Anda di halaman 1dari 6

RESUME

“KETADULAKOAN”
Pemateri : Dr. Asri Pirade P, M.Si

Nama: Nurul Annisah Permatasari


NIM: G40120037
Fakultas: FMIPA
Program Studi: Biologi

PENGENALAN KEHIDUPAN KAMPUS BAGI MAHASIWA BARU


(PKKMB)
UNIVERSITAS TADULAKO
2020
TUGAS RESUME

Judul : “KETADULAKOAN”
Oleh : Drs. H. Azhar Dg. Mawasa, M.Si

Salah satu materi yang digunakan dalam rangka pemantapan materi PKKMB
UNTAD Tahun Akademi 2020/2021

A. Pengertian
Ketadulakoan berasal dari kata “Tadulako” yang memiliki arti dan makna
Pemimpin atau Pimpinan.

Materi ketadulakoan ini tidak terlepas dari nama perguruan tinggi kita yaitu
Universitas Tadulako. Oleh karena itu materi ketadulakoan ini harus diawali
dengan latar belakang penamaan nilai-nilai Universitas Tadulako sebagai salah
satu Perguruan Tinggi yang pertama berdiri di Sulawesi Tengah. Sebaiknya kita
diawali dengan sejarah berdirinya Universitas Tadulako. i

B. Sejarah Pendirian
Universitas Tadulako lahir dan berdiri pada tanggal 8 Mei 1963 atas prakarsa
dan inisiatif para tokoh pendidik dan tokoh masyarakat yang peduli pendidikan di
Sulawesi Tengah. Universitas Tadulako sekarang ini memperingati Dies Natalis
pada setiap tanggal 18 Agustus sebagai lahirnya Universitas Tadulako. Tanggal
18 Agustus 1981 menjadi momen sejarah penting bagi Universitas Tadulako,
selanjutnya sebagai Perguruan Tinggi Negeri yang berdiri sendiri di Sulawesi
Tengah. i

Sejenak kita mengingat kembali peristiwa penting 57 (lima puluh tujuh) tahun
silam, tepatnya pada tanggal 8 Mei 1963, atas prakarsa para tokoh pendiri
Universitas Tadulako yang masih berstatus “swasta”. i
Kita semua tentu tidak melupakan jasa para perintis, pemrakarsa lahirnya
Universitas Tadulako saat itu. Tidak berlebihan kalau harus menyebutkan nama
para perintis antara lain: Rusdy Toana, Galib Lasahido, Kiesman Abdullah, Daeng
Mangera Gagaramusu, dan juga Lolontomene Lamakarate yang didukung pula
oleh para tokoh masyarakat dan tokoh pendidikan Sulawesi Tengah, dan atas
support dari Bupati Donggala ketika itu dijabat oleh Bapak Daeng Maradja
Lamakarate. Yang memberi nama Universitas Tadulako adalah Bapak Rusdy
Toana dan disepakati oleh tokoh-tokoh lainnya.

Selama ini hanya Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako
yang konsisten tetap merayakan hari ulang tahun berdinya Universitas Tadulako
yakni tanggal 8 Mei 1963. Dikarenakan pada saat itu, Universitas Tadulako hanya
terdiri oleh 5 (lima) Fakultas yakni: FKIP, Fak. Sospol, Fak Ekonomi, Fak
Pertanian, kemudian disusul dengan lahirnya Fak. Hukum.

Tahun 1966 FKIP memisahkan diri menjadi IKIP Makassar cabang Palu, dan
Universitas Tadulako dengan 4 (empat) Fakultas lainnya menjadi Universitas
Tadulako cabang Universitas Hasanuddin (UNHAS)

Kedua Perguruan Tinggi ini setelah menjadi cabang UNHAS dan cabang IKIP
Makassar, sudah berstatus sebagai Pergurauan Tinggi Negeri. Status cabang ini
berlangsung hingga tahun 1981. Ketika Universitas Tadulako dikukuhkan pada
tanggal 18 Agustus 1981 sebagai Perguruan Tinggi Negeri yang berdiri sendiri,
maka IKIP Makassar cabang Palu bergabung kembali, menjadi salah satu Fakultas
yakni FKIP Universitas Tadulako. Ini berarti bahwa anak kembali lagi ke
induknya semula.

57 (lima puluh tujuh) tahun bukanlah lagi usia yang muda, tetapi sudah dewasa
bahkan lebih matang dan mantap dalam segala aspek. Langkah demi langkah,
perubahan terus bergulir, Prestasi demi prestasi dan kemajuan yang telah dicapai
Untad hingga kini patut kita banggakan. Oleh karena itu sebagai bagian dari
civitas akademica Universitas Tadulako kita diwajibkan dan diharuskan untuk
merawat serta memelihara keberadaan Universitas Tadulako yang kita cintai ini.

