Anda di halaman 1dari 18

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

 ADELIA FEBRIYANTI  GLORIA NATALIA S.

 ADITYA RAMADAN  MISBAHUL MUNIR

 DEVI SUGIYANTO  NIKO ARDIANTORO

 FADILLAH DIAN PERMANA  RAHMAH S. HERLAMBANG

 GESI GARSELA  RIZKA NUR RAMADHANIYAH


Membaca Kritis Tulisan/Artikel Ilmiah

Definisi
Membaca Kritis Karakteristik
Ragam

Teknik – teknik Meningkatkan Sikap Kritis

Membaca Tulisan / Artikel Ilmiah

Hal-hal Diperhatikan dalam Membaca Tulisan / Artikel Ilmiah


APA ITU MEMBACA KRITIS ?

Membaca kritis merupakan kegiatan membaca untuk


mendapatkan informasi yang relevan dan diperlukan untuk tulisan yang
akan dikembangkan (Rahardi, 2010). Membaca kritis sangat relevan
dengan kehidupan kita sebagai mahasiswa yang dituntut untuk
menambah wawasan dan mengambangkan ilmu sehingga akan sangat
bermanfaat karena kita akan dapat memanfaatkan hasil pembacaan kita
yang cermat dan matang.
RAGAM MEMBACA KRITIS

Ada berbagai ragam membaca kritis tergantung pada jenis inormasi seperti
apa yang kita inginkan.

 Membaca cepat/sekilas untuk mencari topik

 Membaca cepat untuk informasi khusus

 Membaca teliti untuk informasi rinci


Teknik membaca ini dapat dilakukan hanya dengan membaca
kalimat utamanya saja, karena pada umumnya kalimat utama sudah
mewakili arti keseluruhan pada suatu paragraf. Dalam hal ini, kita tidak
perlu memfokuskan perhatian kita pada bagian-bagian tertentu secara
spesifik. Dari kegiatan membaca cepat ini kita akan mendapat ide
tentang topik tulisan yang kita butuhkan.
Membaca cepat juga bisa dilakukan jika kita menginginkan informasi
khusus dari sebuah tulisan. Perhatian kita hanya tertuju pada bagian-bagian
yang kita inginkan. Bagian-bagian yang berisi informasi yang kita tidak
inginkan tidak mendapat perhatian kita. Misalnya pada kalimat-kalimat
definisi yang mengandung konsep maupun teori tertentu yang kita
butuhkan
Kita mungkin juga ingin mendapatkan informasi rinci tentang suatu
hal. Dalam hal ini, kegiatan membaca kita akan difokuskan pada bagian
informasi tertentu yang ingin kita ketahui secara rinci. Informasi rinci dalam
pengertian di sini dapat berupa konsep-konsep dan teori yang sudah teruji,
hasil penelitian dan konklusinya, prosedur-prosedur kerja, tahapan-tahapan
kegiatan, serta informasi-informasi faktual dan aktual lainnya. Informasi-
informasi tersebut harus dibaca secara cermat, teliti dan intensif.
KARAKTERISTIK MEMBACA KRITIS

Membaca kritis pada dasarnya merupakan langkah lebih lanjut dari berpikir
dan bersikap kritis.Adapun kemampuan berpikir dan bersikap kritis meliputi:
• Menginterpretasi secara kritis
• Menganalisis secara kritis
• Mengorganisasi secara kritis
• Menilai secara kritis
• Menerapkan konsep secara kritis
TEKNIK-TEKNIK YANG DIGUNAKAN UNTUK
MENINGKATKAN SIKAP KRITIS

• Kemampuan mengingat dan mengenali ide pokok paragraf, tokoh-tokoh cerita dan
sifat-sifatnya.
• Kemampuan memahami atau menginterpretasi makna tersira
• Kemampuan menganalisis
• Kemampuan menilai isi bacaan
MEMBACA TULISAN/ARTIKEL ILMIAH

Tulisan atau artikel ilmiah adalah sejenis esai yang membahas suatu masalah
berdasarkan logika, pustaka, atau fakta yang biasanya dimuat dalam majalah dan
jurnal ilmiah. Membaca tulisan/artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis
tulisan lain karena jenis informasinya yang berbeda. Tulisan ilmiah biasanya
berisi informasi yang merupakan hasil penelitian . Ini berbeda dengan jenis
tulisan lain yang informasinya bisa berupa pendapat dan kesan pribadi yang belum
dibuktikan melalui penelitian dan prosedur ilmiah.
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN KETIKA
MEMBACA KRITIS ARTIKEL ILMIAH

1. Menggali tesis/pernyataan masalah

2. Meringkas butir-butir penting setiap artikel

3. Menyetir konsep-konsep penting

4. Menentukan bagian yang akan dikutip

5. Menentukan implikasi dari bagian/sumber yang di kutip

6. Menentukan posisi penulis sebagai pengutip


• Tulisan/artikel ilmiah biasanya mempunyai tesis atau pernyataan umum tentang
masalah yang dibahas. Dari tesis tersebut, sebenarnya bisa dilihat sejauh mana
keberhasilan penulis artikel ilmiah dalam mengungkapkan permasalahan, proses
pemecahannya, dan hasil yang dicapainya dalam kajian ilmiah.

• Setelah semua tesis dalam artikel itu teridentifikasi, pembaca dapat menyeleksi
sesuai dengan kebutuhan dan relevansi tulisan yang akan dibuatnya serta jangan
lupa menimbang bobot pernyataan yang ada. Apakah penulis artikel berhasil atau
tidak, serta tuntas atau tidak dalam membahas dan memecahkan persoalan yang
disajikan dalam artikel ilmiahnya.
• Meringkas butir-butir penting setiap artikel yang kit baca perlu dilakukan karena
ringkasan itu bisa dikembangkan untuk mendukung pernyataan yang kita buat.
Dengan adanya ringkasan, kita tidak perlu lagi membaca artikel secara keseluruhan
berulang-ulang saat kita memerlukan informasi dari artikel/sumber bacaan yang
dipakai.

• Butir-butir penting yang perlu dibuat ringkasan itu sekurang-kurangnya


menggambarkan latar belakang dan permasalahannya, tujuan yang ingin dicapai,
metode yang dipakai untuk memecahkan masalah dan hasil temuan yang diperoleh
dalam penelitiannya.
• Menyetir konsep-konsep penting dari tulisan ilmiah perlu dilakukan untuk
mendukung butir-butir penting pada tesis tulisan kita. Dengan memahmi konsep-
konsep penting dari sebuah tulisan ilmiah seperti teori maupun pendapat pakar-
pakar, kita dapat lebih memahami konsep-konsep yang akan kita kembangkan dalam
tulisan kita.

• Dalam mengembangkan tulisan yang dibuat berdasarkan teori dan pendapat pakar,
kita harus mencantumkan sumber bacaan yang kita dapat dengan benar.
• Mengutip pendapat orang lain merupakan kegiatan yang sering kita lakukan dalam
menulis. Dalam mengutip bagian dari sebuah tulisan ilmiah, kita perlu
memperhatikan relevansi dan efektifitas dalam tulisan yang kita buat. Butiran-
butiran yang dianggap tidak relevan tidak perlu di kutip.

• Relevansi sangat berkaitan dengan topik yang digarap, sedangkan efektifitas


berkaitan dengan teknik pengutipannya. Oleh karena itu, dalam membaca kritis
terhadap artikel ilmiah, harus benar-benar selektif sehingga hal-hal yang tidak
berkaitan dengan topik harus dikesampingkan
• Dalam mengutip bagian dari sebuah artikel, kita perlu menyadari implikasinya,
apakah kutipan itu bisa memperkuat gagasan yang akan kita kembangkan dalam
tulisan atau sebaliknya.

• Kutipan itu bisa dipakai untuk memperkuat gagasan seseorang jika selaras dengan
pendapat yang akan disajikannya. Namun, kutipan itu akan dinilai lemah jika kutipan
yang terdapat di dalamnya bertentangan dengan pendapat yang penulis buat.
• Dalam mengutip pernyataan yang ada pada sebuah artikel, kita perlu secara jelas
meletakkan posisi kita. Apakah kita bersikap netral, menyetujui, atau tidak menyetujiu
pernyataan yang kita kutip.

• Posisi dan sikap penulis dikatakan netral apabila ia tidak memberikan tanggapan
apapun terhadap pendapat yang dikutipnya. Sikap dan posisi penulis dikatakan
menyetujui jika ia menggunakan kutipan itu untuk mendukung pendapatnya. Sebaliknya,
posisi penulis dikatakan tidak menyetujui atau menolak jika ia menilai bahwa pendapat
yang diambilnya bertentangan dengan pendapatnya, dinilai kurang tepat, kurang
sempurna, atau divonis tidak benar.
KESIMPULAN

Kegiatan membaca kritis untuk menulis merupakan kegiatan membaca untuk


mendapatkan informasi yang relevan dan untuk dikembangkan. Ragam membaca kritis
sangat beragam bergantung pada jenis informasi yang diinginkan. Membaca
tulisan/artikel ilmiah berbeda dengan membaca jenis tulisan lain karena jenis
informasinya yang berbeda. Membaca merupakan suatu tindakan yang sangat
menunjang kegiatan menulis. Dengan banyak membaca, kita akan mendapatkan banyak
informasi serta pengetahuan yang dapat dijadikan modal untuk menjadi penulis.
Kegiatan membaca dapat memberikan gagasan kepada kita yang berguna untuk tulisan
kita.

Anda mungkin juga menyukai