Anda di halaman 1dari 3

URGENSI PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

1. Pengertian dan Konsep dasar Pendidikan Kewarganegaraan

Secara etimologis, pendidikan kewarganegaraan berasal dari kata


“pendidikan” dan kata “kewarganegaraan”. Pendidikan berarti usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, sedangkan
kewarganegaraan adalah segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga
negara.1

Secara yuridis, pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk


membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan
dan cinta tanah air.2

Secara terminologis, pendidikan kewarganegaraan adalah program


pendidikan yang berintikan demokrasi politik, diperluas dengan sumber-
sumber pengetahuan lainnya: pengaruh-pengaruh positif dari pendidikan
sekolah, masyarakat, dan orang tua. Kesemuanya itu diproses guna melatih
para siswa untuk berpikir kritis, analitis, bersikap dan bertindak
demokratis dalam mempersiapkan hidup demokratis berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 Negara perlu menyelenggarakan pendidikan
kewarganegaraan karena setiap generasi adalah orang baru yang harus
mendapat pengetahuan, sikap/nilai dan keterampilan agar mampu
mengembangkan warga negara yang memiliki watak atau karakter yang
baik dan cerdas (smart and good citizen) untuk hidup dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan demokrasi
konstitusional.3

Secara sederhana tujuan PKn/PPKn adalah membentuk warga negara


yang lebih baik (a good citizen) dan mempersiapkannya untuk masa
depan. Rumusan itu, bersifat abstrak. Untuk menjabarkannya secara

1
Paristiyanti Nurwardani, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi,(Jakarta:
RISTEKDIKTI),hal. 23.
2
Ibid ,hal. 23.
3
Ibid ,hal. 23.
konkret, banyak cara yang dapat dilakukan, antara lain, dengan cara
mengidentifikasi kualitas individu yang diharapkan dapat berprestasi, atau
pokoknya mengidentifikasi tentang manusia yang baik. Tetapi yang jelas,
ukuran warga negara yang baik untuk setiap bangsa/negara akan
ditentukan oleh ukuran normatif yaitu ideologi dan konstitusi negara yang
bersangkutan.4

Secara historis, PKn di Indonesia awalnya diselenggarakan oleh


organisasi pergerakan yang bertujuan untuk membangun rasa kebangsaaan
dan cita-cita Indonesia merdeka. Secara sosiologis, PKn Indonesia
dilakukan pada tataran sosial kultural oleh para pemimpin di masyarakat
yang mengajak untuk mencintai tanah air dan bangsa Indonesia. Secara
politis, PKn Indonesia lahir karena tuntutan konstitusi atau UUD 1945 dan
sejumlah kebijakan Pemerintah yang berkuasa sesuai dengan masanya.
Pendidikan Kewarganegaraan senantiasa menghadapi dinamika perubahan
dalam sistem ketatanegaraan dan pemerintahan serta tantangan kehidupan
berbangsa dan bernegara. PKn Indonesia untuk masa depan sangat
ditentukan oleh pandangan bangsa Indonesia, eksistensi konstitusi negara,
dan tuntutan dinamika perkembangan bangsa.5

2. Ruang Lingkup Kajian Pendidikan Kewarganegaraan


Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan diatur dalam
Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah. Ruang Lingkup mata pelajaran PKn
untuk pendidikan dasar dan menengah secara umum meliputi aspek-aspek
sebagai berikut:
a. Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi hidup rukun dalam
perbedaan, cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia,
sumpah pemuda, keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia,
partisipasi dalam pembelaan negara, sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan keadilan.

4
Cholisin, Pendidikan Kewarganegaraan,hal, 19.
5
Paristiyanti Nurwardani, Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi,(Jakarta:
RISTEKDIKTI),hal. 24.
b. Norma, hukum dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, sistem hukum dan peradilan nasional,
hukum dan peradilan internasional.
c. Hak Asasi Manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional
HAM, pemajuan penghormatan dan perlindungan HAM.
d. Kebutuhan warga negara, meliputi hidup gotong royong, harga diri
sebagai masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan
mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi
diri, persamaan kedudukan warga negara.
e. Konstitusi negara, meliputi proklamasi kemerdekaan dan konstitusi
yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di
Indonesia, hubungan dasar negara dengan konstitusi.
f. Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan
kecamatan,pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat,
demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi
menuju masyarakat madani, sistem pemerintahan, pers dalam
masyarakat demokrasi.
g. Pancasila, meliputi, kedudukan pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar negara,
pengamalan nilai nilai pancasila dalam kehidupan sehari-
hari,pancasila sebagai ideologi terbuka.
h. Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar
negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi,
hubuhubungan internasional dan organisasi internasional, dan
mengevaluasi globalisasi.

Anda mungkin juga menyukai