
kepribadian dari setiap individu agar manager bisa mengetahui bagaimana
cara terbaik untuk menghadapi mereka. Pemahaman ang harus diketahui
manager adalah apa yang dinamakan sebagai “model lima dimensi mengenai
kepribadian” sebagaimana yang dikemukakan oleh GRIFFIN (2000). Model
ini menjelaskan bahwa pada dasarnya kepribadian dapat identifikasi dari lima
jenis prilaku yang terdapat pada setiap individu. Kelima jenis prilaku tersebut
adalah tingkat persetujuan, tingkat kesadaran dan keseriusan, tingkat emosi
yang negative, tingkat keleluasan dalam berinteraksi, dan tingkat keterbukaan.
1. Agreeableness (Tingkat Persetujuan )
Tingkat persetujuan mununjukan tingkat kemampuan individu
dalam berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain.
2. Conscienctiousness (Keseriusan & Kesadaran)
Tingkat keseriusan dan kesadaran menunjukan tingkat keseriusan
individu terhadap rencana pencapaian tujuan dari organisasi.
3. Negative Emotionally (Tingkat Emosi yg Negatif)
Tingkan emosi yang negative menunjukan kepada ketidak stabilan
emosi yang dimiliki oloeh individu.

iv
4. Extraversion (Tingkat Keleluasaan dan Kenyamanan)
Tingkat keleluasaan dan kenyamanan menunjukan kepada
kemampuan individu untuk merasa nyaman dan leluasa bagi orang lain
untuk berinteraksi dengannya.
5. Openness (Tingkat Keterbukaan)
Tingkat keterbukaan menunjukan kepada perilaku individu untuk
bersikap terbuka terhadap orang lain.

5. Perilaku Individu Lainnya Yang Memengaruhi Organisasi


Perilaku individu lainnya yang mempengaruhi organisasi adalah yang
dikenal sebagai locus of control, self eficacy, authoritarianism,
Machiavellianism, self esteem, dan risk propensity.
1. Locus of control
Locus of control menunjukan kepada sebuah keyakinan yang
dimiliki individu mengenai hasil yang mereka peroleh merupakan
akibat dari apa yang mereka lakukan.
2. Self efficacy
Self efficacy menunjukan kepada kepercayaan diri dari individu
untuk dapat melakukan sesuatu.
3. Authoritarianism
Authoritarianism menunjukan kepada keyakinan individu akan
peran tingkatan hierarki dalam sebuah organissasi dan kaitannya
dengan kekuasaan dalam organisasi.
4. Machiavellism
Machiavellism menunjukan kepada perilaku untuk merekayasa
perilaku orang lain selama rekayasa perilaku tersebut akan membantu
kita dalam mencapai tujuan.
5. Self esteem
Self esteem menunjukan kepada sebuah keyakinan dari seseorang
atau individu bahwa dirinya layak untuk mendapatkan penghargaan.
6. Risk propensity

v
Risk propensity menunjukan kepada kecenderungan individu
dalam hal risiko dan menjawab tantangan.

6. Perilaku Individu Dan Sikap Dalam Berorganisasi


Sikap atau attitude pada dasarnya merupakan prinsip yang diambil oleh
individu berdasarkan kepribadian, keyakinan, dan perasaan yang menyangkut
suatu gagasan, situasi, atau lingkungan yang dihadapinya. GRIFFIN (2000)
menjelaskan bahwa sikap memiliki tiga komponen utama, yaitu komponen
afektif, kognitif, dan intense. Komponen afektif menyangkut perasaan yang
dirasakan seseorang mengenai gagasan, situasi atau lingkungan yang
dihadapinya. Komponen kognitif menyangkut pengetahuan seseorang
mengenai sesuatu yang terkait dengan gagasan, situasi maupun lingkungan
yang dihadapinya. Komponen intense yaitu menyangkut harapan dari
seseorang sebagai akibat dari gagasan, situasi maupun lingkungan yang
dihadapinya.

