b. Zamroni
1
Minto Rahayu, Pendidikan Kewarganegaraan, Grasindo, 2007, 10.
1
c. Merphin Panjaitan
d. Soedijarto
2
berdasarkan asas Pancasila dan Undang-Undang Dasar tahun
1945.
3. Soal Latihan.
1) Jelaskan pengertian Pendidikan Kewarganegaraan menurut
Soedirjo!
4. Jawaban.
3
3) Bertindak demokratis adalah mengutamakan hak rakyat
dalam memilih apa yang menjadi kemaslahatan dalam
kehidupanya.
4
mempertahankan kemerdekaan sampai dengan mengisi
kemerdekaan,menimbulkan kondisi dan tuntutan yang
berbeda-beda sesuai dengan zamannya. Kondisi dan tuntutan
yang berbeda-beda diharap bangsa Indonesia berdasarkan
kesamaan nilai-nulai kejuangan bangsa yang dilandasi
jiwa,tekad dan semangat kebangsaan. Semangat perjuangan
bangsa yang tidak mengenal menyerah harus dimiliki oleh
setiap warga negara Republik Indonesia.
2. Rangkuman
5
sehingga kita tetap memiliki wawasan dan kesadran
bernegara,sikap dan perilaku yang cintan tanah air dan
mengutamakan persatuan serta kesatuan bangsa dalam
rangka bela negara demi tetap utuh dan tegaknya NKRI.
3. Soal Latihan
4)
5)
4. Jawaban.
6
4)
a. UUD 1945
b. Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita,
tujuan dan aspirasi Bangsa Indonesia tentang
kemerdekaanya).
c. Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan Warganegara di dalam
hukum dan pemerintahan.
d. Pasal 27 (3), hak dan kewajiban Warganegara dalam upaya
bela negara.
e. Pasal 30 (1), hak dan kewajiban Warganegara dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.
f. Pasal 31 (1), hak Warganegara mendapatkan pendidikan.
g. UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
h. Surat Keputusan Dirjen Dikti Nomor 43/DIKTI/Kep/2006
tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok
Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
7
c. Menguasai pengetahuan dan memahami aneka ragam masalah
dasar kehidupan masyarakat, bangsa dan negara yang akan
diatasi dengan pemikiran berdasarkan Pancasila, Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional secara kritis dan
betanggung jawab.
d. Secara umum. Tujuan PKn harus ajeg dan mendukung
keberhasilan pencapaian Pendidikan Nasional, yaitu
“Mencerdaskan kehidupan bangsa yang mengembangkan
manusia Indonesia seutuhnya. Yaitu manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti yang luhur, memiliki kemampuan pengetahuann dan
keterampilan, kesehatan jasmani, dan rohani, kepribadian
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan. Serta mewujudkan Kepribadian masyarakat
yang demokratis.
e. Secara khusus. Tujuan PKn yaitu membina moral yang
diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu
perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan
Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari berbagai
golongan agama, perilaku yang bersifat kemanusiaan yang
adil dan beradab, perilaku yang mendukung kerakyatan yang
mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
perseorangan dan golongan sehingga perbedaan pemikiran
pendapat ataupun kepentingan diatasi melalui musyawarah
mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk
mewujudkan keadilan sosial seluruh rakyat Indonesia.
8
terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan
jaminan keadilan.
3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan
kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan
internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan
HAM.
4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga
diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi,
Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan
bersama, Prestasi diri Persamaan kedudukan warga negara.
5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan
konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah
digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan
konstitusi.
6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan
kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat,
Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi
menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam
masyarakat demokrasi.
7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan
ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar
negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka.
9
8. Globalisasi meliputi: Globalisasi di lingkungannya, Politik luar
negeri Indonesia di era globalisasi, Dampak globalisasi,
Hubungan internasional dan organisasi internasional, dan
Mengevaluasi globalisasi.
10
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk
kepentingan kemanusiaan, bangsa dan negara.
1. Evokasi
11
melebihinya. Keberhasilan pendekatan tersebut juga amat
bergantung pada dorongan dan rangsangan yang diberikan guru
dengan mengandalkan pada stimulus-stimulus tertentu. Selain
peranan guru, peranan keluarga dan masyarakat juga amat
penting oleh karena apa yang dibicarakan dalam kelas yang
dibatasi oleh empat dinding kelas dapat member makna dalam
belajar siswa.
12
Kepedulian terhadap hubungan antara abstraksi dengan
pengalaman siswa sendiri dalam pemahaman Dewey disebut
dengan istilah “child centeredness.” Anak membutuhkan moral
yang ideal yang diharapkan dapat dikuasainya secara intelektual.
