Anda di halaman 1dari 4

E.

MOTIVASI DAN PERILAKU

Perilaku setiap individu pada dasarnya berorientasi pada tujuan


yang ingin dicapai. Perilaku individu pada umumnya didorong dengan
keinginan untuk merealisasikan tujuan. Sedangkan unit dasar dari dasar
perilaku adalah suatu aktivitas. Kebutuhan yang kuatlah yang akan
memimpin perilaku individu. Suatu kebutuhan akan berkurang
kekuatannya apabila kebutuhan tersebut sudah dipuaskan.

Paul Hersey dan Kenneth H. Blanchard (1980) mengemukakan


bahwa berkurangnya kekuatan suatu kebutuhan disebabkan beberapa
hal:

1. Pemuasan kebutuhan, dimana apabila sesuatu kebutuhan sudah


dipuaskan, maka stimulus perilaku akan menurun
2. Pemblokiran pemuasan kebutuhan, dimana individu akan
cenderung melakukan penurunan perilaku dalam rangka
mencapai pemecahan permasalahan secara trial and error
3. Frustasi, adalah suatu hambatan bagi pencapain tujuan yang
disebabkan oleh kondisi individual, akibatnya agresi dapat
menjurus pada perilaku destruktif.
4. Rasionalisasi, dapat diartikan sebagai permintaan maaf
5. Regresi, pada intinya adalah tindakan seseorang yang tidak sesuai
dengan usianya.

Fiksasi, ini terjadi apabila individu secara terus – menerus


memperlihatkan pola perilaku yang sama berulang – ulang,
meskipun pengalamannya telah memperlihatkan bahwa hal itu tidak
akan menghasilkan apapun.

1. Hubungan antara motivasi dan perilaku


Hubungan antara motivasi dan perilaku dapat terwujud dalam enam
variasi berikut (Sutarto, 1984: 275):

1. Sebuah perilaku dapat dilandasi oleh sebuah motivasi.


2. Perilaku nyang sama dapat dilandasi oleh motivasi yang sama.
3. Perilaku yang berbeda dapat dilandasi oleh motivasi yang sama.
4. Perilaku yang berbeda dapat dilandasi oleh motivasi yang berbeda

2. Elemen Penggerak Motivasi Karyawan

Beberapa elemen yang dapat menggrakkan motivasi para karyawan


diantaranya:

 Kinerja (achievement).
Seseorang yang memiliki keinginan berprestasi sebagai suatu
kebutuhan (needs) dapat mendorongnya mencapai sasaran.
 Penghargaan (recognition)
Pengakuan atas suatu kinerja yang telah dicapai seseorang
merupakan stimulus yang kuat.
 Tantangan (challenge)
Adanya tantangan yang dihadapi merupakan stimulus kuatt
bagi manusia untuk mengatasinya.
 Tanggung Jawab (responsibility)
Adanya rasa ikut serta memiliki (sense of belonging) akan
menimbulkan motivasi untuk turut merasa bertanggung jawab.
 Pengembangan (development)
Perngembangan kemampuan seseorang, baik dari pengalaman
kerja atau kesempatan untuk maju.
 Keterlibatan (involvement)
Adanya rasa keterlibatan (involvement) bukan saja merupakan
rasa memiliki dan rasa takut bertanggung jawab.
 Kesempatan (opportunity)
 Kesempatan untuk maju dalam bentuk jenjang karier yang
terbuka.

F. TEKNIK PENGUKURAN MOTIVASI KERJA

Kekuatan motivasi karyawan untuk bekerja secara langsung


tercermin sebagai upanya dalam mengukur seberapa jauh seseorang
keryawan bekerja keras, upaya ini mungkin menghasilkan kinerja
yang baim atu sebaliknya.

a) Tenaga kerja harus memiliki kemampuan yang diperlukan untuk


mengerjakan tugasnya dengan baik. Tanpa kemampuan dan
upaya yang tinggi tidak mungkin menghasilkan kinerja yang baik
b) Persepsi tenaga kerja yang bersangkutan tentang bagaimana
upaya dapat diubah menjadi kinerja.

Salah satu cara untuk mengkur motivasi karyawan adalah dengan


cara menggunakan teori pengaharapan (expectation theory).

G. METODE-METODE MOTIVASI

Suatno (2001: 149) mengatakan bahwa ada beberapa metode –


metode motivasi, antara lain:

1. Motivasi Langsung (Direct motivation)


Motivasi Langsung adalah motivasi baik materi maupun non
materil yang diberikan secar langsung pada setiap karyawan untuk
memenuhi kebutuhan dan tercapainya kepuasan. Pemberian
motivasi langsung bias dalam bentuk ucapan, pujian, pengargaan,
grryttunjangan harib

Anda mungkin juga menyukai