C. Asal Usul Kata “Tadulako”


Beberapa arti dan makna Ketadulakoan dapat diiktisarkan sebagai berikut:
Ketadulakoan bisa bermakna – Keutamaan, Keteladanan, Kepemimpinan,
Kejujuran, ketaqwaan, keberanian dan lain-lain.

Kata “ Tadulako” yang artinya Pemimpin, pimpinan, ketua atau kepala (Leader).
Kata Tadulako berasal dari bahasa daerah Sulawesi Tengah khusus pada
kelompok etnik suku Kaili. Istilah Tadulako dikenal juga pada kelompok etnik
suku Pamona dan juga etnik suku Mori. Kekompok etnis ini mendiami beberapa
wilayah Kabupaten/Kota yakni, Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi,
Kabupaten Parigi Moutong, Kabupaten Poso, Kabupaten Tojo Una-una,
Kabupaten Morowali Kabupaten Morowali Utara, Kabupaten Banggai sebagian di
Kabupaten Toli-Toli dan Kabupaten Buol.

Hampir semua kabupaten ini mengenal dan memahami kata Tadulako yang berarti
Pemimpin atau pimpinan. Tadulako bukanlah merupakan nama benda atau nama
orang, atau nama tokoh. Kata Tadulako adalah kata sifat, yang berarti bahwa
seseorang memiliki sifat “Tadulako” yang melekat pada diri seseorang, baik
sebagai pemimpin formal maupun pemimpin informal. Kata Tadulako tidak
diterjemahkan secara harfiah dan terpisah, Tadulako adalah kata yang berarti dan
bermakna sebagai simbol- penyebutan bagi orang-orang yang memiliki sifat-sifat
ketadulakoan.

Sebagai Contoh: ada orang yang pernah menerjemahkan nama tadulako – berasal
dari 2 (dua) suku kata “ Tadu” dan “Lako”. “Tadu” yang bermakna tumit dan juga
“Lako” yang dapat diartikan Anjing. Tadulako disamakan dengan Tumit Anjing.
Yang tentunya merupakn contoh pemaknaan yang sangat salah.
Ada juga pendapat lain yang menerjemahkan kata Tadulako berasal dari 2 (dua)
suku kata yakni, “Tadu” yang berarti tumit dan “Lako” yang juga berarti
berjalan.
Pengertian lebih lengkapnya yaitu kata “Tadulako” adalah tumit yang digunakan
untuk berjalan. i

Pendapat ini mendekati kebenaran dengan alasan bahwa seorang Tadulako tidak
hanya diam di tempat, tetapi dia harus terus berjalan untuk memimpin,mengontrol
dan melindungi orang-orang yang dipimpinnya. i

Seperti yang sudah dijelaskan pada paragraf-paragraf sebelumnya bahwa arti kata
Tadulako itu sendiri adalah Pemimpin oleh sebab itu Ketadulakoan dapat
dimaknai juga sebagai kepemimpinan (Leadership). Maka ketadulakoan atau
kepemimpinan adalah sifat yang dimiliki oleh seseorang sebagai pemimpin,
sebagai tadulako. Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh tadulako , pemimpin atau
pimpinan antara lain adalah: Keteladanan, kejujuran, kewibawaan, kesabaran,
ketaqwaan, keberanian dan sifat-sifat keutamaan lainnya sebagai panutan dan
superioritas atas kepemimpinannya. i

D. Pendapat Para Ahli


Hadist Nabi Muhammad SAW. :
“Setiap kamu adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai
pertanggungjawabannya atas kepemimpinannya” i

Ki Hajar Dewantara memberi pedoman tentang kepemimpinan yang memiliki


sifat-sifat sebagai berikut:
Ing ngarso sungtulodo – di depan menjadi teladan
Ing madya mangun karso – di tengah-tengah memberi semangat
Tut wuri handayani – di belakang menjadi pendorong
Menurut Nicolo Machiavelly Sebaiknya seorang pemimpin itu harus dicintai dan
juga sekaligus ditakuti, tetapi karena kedua-duanya tidak bisa dilakukan
bersamaan, maka sebaiknya pemimpin itu harus ditakuti saja.

Sebagai ilustrasi semoga kita semua dapat memberi makna positif terhadap
ungkapan kata Tadulako berikut ini yang merupakan hasil dari imajinasi dan
nalar; merupakan sekelumit gagasan untuk menjadi tuntunan bagi seluruh civitas
Akademika Universitas Tadulako : i

T - TELADAN
A - AMANAH
D - DEMOKRATIS
U - ULET
L - LUWES
A - ASPIRATIF
K - KREATIF
O - OBYEKTIF

Diharapkan setelah mengetahui sejarah dan juga nilai-nilai dari Tadulako itu
sendiri dapat menginspirasi kita dan juga dapat kita pegang sebagai pedoman
dalam bertindak, bersikap, dan juga berperilaku dalam segala aspek kegiatan
Universitas dan juga kehidupan kita sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai