Anda di halaman 1dari 12

Kusbaryanto

URGENSI PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
PENGERTIAN KEWARGANEGARAN

 Kewarganegaraan -- latin disebutkan “Civis”,


selanjutnya dari kata “Civis” ini dalam bahasa
Inggris timbul kata ”Civic” artinya mengenai
warga negara atau kewarganegaraan.
 Dari kata “Civic” lahir kata “Civics”, ilmu
kewarganegaraan dan Civic Education,
Pendidikan Kewarganegaraan.
 Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa di setiap
jenis, jalur dan jenjang pendidikan wajib memuat
terdiri dari Pendidikan Bahasa, Pendidikan
Agama,  dan  Pendidikan  Kewarganegaraan.
 Kep..Mendikbud No. 056/U/1994 tentang
Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa
menetapkan bahwa “Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama, dan Pendidikan
Kewarganegaraan termasuk dalam Mata Kuliah
Umum (MKU) dan wajib diberikan dalam
kurikulum setiap program studi”.
 Dengan penyempurnaan kurikulum tahun 2000,
menurut Kep. Dirjen dikti No. 267/Dikti/2000 materi
Pendidikan Kewiraan disamping membahas tentang
PPBN juga dimembahas tentang hubungan antara warga
negara dengan negara.
 Sebutan Pendidikan Kewiraan diganti dengan
Pendidikan Kewarganegaraan. Materi pokok Pendidikan
Kewarganegaraan adalah tentang hubungan warga
negara dengan negara, dan Pendidikan Pendahuluan
Bela Negara (PPBN).
TUJUAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
 Kep..Dirjen.Dikti.No..267/Dikti/2000tujuan
Pendidikan Kewarganegaraan : 
 1.Tujuan Umum
Untuk memberikan pengetahuan dan kemampuan
dasar kepada mahasiswa mengenai hubungan
antara warga negara dengan negara serta PPBN
agar menjadi warga negara yang diandalkan oleh
bangsa dan negara.
 2. Tujuan Pembelajaran Bagi Warga Negara
      Menumbuhkan wawasan dan kesadaran
bernegara, juga sikap dan perilaku cinta tanah    air
 yang bersendikan budaya bangsa.
TIGA PERMASALAHAN UTAMA
 pertama, tantangan dan mainstream
globalisasi;
 kedua, permasalahan-permasalahan internal
seperti korupsi, destabilisasi, separatisme,
disintegrasi, dan terorisme; dan
 ketiga, penjagaan agar ‘roh’ dan semangat
reformasi tetap berjalan pada relnya (on the
right track).
LANJUTAN
 Permasalahan pertama dan kedua lebih
didominasi oleh eksekutif dan legislatif.
Permasalahan ketiga hendaknya dijawab oleh
setiap elemen masyarakat.
 Pemberdayaan elemen masyarakat, khususnya
elemen civitas academica, dapat dilakukan
dengan pengajaran civic education atau
Pendidikan Kewarganegaraan.
 Pengajaran tersebut diharapkan dapat
membangkitkan dan meningkatkan kesadaran
siswa dan mahasiswa akan permasalahan-
permasalahan yang dihadapi bangsa dan negara.
LANJUTAN
 Pengajaran Pendidikan Kewarganegaraan di semua
jenjang pendidikan di Indonesia
-- implementasi dari UU No. 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Pasal 9 ayat (2) yang
menyatakan bahwa setiap jenis, jalur, dan jenjang
Pendidikan di Indonesia Pendidikan Pancasila,
Pendidikan Agama, dan Pendidikan Kewarganegaraan.
 Pendidikan Dasar -- Menengah, substansi Pendidikan
Kewarganegaraan digabungkan dengan Pendidikan
Pancasila sehingga menjadi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn).
 Untuk PT Pendidikan Kwn diajarkan sebagai MKPK
(Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian).
TUJUAN UTAMA PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN
 1. untuk menumbuhkan wawasan dan
kesadaran bernegara, sikap serta perilaku yang
cinta tanah air dan bersendikan kebudayaan
bangsa, wawasan nusantara, serta ketahanan
nasional dalam diri para mahasiswa calon
sarjana/ilmuwan warga negara Republik
Indonesia yang sedang mengkaji dan akan
menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
serta seni.
LANJUTAN
 2. meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang
berbudi luhur, berkepribadian, mandiri, maju,
tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin,
beretos kerja, profesional, bertanggung jawab,
dan produktif serta sehat jasmanifdanfrohani.
SIKAP MENTAL YG DIHARAPKAN

 Pendidikan Kewarganegaraan yang berhasil


akan membuahkan sikap mental yang cerdas,
penuh rasa tanggung jawab dari peserta didik.
LANJUTAN
 Sikap ini disertai dengan perilaku yang:
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa serta menghayati nilai–nilai falsafah bangsa
2.Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
3.Rasional, dinamis, dan sadar akan hak dan
kewajiban sebagai warga negara.
4.Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran
bela negara.
5.Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan teknologi
dan seni untuk   kepentingan kemanusiaan ,bangsa
dan negara.

Anda mungkin juga menyukai