7. Perilaku Individu Dan Persepsi Dalam Berorganisasi


Presepsi pada dasarnya merupakan cara pandang individu yang dihasilkan
dari rangkaian proses yang dilakukuan dan dialami oleh individu tersebut
sehingga individu tersebut semakin menyadari dan mengetahui akan apa yang
terjadi mengenai suatu gagasan, situasi maupun lingkungan yang dihadapi.
1. Presepsi selekti fyaitu proses penyeleksian iformasi mengenai sesuatu
dimana sesuatu tersebut mengalami berbagai kontradiksi dan ketidak
sesuaian dari persepsi awal yang kita yakini.
2. Stereotip yaitu proses pelabelan terhadap seseorang berdasarkan suatu
kejadian tertentu yang dialami atau dilakukan oleh seseorang tersebut.

2.2 Beberapa Isu Seputar Perilaku Individu Dalam Organisasi


A. Perilaku Individu Dan Stres
Stress pada dasarnya merupakan respon individu terhadap tekanan yang
tinggi dalam pekerjaan. Stress terjadi seiring dengan pengalaman yang dilalui
oleh individu yang dinamakan sebagai General Adaption Syndrome.

vi
1. Tahap 1 (alarm)
yaitu tahap dimana individu mulai mengalami sesuatu yang
menyebabkan dirinya memberikan respon yang tidak biasanya bisa
berupa tekanan, knflik fisik atau perintah diluar kebiasaan.
2. Tahap 2 (resistance)
yaitu tahap dimana individu melakukan penyesuaian diri berupa
reaksi atas respon yang dia lakukan pada tahap alarm bisa berupa
tindakan untuk memberikan respond an reaksi.

3. Tahap 3 (exhaustion)
yaitu tahap dimana individu mengalami indikasi lain selain akibat
dari penyesuaian yang dilakukan pada tahap sebelumnya.
Faktor-faktor Penyebab Stres
 Tuntutan pekerjaan (task demands)
 Tuntutan fisik (physical demands)
 Tuntutan peran atau fungsi (role demands)
 Tuntutan interpersonal (interpersonal demands)

Cara Pengendalian Stres


 olahraga yang teratur
 relaksasi
 manajemen waktu
 merubah suasana atau lingkungan pekerjaan
 support group

B. Kreativitas Individu Dalam Organisasi


Kreativitas adalah kemampuan individu dalam memunculkan suatu
gagasan baru mengenai suatu, terutama dari apa yang sudah diketahui.
Kreativitas sangat diperlukan dalam organisasi sebagai bagian dari
kemampuan organisasi untuk terus beradaptasi dengan perubahan. Perubahan
senantiasa memunculkan sesuatu yang baru. Oleh karena itu individu yang
mampu untuk menghasilkan sesuatu yang baru memiliki kontribusi positif

vii
bagi organisasi. Factor-faktor yang menyebabkan individu menjadi kreatif
adalah pengalaman individu dengan kreativitas, perlakuan terhadap individu,
dan kemampuan kognitif dari individu. Ada empat tahapan kreativitas, yaitu
tahap persiapan, tahap inkubasi, tahap penemuan gagasan, tahap pengujian.
Tahap persiapan dimana proses kreatif diawali, dapat berupa proses
pendidikan atau pelatihan yang diberikan kepada individu. Tahap inkubasi
dimana pada tahap ini individu dikondisikan pada kondisi yang
memungkinkan dirinya untuk mendapatkan gagasan-gagasan baru mengenai
sesuatu. Tahap penemuan gagasan dimana pada tahap ini individu berhasil
menemukan gagasan yang mungkin akan memberikan manfaat perubahan
bagi organisasi. Tahap pengujian dimana tahapan terakhir untuk
merealisasikan gagasan mengenai sesuatu.