Pendidikan moral yang didasarkan pada kerangka kerja Dewey
adalah kegiatan kerjasama kelompok, bekerja dengan orang lain
dalam masalah yang katual atai masalah yang sebenarnya, dalam
bidang apa saja (seni, sains, politik, mekanik) akan membantu
anak menghargai pandangan dan nilai saling member dan
menerima (mutual exchange).
2. Inkulkasi (Menanamkan).
13
Gurulah dengan pertanyaan dan arah kesimpulan atau pendapat
yang menentukan dalam penkdekatan ini adalah Teknik Inkuiri
Nilai (Value Inquiru Question Technique) di mana target nilai
yang diharapkan dapat dicapai dengan memanipulasi kedalam
sejumlah pertanyaan.
3. Pendekatan Kesadaran.
4. Penalaran moral
14
Dalam pengajaran PKn misalnya melibatkan siswa sebagai
individu yang “merasakan” dan “larut” dalam situasi yang
sengaja diciptakan untuk mendorong siswa menggunakan nalar
dan perasaannya terhadap suatu situasi atau kejadian, prinsip,
pandangan atau masalah merupakan upaya-upaya dasar dalam
pendidikan nilai dan moral. Tanpa upaya-upaya dasar semacam
itu, pendidikan nilai dan moral serta PKn khususnya akan sulit
mencapai tujuan-tujuannya secara optimal. Dalam pendekatan
dilematis sebagai salah satu pendekatan akan lebih efektif jika
guru berhasil melibatkan secara intens nalar dan perasaan siswa
sebab walaupun yang menjadi dasar utama adalah nalarnya atau
reasoning-nya, namun factor perasaan siswa jufa akan
memegang peranan penting dalam member alas an-alasan moral
tersebut.
15
Melalui pendekatan ini siswa diajak untuk mengaji atau
menganalisis nilai yang ada dalam suatu media atau stimulus
yang memang disiapkan oleh guru dalam mengajarkan
pendidikan nilai dan moral. Dalam melakukan pengkajian tentu
saja para siswa sudah dibekali dengan kemampuan analisisnya.
Melakukan analisis sebagaimana diketahui adalah merupakan
salah satu tahapan dalam tingkat pengetahuan atau ingatan dan
analisis adalah satu tahapan dalam keterampilan berpikir
sebelum sampai pada sintesis dan evaluasi.
6. Pengungkapan Nilai.
16
pertimbangan tentang yang disenangi dan yang tidak disenangi,
dan bukan sesuatu yang diyakini seorang sebagai hal yang benar
atau salah.
7. Pendekatan Komitmen
17
melaksanakannya secara murni dan konsekuen. Untuk
terlaksananya hal tersebut sudah barang tentu komitmen
terutama guru, orang tua, serta masyarakat dan juga siswa
merupakan hal yang paling pokok bagi keberhasilan PKn
tersebut.
18
tengah keluarga. Karena itu dalam prinsip pengajaran dianjurkan
agar guru {Kn SD dalam mengajarnya memulai dari hal-hal
konkrit kepada yang abstrak apalagi materi pendidikan moral
pada dasarnya bersifat abstrak.
19
menolong, adil, berdisiplin, mematuhi aturan permainan, tertib
dan jujur, dan bersikap sportif. Nilai-moral dalam lingkungan
kelas atau sekolah juga perlu diperhatikan misalnya dating dan
menyelesaikan tugasnya tepat waktu, berbari dengan rapih saat
memasuki kelas, memelihara kebersihan kelas dan sekolah,
memelihara buku dan peralatan sekolah, menghormati guru dan
petugas sekolah lainnya.
20
pendidikan nasional yang berlandaskan Pancasila, bertujuan untuk
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yang memiliki atribut,
antara lain : beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berbudi pekerti luhur, berkepribadian, disiplin, kerja keras, tangguh,
bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil, sehat jasmani dan
rokhani.Selain itu, secara kualitatif lewat pendidikan nasional
diharapkan warga negara memiliki kesadaran cinta tanah airnya,
tebal semangat kebangsaan, tinggi rasa kesetiakawan sosial,
peracaya pada diri sendiri, inovatif dan kreatif, mampu membangun
diri sendiri dan bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan
bangsa dan negara.
1. Landasan filosofis
2. Landasan teoritis
21
Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk
pribadi yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
3. Landasan historis
4. Landasan sosiologis
5. Landasan ilmiah
6. Landasan Hukum
a. UUD 1945
22
3) Pasal 27(3), hak dan kewajiban warga Negara dalam
pembelaan Negara.
4) Pasal 27(3), hak dan kewajiban warga Negara dalam
pembelaan Negara.
5) Pasal 31 (1), hak warga Negara mendapatkan
pendidikan.
23