C. Mengelola Individu Dalam Organisasi


Kinerja merupakan penampilan hasil kerja pegawai baik secara kuantitas
maupun kualitas. Kinerja dapat berupa penampilan kerja perorangan maupun
kelompok Kinerja organisasi merupakan hasil interaksi yang kompleks dan
agregasi kinerja sejumlah individu dalam organisasi.
Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi (determinan) kinerja
individu, perlu dilakukan pengkajian terhadap teori kinerja. Secara umum
faktor fisik dan non fisik sangat mempengaruhi. Berbagai kondisi lingkungan
fisik sangat mempengaruhi kondisi karyawan dalam bekerja. Selain itu,
kondisi lingkungan fisik juga akan mempengaruhi berfungsinya faktor
lingkungan non fisik. Pada kesempatan ini pembahasan kita fokuskan pada
lingkungan non-fisik, yaitu kondisi-kondisi yang sebenarnya sangat melekat
dengan sistem manajerial perusahaan.
Kelompok variabel individu terdiri dari variabel kemampuan dan
ketrampilan, latar belakang pribadi dan demografis. Menurut Gibson (1987),
variabel kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang
mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu. Sedangkan variabel
demografis mempunyai pengaruh yang tidak langsung.

viii
Kelompok variabel psikologis terdiri dari variabel persepsi, sikap,
kepribadian, belajar dan motivasi. Variabel ini menurut Gibson (1987) banyak
dipengaruhi oleh keluarga, tingkat sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan
variabel demografis.
Kelompok variabel organisasi menurut Gibson (1987) terdiri dari variabel
sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Menurut
Kopelman (1986), variabel imbalan akan berpengaruh terhadap variabel
motivasi, yang pada akhirnya secara langsung mempengaruhi kinerja individu.
Penelitian Robinson dan Larsen (1990) terhadap para pegawai penyuluh
kesehatan pedesaan di Columbia menunjukkan bahwa pemberian imbalan
mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja pegawai dibanding
pada kelompok pegawai yang tidak diberi. Menurut Mitchell dalam Timpe
(1999), motivasi bersifat individual, dalam arti bahwa setiap orang termotivasi
oleh berbagai pengaruh hingga berbagai tingkat. Mengingat sifatnya ini, untuk
peningkatan kinerja individu dalam organisasi, menuntut para manajer untuk
mengambil pendekatan tidak langsung, menciptakan motivasi melalui suasana
organisasi yang mendorong para pegawai untuk lebih propduktif. Suasana ini
tercipta melalui pengelolaan faktor-faktor organisasi dalam bentuk pengaturan
sistem imbalan, struktur, desain pekerjaan serta pemeliharaan komunikasi
melalui praktek kepemimpinan yang mendorong rasa saling percaya.
Jika rencana sudah dibuat, sumber daya telah dialokasikan, dan struktur
organisasi yang telah disusun, maka implementasi dari rencana adalah langkah
selanjutnya dari kegiatan organisasi yang harus dilakukan. Fungsi manajemen
yang membahas mengenai bagaimana rencana dapat diimplementasikan
sehingga tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat dicapai sesuai dengan
rencana melalui pembagian kerja sebagaimana disusun dalam struktur
organisasi dikenal sebagai fungsi pengarahan.
Pada tahap implementasi yang akan menentukan berjalan tidaknya rencana
yang telah disusun adalah factor sumber daya manusia yang telah diberikan
tugas untuk menjalankan rencana. Agar dapat menjalankan tugasnya ssuai
dengan yang telah ditetapkan, fungsi yang perlu dipelajari adalah fungsi

ix
pengarahan, yaitu fungsi yang membahas bagaimana sumber daya manusia
dapat diarahkan oleh manager secara konsisten.

x
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulan bahwa keberhasilan perusahaan
dalam mengimplementasikan rencana perusahaan yang telah direncanakan
ditentukan oleh SDM yang dimiliki oleh perusahaan itu, dan dalam membentuk
SDM yang baik perusahaan itu harus memerhatikan betul tentang kesejahteraan
SDM tersebut.

3.2 Saran
Sebaiknya untuk perusahaan terutama perusahaan-perusahaan dengan
jumlah karyawan yang banyak, untuk lebih memberikan kesejahteraan kepada
karyawan mereka agar mereka dapat lebih efektif dan efisien lagi dalam
melakukan pekerjaan mereka dan lebih loyal terhadap semua kebijakan dari
perusahaan.

xi
DAFTAR PUSTAKA

Pengantar Manajemen, Ernie Tisnawati Sule & Kurniawan Saefullah, Edisi


Pertama, Kencana, 2004

http://cokroaminoto.wordpress.com/

http://eprints.undip.ac.id/

xii

Anda mungkin juga menyukai